Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“RAGAM DAN LARAS BAHASA INDONESIA”

Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Santi Pertiwi, S.IP.,M.Pd.

TAHUN 2021/2022

Disusun Oleh;
Syafa Rachma Dhani
Habib Imam Santoso

1|Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini. Dalam proses
penyusunan tugas ini kami menemui beberapa hambatan, namun berkat dukungan materil dari
berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik. Oleh karena itu,
melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak terkait yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada
tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi
pembaca lain pada umumnya.

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. I

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….… 1


A. Latar Belakang ………………………………………………………………...... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………... 2


A. Definisi Ragam Bahasa dan Jenis Ragam Bahasa …………………………….... 2-3
B. Perbedaan Ragam Bahasa Tulis dan Lisan Serta Ragam Bahasa Ilmiah………... 4-7
C. Definisi Laras Bahasa dan Jenisnya Beserta Contohnya ……………………...… 7-14
D. Laras Ilmiah …………………………………………………………………..… 15

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………... 15


A. Kesimpulan …………………………………………………………………...… 15-16
B. Saran ………………………………………………………………………….… 16

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 17

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa asli bangsa kita yang sudah dipakai sejak
jaman nenek moyang kita. Namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau
aturan-aturan yang benar. Salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri
yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia
dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia
tidak akan hilang. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi di pakai dalam berbagai
keperluan tentu tidak seragam, tetapi akan berbeda-beda di sesuaikan dengan situasi
dan kondisi keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang dinamakan
ragam bahasa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Definisi Ragam Bahasa dan Jenis Ragam Bahasa


2. Perbedaan Ragam Bahasa Tulis dan Lisan Serta Ragam Bahasa Ilmiah
3. Definisi Laras Bahasa dan Jenisnya Beserta Contohnya
4. Laras Ilmiah

https://murliati.wordpress.com/2017/06/11/makalah-bahasa-indonesia-ragam-bahasa-indonesia/

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Ragam Bahasa dan Jenis Ragam Bahasa

 Ragam Bahasa
Ragam bahasa (bahasa Inggris: linguistic style) adalah bentuk bahasa yang
bervariasi menurut konteks pemakaian (topik yang dibicarakan, hubungan antarpembicara,
medium pembicaraan). Ragam bahasa tidak berfungsi sebagai atribut tetap seorang
pembicara – bahasawan yang kompeten biasanya menguasai berbagai-bagai jenis ragam
bahasa dan mampu menyesuaikan ragam yang dipakai dengan situasi dan tujuan berbahasa.
Dalam pengertian ini, ragam bahasa berkontras dengan dialek, yaitu varian dari sebuah
bahasa yang berbeda-beda menurut kelompok pemakai atau wilayah penuturan.

Dalam literatur linguistik, istilah ragam bahasa dan laras bahasa tidak dibedakan
secara konsisten. Sebagaimana dimaknai oleh KBBI, kedua istilah tersebut merupakan
sinonim. Istilah ragam bahasa sering dibedakan dengan varietas bahasa, yaitu bentuk
bahasa yang diperbedakan tanpa menitikberatkan secara khusus pada karakter variasinya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa

Adapun pengertian ragam bahasa menurut beberapa ahli, yaitu sebagai berikut.
1. Ragam bahasa menurut Bachman (1999)
Ragam bahasa adalah variasi bahasa me nurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

2. Ragam bahasa menurut Dendy Sugono (1999)


Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pekok, yaitu
masalah penggunaan bahasa baku dan takbaku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di
kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya, dalam situasi
tak resmi, seperti di rumah, di taman, atau di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa
baku.

5|Page
3. Ragam bahasa menurut Fishmaned (1968)
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup
kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi
anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
adalah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang
pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d54a798dd7ad3011f11487712ec9
573f.pdf

