Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH RAGAM BAHASA DAN LARAS BAHASA

DOSEN PENGAMPUH :
ANIS DWI WINARSIH. S.Pd. M. Pd

DISUSUN OLEH :
INZI RHEINA (22022000310)
ERICA DELPHIANTI (22022000315)
OKTAVIANUS RIVALDO CONGKA (22022000324)
WILDAN FAJAR SAPUTRA (22022000331)
KELAS : H

KELOMPOK 1

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul:”RAGAM
BAHASA DAN LARAS BAHASA” dengan baik dan lancar.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah singkat ini.
Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah singkat ini.
Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat makalah
singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..……………………………………………………………………. 1
DAFTAR ISI …...…………………………………………………………………………… 2
BAB : I PENDAHULUAN
1.1. 1.Latar
Belakang………………………………………………………………………... 3
BAB : II RUMUSAN MASALAH
1.2. 1.Bagaimana Konsep Ragam Bahasa.
…………………………………………………... 4
1.2.2. Bagaimana Konsep Laras Bahasa..…………………………………………………….5
BAB : III PEMBAHASAN
1.3.1. Menjelaskan Konsep Ragam Bahasa dan Laras Bahasa……………………………... 6
BAB : IV PENUTUP
1.4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………...7
1.4.2 Saran………………………………………………………………………………….....8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..…..... 9
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. 1 Latar Belakang
Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsi bahasa
komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasa dan laras bahasa.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa.
Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkan media yang digunakan topik
pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain, laras bahasa dimaksudnya
kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Fungsi pemakaian bahasa lebih
diutamakan dalam laras bahasa dari pada aspek lain dalam ragam bahasa. Selain itu,
konsepsi antara ragam bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam perwujudan aspek
komunikasi bahasa. Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragam bahasanya.
Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Salah satu fungsi bahasa adalah
sebagai alat komunikasi. Melalui bahasa, manusia dapat saling berhubungan atau
berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan
meningkatkan kemampuan intelektual. Sebuah bahasa, penting atau tidak penting,
dapat dilihat dari tiga kriteria, yaitu jumlah penutur, luas daerah penyebarannya, dan
terpakainya bahasa itu dalam sarana ilmu, susastra, dan budaya.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang memiliki banyak ragam.
Sebagai contoh, kita mengenal adanya ragam lisan dan tulisan, baku dan tidak baku,
atau ragam ilmiah dan populer. Adanya ragam bahasa tersebut membuat bahasa
Indonesia wajib dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan
mahasiswa saja, tetapi juga semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa
Indonesia. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai
dengan keperluannya, apa pun latar belakangnya.
Pengetahuan tentang ragam bahasa Indonesia merupakan hal yang penting. Dengan
memahami banyak ragam bahasa, kita dapat menggunakan bahasa Indonesia secara
menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dengan baik dan benar. Selain itu, identitas
kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang

.
BAB II : RUMUSAN MASALAH

1.2. 1. Bagaimana Konsep Ragam Bahasa

1.2.2. Bagaimana Konsep Laras Bahasa


BAB III : PEMBAHASAN

1.3.1. Bagaimana Konsep Ragam Bahasa

a. Hakikat Ragam Bahasa dan Laras Bahasa


Bachman (1990) menjelaskan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Dengan kata lain, ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian
bahasa.
Ragam bahasa berbeda dengan laras bahasa. Pada saat digunakan sebagai
alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi
pemakaiannya. Itulah yang disebut dengan laras bahasa. Jadi, laras bahasa adalah
kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Contoh dari laras bahasa antara
lain laras iklan, laras lagu, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras
komik, dan laras sastra. Setiap laras masih dapat dibagi lagi menjadi sublaras.
Sebagai contoh, laras sastra yang dapat dibagi-bagi menjadi laras cerpen, laras puisi,
atau laras novel.
Ragam bahasa juga adalah bentuk bahasa yang bervariasi menurut konteks
pemakaian. Ragam bahasa tidak berfungsi sebagai atribut tetap seorang pembicara –
bahasawan yang kompeten biasanya menguasai berbagai jenis ragam bahasa dan
mampu menyesuaikan ragam yang dipakai dengan situasi dan tujuan berbahasa.
Berdasarkan situasi pemakaiannya,ragam bahasa terdiri atas tiga bagian, yaitu:
 Ragam bahasa formal adalah ragam bahasa yang ejaannya, tata bahasanya,
dan kosakatanya diakui keberterimaannya di kalangan masyarakat luas dan
dijadikan standar pemakaian bahasa yang benar.
 Ragam bahasa nonformal adalah ragam bahasa tulis yang bentuknya bebas, tidak
terikat tatabahasa dan cenderung bergantung pada gaya penulisannya.
 Ragam bahasa semiformal, yaitu sebuah ragam penuturan yang menyampaikan
kalimat dalam bentuk yang tidak lengkap dari segi struktur atau gramatikal serta
menggunakan ragam bahasa tidak baku atau resmi.

Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan hanya pada suatu konteks atau
bidang pemakaian tertentu. Penggunaan laras bahasa pada kehidupan sehari-hari.
Perbedaan pada masing-masing jenis laras bahasa ditentukan oleh bidang penerapan
bahasa, cara penggunaan bahasa dan peran pengguna bahasa. Prinsip dari laras bahasa
adalah keselarasan antara bahasa dengan pemakai bahasa, sehingga jenis penggunaannya
dikaitkan dengan disiplin ilmiah tertentu
Setiap laras memiliki format dan gaya tersendiri. Setiap laras dapat disampaikan
secara lisan atau tulis dalam bentuk formal, semiformal, atau nonformal. Oleh karena
itu, dalam menulis, kita harus menguasai berbagai laras yang berbeda itu agar dapat
memilih laras yang tepat untuk khalayak sasaran. Laras bahasa yang menjadi perhatian
kita dalam materi kali ini adalah laras ilmiah.

b. Jenis-Jenis Ragam Bahasa


 Ragam Bahasa Menurut Media atau Sarana
Penggunaan bahasa berdasarkan media pengantarnya atau sarana yang
digunakan terbagi atas ragam lisan dan ragam tulis. Perbedaan antara ragam
lisan dan ragam tulis dapat dilihat dari peristiwa berbahasa. Jika kita berbahasa
lisan, orang yang diajak bicara berhadapan dengan orang yang mengajak bicara.
Dengan demikian, bahasa lisan dapat diperjelas dengan gerak tangan, anggukan
kepala, atau ekspresi wajah. Selain itu, kejelasan bahasa lisan dapat dibantu
dengan intonasi, tinggi rendah nada ucapan, tekanan kata dan lafal. Ragam lisan
dapat digunakan dalam laporan pandangan mata, misalnya, laporan pandangan
mata pertandingan sepak bola, musibah kecelakaan pesawat terbang, bencana
alam, atau demonstrasi masak (Santoso, 2017: 1.13). Untuk lebih jelasnya,
berikut merupakan ciri-ciri ragam bahasa lisan:
1. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
3. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi
serta bahasa tubuh
4. Berlangsung cepat;
5. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
6. Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
7. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
8. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara

Contoh ragam lisan:

Penggunaan Bentuk Kata


a. Nia sedang baca surat kabar.
b. Ari mau nulis surat.
c. Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.
d. Mereka tinggal di Medan.
e. Jalan layang itu untuk mengatasi kamacetan lalu lintas

Penggunaan Kosa Kata


a. Alzeta bilang kalau kita harus belajar.
b. Kita harus bikin karya tulis.
c. Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.

Penggunaan Struktur Kalimat


a. Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.
b. Dalam “Asah Terampil” ini dihadiri juga oleh Gubernur Jakarta

Selanjutnya ragam tulis. Ragam tulis harus lebih cermat karena orang yang
diajak berbicara tidak ada di depan kita. Akibatnya, ragam ini tidak dapat
diperjelas dengan gerak tangan, anggukan kepala, dan ekspresi wajah. Bahasa
tulis juga tidak dapat diperjelas dengan intonasi, nada, tekanan, dan lafal. Kaidah
kebahasaan sangat penting untuk difungsikan dalam ragam tulis. Letak subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan sangat berpengaruh dalam bahasa
tulis. Fungsi imbuhan sebagai pembentuk kata dapat menentukan makna kata.
Kecermatan dan ketelitian penggunaan kata dalam bahasa tulisa berperan
penting. Berikut merupakan ciri-ciri ragam bahasa tulis.
1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.
2. Bersifat objektif.
3. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.
4. Mengemban konsep makna yang jelas.
5. Harus memperhatikan unsur gramatikal.
6. Berlangsung lambat.
7. Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jeas, dan runtut.
8. Selalu memakai alat bantu;
9. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
10. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu
dengan tanda baca.

