Anda di halaman 1dari 28

Ejaan dan tanda baca

bahasa indonesia
Kelompok 3
Anggota :

Aulia Azzahra
Anisya Melia Putri
Bimantara Dwi Jaya Putra
Dinda Nabilla
Nurul Ilmi Fadila
Pengertian ejaan dan
tanda baca
1. Pengertian ejaan
Menurut Kosasih (2017:172), “Ejaan adalah
keseluruhan peraturan tentang pelambangan bunyi ujaran dan
hubungan antara lambang-lambang itu”.

Sedangkan menurut Alek dan Achmad (2018:259),


“Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi
ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata,
huruf dan tanda baca. Lain halnya menurut Finoza (2009:19),
10 “Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan
bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca
sebagai sarananya”.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, pengertian ejaan


adalah ilmu yang mengatur tentang aturan dalam menulis
dengan memperhatikan bunyi ujaran, pemisahan kata,
penggabungan kata, penulisan kata, huruf dan tanda baca
untuk menghasilkan sebuah kalimat atau tulisan yang baik.
2. Pengertian tanda baca
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar kalimat-
kalimat yang kita tulis dapat dipahami orang persis seperti yang kita maksudkan (Chaer, 2006:
71-72).

Menurut Wijayanti (2015: 30) tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan
(seperti titik, koma, titik dua, dan sebagainya). Tanda baca dapat membantu pembaca untuk
memahami makna tulisan dengan tepat. Bayangkan jika tulisan tanpa tanda baca. Pasti tulisan
tersebut membingungkan pembaca. Tanda baca sangat penting dalam penulisan. Tidak seperti
ketika berbicara, lawan bicara dapat memahami maksud pembicara karena pembicara dapat
menggunakan intonasi, gerak tubuh, atau unsur-unsur nonbahasa lainnya. Bahkan lawan bicara
dapar bertanya langsung kepada pembicara jika kurang memahami tuturannya. Hal ini tidak
terjadi dalam interaksi penulis-pembaca. Oleh karena itulah, penulis perlu menguasai tanda
baca sebagai perantara yang dapat mewakili maksud dan pemikirannya (Wijayanti, 2015: 30).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tanda baca adalah tanda
yang digunakan di dalam sebuah tulisan untuk membantu pembaca memahami makna tulisan
dengan tepat.
Jenis-jenis ejaan dan tanda
baca
1) Tanda titik (.)
• Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan dan seruan.
• Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar
atau daftar.
• Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
• Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
• Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru dan tempat terbit.
• Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuaan atau kelipatannya
yang menunjukkan jumlah.
• Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan.
• Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
• Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah dianggap
umum. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih, hanya dipakai satu
tanda titik.
• Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
2) Tanda koma ( , )

• Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
• Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
yang didahului oleh kata seperti, tetapi, melainkan.
• Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimatnya.
• Tanda koma dipakai di belakang ungkapan atau kata penghubung antara kalimat yang terdapat
pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan
meskipun begitu.
• Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti, o, ya, wah,aduh, dan kasiahan, atau kata-
kata yang digunakan sebagai sapaan seperti, Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang terdapat di dalam
sapaan.
• Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
• Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
• Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tinggal, nama
tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
• Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Selanjutnya.....

• Tanda koma dipakai di antara tempat penerbitan, nama


penerbit, dan tahun penerbitan.
• Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar
akademik yang mengikutinya, untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
• Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara
rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
• Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan
yang sifatnya tidak membatasi.
• Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca/salah
pengertian di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat.
3) Titik koma ( ; )

Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam kalimat majemuk setara.
Tanda titik koma digunakan untuk akhiri pertanyaan perincian dalam kalimat yang berupa
frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu
digunakan kata dan.
Tanda titk koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-
unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata penghubung.
Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap uang diikuti rangkaian atau
pemerian.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, bab dan ayat dalam kitab suci,
judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam
karangan.
4) Tanda Hubung ( - )

• Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang


terpisah oleh pergantian baris.
• Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata
yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata
yang mendahuluinya pada pergatian baris.
• Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-
unsur kata ulang.
• Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-
bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-
satu.
• Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian-bagian kata atau ungkapan.
• Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan
kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke-
dengan angka, angka dengan –an, dan singkatan huruf
kapital dengan imbuhan atau kata.
• Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa
Indonesia dengan unsur bahasa aing.
5) Tanda Pisah ( ‒ )

• Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun utama kalimat.
• Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
• Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti
‘sampai dengan’ atau sampai ke’.