 Jenis Ragam Bahasa


Terdapat berbagai jenis klasifikasi ragam bahasa, sebagai contoh antara lain:
1. Berdasarkan pokok pembicaraan:
o Ragam bahasa undang-undang
o Ragam bahasa jurnalistik
o Ragam bahasa ilmiah
o Ragam bahasa sastra
2. Berdasarkan media pembicaraan:
o Ragam lisan yang antara lain meliputi:
 Ragam bahasa cakapan
 Ragam bahasa pidato
 Ragam bahasa kuliah
 Ragam bahasa panggung
o Ragam tulis yang antara lain meliputi:
 Ragam bahasa teknis
 Ragam bahasa undang-undang
 Ragam bahasa catatan
 Ragam bahasa surat
3. Berdasarkan hubungan sosial antarpembicara:
o Ragam bahasa resmi
o Ragam bahasa akrab
o Ragam bahasa agak resmi
o Ragam bahasa santai
o dan sebagainya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa

6|Page
B. yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul
kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu
berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang Perbedaan
Ragam Bahasa Lisan dan Tulis Serta Ragam Bahasa Ilmiah Ditinjau dari media atau
sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri dari:
1. Ragam bahasa lisan
2. Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai
kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat.

Ragam bahasa tulis unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa
yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya,
dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal,
dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu
aspek tata bahasa dan kosa kata dalam tidak identik benar, meskipun ada pula
kesamaannya. Meskipun ada keberimpitan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing
memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yang lain.

1. Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan
besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.
Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan
unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan
karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna
gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan
dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut
sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa
yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun
direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai
ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri
kebakuan yang berbeda.

7|Page
Ciri-ciri Ragam Lisan:
1. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
3. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
4. Berlangsung cepat;
5. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
6. Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
7. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

2. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya
tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat
yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku
tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah
ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di
dalam struktur kalimat.

Ciri-ciri Ragam Tulis :


1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4. Berlangsung lambat;
5. Selalu memakai alat bantu;
6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda
baca.
Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

Contoh Perbedaan Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Bahasa Tulis ( Berdasarkan
Tata Bahasa dan Kosa Kata ) :

a) Tata Bahasa (Bentuk Kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)
1. Ragam bahasa lisan:
 Nia sedang baca surat kabar
 Ari mau nulis surat
 Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.
 Mereka tinggal di Menteng.
 Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
 Saya akan tanyakan soal itu

8|Page
2. Ragam bahasa tulis:
 Nia sedangmembaca surat kabar
 Ari mau menulis surat
 Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
 Mereka bertempat tinggal di Menteng
 Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
 Akan saya tanyakan soal itu.

b) Kosa kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata:
1. Ragam Lisan
 Ariani bilang kalau kita harus belajar
 Kita harus bikin karya tulis
 Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak

2. Ragam Tulis
 Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar
 Kita harus membuat karya tulis.
 Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.

3. Ragam Bahasa Ilmiah


Adalah sarana verbal yang efektif, efesien, baik, dan benar.
Misalnya, dalam penulisan :
1. Proposal kegiatan ilmiah, proposal penelitian;
2. Laporan kegiatan yg berbentuk surat, artikel, makalah, naskah.
3. Karya tulis ilmiah: skripsi, tesis, dan disertasi
4. Laporan rutin suatu pekerjaan yg berbentuk surat, artikel, maupun naskah
5. Laporan pertanggungjawaban: laporan kegiatan, laporan keuangan, dll
6. Laporan penelitian yang berbentuk: laporan analisis,
laporan rekomendasi.
file:///C:/Users/Y/Downloads/BAB%202.%20RAGAM%20BAHASA.pdf

9|Page
 Berikut Ciri - Ciri Ragam Bahasa Ilmiah :
1. CENDEKIA
seksama, sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterimaa
secara tepat oleh pembaca.
2. LUGAS
Paparan bahasa yang lugas akan menghindari kesalah-phaman dan
kesalahan menafsirkan isi kalimat dapat dihindarkan.
3. JELAS
Gagasan akan mudah dipahami apabila dituangkan dalam bahsa yang jelas
dan hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas.
4. FORMAL
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal (resmi).
Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosa kata,
bentukan kata, dan kalimat.
5. OBYEKTIF
Sifat obyektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai
pangkal tolak, tetapi juga diwujudkan dalam penggunaan kata.
6. KONSISTEN
Unsur bahasa, tanda baca, dan istilah, sekali digunakan sesuai kaidah maka
untuk selanjutnya digunakan secara konsisten.
7. BERTOLAK DARI GAGASAN
Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Pilihan kalimat yang
lebih cocok adalah klaimat pasif, sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai
pelaku perlu dihindari.
8. RINGKAS dan PADAT
Ciri padat merujuk pada kandungan gagasan yang diungkapkan dengan
unsur-unsur bahasa. Karena itu, jika gagasan yang terungkap sudah memadai
dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan sudah
terpenuhi.//////////////////
http://fiaadventy.blogspot.com/2014/10/berbagai-laras-bahasa-dan-contohnya.html