Ketentuan-ketentuan ragam tulis:


 Memakai ejaan resmi
 Menghindari unsur kedaerahan
 Memakai fungsi gramatikal secara eksplisit
 Memakai bentuk sintesis
 Pemakaian partikel secara konsisten
 Menghindari unsur leksikal yang terpengaruh bahasa daerah

Kelebihan ragam bahasa tulis:


 Informasi yang disajikan bisa pilih untuk dikemas sebagai media atau
materi yang menarik dan menyenangkan.
 Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
 Sebagai sarana untuk memperkaya kosakata.
 Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan
informasi, atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu
mencanggihkan wawasan pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis:


 Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan tidak
ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
 Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika
harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cendrung miskin
daya pikat dan nilai jual.
 Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong.
Oleh karena itu, diperlukan kesaksamaan yang lebih besar dalam ragam
tulisan.

 Ragam Bahasa Menurut Pendidikan


Ragam bahasa menurut pendidikan terbagi atas ragam baku dan tidak
baku. Beberapa penyusun buku seperti E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai
(1999:18—19) mengatakan bahwa pada dasarnya, ragam tulis dan ragam
lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku.
Ragam baku menggunakan kaidah bahasa yang lebih lengkap
dibandingkan dengan ragam bahasa tidak baku. Ragam ini terdapat dalam
karya-karya ilmiah, laporan-laporan, seminar-seminar, pidato resmi,
wawancara resmi, atau pidato kenegaraan. Sementara itu, ragam tidak baku
terdapat pada penggunaan bahasa sehari-hari, seperti di pasar, dalam
pembicaraan tidak resmi, artikel populer, media televisi terutama dalam acara
hiburan, seperti wawancara tidak resmi (wawancara dengan artis atau tokoh
masyarakat), sinetron, dan sebagainya.

Ciri-Ciri Ragam Baku


1. Mantap
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Sebagai contoh, kalau
kata rasa dibubuhi awalan pe- akan terbentuk kata perasa. Kata
raba dibubuhi pe- akan terbentuk kata peraba. Oleh karena itu, menurut
kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi pe- akan menjadi perajin,
bukan pengrajin. Kalau kita berpegang pada sifat mantap kata pengrajin
tidak dapat kita terima.

2. Dinamis
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki
adanya bentuk mati. Sebagai contoh, kata langganan mempunyai makna
ganda, yaitu orang yang berlangganan dan toko tempat berlangganan.
Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan
itu disebut pelanggan.

3. Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada
tempat-tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang
terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan
bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan formal (sekolah). Isi
bahasa baku mengungkapkan pemikiran yang teratur, logis, dan masuk
akal.
Di samping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan
gambaran apa yang ada dalam otak pembicara atau penulis. Selanjutnya,
ragam baku dapat memberikan gambaran yang jelas dalam otak pendengar
atau pembaca.

4. Seragam
Ragam baku bersifat seragam. Pada hakikatnya, proses pembakuan
bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata lain,
pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman. Pelayan
kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah pramugara dan
pramugari. Andaikata ada orang yang mengusulkan bahwa pelayan kapal
terbang disebut steward atau stewardes dan penyerapan itu seragam, kata
itu menjadi ragam baku.
Akan tetapi, kata steward dan stewardes sampai dengan saat ini tidak
disepekati untuk dipakai. Yang timbul dalam masyarakat
ialahpramugara atau pramugari.

Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan


Dalam berbahasa Indonesia, kita sudah mengenal ragam lisan dan ragam
tulis, ragam baku dan ragam tidak baku. Oleh sebab itu, muncul ragam baku
tulis dan ragam baku lisan. Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai
dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya.
Pemerintah sekarang mendahulukan ragam baku tulis secara nasional. Usaha
itu dilakukan dengan menerbitkan masalah ejaan bahasa Indonesia, yang
tercantum dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Dalam masalah ragam baku lisan, ukuran dan nilai ragam baku lisan ini
bergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam
ucapan. Seseorang dikatakan berbahasa lisan yang baku kalau dalam
pembicaraannya tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya.

Ragam bahasa Standar, Semistrandar, dan Nonstandar


Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam
bahasa standar, semistandar, dan nonstandar. Bahasa ragam standar memiliki
sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu
tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan
perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan
berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi, 1998:
14).

Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semistandar dilakukan


berdasarkan:
1. Topik yang sedang dibahas,
2. Hubungan antarpembicara,
3. Medium yang digunakan,
4. Lingkungan, atau
5. Situasi saat pembicaraan terjadi

Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar, dan nonstandar
adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
2. Penggunaan kata tertentu,
3. Penggunaan imbuhan,
4. Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
5. Penggunaan fungsi yang lengkap.

Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam
standar dan ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita
hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak,
Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita
akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan
menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai
perbedaan ragam standar dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar,
digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang
ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam ragam standar
kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam
standar dan nonstandar. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan
karena situasi sudah dianggap cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat-
kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. Seringkali
pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya, Hai,
Ida, mau ke mana?” “Pulang.” Sering kali juga kita
menjawab “Tau.” untuk menyatakan ‘tidak tahu’. Sebenarnya, pëmbedaan
lain, yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan di atas adalah Intonasi.
Misalnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan
tidak terwujud dalam ragam tulis.

 Ragam Bahasa dalam Bidang Wacana


Ragam bahasa bidang wacana meliputi ragam ilmiah dan ragam populer.
Ragam ilmiah merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah,
ceramah, atau tulisan-tulisan ilmiah. Sementara itu, ragam populer digunakan dalam
pergaulan sehari-hari dan tulisan populer.

Ciri-ciri ragam ilmiah:


1. Bahasa Indonesia ragam baku;
2. Penggunaan kalimat efektif;
3. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;
4. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari
pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias;
5. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi
tulisan;
6. Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea

Contoh ragam ilmiah

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu


rata-rata bumi 1—5 derajat Celcius. Jika kecenderungan peningkatan gas rumah
kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global
antara 1,5—4,5 derajat Celcius sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya
konsentrasi gas CO2 di atmosfer, akan semakin banyak gelombang panas yang
dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan
suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya
perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini berakibat pada terganggunya
hutan dan ekosistem lainnya sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap
karbon dioksida di atmosfer (Santoso, 2017: 1.12)

Contoh Ragam Populer


Bumi yang semakin panas akan membuat iklim berubah total. Ini bisa
membuat hutan dan ekosistem terganggu dan rusak. Pemanasan global
mengakibatkan gunung-gunung es mencair di daerah kutub. Permukaan air laut
menjadi naik. Efek rumah kaca juga bisa membuat suhu air laut naik. Air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut. Akibatnya, negara kepulauan
akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar (Santoso, 2017: 1.12)

 Ragam Bahasa Menurut Cara Pandang Penutur


Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri atas
beberapa ragam diantara nya adalah ragam dialek, ragam terpelajar, ragam
resmi, dan ragam tak resmi.
Contoh ragam dialek
‘Gue udah baca itu buku.’
Contoh ragam terpelajar
‘Saya sudah membaca buku itu.’

Contoh ragam resmi


‘Saya sudah membaca buku itu.’

Contoh ragam tak resmi


‘Saya sudah baca buku itu.’

 Ragam Bahasa Dialek


Dialek adalah variasi bahasa pada kelompok masyarakat yang berada
pada suatu tempat, wilayah, atau daerah tertentu.
Menurut Wardaugh dialek juga dapat digunakan untuk membedakan
tuturan dari sudut pandang kelas sosial dan kelompok yang berbeda
dengan kelompok lain atau sebagai ciri regional dan dari daerah mana
penutur berasal.
Dialek cakupanya lebih kecil dari bahasa karena bersifat variasi
bahasa. Pada dasarnya dialek merupakan bagian dari suatu bahasa
tertentu. Contoh: Dialek Banyumas dapat kita katakan dialek karena
pada dasarnya variasi ini merupakan bagian dari bahasa jawa, tetapi
memilki variasi dalam pengucapkan kata atau frasa tertentu.
Misal orang Banyumas akan mengatakan “langka” untuk “ora ono”
artinya “tidak ada”, “gutul” untuk “teko” artinya “tiba”, “rika” untuk
“kowe” artinya “kamu”

 Ragam Bahasa Idiolek


Idiolek merupakan ujaran yang timbul dan hanya dipakai oleh
seseorang yang bisa saja berbeda dengan orang lain sehingga menjadi
ciri khas orang tersebut.
Idiolek ini dipengaruhi oleh latar belakang penutur.
Contoh: Orang dengan latar belakang pendidikan yang tinggi atau
akademisi akan sering mengatakan “perspektif” saat dia berbicara,
dan kata atau frasa tersebut timbul karena kebiasaannya menggunakan
kata tersebut.

