Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

BAHASA INDONESIA MARROAINI,M.E

MAKALAH

DIKSI

DISUSUN OLEH:

ATIKA HAZIRAH
IDAS
RAMLAN NASUTION

PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL KIFAYAH RIAU

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata
kuliah "Bahasa Indonesia".Selawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad saw. yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an dan sunah
untuk keselamatan umat di dunia.Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada ibuk MARROAINI,M.E selaku dosen pembimbing mata kuliah
dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

PEKANBARU,13 NOVEMBER 2023

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..

A.Latar Belakang………………………………………………………………

B.Rumusan masalah…………..............................................................................

C Tujuan penulisan…………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………

A.Pengertian diksi………………………………………………………………

B.Syarat syarat diksi……………………………………………………………

C.Pembentukan kata……………………………………………………………

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….

A.Kesimpulan…………………………………………………………………

B.Kritik dan Saran……………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai
tertinggi, yaitu kata, frase, klausa, kalimat. Ketika menulis dan berbicara, kata adalah
kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata - kata dalam
bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat
dimengerti dengan baik. Kata – kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami
dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunkan kata – kata dengan
sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah – kaidah yang benar.Memang harus diakui,
kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa,
terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi.Terkadang kita pun tidak mengetahui
pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita
berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan
kata, frasa, paragraf, dan wacana.

Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, penggunaan diksi atau
pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk
menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam
praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga
frase atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi
pembaca atau pendengarnya.Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan
bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki
banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan
juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi
sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk
sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas.
Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi
dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan
pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.

Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam
berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan
lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin
disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga
digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi)
mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.Dalam
makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata
kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.

B.RUMUSAN MASALAH

1.Apa Pengertian Diksi ?

2.Apa saja syarat syarat diksi?

3.Bagimana penerapan katanya ?

C.TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian makna kata, diksi, dan gaya bahasa, serta kata kajian dan kata
poluler.

2.Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata

Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan
sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-
mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-
tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus
memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini,
makna kata yang tepatlah yang diperlukan. Kata yang tepat dapat membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan.
Selain itu, pemilihan kata itu juga harus sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan
kata-kata itu.

Singkatnya diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan
pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.Agar menghasilkan cerita yang menarik,
diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:Ketepatan dalam
pemilihan kata dalam menyampaikan gagasanPengarang harus memiliki kemampuan
dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang
ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan
nilai rasa pembaca.Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-
kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.

.B. Syarat-Syarat Pemilihan Kata

1. Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah
makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang
terkandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering disebut makna
konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut,
dikunyah dan ditelan.

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap
sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Kata makan pada makna konotatif berarti untung atau pukul. Makna
konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh lainnya misalnya kamar kecil
dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan makna denotative adalah kamar yang kecil.
2. Makna Umum dan Makna Khusus

Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang
acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata
khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya misalnya lele
dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya adalah lele lokal, lele dumbo.

3. Kata Konkrit dan Kata Abstrak

Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja,
rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang
acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya perdamaian, gagasan. Kegunaan kata
abstrak untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak dapat membedakan secara
halus antara gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang
banyak pada suatu karangan akan menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam
menyampikan gagasan penulis.

4. Sinonim

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama,
tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya bersinonim, tetapi keduanya
tidaklah sama persis.

5. Kata Ilmiah dan Kata Populer

Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar dalam
berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah, laporan
ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu digunakan pada acara-acara resmi. Kata popular
adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.

Berikut adalah contoh dari kata-kata tersebut.

Kata Ilmiah: Kata Popular:

Analogi kiasan

Final akhir

Diskriminasi perbedaan perlakuan


Prediksi ramalan

Kontradiksi pertentangan

Format ukuran

Anarki kekacauan

Biodata biografi singkat

Bibliografi daftar pustaka

C. Pembentukkan Kata

Terdapat dua cara dalam pembentukkan kata, yaitu dari luar dan dari dalam bahasa
Indonesia. Pembentukkan dari dalam yaitu terbetuknya kata baru dengan dasar kata yang
sudah ada, sedangkan dari luar melalui proses serapan.

1. Kesalahan Pembentukkan dan Pemilihan Kata

Pada subbab ini akan disebutkan kesalahan dalam pembentukkan kata, yang sering
ditemukkan dalam bahasa lisan maupun tulis.

