Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
DESEN PEMBIMBING: Drs. Nursal Hakim, M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:


AULIA AZZAHRA
BIMANTARA DWI JAYA PUTRA
DINDA NABILLA
NURUL ILMI FADIA
ANISYA MELIA PUTRI

D-III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU


RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan
bagi para pembaca.Tidak lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung
penyusunan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna. Maka
dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

Pekanbaru, 25 Agustus 2021

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang.................................................................................................. 1

1.2.Rumusan Masalah............................................................................................. 1

1.3.Tujuan Penulisan............................................................................................... 2

1.4.Manfaat Penulisan............................................................................................. 2

BAB II MENGIDENTIFIKASI RAGAM BAHASA............................................................. 3

2.1.Mengidentifikasi Pengertian Ragam Bahasa.............................................. 3

2.2.Mengidentifikasi Ciri-ciri dan Fungsi Ragam Bahasa................................ 4

2.3.Mengidentifikasi Jenis-jenis Ragam Bahasa...................................................6

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................17

3.1.Kesimpulan........................................................................................................17

3.2.Saran...................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa
jurnalistik dan hukum, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam
bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu
diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang
pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968;
Spradley, 1980).Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi berdasarkan : Media
pengantarnya atau sarananya, yang terdiri atas : Ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.
Sebagai seorang masyarakat yang tinggal di negara Indonesia kita juga harus mengetahui
bahwa bangsa Indonesia memiliki beragam bahasa di setiap daerahnya, tetapi meskipun
demikian bahsa kebangsaan Indonesia tetap lah satu yaitu bahasa Indonesia, sebagaimana
disiratkan dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, Bahasa Indonesia merupakan bahasa
persatuan bangasa Indonesia.
Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai
olehmasyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun
tidaksemua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada
penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus
BesarBahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting
untukmempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan
dapatdigunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak
akanhilang.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian ragam bahasa ?
2. Bagaimana ciri-ciri dan fungsi ragam bahasa ?
3. Bagaimana jenis-jenis ragam bahsa ?
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1. Mengetahui pengertian ragam bahasa.
2. Mengetahui ciri-ciri dan fungsi ragam bahsa.
3. Mengetahui jenis-jenis ragam bahsa.
1.4.Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian ragam bahsa.
2. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri dan fungsi ragam bahsa.
3. Untuk mengetahui bagaimana jenis-jenis ragam bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara. orang yang
dibicarakan. serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan
perkembangan zaman, sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa
pun mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai
sesuai keperluannya. Dalam hal ini banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi yang efisien sehingga dalam bahasa timbul mekanisme untuk
memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu, yaitu disebut ragam standar
(Subarianto, 2000). Adapun pengertian ragam bahasa menurut beberapa ahli, yaitu
sebagai berikut.

1. Ragam bahasa menurut Bachman (1999)

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda


menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

2. Ragam bahasa menurut Dendy Sugono (1999)

Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pekok,


yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di
sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya,
dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, atau di pasar, kita tidak dituntut
menggunakan bahasa baku.

3. Ragam bahasa menurut Fishmaned (1968)

Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup
kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat
menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar
belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan.

Jadi, dapat kita simpulkan dari pendapat para ahli bahwa ragam bahasa adalah
penggunaan bahasa indonesia yang berbeda-beda sesuai media variasi bahasa menurut
topik yang dibicarakan, cara berkomunikasi, serta menurut cara penuturannya, dengan
menggunakan bahasa baku dan tak baku sesuai dengan situasi yang terjadi dan
memperhatikan kaidah norma yang berlaku.

Ragam bahasa timbul seiring dengan timbulnya perubahan di dalam masyarakat.


Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluamya. Oleh
karena banyaknya variasi, agar tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok
untuk keperluan tertentu, dalam hal ini disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Ada
beberapa factor sebagai penyebab timbulnya ragam bahasa yang ada di Indonesia, yakni
seperti di bawah ini,

1. Faktor Budaya

Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang berbeda, seperti di
wilayah Jawa dan Papua serta beberapa wilayah Indonesia lainnya.