 Sosiolek antara lain terjadi pada berbagai


kelompok masyarakat menurut kelas sosial, usia, serta pekerjaan.
Contohnya adalah perbedaan bahasa antara masyarakat kelas atas dan
kelas bawah, remaja dan orang tua, serta antara dokter dan pengacara.
Misalnya percakapan yang memiliki kesamaan sosial:
sovia : ven, tugas anakesmu sudah selesai?
vena : belum sov, kamu?
sovia : sama ven, aku juga belum ni.
vena : kamu mau membahas tentang apa?
sovia : aduh, nggak tau ne, belum dapat inspirasi.
vena : hahahaha, sama sov. itu kan tugasnya dipakai buat UTS.
sovia : iya ven.
Indry dan Sasa status sosialnya sama, yaitu mahasiswi. Dilihat dari
percakapan di atas, status sosial mereka sama-sama mahasiswa jadi
saat mereka bertemu bahan obrolannya lebih banyak mengenai
masalah perkuliahan, seperti mata kuliah Analisis Kesalahan
Berbahasa atau yang mereka singkat Anakes dan UAS. Jadi apabila
seseorang yang status sosialnya sama kemudian bertemu dan terjadi
sebuah percakapan, maka biasanya percakapan yang mereka
bicarakan yaitu seputar profesi mereka.

a. Akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau


lebih bergengsi daripada variasi sosial lainnya. Sebagai contoh
akrolek ini adalah yang disebut bahasa bagongan, yaitu variasi
bahasa Jawa yang khusus digunakan oleh para bangsawan
kraton Jawa.
b. Slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia.
Artinya, variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang
sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar
kelompok itu, atau biasa juga disebut dengan bahasa gaul.
Contoh: kepo, gw, lo, otw
c. Jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas
oleh kelompok-kelompok sosial tertentu. Ungkapan yang
digunakan seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat
umum atau masyarakat di luar kelompoknya. Namun,
ungkapan-ungkapan tersebut tidak bersifat rahasia. Contohnya
semboyan Bhineka Tunggal Ikka
d. Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada
profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia. Letak kekhususan
argot ini adalah pada kosakata.
e. Ken adalah variasi sosial tertentu yang bernada “memelas”
dibuat merengek-rengek, penuh dengan kepura-puraan. Variasi
ini biasanya digunakan oleh para pengemis.
f. Basilek adalah variasi bahasa yang dipandang kurang bergengsi
atau rendah kedudukannya. Contohnya bahasa inggris yang
digunakan oleh para cowboy dan kuli, dan juga bahasa jawa
“krama ndesa”.
g. Vulgar adalah variasi bahasa yang menunjukan bahwa
penuturnya dari kalangan orang bodoh atau kurang terpelajar
h. Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam
percakapan sehari-hari. Kata kolokial berasal dari
kata colloquium (percakapan). Jadi, kolokial berarti bahasa
percakapan, bukan bahasa tulisan. Juga tidak tepat kalau
kolokial ini disebut bersifat “kampungan” atau bahasa kelas
golongan bawah, sebab yang penting adalah konteks dalam
pemakaiannya.

1.3.2. Bagaimana Konsep Laras Bahasa


Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan hanya pada suatu konteks
atau bidang pemakaian tertentu.