10 | P a g e
C. Definisi Laras Bahasa dan Jenisnya Beserta Contohnya

 Pengertian Laras Bahasa


Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan
fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya.
Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik,
laras sastra, yang masih dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya.
Setiap laras memiliki cirinya sendiri dan memiliki gaya tersendiri. Setiap laras dapat disampaikan
secara lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar, atau nonstandar.

Definisi Laras Bahasa Dari Berbagai Ahli :


1. Ure dan Ellis telah menyatakan pada 1977 bahawa laras bahasa adalah sejenis
pencorakan bahasa yang kerap kali digunakan dalam sesuatu situasi komunikatif.
2. Za’ba (1962) menerangkan laras ialah rupa susuk bahasa yang dipakai apabila bercakap
atau mengarang, iaitu tentang perkataannya, ikatan ayatnya, jalan bahasanya, cara
susunannya atau bentuk peribahasanya.
3. Halliday (1968) mendefinisikannya sebagi variasi bahasa berlainan berdasarkan fungsi
atau dengan kata yang lebih mudah laras berubah mengikut situasi. Beliau
mendasarkan perbezaan laras yang digunakan kepada dua faktor, iaitu pengguna dan
penggunaan. Variasi bahasa yang timbul yang berkaitan dengan penggunanya, iaitu
yang melibatkan tempat asal seseorang ialah dialek dan variasi bahasa yang berkaitan
dengan penggunaannya, iaitu yang berlainan mengikut kumpulan sosial yang
menggunakannya ialah register atau laras.
4. Naomi S. Baron (1979) mentakrifkan laras sebagai variasi linguistik (linguistic
variation) yang ditentukan oleh keadaan sosial yang wujud pada ketika tertentu.
5. Dwight Bolinger (1981) dan rakannya mendefinisikan laras sebagai bentuk atau variasi
bahasa yang digunakan dalam peristiwa berkomunikasi dan mereka menambah, laras
dengan bentuk bahasa yang digunakan dalam ucapan umum seperti yang digunakan
oleh seseorang pemidato saling berkaitan.
6. A. Wilkins (1982) mentakrifkan laras sebagai satu gaya bahasa yang berhubung kait
dengan pekerjaan.
7. Nik Safiah Karim (1982) bersependapat dengan Halliday kerana setiap anggota
masyarakat akan menggunakan beberapa laras yang berbeza mengikut keperluannya.
8. Brian Seaton (1982) mengeluarkan pendapat bahawa laras ialah satu variasi bahasa
yang wujud daripada situasi yang berlainan seperti umur, jantina dan tajuk percakapan.
9. Asmah (1987) pula menyatakan ciri-ciri khusus dalam penggunaan bahasa menurut
bidang penggunaannya.
10. Abdullah Hassan (1989) menyebut pemakaian kata-kata tertentu yang sesuai dengan
konteksnya itu, adalah sesuatu yang dikatakan laras bahasa.
11. Raminah Hj. Sabran (1989) menjelaskan setiap bahsa mempunyai beberapa laras yang
tersendiri yang digunakan dalam situas atau konteks yang berbeda.

11 | P a g e
Jenis Laras Bahasa
Jenis laras bahasa antara lain sebagai berikut :

1. Laras Bahasa Hukum


Laras bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya
khas dalam dunia hukum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri,
oleh karena itu bahasa hukum Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-
kaidah bahasa Indonesia.
Ciri-ciri laras bahasa hukum :
o Mempunyai gaya bahasa yang khusus.
o Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan.
o Objektif dan menekan prasangka pribadi.
o Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang diselidiki
untuk menghindari kesimpangsiuran.
o Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi.

Contoh :

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta
 Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus
jutarupiah).
 Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual pada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hasil hak cipta
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).