2. Faktor Sejarah

Setiap daerah mempunyai kebiasaan (adat istiadat) dan bahasa nenek moyang sendiri-
sendiri dan berbeda-beda, antara daerah satu dengan daerah lainnya.

3. Faktor Perbedaan Demografi

Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti wilayah di daerah pantai,
pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan bahasa yang singkat jelas dan dengan
intonasi volume suara yang besar dan tingi. Berbeda dengan daerah pemukiman padat
penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar disebabkan lokasinya yang
saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang kecil.

Selain Faktor tersebut ragam bahasa juga terjadi karena perkembangan zaman, di
samping perbedaan cara penyampaiannya atau logat bahasanya.

2.2 Ciri-ciri dan fungsi ragam bahasa


1. Ciri-ciri ragam bahasa
Bahasa digunakan manusia sebagai alat komunikasi. Bahasa manusia memiliki tujuh ciri,
yaitu :

- bahasa manusia memiliki sistem terpisah, namun saling terkait, baik pada tata bunyi,
tata bahasa maupun isyarat.
- bahasa manusia memungkinkan terkomunikasinya hal-hal baru. Beda dengan atuan
komunikasi yang dimiliki binatang yang bersifat tetap. Binatang tidak dapat
menyampaikan konsep baru dengan alat komunikasinya.

- manusia membedakan antara isi pesan yang dikomunikasikan dan label yang mewakili
isi pesan. Isi pesan yang dikomunikasikan dalam bahasa manusia dapat berwujud ucapan
(lisan) dan dapat berwujud tulisan.

- dalam komunikasi manusia, bahasa lisan dapat dipertukarkan dengan makna yang
didengar. Bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Namun,
hanya bunyi yang bermakna sajalah yang digolongkan sebagai bahasa.

- bahasa bukan diturunkan melainkan dipelajari. Bahasa dapat digunakan untuk


menyatakan ekspresi diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial dan sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial.

- sesuatu yang diutarakan dapat merujuk ke masa lampau dan masa yang akan datang.
Sesuatu yang dikemukakan dengan bahasa dapat merujuk ke waktu tertentu. Hal ini
sesuai dengan keperluan orang yang menggunakan bahasa.

- bahasa manusia dipelajari anak-anak dari orang dewasa dari generasi ke generasi.
Bahasa bukan diturunkan melainkan dipelajari. Kecakapan berbahasa tidak mungkin
datang begitu saja. Ada faktor pendorong yang menyebabkan manusia merasa perlu
mempelajarinya.

2. fungsi ragam bahasa


Fungsi bahasa meliputi komunikasi, ekspresi identitas, permainan, ekspresi imajinatif,
dan pelepasan emosi. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.
Selain itu, menurut Matthiessen, bahasa memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi
ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual.

 Fungsi ideasional

Di bawah fungsi ideasional, bahasa digunakan untuk mengungkapkan realitas fisik-


biologis serta berkenaan dengan interpretasi dan representasi pengalaman.

 Fungsi interpersonal

Di bawah fungsi interpersonal, bahasa digunakan untuk mengungkapkan realitas sosial


dan berkenaan dengan interaksi antara penutur/penulis dan pendengar/pembaca.
 Fungsi tekstual

Di bawah fungsi tekstual, bahasa digunakan untuk mengungkapkan realitas semiotis atau
realitas simbol dan berkenaan dengan cara penciptaan teks dalam konteks.