Laras bahasa adalah


kesesuaian bahasa yang
dipakai dengan fungsi
pemakaian bahasa.
Bahasa yang difungsikan
untuk menulis karangan ilmiah
disebut laras ilmiah, bahasa
yang difungsikan untuk
menulis karya sastra disebut
laras sastra. Selama ini istilah
laras
bahasa sering dikacaukan
dengan ragam bahasa.
Laras tertentu ada yang
dapat dibagi atas beberapa
sublaras. Laras sastra,
misalnya,
dapat dibagi menjadi laras
puisi, laras cerpen, laras novel
dan lain-lain. Laras jurnalistik
dapat dibagi menjadi laras
berita, laras editorial, laras
iklan, dan sebagainya. Setiap
laras
mempunyai ciri khas atau gaya
tertentu. Semua laras bahasa
dapat dipakai secara lisan
dan tulis, untuk situasi formal,
semi formal dan non formal.
Pemakaian kata atau istilah
khusus dalam bidang tertentu
sekaligus menjadi ukuran
ilmiah atau tidaknya suatu
laras. Pembicaraan dalam
bidang politik, ekonomi,
sosial,
budaya, dengan berbagai topik
dapat bernuansa ilmiah atau
non ilmiah. Jika yang dipakai
dalam pembicaraaan itu
kata-kata biasa atau kata-
kata umum, berarti
larasnya non
ilmiah. Sebaliknya, jika kata
dipakai kata atau istilah yang
dipakai dalam disiplin ilmu
tertentu, berarti larasnya
ilmiah.
Laras Bahasa merupakan
ragam bahasa yang digunakan
untuk suatu tujuan atau pada
konteks sosial tertentu.
Banyak sekali laras bahasa
yang dapat diidentifikasi
tanpa
batasan yang jelas di antara
mereka. Definisi dan
kategorisasi laras bahasa pun
berbeda
antara para ahli linguistik.
Laras bahasa adalah
kesesuaian bahasa yang
dipakai dengan fungsi
pemakaian bahasa.
Bahasa yang difungsikan
untuk menulis karangan ilmiah
disebut laras ilmiah, bahasa
yang difungsikan untuk
menulis karya sastra disebut
laras sastra. Selama ini istilah
laras
bahasa sering dikacaukan
dengan ragam bahasa.
Laras tertentu ada yang
dapat dibagi atas beberapa
sublaras. Laras sastra,
misalnya,
dapat dibagi menjadi laras
puisi, laras cerpen, laras novel
dan lain-lain. Laras jurnalistik
dapat dibagi menjadi laras
berita, laras editorial, laras
iklan, dan sebagainya. Setiap
laras
mempunyai ciri khas atau gaya
tertentu. Semua laras bahasa
dapat dipakai secara lisan
dan tulis, untuk situasi formal,
semi formal dan non formal.
Pemakaian kata atau istilah
khusus dalam bidang tertentu
sekaligus menjadi ukuran
ilmiah atau tidaknya suatu
laras. Pembicaraan dalam
bidang politik, ekonomi,
sosial,
budaya, dengan berbagai topik
dapat bernuansa ilmiah atau
non ilmiah. Jika yang dipakai
dalam pembicaraaan itu
kata-kata biasa atau kata-
kata umum, berarti
larasnya non
ilmiah. Sebaliknya, jika kata
dipakai kata atau istilah yang
dipakai dalam disiplin ilmu
tertentu, berarti larasnya
ilmiah.
Laras Bahasa merupakan
ragam bahasa yang digunakan
untuk suatu tujuan atau pada
konteks sosial tertentu.
Banyak sekali laras bahasa
yang dapat diidentifikasi
tanpa
batasan yang jelas di antara
mereka. Definisi dan
kategorisasi laras bahasa pun
berbeda
antara para ahli linguistik.
Laras bahasa adalah kesesuaian bahasa yang dipakai dengan fungsi pemakaian bahasa.
Bahasa yang difungsikan untuk menulis karangan ilmiah disebut laras ilmiah,
bahasayang difungsikan untuk menulis karya sastra disebut laras sastra. Selama ini
istilah laras bahasa sering dikacaukan dengan ragam bahasa. Laras tertentu ada yang
dapat dibagi atas beberapa sublaras. Laras sastra, misalnya,dapat dibagi menjadi laras
puisi, laras cerpen, laras novel dan lain-lain. Laras jurnalistik dapat dibagi menjadi laras
berita, laras editorial, laras iklan, dan sebagainya. Setiap laras mempunyai ciri khas atau
gaya tertentu. Semua laras bahasa dapat dipakai secara lisan dan tulis, untuk situasi
formal, semi formal dan non formal. Pemakaian kata atau istilah khusus dalam bidang
tertentu sekaligus menjadi ukuran ilmiah atau tidaknya suatu laras. Pembicaraan dalam
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dengan berbagai topik dapat bernuansa ilmiah
atau non ilmiah. Jika yang dipakai dalam pembicaraaan itu kata-kata biasa atau
kata-kata umum, berarti larasnya non ilmiah. Sebaliknya, jika kata dipakai kata
atau istilah yang dipakai dalam disiplin ilmutertentu, berarti larasnya ilmiah. Laras
Bahasa merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau padakonteks
sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa
batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda
antara para ahli linguistik.