Penanggalan awalan meng-

Penanggalan awalan ber-

Peluluhan bunyi /c/

Penyengauan kata dasar

Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh

Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir

Padanan yang tidak serasi

Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap

Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman

Penggunaan kata yang hemat

Analogi

Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia


2. Definisi

Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep
istilah tertentu. Dalam hal membuat definisi hal yang tidak boleh dilakukan adalah
mengulang kata yang kita definisikan.

Contoh definisi:

Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan dan benda-
benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat, perasaan dan
kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri dari:

1. Definisi nominalis

Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum
dimengerti. Biasanya digunakan untuk membuka suatu pembicaraan atau diskusi.

2. Definisi realis

Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah, bukan
hanya menjelaskan tentang istilah. Defiisi realis terbagi atas :

Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara penjelasan
dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda(definisi analitik) dengan penjelasan
dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan
diferensia(definisi konotatif).

Definisi diskriptif, yaitu pejelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang
menyertai hal tersebut dengan penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana suatu hal
terjadi.

3. Definisi praktis

Definisi praktis adalah penjelasan tentang suatu hal yang dijelaskan dari segi kegunaan
atau tujuan. Definisi praktis terbagi atas tiga macam, yaitu :

Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah


pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati.

Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan kegunaan dan
tujuannya.

Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang
dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain.
3. Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yang sesuai dari EYD. Kata
serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia. Kosa kata bahasa Indonesia
banyak yang menyerap dari bahasa asing. Bahasa-bahasa asing yang diserap kedalam
bahasa Indonesia antara lain bahasa Sansekerta, Arab, Belanda, Inggris dan Tionghoa.
Penyerapan kata kedalam bahasa Indonesia meliputi dua unsur, yaitu:

Keteraturan bahasa(analogi): dikatakan analogi jika kata tersebut memiliki bunyi yang
sesuai antara ejaan dan pelafalannya.Penyimpangan atau ketidakteraturan
bahasa(anomali): dikatakan anomali apabila kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan
pelafalannya.

4.Analogi

Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan dengan
kaidah-kaidah bahasa, baik dalam bentuk fonologi, sistem ejaan, atau struktur bahasa.
Beberapa kata yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui proses
penyesuaian maupun tidak, misalnya:

Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya

aksi action(inggris)

bait bait(arab)

boling bowling(inggris)

dansa dance(inggris)

derajat darrajat(arab)

ekologi ecology(inggris)

fajar fajr(arab)

insane insane(arab)

Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman dari bahasa asing dapat dibagi dua golongan.
Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia.
Unsur pertama ini digunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan
pengucapannya masih mengikuti aturan bahasa asing. Unsur yang kedua kata pinjaman
yang penulisan dan pengucapannya telah disesuaikan ke dalam bahasa Indonesia.
5. Anomali

Perhatikan kata-kata berikut ini :

Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya

bank bank(inggris)

intern intern(inggris)

qur’an qur’an(arab)

jum’at jum’at(arab)

Beberapa kata diatas merupakan kata yang mengandung unsur anomali. Bila diamati lafal
yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yaitu bank=(nk), jum’at=(’).

Sedangkan kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa
mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk dibaca bagaimana aslinya,
sehingga timbul anomali dan fonologi, seperti contoh berikut :

Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya

expose expose

export export

exodus exodus

Kadang-kadang kata tidak hanya satu morfem, ada juga yang terdiri dari dua morfem atau
lebih, sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh, misalnya :

Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya

federalisme federalism(inggris)

bilingual bilingual(inggris)

dedikasi dedication(inggris)

edukasi education(inggris)
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna


bahasa yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai dan
penggunaan kata aktif dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya

.Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas
untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif
tidak mengalami perubahan makna.

Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat
sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.

Makna umum adalah makkna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari
kata yang lain. Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang
sempit dari kata yang lain.

Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki
makna yang hampir mirip atau serupa. Homonim, homo artinya sama, nym berarti nama,
jadi homonim adalah sama nama. Homofon adalah Bunyi atau suara yang mempunyai
sama, berbeda tulisan dan berbeda makna. Homograf adalah Sama tulisan, berbeda bunyi
dan berbeda makna.

B. KRITIK DAN SARAN

a. Kritik

Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat
dihadapkan pada situasi dan kokondisi berbahasa yang tidak mendukung.maksudnya
ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik
danbenar dalam komunikasinya sehari-hari,masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan
tata bahasa yang salah.

b.Saran

Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti
aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing
termasuk akronim), begitu juga dengan pemilihan kata (diksi) yang dibaca huruf demi
huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan lafal
huruf bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi di dalam kosa
kata” Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor 3. Jakarta: Bharata.

Anda mungkin juga menyukai