Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KATA”

DI SUSUN OLEH :
ARLIA FITRI RAHMAN
NIRWANA AYUSTIRA
NURUL ISLAMIYAH
FITRI RAHAYU

STIE NOBEL INDONESIA MAKASSAR


2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang diberi judul
“Pembentukan dan Perluasan Kalimat.”

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan
terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.2. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................. 1

BAB II............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
2.1. Unsur-unsur Kalimat .......................................................................................................... 2
2.2 Struktur Kalimat ............................................................................................................... 4

BAB III ......................................................................................................................................... 10


PENUTUP..................................................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan................................................................................................................. 10
3.2. Saran ....................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Latar Belakang
Di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut
secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami informasi di segala aspek kehidupan sosial
secara baik dan benar sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai
media penyampaian informasi secara baik dan tepat. Baik sebagai alat komunikasi secara langsung
maupun dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan. Dimana, bahasa sangat erat
kaitannya dengan tutur kata yang didalamnnya terdapat kata maupun kalimat.

Kalimat merupakan hal sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kalimat sering
digunakan dalam berdialog baik itu dalam forum resmi atau dalam kehidupan sehari-hari. Kalimat
yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan kalimat yang tidak efektif, masih
banyak kalimat yang salah, namun tetap masih digunakan. Oleh sebab itu kita harus mempelajari
hal-hak mengenai kalimat yang baik untuk melancarkan berbahasa.

Kalimat yang baik harus memenuhi syarat kelengkapan dan kejelasan peran unsur-unsur
pembentuk kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Pengenalan
terhadap ciri-ciri dan peran unsur-unsur pembentuk kalimat sangat bermanfaat dalam
menghasilkan dan menilai apakah suatu kalimat telah memenuhi kaidah ketatabahasan atau belum.
Selain itu, pemahaman terhadap kata dan kelompok kata pembentuk unsur-unsur kalimat
merupakan faktor pendukung dalam menghasilkan kalimat yang baik dan benar.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah unsur-unsur pembentuk kalimat ?
2. Bagaimanakah sturktur kalimat ?
3. Apakah perbedaan kalimat tunggal dan kalimat majemuk ?

1.3. Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan masalah yang telah dirumuskan , maka tujuan penulisan
makalah ini yaitu:
1. Agar pembaca dapat mengetahui unsur-unsur kalimat
2. Agar pembaca dapat mengetahui struktur kalimat
3. Agar pembaca dapat membedakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Unsur-unsur Kalimat


2.1.1 Kata dan Kelompok Kata
Kalimat terdiri dari satuan kata dan ada pula yang berupa kelompok kata. Kelompok kata dapat
berupa frase atau klausa.
a. Kata
Perhatikan contoh berikut!
Belajar dibentuk oleh satu satuan kata
Anton belajar dibentuk oleh dua satuan kata
b. Frasa
b.1. Pengertian
Frasa atau frase adalah sebuah makna linguistik. Lebih tepatnya, frasa merupakan satuan linguistik
yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Frasa adalah kumpulan kata
nonpredikatif. Artinya frasa tidak memiliki predikat dalam strukturnya.
Selain pengertian seperti yang disebutkan di atas, frase dapat juga didefinisikan sebagai kelompok
kata yang unsur-unsurnya masih mempertahankan makna aslinya. Definis ini digunakan untuk
membedakan frase dengan kata majemuk. Unsur- unsur pembentuk frase tidak membentuk makna
baru sebagaimana halnya kata majemuk.
Contoh:
Kata Majemuk Frasa
Pisang goreng Goreng pisang
Panjang tangan Tangan panjang
Besar kepala Kepala besar
Bunga desa Bunga mawar
Anak emas Anak paman

b.2. Ciri-ciri frase


- dibentuk oleh dua kata atau lebih,
- tidak mengandung unsur subjek dan predikat, serta
2
- unsur-unsurnya masih mempertahankan makna aslinya.

b.3. Frase inti dan frase atributif


Inti frase adalah unsur utama/pokok, yaitu unsur yang diterangkan (D), sedangkan frase atributif
adalah atribut/pewatas yang merupakan unsur yang menerangkan (M).
Contoh: gedung laboratorium sedang dibangun
D M M D
Frase atributif adalah frase endosentris atributif (frase bertingkat) yang unsure atributnya berupa
kata berimbuhan.
Contoh: - anak tertua
inti atribut
- garis pembatas
inti atribut
kata tertua dan pembatas merupakan kata berimbuhan ter- dan peng-.
c. Klausa
Klausa dalam tata bahasa, adalah sekumpulan kata yang terdiri dari subjek dan predikat walau
dalam beberapa bahasa dan beberapa jenis klausa, subjek dari klausanya mungkin tidak tampak
secara eksplisit dan hal ini khususnya umum dalam Bahasa bersubyek nol. Sebuah kalimat paling
sederhana terdiri dari satu klausa sedangkan kalimat yang lebih rumit dapat terdiri dari beberapa
klausa, sedangkan frase tidak.
Perbedaan lainnya antara klausa dan frase adalah:
- klausa tidak berintonasi akhir dan tidak bertanda baca
- kalimat berintonasi akhir, bertanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru

Contoh:
- ia datang → klausa
- ketika ia pergi → klausa
- Ia datang. → kalimat
- Ia pergi? → kalimat
- Pergi! → kalimat

3
Klausa dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
-Klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat dan isinya sudah dapat
kita pahami. Dalam kalimat majemuk bertingkat, klausa utama berfungsi sebagai inti kalimat.
-Klausa bawahan adalah klausa yang belum lengkap isinya sehingga klausa itu tidak dapat berdiri
sendiri. Dalam kalimat majemuk bertingkat atau campuran, klausa ini berkedudukan sebagai
perluasan salah satu fungsi kalimat (fungsi: subjek, objek, pelengkap atau keterangan). Klausa
bawahan (subordinatif) yang menjadi bagian klausa lain juga disebut klausa sematan.

2.2 Struktur Kalimat


Struktur kalimat berarti fungsi bagi unsure kalimat itu sendiri. Struktur kalimat tidak selalu
berurutan S, P, O, K dan Pelengkap, tapi banyak kalimat yang urutan unsurnya menyimpang dari
pola urutan tersebut. Untuk mengetahui fungsi unsur kalimat, perlu kita kenal pengertian dan ciri
umum tiap fungsi-fungsi sintaksis itu.
2.2.1. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal,
atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek pada umumnya diisi oleh jenis kata
atau frasa benda (nomina), klausa, atau frasa verba. Dalam Kamus Linguistik disebutkan bahwa
subjek adalah bagian dari klausa berwujud nomina atau frasa nomina yang menandai apa yang
dikatakan oleh pembicara (Kridalaksana, 1982: 159).
Adapun ciri-ciri subjek adalah :
a. Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
Penentuan subyek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subyek kalimat yang berupa manusia, biasanya
digunakan kata tanya siapa.
b. Biasanya disertai kata itu, ini, yang dan tersebut (sebagai pembatas antara subyek dan
predikat)
c. Didahului kata bahwa
Kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi
fungsi subyek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subyek yang berupa anak
kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.

4
d. Mempunyai keterangan pewatas/atribut yang Kata yang menjadi subyek suatu kalimat dapat
diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini
dinamakan keterangan pewatas.
e. Tidak didahului preposisi
Subyek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering
memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-
kalimat yang dihasilkan tidak bersubyek.
f. Berupa kata benda atau frase kata benda
Subyek kebanyakan berupa kata benda atau frase kata benda. Di samping kata benda, subyek
dapat berupa kata kerja atau kata sifat, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
2.2.2 Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam
keadaan bagaimana subjek (pelaku, toko, atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberi tahu
tindakan atau perbuata subjek, predikat juga dapat menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati
diri subjek. Termasuk juga sebagai predikat dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah
sesuatu yang dimiliki subjek. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba
atau ajektiva, tetapi dapat pula numeralia, nomina atau frasa nomina.
Adapun ciri-ciri predikat adalah :
a. Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa
atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa kata benda penggolong (identifikasi). Kata
tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata
bilangan) atau frase numeralia.
b. Kata adalah atau ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama
digunakan jika subyek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subyek dan
pelengkap tidak jelas.
c. Dapat diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang

5
diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang
berupa kata kerja atau kata sifat. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga
merupakan penanda predikat yang berupa kata benda atau predikat kata merupakan.
d. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas
Predikat kalimat yang berupa kata kerja atau kata sifat dapat disertai kata-kata aspek seperti
telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan kata kerja atau kata sifat.
Kalimat yang subyeknya berupa kata benda bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata
yang menyatakan sikap pembicara (subyek), seperti ingin, hendak, dan mau.
e. Unsur pengisi predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
1. Kata, misalnya kata kerja, kata sifat, atau kata benda.
2. Frase, misalnya frase kata kerja, frase kata sifat, frase kata benda, frase numeralia
(bilangan).
2.2.3. Obyek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nomina,
frasa nominal, atau klausa. Letak objek selalu dibelakang predikat yang berupa verba transitif,
yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya objek.
Adapun ciri-ciri obyek adalah :
a. Langsung di belakang predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
b. Dapat menjadi subyek kalimat pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subyek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif
menjadi subyek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk kata kerja
predikatnya.
c. Tidak didahului preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat dan tidak didahului preposisi.
Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
d. Kategori katanya kata benda/ frase kata benda
e. Dapat dinganti dengan -nya
f. Didahului kata bahwa

6
g. Anak kalimat pengganti kata benda ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat
menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
h. Kebanyakan kata kerja berawalan ber- atau ter- tidak memerlukan objek (intransitif)
i. Kebanyakan kata kerja berawalan me- memerlukan objek (transitif).
2.2.4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya
dibelakang P yang berupa verba. Posisi tersebut juga di tempati O dan jenis kata yang mengikuti
Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel
dan O terdapat perbedaan.
Adapun ciri-ciri pelengkap adalah :
a. Terletak di belakang predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan
pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat
berikut.
- Diah mengirimi saya buku baru.
- Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.
b. Tidak didahului preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi
disebut keterangan. Ciri-ciri unsur keterangan dijelaskan setelah bagian ini.
c. Kategori katanya dapat berupa kata benda, kata kerja, atau kata sifat.
2.2.5. Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian dari kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian
kalimat yang lainnya. Unsur Ket ini dapat menerangkan S, P, O dan Pel. Ket ini memiliki posisi
manasuka, atrinya posisi Ket dapat berasa di awal, di tengah atau di akhir kalimat.Pengisi Ket
adalah frasa nominal, frasa preposional, adverbia, atau klausa.
Adapun ciri-ciri keterangan adalah ;
a. Bukan unsur utama (bersifat manasuka)
Berbeda dari subyek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsure tambahan
yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.

7
b. Dapat dipindah-pindah posisi/letaknya bebas
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat.
Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subyek dan
predikat. Jika tidak dapat di pindah-pindahkan, maka unsure tersebut tidak termasuk
keterangan.
c. Umumnya di dahului oleh kata depan, seperti, di, dari, ke, tentang

2.3. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk


Menurut jenis klausa (struktur gramatikalnya), kalimat dapat dibedakan menjadi kaliamat
tunggal dan kalimat majemuka.
2.3.1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang terdiri dari subjek dan
predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat tunggal yang
sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-pola pembentukannya.
Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. KB + KK (kata benda + kata kerja)
Contoh:
Ibu memasak
S P
b. KB + KS (kata benda + kata sifat)
Contoh:
Anak itu sangat rajin.
S P
c. KB + KBil (kata benda + kata bilangan)
Contoh:
Apel itu ada dua buah.
S P
Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis, yaitu:
§ Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata benda.
Contoh: Adik perempuan saya ada dua orang.
§ Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.

8
Contoh: Saya sedang mandi.

2.3.2. Kalimat Majemuk


Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar. Struktur kalimat
majemuk terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik secara kordinasi
maupun subordinasi.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:
a. Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal, dan
kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara baik secara struktur maupun makna kalimat itu.
Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-
masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal.
Contoh: Saya makan; dia minum.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan
anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan
satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat itu.
Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika, karena, supaya,
meskipun, jika, dan sehingga.
c. Kalimat Majemuk Campuran (KMC)
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan penggabungan antara
kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Minimal pembentukan kalimatnya
terdiri dari 3 kalimat.
Contoh:
1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2. Rina membaca buku dikamar. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3. Ketika aku datang kerumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
a. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan suatu pikiran yang utuh dan dapat berdiri sendiri. Kalimat sekurangkurangnya
memiliki unsur subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu berupa kata kerja transitif, unsur
kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsur-unsur kalimat yang lainnyapelengkap dan
keterangan (Ket), kehadirannya bersifat tidak wajib.
b. Unsur-unsur pembentuk kalimat terdiri dari satuan kata dan ada pula yang yang berupa kelompok
kata. Kelompok kata dapat berupa frase atau klausa. Frase adalah kelompok kata (satuan
gramatikal) yang tidak melebihi batas fungsi kalimat atau kelompok kata yang unsurunsurnya
masih mempertahankan makna aslinya. Berbeda dengan frase, klausa merupakan kelompok kata
yang memiliki konstruksi sintaksis yang mengandung unsur subjek dan predikasi. Klausa
dibedakan menjadi klausa utama dan klausa bawahan; klausa utama adalah klausa yang dapat
berdiri sendiri sebagai kalimat dan isinya sudah dapat kita pahami, sedangkan klausa bawahan
adalah klausa yang belum lengkap isinya sehingga klausa itu tidak dapat berdiri sendiri.
c. Unsur dalam kalimat adalah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan
(Ket.).
d. Kalimat menurut jenis klausa dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

3.2. Saran
Harusnya kita sebagai warga Negara yang baik dan juga kaum terdidik hendaknya dapat
berbahasa sesuai kaidah yang sesuai agar apa yang kita tuturkan dapat berkualitas dan bernilai
dimata masyarat.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://bagas.wordpress.com/2007/10/25/struktur-kalimat-bahasa-indonesia/. Gowa, 29
September 2014. Pukul 01.15 WITA.

http://elgrid.wordpress.com/2011/12/26/unsur-unsur-kalimat/. Gowa, 29 September 2014. Pukul


01.15 WITA.

http://id.wikipedia.org/wiki/Frasa. Gowa, 29 September 2014. Pukul 01.50 WITA.

http://id.wikipedia.org/wiki/Klausa. Gowa, 29 September 2014. Pukul 01.53 WITA.

http://www.academia.edu/6307781/Jurnal_Kalimat_dan_Bagian-_Bagiannya. Gowa, 29
September 2014. Pukul 01.00 WITA.

11

Anda mungkin juga menyukai