2. Laras Bahasa Kedokteran


Istilah medis memang terdengar begitu rumit. Sebenarnya istilah ini tidak
dimaksudkan agar pasien tidak mengerti. Tujuannya adalah keseragaman,
universalitas. Agar istilah yang dituliskan dokter di Amerika tetap dapat dipahami
dokter di Papua. Karena ilmu kedokteran berasal dari sejarah panjang, banyak istilah
kedokteran berawal dari bahasa klasik (Latin atau Greek). Seiring perkembangan,
memang tentu ada adaptasi, perubahan. Tetapi pada dasarnya masih bisa ditarik ke
bahasa asalnya. Ada juga pengaruh lokal, sehingga sering suatu istilah di-adopsi ke
bahasa Indonesia. Biasanya adopsi ini secara hampir utuh, dan polanya mudah diikuti.

12 | P a g e
Secara umum istilah medis terdiri dari 4 bagian :
1. Kata induk
2. Awalan
3. Akhiran
4. Penghubung antar bagian
Suatu istilah bisa terdiri dari kata induk saja, atau ditambah 1, 2 atau 3 bagian lain.

 Kita ambil satu contoh sederhana: Perikarditis “Peri” adalah awalan yang berarti
sesuatu yang di tepi atau melingkupi “kard” artinya jantung “Itis” adalah akhiran
yang berarti “peradangan” Jadi Pericarditis artinya peradangan pada jaringan yang
melingkupi jantung.
Tentu mudah memahami kalau ada istilah: Bradikardi, “bradi” artinya “lambat”
sehingga “bradikardi” berarti denyut jantungnya melambat. Takhikardi, “takhi”
artinya “cepat” sehingga “takhikardi” berarti denyut jantungnya bertambah cepat.
 Contoh lain yang menggunakan 2 kata induk: Ureterolithiasis.
“Ureter” adalah saluran dari ginjal menuju kandung kemih. Dalam bahasa
Indonesia juga disebut ureter. Fonem “o” untuk menghubungkan dengan kata
berikutnya. “Lith” artinya batu, sedang akhiran “osis atau asis” artinya proses.
Jadi “Ureterolithiasis” adalah terbentuknya batu pada saluran kemih antara ginjal
dan kandung kemih.
 Contoh lain yang lebih kompleks: Histerosalfingografi. Histero artinya “uterus”
atau “rahim” Salfing adalah nama lain dari tuba fallopii artinya “saluran telur”
Grafi adalah “gambar/foto”. Fonem “o” adalah kata penghubung antar masing-
masing kata induk tersebut. Jadi Histerosalfingografi berarti: gambar dari rahim
dan saluran telur yang diperoleh dengan foto rontgen. (Kata “histeris” itu diduga
juga berakar dari kata “histero” yang berarti rahim ini. Ada yang menyebut karena
ketika berkontraksi rahim menjadi begitu keras dan kaku. Ada yang menyebut dari
ekspresi wanita ketika rahimnya berkontraksi dan mengejan kuat-kuat). Kalau kita
tengok penulisannya dalam bahasa Inggris, maka proses adopsi ini mudah diikuti.

 Perikarditis: Pericarditis
Ureterolithiasis: Ureterolithiasis
Histerosalfingografi: Hysterosalphingography

13 | P a g e
3. Laras Bahasa Umum
 Mudah difahami
Contoh: Sarah p pasar raya untuk beli barang-barang dapur
 Menggugurkan penggunaan kata sendi nama
Contoh: Adik jatuh gaung = adik jatuh ke dalam gaung
 Menggunakan laras bahasa umum
Contoh: lain kali buatlah lagi (bahasa terbalik)
biarkan aku sendiri (bahasa merajuk)
 Menggunakan ayat pendek dan ringkas
Contoh: Saya pergi ke pasar.

4. Laras Bahasa Teknikal


 Laras teknikal digunakan oleh para pakar untuk berkomunikasi dengan pakar lain yang
sebidang.
 Laras teknikal bermakna semua jenis teks di dalam semua jenis bidang kepakaran sama
ada bidang sains tulen, teknologi, sains pengurusan dan lain-lain bidang kepakaran.
Contoh:
a. Teknik ini akan menghasilkan penghematan bahan bakar, peningkatan produktivitas
dan kualitas permukaan.
b. Anda mendapatkan ahli teknik yang membawa panel tenaga surya tanpa alas kaki ke
pegunungan yang terpencil.
c. Analisis ini bersifat bottom-up, analisis induktif yang berlaku pada tingkat fungsional
atau per bagian sistem. Pada tingkat fungsional, jenis kegagalan diidentifikasi pada
setiap fungsi di dalam sistem atau komponen peralatan, yang biasanya dibantu
dengan diagram blok Untuk analisis per komponen, jenis kegagalan diidentifikasi
untuk setiap komponennya (seperti saluran, penghubung, resistor, atau diode). Jenis
kegagalan dengan efek yang identik dapat dikombinasikan dan dirangkum.