6) Tanda Tanya (?)

• Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.


• Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

7) Tanda Seru (!)


• Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
ataupun emosi yang kuat.
8) Tanda Elipsis (...)
• Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
• Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naska
ada bagian yang dihilangkan.

9) Tanda Petik ( “...” )


• Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
• Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
• Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.

10) Tanda Petik Tunggal ( ‘... ‘ )


Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan-petikan yang terdapat di dalam
petikan lain.
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa
daerah atau bahasa asing
11) Tanda Kurung ( (...) )
• Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
• Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
• Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
• Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang merinci urutan keterangan.

12) Tanda Kurung Siku ( [...] )


• Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat, atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
• Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.

13) Tanda Garis Miring (/)


• Tanda garis miring di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penadaan masa satu tahun yang
terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran.
• Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.

14) Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)


• Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Fungsi ejaan dan
tanda baca
1. Fungsi Ejaan

Fungsi ejaan yang utama adalah untuk menunjang


pembakuan tata bahasa Indonesia baik kaitannya
dengan kosa kata maupun dengan peristilahan. Ejaan
sangat penting dan perlu untuk diprioritaskan.

Adapun fungsi ejaan secara khusus adalah sebagai


berikut:
• Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
• Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan
peristilahan
• Sebagai alat penyaring dari masuknya unsur-unsur
bahasa lain baik secara kosa kata maupun istilah ke
dalam Bahasa Indonesia
Adapun fungsi ejaan menurut Siti Mutmainah dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
(2019), ejaan harus diterapkan dalam penulisan bahasa. Ejaan memiliki sejumlah fungsi penting,
yaitu:

• Landasan pembakuan tata bahasa


• Penggunaan ejaan dalam penulisan bahasa akan membuat tata bahasa yang digunakan semakin
baku.
• Landasan pembakuan kosa kata serta istilah
• Tidak hanya membuat tata bahasa semakin baku, ejaan juga membuat pemilihan kosa kata dan
istilah mennadi lebih baku.
• Penyaring masuknya unsur bahasa lain ke bahasa Indonesia
• Ejaan juga memiliki fungsi penting sebagai penyaring bahasa lain ke bahasa Indonesia. Sehingga
dalam penulisannya tidak akan menghilangkan makna aslinya.
• Membantu pemahaman pembaca dalam mencerna informasi
• Penggunaan ejaan akan membuat penulisan bahasa lebih teratur. Hal ini membuat pembaca
semakin mudah dalam memahami informasi yang disampaikan secara tertulis.

Dapat disimpulkan bahwa fungsi ejaan adalah sebagai landasan pembakuan tata bahasa, penyaring
bahasa lain ke bahasa indonesia, membuat tulisan lebih teratur, dan membantu pembaca memahami
tulisan yang dibuat.
2. Fungsi Tanda Baca

Fungsi tanda baca yang utama adalah untuk untuk


menunjukkan sebuah struktur tulisan, intonasi, dan
jeda pada saat pembacaan.
Adapun fungsi tanda baca secara khusus adalah
sebagai berikut:

• Memisahkan unsur-unsur dalam suatu


pemerincian atau pembilang
• Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimat
• Memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dakam kalimat
Adapun fungsi tanda baca berdasarkan jenis-jenis tanda bacanya yaitu:

 Tanda titik (.)


