OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
Kata Pengantar
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
1
I. 2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
2
BAB II
ISI
3
mengharapkan reaksi tertentu. Nada mencakup sikap pembicara atau penulis
kapada pendengar atau pembacanya. Menurut Minto Rahayu (2007: 68-69)
pemilihan kata dalam kaidah makna yaitu :
1. Sinonim, Homofoni, Dan Homograf
Dalam melambangkan konsep dengan kata, idealnya satu konsep
untuk satu kata, hal ini akan mengurangi kesulitan berkomunikasi. Tetapi
kenyataannya tidak demikian sehingga hubungan kata dan makna sering
menjadi rumit.
a. Sinonim ialah kata-kata yang mempunyi makna yang sama atau mirip.
Misalnya, muka, paras wajah, tampang.
b. Homofoni ialah kelompok kata yang mempunyai kesamaan huruf
sekaligus kesamaan bunyi. Misalnya, buku (Kitab) dan buku (Bagian
dari luas), tampang (muka) dan tampang (Bibit).
c. Homograf ialah kelompok kata yang mempunyai kesamaan huruf
tetapi pengucapnnya berbeda. Misalnya, Teras (inti –e keras) dan teras
(beranda rumah- e lemah), sedan (tangis) dan sedan (mobil).
2. Makna Denotatif
Denotatif ialah makna dalam alam wajar, yaitu makna makna
objektif, konseptual, sebenarnya. Secara eksplisit, denotatif merupakan
hasil observasi, dapat di ukur, dapat dibatasi. Bahasa ilmiah menggunakan
makna denotatif dalam mengungkapkan pikiran. Makna denotatif dapat
dibedakan atas dua macam relasi, yaitu pertama, relasi antara sebuah kata
dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua relasi antara sebuah
kata dengan barang dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang
diwakilinya. Pengertian kursi adalah ciri-ciri yang membuat sesuatu
disebut sebagai kursi, bukan sebuah kursi individual.
4
referensial, konseptual, atau ideasional, karna makna itu menunjuk (denote)
kepada suatu referen, konsep, atau ide tertentu dari suatu referen. Disebut
makna kognitif karena makna itu bertalian dengan informasi-informasi atau
pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual. Makna ini, yang diacu dengan
bermacam-macam nama, adalah makna yang paling dasar pada suatu kata.
3. Makna Asosiatif
Makna Asosiatif ialah makna yang bukan sebenarnya, misalnya :
a. Makna Konotatif ialah makna tambahan, sikap sosial, pribadi. Misalnya,
kata wanita dan perempuan secara konseptual bermakna manusia
berjenis kelamin betina, tetapi ada yang memaknai wanita sebagai
modern berprofesi, aktif. Konotasi atau makna konotatif disebut juga
makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna
konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons
mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagain terjadi
karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju-tidak setuju,
senang-tidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar; dipihak lain,
kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicaranya juga
memendam perasaan yang sama.
5
b. Makna Stilistik adalah makna yang berhubungan dengan lingkungan
pemakai. Misalnya , kediaman, istana (resmi), rumah (umum), pondok
(puitis).
c. Makna Afektif berhubungan dengan perasaan lawan bicara. Misalnya,
Tutup mulutmu.
d. Makna Reflektif, yaitu makna yang lebih terbatas dan pribadi. Misalnya,
kemaluan (bukan berarti mendapatkan malu).
e. Makna kolokatif, makna yang timbul oleh relasi dalam frase. Misalnya,
gadis cantik bukan pria cantik (seharusnya: pria tampan).
f. Makna Interpretatif, adanya perbedaan penafsiran, misalnya, kata si
pada orang batak dan orang sunda.
6
berikutnya. Klimaks disebut juga gradasi. Istilah ini dipakai sebagai istilah
umum yang sebenarnya merujuk kepada tingkat atau gagasan tertinggi. Bila
klimaks ini terbentuk dari beberapa gagasan yang berturut-turut semakin
tinggi kepentingannya maka ia disebut anabasis.
b. Anti klimaks
Anti klimaks dihasilkan oleh kalimat berstruktur mengendur. Anti
klimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-
gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang
tidak penting. Anti klimaks sering tidak efektif karena gagasan yang penting
ditempatkan pada awal kalimat, sehingga pembaca dan pendengar tidak lagi
memberi perhatian pada bagian-bagian berikutnya kalimatnya itu.
c. Paralerisme
Adalah gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam
pemakaian kata-kata atau perasa-perasa yang menduduki fungsi yang sama
dalam bentuk dramatikal yang sama. kesejajaran tersebut dapat pula
berbentuk anak kalimat yang bergantung pada sebuah indiuk yang sama
gaya ini lahir dari struktur kalimat yang seimbang. Misalnya, Sangatlah
ironis kedengaran bahwa ia menderita kelaparan dalam sebuah daerah yang
subur dan kaya, serta mati terbunuh dalam sebuah negeri dalam ratusan
tahun dalam ketentraman dan kedamaian.
7
d. Anri tesis
Adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan
yang bertentang, dengan mempergunakan kata-kata atau keklompok kata
yang berlawanangaya ini timbul dari kalimat berimbang. Perhatikan contoh
berikut: Mereka sudah kehilangan banyak dari harta bendanya, tetapi
mereka juga telah banyak mendapatkan keuntungan dari padanya.
e. Refetisi
Adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang
dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang
sesuai. Dalam bagian ini, hanya akan dibicarakan refitisi yang berbentuk
kata atau perasa atau klausa. Karena nilainya dianggap tinggi, maka dalam
koratori timbulah bermacam-macam pariasi refitisi. Refitisi, seperti halnya
dengan palarelisme dan antithesis , lahir dari kalimat yang berimbang.
8
4. Efistropa adalah refitisi yang berwujud perulangan kata atau prosa pada
akhir baris atau kalimat berurutan. Contoh:
• Bumi yang kau diami, laut yang kau layari adalah puisi
• Udara yang kau hirupi, air yang kau teguk adalah puisi
• Kebun yang kau tanami, bukit yang kau gunduli adalah puisi
5. Simploce adalah prefetisi pada awal dan akhir beberapa baris dan
kalimat berurutan. Contoh:
• Kamu bilang hidup ini berengsek. Aku bilang biarin
• Kamu bilang hidup ini ga punya arti, aku bilang biarin
• Mesodiplikosis adalah refetisi ditengah baris-baris atau beberapa
kalimat berurutan.
7. Anadiplosis adalah kata atau prosa yang terakhir dari suatu klausa atau
kalimat berikutnya, misalnya:
• Dalam laut ada tiram , dalam tiram ada mutiara
• Dalam mutiara: ah tak ada apa
• Dalam baju ada aku, dalam aku ada hati
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi adalah suatu batasan atau arti, bisa juga dimaknai kata, frasa,
atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari
orang, benda, proses, atau aktivitas. Definisi dapat dibedakan atas: definisi
nominal, definisi formal, definisi personal, definisi kerja atau definisi
operasional, dan definisi luas.
B. Saran
Makalah yang dibuat oleh penulis ini kurang banyak referensi dari buku
kebanyakan diperoleh dari internet jadi apabila ingin mempelajari tentang
Pemilihan kata dan definisi maka bacalah referensi yang lain juga jangan
perpatokan hanya dimakalah ini saja. Dan kami berharap mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11