2.3 Jenis-jenis ragam bahasa


1. Pengertian ragam bahasa menurut cara berkomunikasi
       

   Bahasa  mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan


itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya
variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam
bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan
tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Di dalam bahasa Indonesia,
disamping dikenal kosakata baku Indonesia dikenal pula kosakata bahasa Indonesia
ragam baku, yang sering disebut sebagai kosakata baku bahasa Indonesia baku. Kosakata
baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang
dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa Indonesia,
bukan otoritas lembaga atau instansi didalam menggunakan bahasa Indonesia ragam
baku. Jadi, kosakata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam
akrab. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan digunakan nya kosakata ragam
baku di dalam pemakaian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa
bahasa ragam yang bersangkutan.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Suatu ragam bahasa,
terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak menutup kemungkinan untuk
menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi
masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma
yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan),
pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980).Menurut
Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi berdasarkan : Media pengantarnya atau
sarananya, yang terdiri atas : Ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.

A.     Pengertian ragam bahasa lisan


Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan,
terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu
pemahaman dan didukung oleh situasi pemakaian
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat
menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi
sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang tidak standar,
misalnya dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal
lainnya. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuan nya
dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan
dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut
sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa
yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun
direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai
ragam tulis.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
 Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
 Memerlukan orang kedua / teman bicara.
 Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu.
 Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
 Berlangsung cepat.
 Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu.
 Kesalahan dapat langsung dikoreksi.
 Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.

Kelebihan ragam bahasa lisan :


 Dapat disesuaikan dengan situasi
 Faktor efisiensi
 Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekanan dan
gerak anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi,
mimik, dan gerak-gerak pembicara
 Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang
dibicarakannya
 Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa
yang dituturkan oleh penutur
 Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari
informasi audiens, visual, dan kognitif.

Kekurangan ragam bahasa lisan :


 Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-
frase sederhana
 Penutur sering mengulangi beberapa kalimat
 Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan
 Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

B.     Pengertian ragam bahasa tulis


Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara
penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosakata. Dengan kata lain dalam
ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk
kata atau pun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat
berupa ragam tulis yang standar maupun yang nonstandard. Ragam tulis yang standar kita
temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Sedangkan
ragam tulis yang nonstandard dapat kita temukan dalam majalah remaja, iklan atau
poster.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
 Tidak memerlukan kehadiran orang lain
 Tidak terikat ruang dan waktu
 Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
 Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
 Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
 Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
 Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
 Berlangsung lambat
 Memerlukan alat bantu

Kelebihan ragam bahasa tulis :


 Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi
yang menarik dan menyenangkan
 Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat
 Sebagai sarana memperkaya kosakata
 Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau
mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan
pembaca.
Kekurangan ragam bahasa tulis :
 Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna
 Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan
nilai jual
 Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena
itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis berdasarkan tata bahasa dan
kosa kata :
1. Tata Bahasa
a. Ragam Lisan
 Nia sedang baca surat kabar.
 Mereka tinggal di Menteng.
b. Ragam Tulis
 Nia sedang membaca surat kabar.
 Mereka bertempat tinggal di Menteng.

2. Kosa kata
a. Ragam Lisan
 Ariani bilang kalau kita harus belajar.
 Kita harus bikin karya tulis.
b. Ragam Tulis
 Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
 Kita harus membuat karya tulis.

2. Ragam Bahasa Dilihat Dari Cara Penuturannya


Ragam Bahasa dilihat dari cara penutur nya dibagi menjadi 4 yaitu:

A. Dialek
 Ragam Dialek
Ragam dialek/daerah Dialek adalah variasi bahasa pada kelompok masyarakat
yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau daerah tertentu. Luasnya pemakaian
bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang
digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia
yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. variasi bahasa yang
dipakai oleh kelompok
bangsawan di tempat tertentu (lihat Kridalaksana. 1993:42). Dalam istilah lama
disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol yang mudah diamati
ialah lafa. Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/ pada
posisi awal nama-nama kota, seperti mBandung. mBayuwangi, atau realisai
pelafalan kata seperti pendidi’an, tabra'an, kenai’an, gera'an. Logat daerah yang
paling kentara, yakni dari segi tata bunyinya. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh
orang Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas.
Logat Indonesia orang Bali dan Jawa, yakni pada pelafalan bunyi /t/ dan /d/-nya.
Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan. turun naiknya nada, dan panjang pendeknya
bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.