Jenis Laras Bahasa


Laras bahasa dapat
digolongkan menjadi dua
golongan besar, yaitu:
1. Laras Bahasa Biasa
Yaitu laras bahasa
yang digunakan untuk
masyarakat umum seperti
bidang
hiburan, pengetahuan,
penerangan dan maklumat.
Kalimatnya sederhana, singkat
dan
padat.
Tidak ada kontek khusus
atau melibatkan sembarang
bidang ilmu,
menggunakan Bahasa yang
tidak formal dan bisa formal
juga kondisi nya jika dalam
keadaan resmi
2. Laras Bahasa Khusus
Yaitu merujuk kepada
kegunaan khalayak khusus
seperti ahli-ahli atau peminat
dalam bidang tertentu dan
pelajar-pelajar.
Macam-macam laras bahasa
antara lain sebagai berikut :
1. Laras Bahasa Media Masa
Sebagai media untuk melapor
atau menyampaikan berita
dengan Bahasa yang
paling mudah diterima si
pendengan dan si pembaca
2. Laras Bahasa Rencana
Gaya Bahasa mudah dipahami,
jenis Bahasa bersifat umum
dan menampilkan
berbagai idea tentang suatu
kejadian
3. Laras Bahasa Undang-
undang
Teks atau isi bersifat dengan
perundangan yang
mengandung prinsif undang-
undang tertentu, makana
kosakata berdasarkan
intepretasi tidak mengandung
gambar
bersifat objektif, terperinci,
tepat dan padat
4. Laras Bahasa Agama
Terdapat petikan mengandung
agama dan kiasan untuk
pengajaran
Berisi istilah agama dari
bahasa Arab. Struktur ayatnya
banyak dipengaruhi struktur
bahasa Arab. Disisipkan
dengan kutipan dari al-Quran
dan hadis.
5. Laras Bahasa Sukuan
9
Jenis Laras Bahasa
Laras bahasa dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu:
1. Laras Bahasa Biasa
Yaitu laras bahasa yang digunakan untuk masyarakat umum seperti
bidang hiburan, pengetahuan, penerangan dan maklumat. Kalimatnya sederhana,
singkat dan padat. Tidak ada kontek khusus atau melibatkan sembarang
bidang ilmu, menggunakan Bahasa yang tidak formal dan bisa formal juga
kondisi nya jika dalam keadaan resmi
2. Laras Bahasa Khusus
Yaitu merujuk kepada kegunaan khalayak khusus seperti ahli-ahli atau peminat
dalam bidang tertentu dan pelajar-pelajar.
Macam-macam laras bahasa antara lain sebagai berikut :
1. Laras Bahasa Media Masa
Sebagai media untuk melapor atau menyampaikan berita dengan Bahasa yang
paling mudah diterima si pendengan dan si pembaca
2. Laras Bahasa Rencana
Gaya Bahasa mudah dipahami, jenis Bahasa bersifat umum dan menampilkan
berbagai idea tentang suatu kejadian
3. Laras Bahasa Undang-undang
Teks atau isi bersifat dengan perundangan yang mengandung prinsif undang-
undang tertentu, makana kosakata berdasarkan intepretasi tidak mengandung
gambar bersifat objektif, terperinci, tepat dan padat
4. Laras Bahasa Agama
Terdapat petikan mengandung agama dan kiasan untuk pengajaran Berisi istilah
agama dari bahasa Arab. Struktur ayatnya banyak dipengaruhi struktur bahasa
Arab. Disisipkan dengan kutipan dari al-Quran dan hadis.
5. Laras Bahasa Sukuan
Kosakata mudah dipahami, ringkas, bersahaja dan jelas
6. Laras Bahasa Ekonomi
Berbentuk ilmiah tentang ekonomi mengandung teknikal ekonomi menggunakan
gaya Bahasa formal, fakta berdasarkan bukti data dan informasi dan tidak
menggunakan struktur bahasa.
7. Laras Bahasa Akademik
Meliputi berbagai bidang seperti sains, teknologi, komunikasi, matematik
dan sebagainya yang terletak dalam ruang lingkup pendidikan. Bersifat ilmiah
formal dan objektif, gaya Bahasa menggunakan kematangan dan
keintelektualan, terdapat penulisan ragam ayat bersifat khusus dan tidak
mudah dipahami oleh orang yang kurang pengetahuan.
8. Laras Bahasa Ilmiah
Mempunyai sifat intelektual formal dan objektif berdasarkan kajian dan fakta,
terdapat benyak penggunaan kata nama dan ragam ayat pasif\
9. Laras Bahasa Sastra
Memperlihatkan gaya bahasa yang menarik dan kreatif. Bahasanya dapat
dalam bentuk naratif, deskriptif, preskriptif, dramatis dan puitis.
10. Laras Bahasa Jurnalistik
Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana,
lancar, jelas, lugas, menarik, dan netral (demokratis). Berikut penjelasan dari
ciri-ciri yaang harus dimiliki oleh bahasa jurnalistik yaitu: Singkat, Padat,
Sederhana, Lugas, Menarik, Jelas, Gramatikal, dan Logis
11. Laras Bahasa Hukum
Laras bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya
khas dalam dunia hukum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik
tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum Indonesia haruslah memenuhi
syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Ciri-ciri laras bahasa hukum :
a. Mempunyai gaya bahasa yang khusus.
b. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan.
c. Objektif dan menekan prasangka pribadi.
d. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang
diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran.
e. Tidak emosi dan menjauhi tafsiran bersensasi.
12. Laras Bahasa Kedokteran
Istilah medis memang terdengar begitu rumit. Sebenarnya istilah ini
tidak dimaksudkan agar pasien tidak mengerti. Tujuannya adalah
keseragaman, universalitas. Agar istilah yang dituliskan dokter di Amerika
tetap dapat dipahamidokter di Papua. Karena ilmu kedokteran berasal
dari sejarah panjang, banyak istilah kedokteran berawal dari bahasa
klasik (Latin atau Greek).Seiring perkembangan, memang tentu ada
adaptasi, perubahan. Tetapi pada dasarnya masih bisa ditarik kebahasa asalnya.
Ada juga pengaruh lokal, sehingga sering suatu istilah di-adopsi kebahasa
Indonesia. Biasanya adopsi ini secara hampir utuh, dan polanya mudah diikuti.
13. Laras Bahasa Perniagaan
Untuk mempengaruhi atau membentuk tanggapan tertentu atau mengubah sikap
dan melakukan tindakan. Digunakan dalam iklan, tender, laporan dan
sebagainya, didukung pula oleh gambar, lukisan, grafik, ilustrasi dan sebagainya.
Penggunaan Bahasa ringkas dan pendek menggunakan jenis Bahasa imaginatife
dan kreatif
14. Laras Bahasa Media
Berita sebagai wacana memiliki struktur teks yang tersendiri, lain dari struktur
teks fiksi, dan lain pula dari struktur teks esai dan karya ilmiah.
BAB IV : PENUTUP