Fungsi dan pemakaian tanda titik:
Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan,Diletakan pada akhir sinkatan
gelar, jabatan, pangkat dan sapaan,Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum,
Contoh :
Menggunakan tanda baca dengan benar agar tidak terjadi kesalah pahaman.Dr. Adit senang
mengobati orang sakit.Kutipan menarik itu diambil dari hlm 5 dan 8.

 Tanda Koma (,)


Fungsi dan pemakaian tanda koma antara lain:
Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilang,Memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat,Memisahkan petikan langsung
dari bagian lain dakam kalimat, dll.
Contoh :
Studio tersebut tersedia berupa gitar, drum dan bass.Apabila keliru memilih bidang spesialisasi,
usaha tidak dapat melaju. “Jangan buang sampah sembarangan,” kata Rudi.
Selanjutnya......
 Tanda Seru (!)
Fungsi dan pemakaian tanda seru :
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau
perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa
emosi yang kuat.
Contoh :
Jangan letakan benda itu di depan saya !

 Tanda Titik Dua (:)


Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut
Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerianDalam teks
drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
Contoh :
Fakultas Ekonomi UPN Jogja memiliki tiga jurusan: Akuntansi, Managemen,
dan Ilmu Ekonomi. Project By: Alland Project
Penulis: Indra Lesmana.
Editor: Wicak “Jangan datang terlambat.”
Budi: “Siap, Pak.”
Selanjutnya...
 Tanda Titik Koma (;)
Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setaraMemisahkan kalimat yang setara
didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh : Hari makin sore; kami belum selesai juga. Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di
dapur; adik bermain bola
 Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:
Menyambung unsur-unsur kata ulangMerangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing
—-
Contoh : Anak-anak kelaparan di negara Afrika adalah akibat globalisasi. di- packing
 Tanda Elipsis (…).
Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut
Mengambarkan kalimat yang terputus-putusMenunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang
dihilangkan
Contoh : “PLAK ….. ALHAMDULLLIILAHH ……” kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-
sampai orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam.
Selanjutnya......

 Tanda Tanya (?)


Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.Tanda tanya
yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat
yang dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
Siapa Presiden Indonesia saat ini?

 Tanda Kurung Siku ( [..] )


Tanda kurung siku digunakan untuk:
Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada
akhir kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lainMengapit keterangan
dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
Contoh :
Persamaan akuntansi ini (perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40])
perlu dipelajari disini.
Selanjutnya...

 Tanda Petik (“…”)


Fungsi tanda petik adalah:
Mengapit petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lainMengapit
judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimatMengapit istilah kalimat yang
kurang dikenal
Contoh : Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.”
 Tanda Petik Tunggal (‘..’)
Tanda Petik tunggal mempunyai fungsi :
Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lainMengapit terjemahan atau penjelasan kata
atau ungkapan asing
Contoh : “Dia bilang padaku ‘jangan kau ganggu dia’, seketika itu aku ingin mengingatkannya
kembali.” Ujar Andi.
 Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring mempunyai fungsi :
Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode suratTanda garis miring dipakai sebagai
pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat
Contoh : Modem itu memiliki kecepatan sampai 7,2 Mb / s.
Selanjutnya......
 Tanda Penyingkat (Apostrof) (‘)
Tanda penyongkat mempunyai fungsi :
Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.
Contoh :
Budi bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD ‘45.
 Tanda Kurung ( )
Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut :
Mengapit tambahan keterangan atau penjelasanMengapit keterangan
atau penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraanMengapit angka
atau huruf yang memerinci satu seri keterangan
Contoh :
Jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga disebut demand
(permintaan).
Penulisan Huruf
 Tentang penulisan huruf ini ada dua hal yang dibicarakan yaitu tentang penulisan huruf besar atau
kapital dan tentang penulisan huruf miring. Di dalam pedoman ejaan telah dijelaskan bahwa
penulisan huruf kapital selain dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat juga dipakai sebagai
huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Mengapa kamu sedih?
Ayah bertanya, “Mengapa kamu sedih?”
“Mengapa kamu sedih?”Tanya ayah.