Berikut batasan-batasan wilayah dialek, yaitu:


 Enquete dalam proses menghimpun data tertulis yang bersifat umum.
 Rekaman informan-informan yang berfungsi sebagai data lisan yang
bersifat khusus.
 Metode perbandingan pada kosakata sebagai interdisiplin dengan linguistik
sejarah dan perbandingan.

Sementara ciri-ciri dari dialek adalah:


 Merupakan seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda, yang
memiliki ciri umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya
dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama.
 Dialek tidak harus mengambil semua bentuk ujaran dari sebuah bahasa.
Pada perkembagannya, kemudian salah satu dialek yang kedudukannya
sedikit lebih tinggi, bisa diterima sebagai bahasa baku oleh seluruh wilayah.

Pembeda dialek Setiap dialek memiliki perbedaan, meski rumpun bahasa yang digunakan
sama. Perbedaan dialek bisa dibagi menjadi lima, yaitu:
 Perbedaan fonetik Perbedaan ini berada di bidang fonologi. Biasanya
bahasa yang bersangkutan tidak menyadari adanya perbedaan tersebut.
Contohnya, dikemukakan careme dengan cereme yaitu buah atau pohon
cerme, gudang dengan kudang, jendela, gandela, atau janela.
 Perbedaan semantik Merujuk pad terciptanya kata-kata baru, berdasarkan
perubahan fonologi dan geseran bentuk. Peristiwa ini biasanya terjadi
geseran makna kata.
Geseran tersebut memiliki dua makna, yakni:

1. Pemberian nama yang berbeda untuk lambang yang sama di beberapa tempat
yang berbeda, seperti turi dan turuy.
2. Pemberian nama sama untuk hal yang berbeda di beberapa tempat yang
berbeda.

 Perbedaan onomasiologis Merujuk pada nama yang brbeda berdasarkan


satu konsep, yang diberikan di beberapa tempat yang berbeda. Misalnya
dalam bahasa Sunda, kenduri disebut dengan ondangan atau kondangan.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya tanggapan atau tafsiran yang berbeda
mengenai tempat.
 Perbedaan semasiologis Merujuk pada pemberian nama yang sama untuk
beberapa konsep yang berbeda. Misalnya rambutan Aceh, pencak cikalong,
dan lainnya.
 Perbedaan morfologis Merujuk pada sistem bahasa yang bersagkutan. Hal
tersebut disebabkan oleh frekuensi morfem-morfem yang berbeda,
kegunaan yang berkerabat, wujud fonotesis, dan masih banyak lainnya.