5. Laras Bahasa Ekonomi


 Berbentuk ilmiah
 Istilah-istilah teknikal dan berkaitan dengan urusan perniagaan dan ekonomi
 Tidak terlalu mementingkan struktur ayat
 Bersifat formal
 Mementingkan sususnan maklumat yang disampaikan dengan jelas dan eksplisit
 Setiap fakta dapat diuraikan berdasarkan bukti dalam bentuk data dan statistik

Contoh:
TEMPO.CO, Jakarta – Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, Lana
Soelistianingsih mengatakan, tantangan terbesar Indonesia dalam investasi adalah kurangnya
minat dan pengetahuan dari rakyat, inilah mengapa pemerintah harus menyediakan pendidikan
intensif.

14 | P a g e
“Pendidikan itu penting sebagai pengetahuan tentang pasar sehingga penyebaran
investor lokal dan asing lebih sama,” kata Lana, Selasa. Bahkan pemerataan investor lokal
dan asing akan melindungi Indonesia dari tekanan asing.
Saat ini, investor asing memiliki persentase lebih besar dalam investasi saham dengan 51
persen dan obligasi pemerintah dengan 35,8 persen, ini membuat Indonesia terlalu
bergantung pada investasi asing.
Ada dua hal yang menyebabkan kurangnya masyarakat minat untuk investasi.
Pertama, pendapatan per kapita yang kecil. Meskipun biaya investasi saat ini murah,
pendapatan per kapita Rp3 juta per bulan dianggap kurang. “Orang-orang masih mikir-
mikir dalam menabung, apalagi investasi,” kata Lana.
Kedua, kurangnya masyarakat kesadaran akan pentingnya investasi. Untuk
mengatasi hal ini, pemerintah harus mulai memperkenalkan investasi di sekolah.
“[Pengantar investasi harus] mulai dari SMP,” tambah Lana.
Indonesia menghadapi lima tantangan dalam investasi fisik : korupsi, birokrasi
yang tidak efisien, kurangnya infrastruktur yang memadai, tumpang tindih antara kebijakan
pemerintah pusat dengan daerah dan mahalnya biaya pinjaman.
Dalam jangka pendek, pemerintah dapat meningkatkan infrastruktur dan
meniadakan tumpang tindih antara pemerintah pusat dan daerah. “Untuk tiga lainnya
[tantangan], rencana jangka panjang diperlukan dalam rangka meningkatkan itu,” kata
Lana

6. Laras Bahasa Agama


Berisi istilah agama dari bahasa Arab. Struktur ayatnya banyak dipengaruhi struktur
bahasa Arab. Disisipkan dengan kutipan dari al-Quran dan hadis.
 Terdapat unsur bahasa klasik terutama pada kosa katanya.
 Terdapat istilah agama yang khusus bagi sesuatu agama.
 Banyak mengandungi bentuk cerita, kias dan ibarat.
Contoh: Syurga dalam bahasa Arab disebut sebagai ”al-jannah” yang bermaksdu
sebuah taman yang indah, penuh dengan pelbagai nikmat dan keselesaan….

7. Laras Bahasa Himbauan


 Fungsi utama laras himbauan ialah untuk mendorong atau menarik perhatian orang
supaya melakukan sesuatu perbuatan yang mungkin berbentuk positif ataupun negatif.
 Laras Himbauan mempunyai ciri-ciri seperti berikut; banyak menggunakan perkataan
yang membawa makna ’ajak’ atau ’tegah’, banyak menggunakan contoh, kes dan cerita
yang selaras dengan tajuk, menampilkan faedah-faedah sesuatu perbuatan, menampilkan
akibat buruk sesuatu perbuatan dan juga bentuk bahasa peribadi yang menggunakan
ganti nama orang pertama menjadi ciri utama laras ini.
 Laras Himbauan terdapat dalam bentuk lisan dan tulisan.
 Contoh: khutbah, kempen, pujukan, rayuan dan doa.