 Dalam pemakaian sehari-hari, terutama dalam suratkabar dan majalah, sering kita jumpa pemakaian
nama gelar, jabatan dan pangkat diikuti selain nama orang, bahkan tidak diikuti sama sekali.
Misalnya pada kalimat berikut:
Kemarin Gubernur Jawa Timur berkunjung ke Desa besuki.
Pada kesempatan itu, Gubernur menghimbau agar penduduk ikut mensukseskan sensus pertanian.
Bersamaan dengan itu, Camat Karang Ploso, Hermadi, juga melaporkan kemajuan daerah itu kepada
Bupati Malang, Edi Slamet.
 Pada prinsinya penulisan nama gelar, jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang tidak ditulis
dengan huruf kapital awal katanya. Tetapi contoh-contoh diatas walaupun tidak diikuti nama orang
terap mengacu kepada orang tertentu. Berarti sebagai nama pengganti nama diri. Oleh sebab itu,
huruf awal nama jabatan atau gelar ketiga
contoh diatas ditulis dengan huruf kapital.
Lain lagi halnya dengan pemakaian nama jabatan pada contoh berikut:
Seorang gubernur yang menjabat di daerah yang masyarakatnya multi kompleks harus bijak.
Siapa saja yang menjadi gubernur jawa timur harus dapat menjalankan program Koran masuk desa
Apakah kakakmu yang menjadi camat Sekar Putih sekarang?

 Tentang penulisan kata yang menunjukkan kekerabatan yang ditulis dengan huruf kapital awalnya
hanyalah yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan saja, sedangkan yang lainnya tidak. Perhatikan
contoh kata yang menunjuk kekerabatan berikut.
Mengapa Saudara mengatakan hal itu?
Saya benar-benar menganggap keluarga Pak Ali sebagai saudara sendiri.
“Ayo, ke sini, Nak !” kata Ibu kepadaku.
Seorang anak harus berbakti kepada ibunya.
Kata saudara pada kalimat pertama serta nak dan ibu pada kalimat ke-tiga ditulis dengan huruf kapital
awalnya karena kata tersebut sebagai kata sapaan (Saudara dan Nak) dan kata ganti (Ibu). Pada
kalimat ke-2 dan ke-4 ditulis dengan huruf biasa, karena bukan sebagai kata ganti atau sapaan.

 
Penulisan Kata
Penulisan Kata dalam Bahasa Indonesia merupakan sebuah urgensi yang tak boleh lepas dari
sistem penulisan. Karena tiap karya sastra Bahasa Indonesia terbentuk dari kata-kata.
Di antara poin penting penulisan kata dalam EYD ialah:
 
 Kata Dasar
Kata yang sudah mewakili sebuah arti tanpa imbuhan apapun
 Kata Turunan
Merupakan kata dasar yang telah mengalami perubahan berupa imbuhan
 Bentuk Ulang
Merupakan kata yang ditulis berulang, baik bermakna tunggal, jamak maupun berulang.
Bentuk kata berulang ini dihubungkan dengan lambang (-)
 Gabungan Kata
Merupakan kata majemuk yang mewakili sebuah arti. Adakalanya ditulis terpisah,
bersambung, maupun dihubungkan dengan tanda (-)
 Kata Ganti –ku, kau, –mu, dan –nya
Kata yang menggunakan imbuhan kepunyaan ini ditulis bersambung
Kata Depan di, ke, dan dari
Tiap-tiap kata depan ditulis terpisah dengan kata dasarnya
 Kata si dan sang
Kata yang menunjukkan sebuah subyek maupun obyek ini ditulis terpisah dengan kata
dasarnya
 Partikel
Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata dasarnya, sedangkan partikel pun
ditulis terpisah. Selain itu partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah
dari kata dasarnya
Singkatan dan Akronim
Angka dan Lambang Bilangan
 
Terima kasih telah melihat
dan mendengarkan
presentasi kami....

Anda mungkin juga menyukai