Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Pengertian Ragam Bahasa, Macam macam ragam bahasa, dan bagaimana cara
menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar”
Dosen pengampu :
Nurusydiyati.,S.Ag.,M.Pd.I

Lokal 1 ESY A
DISUSUN OLEH:
- Nofriza Aulia
- Dita amelia
- Yusnita

FAKULTAS EKONOM DAN BISNIS ISLAM


PRODI EKONOMI SYARIAH
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) NUSANTARA
BATANGHARI 2020
Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga
kami dapat merampungkan penyusunan makalah Bahasa Indonesia dengan judul " Pengertian Ragam
Bahasa, Macam macam ragam bahasa, dan bagaimana cara menggunakan ragam bahasa yang baik
dan benar " tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami
membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya.

Muara bulian, November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………….………. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang…….….………….………………………….……….…...... 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….……... .. 1

BAB II PEMBAHASAN…………………….……………………………..…... 2
A. Pengertian Ragam Bahasa......………….……………………………...……. 2
B. Macam macam ragam bahasa………………………………………...... 2
C. Bagaimana menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar…..……..….. 8
BAB III PENUTUP……………………. ……………………………………..…. 9
A. Kesimpulan………………………………………………………..…… ....… 9

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


    Bahasa diartikan sebagai suatu sistem berupa bunyi atau lambang yang bersifat abitrer, produktif,
dinamis, beragam, dan manusiawi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
    Bahasa sangat perlu untuk dipelajari oleh seluruh masyarakat karenabahasa merupakan salah satu
bentuk komunikasi suatu lapisan masyarakat untuk berinteraksi dengan masyarakat lainnya.
Didalam bahasa indonesia terdapat pembahasan tentang ragam bahasa beserta karakteristiknya.
Dimana ragam bahasa merupakan varian dari sebuah bahasa menurut penggunaannya. Ragam bahasa
amat luas pemakaiannyadan bermacam-macam pula latar belakang penuturnya, mau tidak mau
akanmelahirkan sejumlah ragam bahasa yang berbeda-beda.
    Terdapat beberapa ragam bahasa, diantaranya ragam lisan, ragam tulisan, ragam baku, ragam tidak
baku, ragam baku lisan, ragam baku tulisan serta ragam sosial dan ragam fungsional.
1.2. Rumusan Masalah
    Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
2. Apa saja macam-macam ragam bahasa?
3. Bagaimana cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ragam Bahasa
    Ragam bahasa adalah variasi pemakaian bahasa. Bachman menyatakan bahwa ragam bahasa adalah
variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Dengan kata lain, ragam bahasa adalah variasi berbeda-beda yang disebabkan karena berbagai faktor
yang terdapat dalam masyarakat,  seperti usia, pendidikan, agama, bidang kegiatan dan profesi, latar
belakang budaya daerah, dan sebagainya.
    Akibat berbagai faktor yang disebutkan di atas, maka bahasa indonesia pun mempunyai ragam
bahasa. Chaer membagi ragam Bahasa indonesia menjadi tujuh ragam bahasa, diantaranya:
Ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Ragam bahasa ini disebut dengan istilah idiolek. Idiolek
adalah variasi bahasa yang menjadi ciri khas individu atau seseorang pada saat berbahasa tertentu.
    Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari wilayah tertentu, yang
biasanya disebut dengan istilah dialek. Misalnya, ragam Bahasa Indonesia dialek Bali berbeda dengan
dialek Yogyakarta.
    Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari golongan sosila tertentu,
misalnya disebut sosiolek. Misalnya ragam bahasa masyarakat umum atau pun golongan buruh kasar
tidak sama dengan ragam bahasa golongan terdidik.
    Ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti kegiatan ilmiah, sastra,
dan hukum. Ragam ini disebut juga dengan istilah fungsiolek, contohnya ragam bahasa sastra dengan
ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa sastra biasanya penuh dengan ungkapan atau kiasan, sedangkan
ragam bahasa ilmiah biasanya bersifat logis dak eksak.
    Ragam bahasa yang biasa digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi biasa disebut dengan
istilah baku atau bahasa standar. Bahasa baku atau  bahasa standar  adalah bahasa yang dijadikan
dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Bahasa baku biasanya dipakai dalam bahasa resmi, seperti
dalam perundang-undangan, surat menyurat dan rapat resmi, serta  tidak dipakai untuk segala
keperluan tetapi hanya untuk komunikasi resmi, wawancara teknis, pembicaraan didepan umum, dan
pembicaraan dengan orang yang dihormati. Di luar itu dipakai ragam bahasa tidak baku.
Ragam bahasa yang biasa digunakan dalam situasi informal atau tidak resmi yang biasa disebut
dengan istilah ragam non baku atau non standar. Dalam ragam ini kaidah-kaidah tata bahasa
seringkali dilanggar.
    Ragam bahasa yang digunakan secara lisan yang biasa disebut bahasa lisan.
2.2. Macam  macam Ragam Bahasa
    Ragam bahasa berdasarkan cara berkomunikasi:

1. Ragam  Lisan
    Ragam lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat ucap dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam
ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini,
pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat
untuk mengungkapkan ide.

2
    Karakteristik  ragam bahasa lisan :
- Memerlukan orang kedua/teman bicara
- Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu
- Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh
- Berlangsung cepat
- Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu
- Kesalahan dapat langsung di koreksi
- Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
- Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara

2. Ragam Tulis
    Ragam tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai
unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Dengan
kata lain dengan ragam bahasa tulis, kita tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata
ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda
baca dalam mengungkapkan ide.
    Karakteristik ragam bahasa tulis :
- Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.
- Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jelas, dan runtut.
- Selalu memakai alat bantu;
- Kesalahan tidak dapat langsung di koreksi;
- Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca

 Ketentuan ketentuan ragam tulis:

 Memakai ejaan resmi.


 Menghindari unsur kedaerahan.
 Memakai fungsi gramatikal secara eksplisit.
 Memakai bentuk sintesis.
 Pemakaian partikel secara konsisten.
 Menghindari unsur leksikal yang terpengaruh bahasa daerah

    Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosakata) :
1. Tata Bahasa :
a.       Ragam bahasa lisan
1)      Nia sedang baca surat kabar.
2)      Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b.      Ragam bahasa tulisan.
1)         Nia sedang membaca surat kabar.
2)         Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.

3
2. Kosa kata :
a. Ragam bahasa lisan
1)    Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2)    Kita harus bikin karya tulis.
b.      Ragam bahasa tulisan
1)    Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.

2)    Kita harus membuat karya tulis.

3. Ragam bahasa berdasarkan situasi dan pemakainya

a. Ragam Bahasa Baku


    Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi dimana pembicara/penulis dituntut
untuk bersikap sopan/hormat terhadap mitra bicara (pendengar/pembaca), seperti dalam ceramah,
pidato, seminar, atau diskusi. Dalam bentuk tulisan, bahasa baku digunakan terutama dalam buku-
buku pembelajaran/ buku teks di berbagai lembaga pendidikan, buku-buku tentang berbagai ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, jurnal-jurnal ilmiah/semiilmiah, surat-surat resmi, perundang-undangan,
berbagai peraturan pemerintah.
    Karakteristik ragam bahasa baku :
Tidak terpengaruh bahasa daerah
Tidak terpengaruh bahasa asing
Bukan ragam bahasa percakapan sehari-hari
Pemakaian imbuhan nya secara eksplisit
Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
Tidak ter kontaminasi dan tidak rancu

b. Ragam Bahasa Tidak Baku


    Bahasa non baku adalah ragam bahasa yang ber kode berbeda dengan kode bahasa baku, dan
dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa non baku dipakai pada situasi santai dengan
keluarga, teman, di pasar, dan tulisan pribadi buku harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan
bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan.
  
 Karakteristik bahasa tidak baku:

 Walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang sama.
 Dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman.
 Dapat terpengaruh oleh bahasa asing.
 Digunakan pada situasi santai/tidak resmi.

4
4. Ragam bahasa berdasarkan cara pandang penutur
a.    Ragam Dialek
    Dialek adalah variasi bahasa pada kelompok masyarakat yang berada pada suatu tempat, wilayah,
atau daerah tertentu. Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa
Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki
ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada
pelafalan/b/pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi,
dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik,
dll. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendek nya bunyi bahasa
membangun aksen yang berbeda-beda.
b.    Ragam Terpelajar
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang
tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah,
kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan
mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam
bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu
bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
c.    Ragam Resmi
    Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti pertemuan-pertemuan,
peraturan-peraturan, dan undangan-undangan.
Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;
Menggunakan imbuhan secara lengkap;
Menggunakan kata ganti resmi;
Menggunakan kata baku;
Menggunakan EYD;
Menghindari unsur kedaerahan.

d.    Ragam Tidak Resmi


    Ragam takresmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi takresmi, seperti dalam pergaulan,
dan percakapan pribadi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi . Ciri- ciri ragam bahasa
tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa bahasa tidak resmi ini digunakan ketika
kita berada dalam situasi yang tidak normal.
    Ragam bahasa resmi atau tak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang digunakan.
Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti semakin resmi bahas yang digunakan.
Sebaliknya semakin rendah pula tingkat ke formalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa
yang digunakan. Contoh: Bahasa yang digunakan oleh bawahan kepada atasan adalah bahas resmi
sedangkan bahasa yang digunakan oleh anak muda adalah ragam bahasa santai/ tak resmi.
    

5
5. Ragam bahasa berdasarkan pesan komunikasi/topik pembicaraan

a. Ragam politik
    Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan mengatur
kehidupan masyarakat. dengan sendirinya penguasa merupakan salah satu sumber penutur bahasa
yang mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa di masyarakat.
b. Ragam Hukum
    Ragam bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam
dunia hukum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum
Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah bahasa indonesia.
    Salah satu ciri khas dari bahasa hukum adalah penggunaan kalimat yang panjang dengan pola
kalimat luas. Diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak terlalu memperhatikan sifat dan ciri khas
bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal ini disebabkan karena hukum Indonesia pada umumnya
didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa
Belanda. Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam bahasa hukum
karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang membutuhkan penjelasan
yang lebar, jelas kriteria nya, keadaan, serta situasi yang dimaksud.
Ciri-ciri ragam bahasa hukum :
- Mempunyai gaya bahasa yang khusus
- Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan
- Objektif dan menekan prasangka pribadi
- Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang diselidiki untuk
menghindari kesimpangsiuran
c. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional

    Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidah nya
didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa
dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan
bicara. Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh orang
takkan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang punya
kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut kamu pada lawan bicara yang
merupakan teman tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan status sosial yang
lebih tinggi atau kepada orang tua.

    Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam bahasa yang
diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Sebagai contoh
yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi dll. Kesemuaan ragam ini
memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.
d. Ragam Jurnalistik
    Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persurat-kabaran (dunia pers
= media massa cetak). Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang

6
dipergunakan oleh seluruh media massa. Termasuk media massa audio (radio), audio visual (televisi)
dan multimedia (internet). Hingga bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa, yang dibentuk
karena spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam
bahasa ringkas.
Ragam ringkas mempunyai sifat-sifat umum sebagai berikut.

 Bahasanya padat
 Selalu berpusat pada hal yang dibicarakan
 Banyak sifat objektifnya daripada subjektifnya
 Lebih banyak unsur pikiran daripada perasaan
 Lebih bersifat memberitahukan daripada menggerakkan emosi
Tujuan utama ialah supaya pendengar/pembaca tahu atau mengerti. Oleh karena itu, yang diutamakan
ialah jelas dan seksamanya. Kalimat-kalimatnya disusun selogis-logisnya. Bahasa jurnalistik
ditujukan kepada umum, tidak membedakan tingkat kecerdasan, kedudukan, keyakinan, dan
pengetahuan.

e. Ragam Sastra
    Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif dan inovatif.
Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-cara penuturan, dan ungkapan-ungkapan
yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal dalam bahasa umum. Bahasa sastra ialah bahasa
yang dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan,
penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk istimewa. Istimewa karena
kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam ragam
sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di samping alat komunikasi. Untuk memperbesar efek
penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan,
suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat
dimana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya
dengan bahasa dalam karangan umum.

    Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang tidak
efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai
dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.
Penetapan ragam yang dipakai bergantung pada situasi, kondisi, topik pembicaraan, serta bentuk
hubungan antar pelaku. Berbagai faktor tadi akan mempengaruhi cara pandang penutur untuk
menetapkan salah satu ragam yang digunakan (dialeg, terpelajar, resmi, takresmi).

    Dalam praktek pemakaian seluruh ragam yang dibahas diatas sering memiliki kesamaan satu sama
lain dalam hal pemakaian kata. Ragam lisan (sehari-hari) cenderung sama dengan ragam dialek, dan
ragam takresmi, sedangkan ragam tulis (formal) cenderung sama dengan ragam resmi dan ragam
terpelajar. Selanjutnya, ragam terpelajar tentu mirip dengan ragam ilmu.

7
2.3. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar
    Meskipun sudah sering didengar, ternyata belum semua orang memahami makna istilah baik dan
benar dalam berbahasa. Tidak semua bahasa yang baik itu benar atau sebaliknya.

    Bahasa yang baik adalah yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat
efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara.

    Ada lima ragam bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi sebagai berikut:
1) Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat
2) Ragam resmi (formal); digunakan dalam situasi resmi
3) Ragam konsultatif/usaha (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada
transaksi atau pertukaran informasi
4) Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi
5) Ragam akrab (intimate); digunakan antara orang yang memiliki hubungan sangat akrab.
    Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk
bahasa baku tertulis maupun baku lisan.

8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
    Bahasa Indonesia mengajarkan masyarakat Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, baik secara lisan maupun penulisan yang sudah akurat, dan sebaiknya kita
memerhatikan dalam penulisan harus sesuai dengan EYD karena penggunaan ejaan ini adalah resmi
dalam sebuah ragam tulisan. Karena bahasa indonesia merupakan bahasa yang nasional yang artinya
bahasa tersebut merupakan bahasa pengantar sehari-hari yang  memudahkan kita  untuk
berkomunikasi.
    
    Secara garis besar, ragam indonesia terbagi menjadi dua macam, yaitu ragam lisan dan ragam tulis.
Dimana kedua ragam tersebut memiliki perbedaan, yakni ragam lisan membutuhkan lawan bicara
sedangkan ragam tulisan tidak membutuhkan lawan bicara. Ragam lisanpun akan tetap dapat
dimengerti walau tanpa subjek, predikat, objek dan keterangan.
3.2. Saran
    Sebaiknya sebagai penduduk Indonesia, kita menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar
sehingga keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak punah dengan adanya bahasa-bahasa yang
terkadang jauh dari aturan bahasa yang ada di Indonesia bahkan bertentangan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Tadjudding, Moh. 2013. Bahasa Indonesia Bentuk dan Makna. Bandung : P.T. Alumni
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. NTT : Nusa Indah.
Rahardi, Kunjawa. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga
http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/reski-andika-saing.html [diakses Minggu 15
Oktober  2017]
http://merrycmerry.blogspot.com/2011/10/makalah-bahasa-indonesia-ragam-bahasa.html [diakses
Minggu 15 Oktober  2017]
http://irfanisprayudhi.wordpress.com/2013/09/30/arti-fungsi-dan-ragam-bahasa [diakses Minggu 15
Oktober  2017]

10

Anda mungkin juga menyukai