Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Disusun Oleh
Kelas : Genap
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang karena taufik dan penolongan-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia. Shalawt serta salam tak lupa untuk selalu
diucapkan dan disampaikan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad Saw.
Beserta para keluarganya, sahabtnya, dan seluruh pengikut setianya hingga akhir
zaman nanti.
Ucapan terimakasih tak lupa penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia yakni Ibu Elinda Novriana,Mpd. Yang selalu memberikan
arahan dan bimbingan kepada mahasiswa/i yang di didiknya. Adapun makalah ini
disusun yang bertujuan guna memenuhi tugas Bahasa Indonesia yang diberikan
kepada mahasiswa.
Penyusun makalah ini merupakan hasil dari studi pustaka dalam beberapa
refrensi buku di mana penulis mengutip dari refrensi buku terbut sehingga
tersusunlah makalah ini sebagai salah satu bentuk karya ilimiah mahasiswa.
Semoga dengan adanya makalah dari karya ilmiah mahasiswa ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembacanya dan menambah wawasan ilmu
yang dimiliki. Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai ajang evaluasi bagi diri
penulis sendiri dan demi kesempurnaan untuk penulisan-penulisan berikutnya .
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
II : PEMBAHASAN (ISI)
III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah
paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
4. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus
memenuhi syaratsyarat sebagai berikut:
Contoh paragraf :
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana
sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun
pulang tak lama kemudian.
2. Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami
sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh
semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga
seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan
waktu sepanjang
Kedua paragraf diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan
kata atau diksi, paragraf kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca
dan tidak membosankan.
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu
pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering
disebut makna konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna memasukkan
sesuatu kedalam mulut, dikunyah dan ditelan.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat
dari sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah
makna konseptual. Kata makan pada makna konotatif berarti untung atau pukul.
Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh lainnya misalnya
kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan makna denotative
adalah kamar yang kecil.
Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata
yang acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum,
sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh
lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya adalah lele
lokal, lele dumbo.
Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra.
Misalnya meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata
abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya
perdamaian, gagasan. Kegunaan kata abstrak untuk mengungkapkan gagasan
rumit. Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan yang bersifat
teknis dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada suatu karangan
akan menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam menyampikan gagasan
penulis.
4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna
yang sama, tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya
ada kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya
bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh
kaum pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti
karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu digunakan
pada acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam
komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
Berikut adalah contoh dari kata-kata tersebut:
Analogi Kiasan
Final Akhir
Prediksi Ramalan
Kontrdiksi Pertentangan
Format Ukuran
Anarki Kekacauan
2. Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu
hal atau konsep istilah tertentu. Dalam hal membuat definisi hal yang tidak
boleh dilakukan adalah mengulang kata yang kita definisikan.
Contoh definisi:
Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan
binatang, tumbuhan dan benda-benda mati seakan hidup selayaknya
manusia, seolah punya maksud, sifat, perasaan dan kegiatan seperti
manusia.
3. Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yang sesuai
dari EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia.
Kosa kata bahasa Indonesia banyak yang menyerap dari bahasa asing.
Bahasa-bahasa asing yang diserap kedalam bahasa Indonesia antara lain
bahasa Sansekerta, Arab, Belanda, Inggris dan Tionghoa.
Penyerapan kata kedalam bahasa Indonesia meliputi dua unsur, yaitu:
Keteraturan bahasa(analogi): dikatakan analogi jika kata tersebut
memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dan pelafalannya.
Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa(anomali): dikatakan
anomali apabila katabtersebut tidak sesuai antara ejaan dan
pelafalannya.
4. Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak
berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa, baik dalam bentuk fonologi, sistem
ejaan, atau struktur bahasa. Beberapa kata yang sudah sesuai dengan
sistem fonologi, baik melalui proses penyesuaian maupun tidak, misalnya:
Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya
Aksi Action (Inggris)
Bait Bait (Arab)
Boling Bowling (Inggris)
Dansa Dance (Inggris)
Derajat Darrajat (Arab)
Ekologi Ecology ( Inggris)
Fajar Fajr(Arab)
Insan Insane(Arab)
5. Anomali
Perhatikan kata-kata berikut ini :
Bank Bank(Inggris)
Intern Intern(Inggris)
Qur’an Qur’an(Arab)
Jum’at Jum’at(Arab)
Expose Expose
Export Export
Exodus Exodus
Kadang-kadang kata tidak hanya satu morfem, ada juga yang terdiri dari
dua morfem atau lebih, sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh, misalnya:
Federalisme Federalism(Inggris)
Bilingual Bilingual(Inggris)
Dedikasi Dedication(Inggris)
Edukasi Education(Inggris)
2.4 Kalimat
1. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang merupakan kesatuan pikiran.
Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, dan/ atau
klausa. Unsur-unsur tersebut mempunyai fungsi dan pengertian tertentu yang
disebut bagian kalimat. Ada bagian kalimat yang tidak dapat dihilangkan, dan
ada pula yang dapat dihilangkan. Bagian kalimat yang dapat dihilangkan
disebut inti kalimat, sedangkan bagian yang dapat dihilangkan merupakan
bukan inti kalimat. Bagian inti dapat membentuk kalimat dasar, dan bagian
bukan inti dapat membentuk kalimat luas.
Contoh:
Paragraf tersebut terdiri atas tiga buah kalimat. Kalimat (1) berupa
kalimat dasar yang terdiri atas dua bagian kalimat inti. Kalimat (2) berupa
kalimat luas terdiri atas dua bagian inti dan satu bagian bukan inti. Kalimat
(3) berupa kalimat luas yang terdiri dari dua bagian inti dan dua bagian
bukan inti.
Ciri-ciri dari kalimat, yaitu:
2. Unsur-unsur Kalimat
A. Subjek
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek
menentukan kejelasan kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat dapat
menghamburkan makna kalimat. Subjek dapat berupa kata dan dapat pula
frasa.
Contoh:
Saya sudah mulai mengantuk.
B. Predikat
Seperti halnya subjek, predikat kebanyakan muncul secara eksplisit.
Predikat dapat berupa kata dan dapat pula frasa.
c. Menegaskan makna,
d. Membentuk kesatuan makna, dan
e. Sebagai sebutan.
c. Predikat dapat berupa kata benda, kata sifat, kata kerja, atau bilangan.
Contoh :
C. Objek
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat,
namun objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat
bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri.
d. Jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif, dan
Contoh:
D. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi,
Ciri-ciri pelengkap:
1. Bukan unsur utama , tapi tanpa pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak
lengkap informasinya.
a. Melengkapi struktur:
S P Pel
Ia / menjadi / rector.
S P Pel
S P O Pel
E. Keterangan
Keterangan kalimat berfungsi menjelaskan atau melengkapi
informasi pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak
jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat
undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat,
waktu, sebab, dan lain-lain.
Ciri-ciri Keterangan:
2. Tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat,
1.Tempat di di kamar, di k
ke ke Medan, ke rumahnya
dari dari Medan, dari
sawah (di)dalam (di)dalam
rumah pada pada
saya, pada permukaan
F. Konjungsif. Konjungsi
Konjungsi adalah bagian kalimat yang berfungsi menghubungkan
(merangkai ) unsur-unsur kalimat dalam sebuah kalimat (yaitu subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan), sebuah kalimat dengan
kalimat lain, dan (atau) sebuah paragraf dengan paragraf yang lain.
Konjungsi dibagi menjadi dua, yakni perangkai intrakalimat dan
perangkai antarkalimat. Perangkai intrakalimat berfungsi
menghubungkan unsur atau bagian kalimat dengan unsur atau bagian
kalimat yang lain di dalam sebuah kalimat. Adapun perangkai antarkalimat
berfungsi menghubungkan kalimat atau paragraf yang satu dengan
kalimat atau paragraf yang lain. Bagian perangkai antarkalimat ini sering
juga disebut denganistilah kata transisi. Kata-kata transisi ini sangat
membantu dalam menghubungkan gagasan sebelum dan sesudahnya baik
antarkalimat maupun antar paragraf.
2. Di samping itu harus hati-hati menghadapi orang itu, kamu juga harus
waspada terhadap kemungkinan serangan anak buahnya.
G. Modalitas
Modalitas dalam sebuah kalimat sering disebut keterangan predikat.
Modalitas dapat mengubah keseluruhan makna sebuah kalimat. Dengan
modalitas tertentu makna kalimat dapat berubah menjadi sebuah pernyataan
yang tegas, ragu, lembut, pasti, dan sebagainya.
