Anda di halaman 1dari 14

A. Pengertian Tata Kalimat.

Tata dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah kaidah,


aturan, dan susunan; cara menyusun; sistem (biasanya
digunakan dalam kata majemuk).

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan


pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam
wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk
menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda
tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk
menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam
ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah
subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua
unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya
sebuah frase.
B. Ciri-ciri Tata Kalimat

1. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang
menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal,
atau masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan.[1]
Subjek memiliki beberapa ciri:Dalam kalimat
runtut (bukan inversi), subjek berada sebelum (di
sebelah kiri) predikat.
Contoh:
a. Mahasiswa mengerjakan tugas
makalah.
b. Meja direktur besar

[1]
http://my-lieza.blogspot.com/2013/08/tata-kalimat.html
2. Predikat

Prediket (P) adalah bagian kalimat yang memberi


tahu, melakukan (tindakan) apa atau keadaan
bagaimana subjek (S), sesuatu yang dinyatakan oleh
P dapat pula mengenai sifat, situasi, status, ciri atau
jati diri S.
Predikat dapat diketahui dari jawaban atas
pertanyaan bagaimana atau mengapa subjek.
Contoh:
1. Mahasiswa menyusun skripsi.
2. Ibu sedang tidur siang.
3. Objek dan Pelengkap
Objek dan pelengkap dalam kalimat berada sesudah predikat
yang berkategori verba. Objek dan pelengkap biasanya
berkategori nomina. Perhatikan kalimat berikut:
a. Pak tani menanam jagung.
b. Pak tani bertanam jagung.
Untuk menentukan apakah nomina jagung yang berada di
belakang predikat kalimat a dan b termasuk objek atau
pelengkap, dapat dilakukan dengan cara memastikan mungkin
tidaknya nomina tersebut diletakkan di depan kalimat sebagai
subjek jika kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif.
Ternyata, hanya kata jagung pada kalimat a yang dapat
diletakkan di awal kalimat sehingga berfungsi sebagai subjek
setelah kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif seperti
pada kalimat berikut ini.
Jagung ditanam pak tani.
Hal seperti ini tidak terjadi pada kalimat b. Dengan demikian,
kata jagung pada kalimat a adalah objek, sedang pada kalimat b
adalah pelengkap.
4. Keterangan

Keterangan (ket) adalah bagian kalimat yang


menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat
yang lainnya. Unsur ket dapat berfungsi
menerangkan S,P,O, dan Pel. Posisinya bersifat
nama suka, dapat di awal, di tengah, atau di akhir
kalimat.

Contoh:
a. Mereka belajar di perpustakaan.(ket. Tempat)
b. Rustam sekarang sedang belajar (ket. Waktu)
c. Lia memotong roti dengan pisau (ket. Alat)
C. Frase
Frase merupakan gabungan dari dua kata atau lebih
yang tidak terikat oleh sujek dan predikat.[2]
Contoh : di kantor, rumah makan, rumah sakit.

D. Frase Ambigu
Frase ambigu artinya kegandaan makna yang
menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat.
Makna ganda seperti itu disebut ambigu.
Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana
wanita terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau
melunaskan semua tunggakan sekolahku.
Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan
pengertian ganda:
1. Perancang busana yang berjenis kelamin wanita.
2. Perancang yang menciptakan model busana untuk
wanita.

[2]
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
Irwan.(2011).Frase,Klausa,Kalimat.[online].
E. Klausa

Klausa adalah satuan gramatikal berupa


kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas
subjek dan predikat, dan mempunyai potensi untuk
menjadi kalimat (Kridalaksana, 1984: 100). Klausa
adalah satuan gramatik yang terdiri dari S P baik
disertai O, PEL, dan KET ataupun tidak. Klausa
adalah S P (O) (Pel) (K) (Ramlan, 1987: 89).
Misalnya:
- Dokter spesialis jiwa yang juga mendalami
akupuntur dan hipnotis itu mengemukakan kasus
perokok yang ingin berhenti merokok.
(Kalimat tersebut terdiri atas tiga klausa).
Jenis-jenis kalimat

1.Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri
atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan
predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau
lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan),
asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola
kalimat baru.
Kalimat Tunggal Susunan
PolaKalimat
Ayah merokok. S-P
Adik minum susu. S-P-O
Ibu menyimpan uang di dalam laci S-P-O-K
2. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang


mengandung dua pola kalimat atau lebih.

Misalnya: Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)


Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang
membaca puisi. (subjek pada kalimat pertama
diperluas)

Misalnya: Susi menulis surat (kalimat tunggal I)


Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)
Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.
3. Kalimat Inti dan kalimat luas

a. kalimat inti
Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri
atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.
Ciri-ciri kalimat inti:
1.Hanya terdiri atas dua kata
2.Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
3.Tata urutannya adalah subjek mendahului
predikat
4. Intonasinya adalah intonasi berita yang
netral.

Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau


pergeseran makna laksikalnya..
Contoh: Adik menangis
b. Kalimat luas

Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah


diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya
terdiri dari dua kata, tetapi lebih.

Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila


sedang belajar dengan serius, sewaktu
pelajaran matematika
4. Kalimat Mayor dan Minor
a. Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-
kurangnya mengandung dua unsur inti.
Contoh:
Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok
paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah
Rati karena kami masih berada di sekolah.

b. Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya
mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.

Contoh: Diam!, Sudah siap?, Pergi!, Yang baru!


5. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan
pembicara atau penulis secara singkat, jelas, dan
tepat.[3]
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar
atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan
kata-kata.
Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang
berlaku

6. Kalimat Tidak Efektif


Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak
memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat
pada kalimat efektif.
[3)
http://vhyo17.wordpress.com/2009/11/15/kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif/
Contoh :kalimat Efektif dan tidak efektif [4]

Contoh : Waktu dan tempat saya persilakan ( kalimat tidak efektif )


Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan
tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan.
Kalimat yang benar adalah:
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium(
kalimat efektif )
Contoh: Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan (
tidak efektif ).
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami
pertimbangkan ( kalimat efektif )
Contoh: Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif ).
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung ( kalimat efektif )

4
http://taufikhidayatzein.wordpress.com/2013/11/05/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh-kalimat-efekti
f/

Anda mungkin juga menyukai