B. Terpelajar
 Ragam terpelajar adalah salah satu jenis dari ragan bahasa. Ragam terpelajar
terjadi pada berkembangnya bahasa dari masa ke masa. Disinilah, terjadinya
pembenaran bahasa asing yang terjadi di Indonesia, karena jika tidak dibenarkan,
maka terjadi kesalahan fatal kedepannya dan akan merugikan pada masa itu dan
masa kedepannya.Pembenaran yang dimaksud ialah, pembenaran bahasa yang
sesuai kamus dalam bahasa inggris seperti pidio menjadi video, pilem menjadi
film, dan lain-lain. Kebanyakan dari kata tersebut adalah kata tidak baku dan
kebanyakan menggunakan huruf "P" pada awal kata tersebut. Terjadinya
sedemikian rupa karena orang indonesia sendiri yang dari dulunya susah
menggunakan kata-kata dari bahasa asing dan masyarakat indonesia hanya bisa
meniru yang orang asing katakan sebelumnya dan menggantinya dengan kata dan
huruf yang mereka bisa utarakan.
Adanya berbagai macam negara yang sebelumnya masuk ke Indonesia, disitulah
terjadinya ragam bahasa yang sebenarnya. Apalagi dalam sejarah umat islam,
Indonesia memiliki jalur pelayaran yang mengakibatkan banyak orang-orang asing
yang masuk ke Indonesia dan menggunakan bahasa mereka pada saat di Indonesia.
Orang-orang asing tersebut adalah orang-orang yang ingin membeli rempah-
rempah yang ada di Indonesia karena Indonesia afalah negara tropis yang bisa
menghasilkan banyak sekali rempah-rempah yang dibutuhkan oleh negara asing
yang tidak bisa menumbuhkan remoah-rempah yang diperlukan.
Selain itu juga, adanya penjajahan di Indonesia sebelumnya oleh berbagai negara,
itu juga faktor penyebab terjadinya ragam bahasa di Indonesia. Tapi, untuk
sekarang sudah sedikit terjadinya ragam terpelajar karena sudah berkembangnya
teknologi dan adanya kamus-kamus yang tersebar di mall atau di toko buku
didekat rumah kita. Hal ini menyebabkan kita lebih mengerti bahasa asing dan
tanpa kita sadari, kita sering menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tingkat pendidikan penutur bahasa indonesia juga mewarnai penggunaan bahasa
indonesia. Bahasa indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur
berpendidikan tampak jelas perbedeaannya dengan yang digunakan oleh kelompok
penutur yang tidak berpendidikan. Terutama dalam pelafalan kata yang berasal
dari bahasa asing, seperti

contoh dalam tabel berikut:

Tidak Terpelajar Terpelajar


Pidio Video
Pilem Film
Komplek Kompleks
Pajar Fajar
Pitamin Vitamin

C. Ragam resmi
Ragam bahasa resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam suasana
resmi atau formal, misalnya surat dinas, pidato dan makalah atau karya tulis.
1. Digunakan dalam situasi resmi
2. Nada bicara yang cenderung datar
3. Kalimat yang digunakan kalimat lengkap
 pertemuan – pertemuan,
 peraturan – peraturan, dan
 perundangan – undangan.

Ciri-ciri ragam bahasa resmi adalah sebagai berikut.

A. Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten.


B. Menggunakan imbuhan secara lengkap.
C. Menggunakan kata ganti resmi.
D. Menggunakan kata baku.
E. Menggunakan EYD.
F. Menghindari unsur kedaerahan.
G. tidak terpelajar terpelajar
H.

D. Ragam Tidak Resmi


 Ragam bahasa tidak resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam
suasana tidak resmi, misalnya surat pribadi dan surat untuk keluarga,pergaulan
atau yang berbentuk lisan, contohnya dalam percakapan sehari-hari.

Ciri-cirinya seperti :

 Digunakan dalam situasi tidak resmi


 Sering menggunakan kalimat-kalimat yang tidak lengkap
 Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi
 tidak resmi, seperti dalam pergaulan, atau percakapan pribadi. Ciri-ciri ragam
 bahasa tidak resmi kebaiikan dari ragam bahasa resmi.
 Ragam bahasa resmi atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan
 bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti
 semakin resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
 keformalannya, semakin rendah tingkat kebakuan bahasa yang digunakan

Jika ditelusuri lebih jauh, ragam berdasarkan cara pandang penutur dapat dirinci lagi
berdasarkan ciri, yaitu :

A. Kedaerahan
B. Pendidikan
C. Sikap penutur sehingga di samping ragam yang tertera diatas, terdapat pula ragam
menurut daerah, ragam menurut pendidikan, dan ragam menurut sikap penutur.
Ragam menurut daerah akan muncul jika para penutur dan mitra komunikasinya
berasal sari suku/etnik yang sama.
3. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Topik Pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa dibagi menjadi: ragam politik, ragam
hukum, ragam pendidikan, ragam jurnalistik, dan Ragam sastra dan sebagainya. Kelima
jenis ragam bahasa tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut :

A. Ragam politik
Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan
mengatur kehidupan masyarakat dengan sendirinya penguasa merupakan salah satu
sumber penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan
bahasa di masyarakat.