Contoh:
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan
dapat menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat dikatakan singkat
karena hanya menggunakan unsur yang diperlukan saja. Setiap unsur-unsur
kalimat benar-benar berfungsi. Sedangkat siifat padat mengandung makna
sarat dengan informasi yang terkandung di dalamnya. Dengan sifat ini tidak
terjadi pengulangan-pengulangan pengungkapaan. Sifat jelas ditandai
dengan kejelasan striktur kalimat dan makna yang terkandung di dalamnya.
Sifat lengkap mengandung makna kelengkapan struktur kalimat secara
gramatikal, dan kelengkapan konsep atau gagasan yang terkandung di
dalam kalimat tersebut. Kalimat efektif dapan mengomunikasikan pikiran
atau perasaan penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengan
secara tepat. Dengan kalimat efektif, penulis-penulis dan pembaca atau
pembicara dan pendengar tidak akan menghadapi keraguan, salah
komunikasi, salah informasi, atau salah pengertian.
A. Kesatuan
Misalnya;
1. Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang
memberikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal)
2. Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (memakai
kata depan yang salah sehingga kalimat menjadi kacau).
3. Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan member
pengarahan kepada pegawai baru. (tidak jelas siapa yang memberi
pengarahan)
B. Kesejajaran
Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang
digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk
kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata
kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata
kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
C. Kefokusan
Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah
dipahami maksudnya. Jika tidak, makna kalimat akan sulit di tangkap dan
menghambat komunikasi.
Contoh:
4. Agar Anda dapat memperoleh nilai ujian yang baik, belajarlah sungguh-
sungguh. Atau Belajarlah sungguh-sungguh agar Anda memperoleh nilai
yang baik. Atau Anda harus sungguh-sungguh belajar supaya mendapat
nilai yang baik.
E. Kelogisan
Kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis (masuk akal). Logis
dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis
(runtut/teratur dalam perhitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat
yang sudah benar strukturnya, sudah benar pemakaian tanda baca, kata,
atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika
berbahasa.
Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut
ini:
B. Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (tidak ada
hubungan tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki)
C. Kepada Bapak Direktur, waktu dan tempat kami persilakan. (waktu dan
tempat tidak perlu dipersilakan.
1. Kecermatan
Kecermatan kata dalam kalimat ditentukan ketepatan pilihan kata.
Pilihan bukan karena enak didengar atau merdu jika diucapkan melainkan
daya ekspresinya yang eksak (pasti). Banyak kata dalam bahasa kita yang
hamper sama maknanya. Bahkan, seringkali dianggap sebagai kata
bersinonim. Akan tetapi, hanya satu yang paling tepat mengungkapkan
maksud secara cermat.
Misalnya:
Manusia ialah makhluk yang berakal budi. (salah, tidak cermat)
Kata ialah harus didikuti sinonim, bukan definisi formal. Jika
menggunakan ialah kalimat itu kata manusia disertai sinonim.
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. (benar, cermat)
Manusia ialah orang. (benar, cermat)
Selain itu, kecermatan kalimat menyangkut ketepatan bentuk kata,
pemakaian kata berimbuhan, dan tanda baca.
Karena sudah diketahui sebelumnya, mahasiswa itu bisa menjawab tes
dengan mudah. (salah)
Karena sudah mengetahui sebelumnya, mahasiswa itu bisa menjawab
tes dengan mudah. (benar)
2. Kesantunan
Kesantunan kalimat mengandung makna bahwa gagasan yang
dikspresikan dapat mengembangkan suasana yang baik, hubungan yang
harmonis, dan keakraban.
Kalimat yang baik dan santun ditandai sifat-sifat: singkat, jelas, lugas,
dan tidak berbelitbelit. Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini:
Sebagaimana telah ditetapkan, pekerjaan itu biasanya dikerjakan dua kali
seminggu. (salah)
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan ialah segi hubungan masyarakat.
(salah)
Sebagaimana telah ditetapkan, pekerjaan itu biasanya dilakukan dua kali
seminggu.(benar)
Telah ditetapkan bahwa pekerjaan itu dilakukan dua kali seminggu. (benar)
Kata biasanya pada kalimat (1) tidak perlu karena makna kata itu
sudah tersirat dalam ungkapan sebagaimana telah ditetapkan. Tanpa kata
itu, makna kalimat sudah cukup jelas. Jadi,penggunaan kata itu mubazir.
Penggunaan kata segi pada kalimat (2) juga berlebihan karena makna itu
sudah dinyatakan dalam kata aspek. Tanpa kata itu, makna kalimat (2)
cukup jelas.
G. Kevariasan
Kevariasian kalimat dapat dilakukan dengan variasi struktur, diksi,
dan gaya asalkan variasi tersebut tidak menimbulkan perubahan makna
kalimat yang dapat menimbulkan salah pemahaman atau salah komunikasi.
A. Kalimat berimbang (dalam kalimat majemuk setara)
Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan, dan ketiga anak mereka belajar
di sekolah.
Ketika ketiga anak itu belajar di sekolah, kedua orang tua mereka bekerja di
perusahaan.
H. Ketepatan Diksi
Kecermatan diksi memasalahkan ketepatan kata.setiap kata harus
mengungkapkan pikiran secara tepat. Untuk itu, penulis harus
membedakan kata yang hampir bersinonim, struktur idiomatik, kata yang
berlawanan makna, ketepatan dan kesesuaian, dan sebagainya.
I. Ketepatan Ejaan
Kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca dapat enentukan
kualitaspenyajian data.sebaliknya, kesalahan ejaan daapat menimbulkan
kesalahan komunikasi yang fatal,misalnya: Ia membayar dua puluh lima
ribuan. (maskudnya: dua-puluh-lima ribuan = 25 X Rp 1.000,00 atau dua-
puluh lima-ribuan = seratus ribu = 20 X Rp 5.000,00).
Penggunaan tanda baca, bandingkan maknanya:
3. Kesalahan Kalimat
Karangan ilmiah, laporan kerja, surat lamaran atau jenis komunikasi lain,
seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik
memungkinkan karangan itu diterima oleh siapapun dan benar artinya
sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Kesalahan kalimat dapat berakibat
fatal, salah pengertian, salah tindakan, dan sebagainya.
A. Kesalahan Struktur
(1a) Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika
hokum ditegakkan. (benar)
B. Kesalahan Diksi
1. Diksi kalimat salah jika:
A). Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa: agar supaya,
adalah merupakan, baik untuk, demi untuk, naik ke atas, turun ke bawah,
dan lain-lain,
Ia selalu bekerja keras agar selalu mampu membiayai ketiga anaknya yang
kuliah di perguruan tinggi. (salah)
Ia selalu bekerja keras agar mampu membiayai ketiga anaknya yang kuliah
di perguruan tinggi. (benar)
Kampung di mana kami bertempat tinggal sepuluh tahun yang lalu, kini
telah menjadi kota. (salah)
Kampung tempat kami bertempat tinggal sepuluh tahun yang lalu, kini
telah menjadi kota. (benar)
C). Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan: tidak hanya-
tetapi seharusnya tidak… tetapi atau tidak hanya – tetapi juga, bukan hanya
tetapi juga seharusnya bukan hanya – melainkan juga
b. Pemenggalan kata,
f. Penggunaan kata baca: titik, koma, tanda petik, titik dua, titik koma, tanda
petik satu (‘…’), tanda penyingkatan (‘…), dan lain-lain,
g. Penulisan kalimat atau paragraph: induk kalimat dan anak kalimat, kutipan
langsung, kutipan tidak langsung.
i. Penulisan judul buku, judul makalah, skripsi, disertasi, tesis, surat kabar,
majalah, jurnal,
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu (seperti yang diharapkan).
4. Sinonim
Unsur-unsur kalimat:
1.Subyek
2.Predikat
3.Obyek
4.Pelengkap
5.Keterangan
6.Konjungsi
7. Modalitas
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan
dapat menyampaikan informasi secara tepat.
3.2 Saran
Hendaklah mahasiswa dapat mengetahui dan dapat memahami
penggunaan kalimat yang efektif, sehingga kita bisa mempertahankan
penggunaan bahasa yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
http://dinamika.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/
28102008121137_PAPER_BAHASA_INDONESIA1_fix.doc
http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+
bahasa+indonesia&star=10&sa
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/1
96
711031993032-NOVI_RESMINI/KALIMAT_EFEKTIF.pdf