1.4.1.Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa
meliputi bahasa lisan dan bahasa baku tulis. Ragam bahasa terjadi karena beberapa faktor
diantaranya, budaya, pendidikan dan sejarah. Laras Bahasa merupakan ragam bahasa
yang digunakan hanya pada suatu konteks atau bidang pemakaian tertentu. Penggunaan
laras bahasa pada kehidupan sehari-hari. Perbedaan pada masing-masing jenis laras
bahasa ditentukan oleh bidang penerapan bahasa, cara penggunaan bahasa dan peran
pengguna bahasa. Prinsip dari laras bahasa adalah keselarasan antara bahasa dengan
pemakai bahasa, sehingga jenis penggunaannya dikaitkan dengan disiplin ilmiah tertentu.

1.4.2. Saran
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita selalu berhubungan atau berpapasan
langsung dengan bahasa, terutama bahasa Indonesia, maka dari itu dengan adanya
penulisan makalah ini pembaca dapat lebih paham dan mengerti tentang penggunaan
bahasa, ragam bahasa, serta laras bahasa., Sehingga bahasa Indonesia kita ini tetap
terjaga dan tidak terpengaruhi oleh bahasa lain.

DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi. 2017. Ragam dan Laras Bahasa.Dosen STIE. Alanwar. ac.id

Agungnesia.2016. Pengertian dan contoh bahasa dialek-idolek-pidgin dan kreol.linguistikid


.ac.id
2023. sosiolek.ac.id. wikipedia.org
Harlen. 2018. Variasi Bahasa Bagian Kedua. Kantor bahasa maluku. Kemendikbud.go.id

Ahmad. 2021. Bahasa Indonesia/Makalah Ragam Bahasa dan Laraas Bahasa. Universitas
lambung Mangkurat/studoku.com

Anda mungkin juga menyukai