15 | P a g e
8. Laras Bahasa Klasik
 Laras Klasik mempunyai ciri-ciri seperti teks asal ditulis dalam tulisan Jawi, tidak
menggunakan tanda bacaan dan tidak menggunakan perenggan.
 Banyak menggunakan struktur ayat pasif, terdapat penggunaan kata praklausa atau kata
pembuka ayat yang tidak digunakan lagi dalam bahasa moden seperti arakian, hatta,
kalakian, empunya dan persetua.
 Laras Klasik juga mengandungi kosa kata bahasa istana seperti beta, patik, bersemayam.
 Tidak terdapat imbuhan asing untuk pembinaan istilah sains dan teknikal seperti dalam
bahasa Melayu moden, iaitu eka, dwi, mono, bi dan pra.
 Contoh Laras Klasik seperti; Hatta berapa antaranya maka rangga dan Raden Aria pun
datanglah dari benua Keling itu. Maka dipersembahkan oranglah kepada Seri Betara
mengatakan Raden Aria dan Rangga sudah datang. Petikan: Kassim Ahmad (1971)
Hikayat Hang Tuah,hlm 106.

9. Laras Bahasa Kreatif


 Menggunakan struktur ayat aktif dan pasif.
 Menggunakan bentuk dialog atau kata bual seperti dalam skrip drama.
 Menggunakan bahasa pelambangan dan kiasan.
 Bersifat kreatif imaginatif, menggunakan bunga bahasa dan bahasa hiasan.
 Tidak terdapat ciri khusus bahasa teknikal dan penggunaan ilustrasi.
 Harus mempunyai kata-kata yang segar dan bertenaga supaya dapat melukiskan
gambaran yang cukup jelas dan hidup kepada pembaca.
 Contoh: Kuala Semantan biarpun berabad lagi engkau tetap akan gemilang, Namamu kan
lebih harum menjunjung sekalian nama, Nama pahlawan yang hilang, Hilang di zaman
silam (Puisi ”Kuala Semantan Namamu Kan Tetap Gemilang”Karya Aripin Said)

10. Laras Bahasa Kanak-Kanak


Laras Bahasa Kanak-kanak mempunyai ciri-ciri seperti;
 Kosa katanya terdiri daripada kata akar, kata nama konkrit, kata kerja dan kata
adjektif.
 Kosa katanya kurang berbanding dengan kosa kata untuk orang dewasa
 Bilangan imbuhan yang digunakan terhad, dan imbuhan untuk membentuk kata
abstrak tidak terdapat dalam laras ini.
 Struktur ayat yang banyak digunakan ialah struktur ayat aktif bentuk tunggal.
 Bahasa perlambangan langsung tidak digunakan dan begitu juga dengan bentuk
bahasa yang berbunga-bunga. Contoh Laras Bahasa Kanak-kanak : Rusa dan Anak
Rusa
Seekor anak rusa bertanya kepada ayahnya: “Ayah lebih besar, lebih kuat, dan lebih lincah
daripada seekor anjing, dan ayah memiliki tanduk yang tajam. Tetapi mengapa Ayah selalu
lari menghindar saat mendengar gonggongan anjing?”
“Anakku,” kata sang Rusa, “Sifat amarahku tidak menentu, dan bisa saja saat saya
berdekatan dengan anjing yang ribut menggonggong itu, saya akan kehilangan kesabaran
dan mungkin saja saya akan melukai anjing tersebut.”

16 | P a g e
11. Laras Bahasa Iklan

 Fungsi utama laras ini untuk memperkenalkan dan menjual barangan atau perkhidmatan
yang diiklankan.

 Laras Bahasa Iklan mempunyai ciri-ciri seperti; terdapat penggunaan unsur grafik dan
ilustrasi yang sangat ketara pada iklan yang bercetak, terdapat penggunaan gambar
bergerak dan musik dengan jelas pada laras iklan pandang-dengar yaitu dalam film dan
televisi, struktur ayatnya pendek dan banyak menggunakan ayat tunggal, menggunakan
unsur retorik atau manipulasi bahasa secara berkesan, menggunakan ungkapan istilah dan
juga menggunakan berbagai kaedah untuk membujuk atau menarik perhatian pengguna
seperti kaedah umpan, pujukan, kemesraan, gesaan dan doa.