B. Ragam hukum
Salah satu ciri khas dari bahasa hukum adalah penggunaan kalimat yang panjang
dengan pola kalimat luas. Diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak terlalu
memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal ini
disebabkan karena hukum Indonesia pada umumnya didasarkan pada hukum yang ditulis
pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda. Namun, terkadang
sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam bahasa hukum karena dalam
bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang membutuhkan penjelasan
yang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang dimaksud.

C. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional


Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan
kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih
kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan
hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta
tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara. Ragam sosial ini juga berlaku pada
ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh orang takkan sama dalam menyebut
lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang punya kedudukan sosial yang
lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut “kamu” pada lawan bicara yang merupakan
teman tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan status sosial yang
lebih tinggi atau kepada orang tua.
Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam bahasa
yang diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.
Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi dll.
Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.

D. Ragam jurnalistik
Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persurat-
kabaran (dunia pers = media massa cetak). Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa
jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa. Termasuk media
massa audio (radio), audio visual (televisi) dan multimedia (internet). Hingga bahasa
jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa, yang dibentuk karena spesifikasi materi yang
disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa ringkas.

Ragam ringkas mempunyai sifat-sifat umum sebagai berikut:


 Bahasanya padat.
 Selalu berpusat pada hal yang dibicarakan.
 Banyak sifat objektifnya daripada subjektifnya.
 Lebih banyak unsure pikiran daripada perasaan.
 Lebih bersifat memberitahukan daripada menggerakkan emosi

Tujuan utama ialah supaya pendengar/pembaca tahu atau mengerti. Oleh karena itu,
yang diutamakan ialah jelas dan seksamanya. Kalimat-kalimatnya disusun selogis-
logisnya. Bahasa jurnalistik ditujukan kepada umum, tidak membedakan tingkat
kecerdasan, kedudukan, keyakinan, dan pengetahuan.

E. Ragam Sastra

Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif
dan inovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-cara penuturan,
dan ungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal dalam bahasa
umum. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan)
dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan
khayalan, dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan efeknya pada
pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam ragam sastra ini
digunakan sebagai bahan kesenian di samping alat komunikasi. Untuk memperbesar efek
penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi,
irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi,
posisi kata, ulangan kata/kalimat dimana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek.
Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam karangan umum.

Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak mengunakan
kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata
bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar
tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.

Jika ditelusuri lebih jauh, ragam berdasarkan cara pandang penutur dapat dirinci lagi
berdasarkan ciri (1) kedaerahan, (2) pendidikan, dan (3) Sikap penutur sehingga di
samping ragam yang tertera diatas, terdapat pula ragam menurut daerah, ragam menurut
pendidikan, dan ragan menurut sikap penutur. Ragam menurut daerah akan muncul jika
para penutur dan mitra komunikasinya berasal sari suku/etnik yang sama. Pilihan ragam
akan beralih jika para pelakunya multietnik atau suasana berubah, misalnya dari takresmi
menjadi resmi.

Penetapan ragam yang dipakai bergantung pada situasi, kondisi, topik pembicaraan,
serta bentuk hubungan antar pelaku. Berbagai faktor tadi akan mempengaruhi cara
pandang penutur untuk menetapkan salah satu ragam yang digunakan (dialeg, terpelajar,
resmi, takresmi). Dalam praktek pemakaian seluruh ragam yang dibahas diatas sering
memiliki kesamaan satu sama lain dalam hal pemakaian kata. Ragam lisan (sehari-hari)
cenderung sama dengan ragam dialek, dan ragam takresmi, sedangkan ragam tulis
(formal) cenderung sama dengan ragam resmi dan ragam terpelajar. Selanjutnya, ragam
terpelajar tentu mirip dengan ragam ilmu.

Ciri-ciri ragam ilmiah:


a) Bahasa Indonesia ragam baku;
b) Penggunaan kalimat efektif;
c) Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;
d) Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian
kata dan istilah yang bermakna kias;
e) Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan;
f) Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
a) Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)
b) Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
c) Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
d) Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
e) Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi).

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media
pembicaraan. Ragam bahasa disebabkan adanya kebutuhan penggunaan bahasa untuk
berkomunikasi dan bekerjasama sesuai dengan situasi dan fungsi dalam kontak sosialnya.
Setiap penutur bahasa, hidup dalam latar belakang dan tata cara pergaulan yang berbeda-
beda..
Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi cara berkomunikasi secara lisan dan
tulisan, berdasarkan cara pandang penuturnya yaitu ragam dialek, terpelajar, resmi, dan
tidak resmi, serta topik pembicaranyar seperti ragam hukum, bisnis, sastra, dan
kesehatan.
Masyarakat indonesia harus mampu menggunakan bahasa indonesia yang baik dan
benar sesuai dengan ragam bahasa yang telah diajarkan, sesorang dikatakan
menggunakan bahasa indonesia yang benar apabila orang yang mendengarkan tidak
mengetahui dari daerah mana ia berasal.

B.     Saran-saran
Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita semua mempelajari ragam
bahasa yang kita miliki, kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik, yang
dapat kita amalkan dan kita gunakan untuk berinteraksi dangan orang-orang disekitar kita
dalam kehidupan sehari-hari.
Besar harapan bagi kami para penulis agar pembaca dapat memahami makalah
yang kami buat. Karena terbatasnya referensi dan pengetahuan kami menyadari banyak
kekurangan dalam tulisan kami ini. Oleh karena itu, saran yang bermanfaat dari pembaca
diharapkan dapat membantu penyusunan tulisan ini agar lebih baik dan sempurna.
Daftar pustaka
Dkampus, 2017. ”ragam bahasa indonesia berdasarkan media”.
https://www.dkampus.com/2017/04/ragam-bahasa-indonesia-berdasarkan-media/. Diakses pada
20 Agustus 2021.

Ruangngehistsastra, 2017. “ragam bahasa tulis dan bahasa lisan”.


http://ruangngehitssastra.blogspot.com/2017/10/ragam-bahasa-tulis-dan-bahasa-lisan.html.
Diakses pada 20 agustus 2021.

Simdosunud, 2017. “penelitian 1”


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d54a798dd7ad3011f11487712ec9573f.p
df. Diakses pada 20 agustus 2021

Tadjudding, Moh. 2013. Bahasa Indonesia Bentuk dan Makna. Bandung : P.T. Alumni

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. NTT : Nusa Indah.

Rahardi, Kunjawa. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga

http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/reski-andika-saing.html [diakses
Minggu 15 Oktober 2017]

http://merrycmerry.blogspot.com/2011/10/makalah-bahasa-indonesia-ragam-bahasa.html
[diakses Minggu 15 Oktober 2017]

http://irfanisprayudhi.wordpress.com/2013/09/30/arti-fungsi-dan-ragam-bahasa [diakses Minggu


15 Oktober 2017]

https://books.google.co.id/books?
id=xyk4EAAAQBAJ&pg=PA38&dq=ragam+bahasa+berdasarkan+topik+pembicaraan&hl=id&
sa=X&ved=2ahUKEwj9v8L_jMHyAhVQeX0KHSDSAlQ4ChDoAXoECAQQAw#v=onepage
&q=ragam%20bahasa%20berdasarkan%20topik%20pembicaraan&f=false

http://naruto-shippuden-episodeterbaru.blogspot.com/2016/03/ragam-bahasa-indonesia-menurut-
topik.html?m=1

https://m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/ragam-bahasa-indonesia-macam-macam-dan-ciri-
cirinya-1v7MYNW3HPU#aoh=16295555843810&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s

Anda mungkin juga menyukai