Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman

A. Tanda Baca
Pungtuasi dan ejaan sering tidak diperhatikan, padahal dalam penulisan makalah, pungtuasi
dan ejaan merupakan suatu hal yang sangat penting. Tanda Baca merupakan pengganti
intonasi, nada, dan tekanan yang muncul dalam ragam lisan. Dapat membantu pembaca
untuk memahami jalan pikiran penulisnya. Kaidah pemakaian tanda baca dalam sistem
ejaan kita meliputi kaidah pemakaian (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma,
(4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda elipsis, (8) tanda tanya, (9)
tanda seru, (10) tanda kurung, (11) tanda kurung siku, (12) tanda petik, (13) tanda petik
tunggal, (14) tanda garis miring, dan (15) tanda apostrof (penyingkat).

1. Tanda Titik (.)


Wajib digunakan pada:
- Singkatan nama orang dan singkatan gelar akademik
- Singkatan berhuruf kecil yang terdiri atas dua huruf mengg unakan dua buah titik,
tiga huruf atau lebih hanya menggunakan satu titik.
- Angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan.
- Angka yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
- Angka atau huruf dalam bagan, ikhtisar atau daftar.
2. Tanda Koma (,)
Wajib digunakan pada:
- di antara unsur‐unsur dalam suatu perincian atau pembilangan yang terdiri atas tiga
unsur atau lebih.
- untuk memisahkan kalimat setara yang didahului oleh kata seperti tetapi,
melainkan, atau sedangkan.
- untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. anak kalimat
didahului oleh kata penghubung karena, sehingga, meskipun, agar, bahwa, apabila,
jika, dan sebagainya.
- di belakang kata seru seperti wah, ah, o, aduh, kasihan, dan ya.
- di antara nama dan alamat, tempat dan tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis ber‐urutan.
- untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
3. Tanda Titik Koma (;)
Digunakan pada:
- untuk memisahkan kalimat yang setara dalam suatu kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.
- pada perincian ke bawah yang unsur‐unsurnya berupa kelompok kata yang panjang
atau berupa kalimat.

4. Titik Dua (:)


DIgunakan pada:
- Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap, yang diikuti perincian berupa kata
atau frase.
- Titik dua harus diganti menjadi titik satu pada kalimat lengkap, yang diikuti suatu
perincian berupa kalimat lengkap pula, dan perincian diakhiri tanda titik.
- Titik titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
- Tanda titik dua digunakan dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
- Tanda titik dua digunakan (1) di antara jilid atau nomor majalah dan halaman
majalah, (2) antara bab dan ayat dalam kitab suci, (3) antara judul dan anak judul
suatu karangan, (4) antara tahun terbit dan nomor halaman dalam rujukan langsung,
dan (5) antara tempat terbit dan penerbit suatu karangan dalam Daftar Pustaka.
5. Tanda Hubung (‐)
Digunakan pada:
- Tanda hubung digunakan untuk menyambung (1) suku‐suku kata dasar, (2) awalan
dengan bagian di belakangnya, atau akhiran dengan bagian di depannya yang
terpisah oleh pergantian baris. (3) Akan tetapi, apabila yang tersisa hanya satu
vokal, vokal itu tidak boleh ditempatkan sebagai cokal tunggal.
- Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur‐unsur kata ulang. Angka 2
tidak boleh digunakan dalam karya tulis.
- Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian‐bagian
ungkapan.
- Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur terikat atau kata dengan kata
sebelum/berikutnya yang dimulai/ diakhiri dengan huruf kapital, dengan angka,
atau dengan kata daerah/asing.
6. Tanda Pisah (—)
Digunakan pada:
- membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar
bangun kalimat.
- menegaskan aposisi atau keterangan lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
- memisahkan dua bilangan, tanggal, kota, atau negara yang berarti ‘sampai ke’.

B. Ejaan
Perubahan ejaan harus berlandaskan kesepakatan (konvensi) yang dianut dan dikuasai oleh
selingkung bidang, khususnya jika berkaitan dengan masalah peristilahan selingkung.

1. Pemakaian Huruf Kapital


Hal‐hal yang harus diawali dengan huruf kapital adalah sebagai
Berikut:
a. Nama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
b. Unsur nama orang.
c. Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
d. Nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
e. Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
f.. Nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa ber‐sejarah.
g. Nama geografi.
h. Semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, nama dokumen
resmi.
i. Setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat dalam nama badan, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
j. Semua kata dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata
depan dan kata hubung yang tidak terletak di awal kalimat.
k. Unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Antargelar menggunakan ketukan
kosong.
l. Kata penunjuk hubungan kekerabatan yang digunakan dalam penyapaan dan
pengacuan.
m. Kata ganti Anda.

2. Penulisan Angka dan Bilangan


a. Angka digunakan untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Dalam tulisan
lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
b. Angka digunakan untuk menyatakan
1) ukuran panjang, berat, luas, dan isi;
2) satuan waktu, jangka waktu, atau tanggal;
3) nilai uang;
4) kuantitas.
c. Angka lazim digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau
kamar pada suatu alamat.
d. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci
e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan dengan memisahkan tiap nama
bilangan.
f. Penulisan lambang bilangan pecahan ditulis sebagai berikut.
g. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat ditulis dengan tiga cara: dengan huruf,
angka Romawi, dan ke‐ yang diikuti angka.
h. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an ada dua cara: dengan angka
dan dengan huruf.

Anda mungkin juga menyukai