Contoh laras bahasa iklan:

 Laras bahasa dapat digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu laras biasa dan laras
khusus. Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan untuk masyarakat umum seperti
bidang hiburan, pengetahuan, peneranagn, dan maklumat.
 Laras khusus merujuk kepada kegunaan untuk khalayak khusus seperti ahli-ahli atau
peminat dalam bidang tertentu dan pelajar-pelajar (rencana, laporan, buku). Pembeda
utama yang membedakan antara laras biasa dengan laras khsus ialah: kosa kata, tata
bahasa, dan gaya.
https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/17/laras-bahasa-2/

D. LARAS ILMIAH
Laras ilmiah adalah penggunaan bahasa dalam kegiatan ilmiah, contohnya adalah
penulisan karya tulis ilmiah, namun selama ini penulisan karya tulis ilmiah terkadang tidak
sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar, misalnya
penggunaan tanda titik dua, seharusnya tanda titik dua diletakkan tepat setelah huruf akhir
dari kalimat, namun kebanyakan dari kita ingin memperindah tulisan dengan meletakan
tanda titik dua diratakan letaknya, tidak peduli di mana seharusnya meletakkan tanda titik
dua tersebut. Penulisan karya tulis ilmiah seharusnya tidak perlu menggunakan rata kiri
kanan, namun kembali lagi pada kebiasaan kita yang ingin memperindah tampilan tulisan
untuk dilihat. Oleh karena itu, mahasiswa yang sedang menjalani program karya tulis
ilmiah sebaiknya menyesuaikan penulisan karya tulis ilmiah dengan EYD, sesuai dengan
pedoman penulisan karya tulis ilmiah, dan rajin konsultasi dengan dosen pembimbing
utama dan dosen pembimbing pendamping agar penulisan karya tulis ilmiah mendekati
sempurna bahkan sempurna.

http://bahasaindonesiakelompok5.blogspot.com/2015/09/larasilmiah-dan-ragam-bahasa-
namaismi.html

17 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda


menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
 Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa,
ragam bahasa terdiri dari:
1. Ragam bahasa lisan
2. Ragam bahasa tulis

Laras Bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya.


 Jenis laras bahasa antara lain sebagai berikut :
1. Laras Bahasa Hukum
2. Laras Bahasa Kedokteran
3. Laras Bahasa Umum
4. Laras Bahasa Teknikal
5. Laras Bahasa Ekonomi
6. Laras Bahasa Agama
7. Laras Bahasa Himbauan
8. Laras Bahasa Klasik
9. Laras Bahasa Kreatif
10. Laras Bahasa Kanak-Kanak
11. Laras Bahasa Iklan

Laras ilmiah adalah penggunaan bahasa dalam kegiatan ilmiah, contohnya adalah
penulisan karya tulis ilmiah, namun selama ini penulisan karya tulis ilmiah terkadang tidak
sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar, misalnya
penggunaan tanda titik dua, seharusnya tanda titik dua diletakkan tepat setelah huruf akhir
dari kalimat, namun kebanyakan dari kita ingin memperindah tulisan dengan meletakan
tanda titik dua diratakan letaknya, tidak peduli di mana seharusnya meletakkan tanda titik
dua tersebut.

B. Saran

Lebih memberikan pengenalan ragam bahasa dan laras bahasa serta laras ilmiah
pada masyarakat terutama pada anak-anak dan remaja guna mengurangi terjadinya
penyimpangan-penyimpangan kaidah bahasa dan penggunaan bahasa tidak baku yang
bukan pada tempatnya.

18 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://murliati.wordpress.com/2017/06/11/makalah-bahasa-indonesia-ragam-bahasa-indonesia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d54a798dd7ad3011f11487712ec9573f.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa
file:///C:/Users/Y/Downloads/BAB%202.%20RAGAM%20BAHASA.pdf
http://fiaadventy.blogspot.com/2014/10/berbagai-laras-bahasa-dan-contohnya.html
https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/17/laras-bahasa-2/
http://bahasaindonesiakelompok5.blogspot.com/2015/09/larasilmiah-dan-ragam-bahasa-namaismi.html

19 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai