Anda di halaman 1dari 16

Penulisan Huruf, Kata,

dan Tanda Baca


Anggota Kelompok
Robiyansa Amalya Aiko

07031382126294
07031282126214
Fadiah Aisyah
Ahmad Alfawzy

07031182126053

Ferdy Satyadi Yusuf 07031282126159

M. Zikhri
Penulisan Huruf

3
A. Huruf Abjad
Huruf abjad ada dua puluh enam huruf, yaitu:
a, b, c, d, e, f, g, h,i, j,k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u v, w, x, y, z.

B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri atas huruf a, e*, i, o, dan u.*

C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m,
n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.

D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.

E. Gabungan Huruf
KonsonanGabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u v, w, x, y, z.

4
F. Huruf Kapital
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat dan petikan
langsung.
Misalnya:
Dia membaca buku
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan
agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untukTuhan.
Misalnya:
Islam, Kristen, Quran, Alkitab

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan,
jabatan, instansi yang diikuti nama orang atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama
orang tertentu.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik

5
E. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.

2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.

6
Penulisan Kata

7
1. Penggunaan kata depan ‘di’ dan ‘ke’
Penulisan kata ‘di’ atauke’ sebelum nama tempat, lokasi, dan waktu yang benar harus dipisah.
Contohnya, di Malang, ke sana, ke sekolah, di rumah, dan sebagainya.
Sebaliknya, kalau kata depan ‘di’ atau ‘ke’ diikuti kata selain penunjuk tempat bisa digabung. Misalnya, diterima
dan kegunaan. Perlu diingat, jika ‘di’ yang disambung dapat diubah menjadi kata kerjaaktif, maka pada
penggunaan ‘di’ yang dipisah tidak dapat diubah menjadi kata kerja aktif.
Contohnya, kata ‘di terminal’ tidak diubah menjadi ‘me-nerminal’.
2. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, gabungan awalan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya. Contohnya adalah:
- Berjalan
3. Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya. Contohnya adalah:
- Sukuisme

8
4. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya Contohnya adalah:

- Adibusana;

- Infrastruktur;

5. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan
tanda hubung (-). Contohnya adalah:

- non-Indonesia;

- pan-Afrikanisme;

6. Imbuhan di- dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa
Indonesia. Contohnya :

- di–PHK

- di-upgrade

9
Penggunaan Tanda Baca
10
1. Tanda Titik (.)
 Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
 Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu atau jangka waktu.
 Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan
(yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
 Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.

11
2. Tanda Koma (,)
 Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
 Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
 Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
 Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
 Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai
sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
 Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
 Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat
dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
 Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
 Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
 Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
 Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
 Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
 Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah
pengertian.

12
3. Tanda Titik Koma (;)
 Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat
setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
 Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
 Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah
menggunakan tanda koma.
 
4. Tanda Titik Dua (:)
 Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau
penjelasan.
 Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
 Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
 Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
 Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab
suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.

13
5. Tanda Hubung (-)
 Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
 Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
 Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka
atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
 Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.
 Tanda hubung dipakai untuk merangkai
 Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau
bahasa asing.
 Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.
 
6. Tanda Pisah (—)
 Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di
luar bangun kalimat.
 Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
 Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau
'sampai ke'.

14
7. Tanda Tanya (?)
 Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
 Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
8. Tanda Seru (!)
 Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
9. Tanda Elipsis (…)
 Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
 Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
10. Tanda Petik ("…")
 Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
 Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
 Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

15
TERIMA KASIH
16

Anda mungkin juga menyukai