Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

RAGAM DAN LARAS BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK III

FEDRA AGATHA RAHAWADAN (P2318007)


MARIA MARSELLA. O. T OSOK (P2318009)
JOHANA WELNA LEKAWAEL (P2318004)
OLIVIA B O IMTOPIANA (P2116021)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN (STIKES) GRAHA EDUKASI MAKASSAR

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang melimpahkan rahmat taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “RAGAM
DAN LARAS BAHASA” Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan kita ke jalan
Yang lurus.
Makalah ini di susun dan di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
mengikuti proses belajar mengajar antara mahasisiwa dan dosen di STIKES
GRAHA EDUKASI MAKASSAR
Selama penyusunan dan pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu pada kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada dosen
pembimbing mata kuliah bahasa indonesia. kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Akhirnya kami berharap agar makalah ini dapat di terima, dan bermanfaat
bagi kami serta bagi para pembaca pada umumnya. Amin...

Makassar, Desember 2024

Hormat Kami

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFFAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuam Pembahasan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Ragam Bahasa 3
1. Media Pengantarnya atau Saranannya 3
a. Ragam Lisan 3
b. Ragam Tulis 4
c. Berdasarkan Situasi dan Pemakaian 4
B. Laras Bahasa 7
1. Pengenalan 7
a. Laras Bahasa Secara Umum 8
b. Konsep Laras 8
c. Ciri-ciri Laras Bahasa 10
2.Jenis-jenis Laras Bahasa 13
a. Laras Bahasa Biasa Atau Umum 13
b. Laras Perniagaan 13
c. Laras Akademik 14
d. Laras Undang-undang 14
e. Laras Media Massa 15
f. Laras Sastra 15
g. Laras Rencana 15
BAB III PENUTUP 16
A. Kesmpulan 16
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda menurut topik yang dibicarakan,menurut hubungan pembicara, kawan
bicara,orang yang dibicarakan,serta menurut medium pembicara (Bachman,
1990). Yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah
(karangan teknis,perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam
surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa
indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku
dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau didalam
pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi,
seperti di rumah, di taman, dipasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yaitu
(1) ragam bahsa lisan, (2) ragam bahasa tulis. bahasa yang dihasilkan melalui alat
ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam
bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. jadi dalam
ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita
berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). selain itu aspek tata bahasa dan kosa
kata dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. ragam bahasa
tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. oleh karena
itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. padahal
kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki
seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya.
meskipun ada keberimpitan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing
memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yag lain.

1
B. Rumusan masalah
Untuk mencari pengertian dari Ragam bahasa dan laras bahasa dan tempat
penggunaan bahasa baku dan bahasa tidak baku pada tempatnya.

C. Tujuan pembahasaan
Seiring perkembangan zaman maka terjadi perkembangan ragam bahasa
dan laras bahasa pada masyarakat, sehinggga memicu penggunaan bahasa tidak
baku pada saat situasi resmi. oleh karena itu penulis mengangkat judul ragam
bahasa dan laras bahasa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ragam Bahasa
Didalam bahasa indonesia disamping dikenal kosa kata baku indonesia
dikenal pula kosa kata bahasa indonesia ragam baku, yang alih-alih disebut
sebagai kosa kata baku bahasa indonesia baku. kosa kata bahasa indonesia ragam
baku atau kosa kata bahasa indonesia baku adalah kosa kata baku bahasa
indonesia, yang memiliki ciri kaidah bahasa indonesia ragam baku, yang di jadkan
tolak ukur yang di tetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa indonesia,
bukan otoritas lembaga atau intansi didalam menggunakan bahasa indonesia
ragam baku. jadi, kosa kata itu digunakan didalam ragam baku bukan ragam
santai atau ragam akrab. walaupun demikian, tidak tertutup kemungkinan
digunakannya kosa kata ragam baku didalam pemakaian ragam-ragam yang lain
asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak
tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosa kata ragam bahasa baku
agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa indonesia. dalam
pada itu perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku
yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku
bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968;Spradley, 1980).

Menurut Felicia (2001:8), Ragam Bahasa dibagi berdasarkan:


1. Media Pengantarnya atau Saranannya
Ragam bahasa berdasarkan media pengantarnya atau saranannya yang
terdiri atas:
a. Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa.
kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat
orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan,

3
ceramah; dan ragam lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan
antarteman, dipasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
b. Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau tercetak. ragam
tulispun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar.
ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku pelajaran, teks,
majalah, surat kabar, poster, iklan. kita juga dapat menemukan ragam
tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.

2. Berdasarkan Situasi dan Pemakaian


Ragam bahasa baku dapat berupa : (1) Ragam Bahasa Baku Tulis
dan (2) Ragam Bahasa Baku Lisan. Dalam penggunaan ragam bahasa baku
tulis makna kalimat yang diungkapkan tidak ditunjang oleh situasi
pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat.
Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan
kecepatan dan ketetapan didalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan,
struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur
bahasa didalam struktur kalimat.
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelepasan kalimat. Namun, hal itu tidak
mengurangi cirri kebakuannya. walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan
didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku
lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung didalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah
kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau
santai. jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat
disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya
saja diwujudkan dalam bentuk tulis. oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari
ciri-cirinya tidak menunjukkan cirri-ciri ragam tulis, walaupun
direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat

4
dikatakan sebagai ragam tulis. kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis
dan ragam lisan memiliki cirri kebakuan yang berbeda.

Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan
tata bahasa dan kosa kata):
1. Ragam bahasa
(Bentuk kata, tata bahasa, struktur kalimat, kosa kata)
a. Ragam bahasa lisan :
 Melyana sedang baca surat kabar
 Ari mau nulis surat
 Tapi kau tidak boleh nolak lamaran itu.
 Mereka tinggal di Menteng.
 Jalan laying itu mengatasi kemacetan lalu lintas.
 Saya akan tanyakan soal itu
b. Ragam bahasa tulis :
 Melyana sedang membaca surat kabar
 Ari mau menulis surat
 Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
 Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
 Akan saya tanyakan soal itu.
2. Kosa kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata :
a. Ragam lisan
 Rani bilang kalau kita harus belajar
 Kita harus bikin karya tulis
 Rasanya masih terlalu pagi buat saya, pak
b. Ragam tulis
 Rani mengatakan bahwa kita harus belajar
 Kita harus membuat karya tulis.
 Rasanya masih terlalu muda bagi saya, pak.

5
Istilah lain yang menggunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam
bahasa standar, semi standard an nonstandart.
a. Ragam standar,
b. Ragam nonstandard.
c. Ragam semi standar.
Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan
aturan tetap. akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. ragam standar
tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan dibidang kosa kata,
peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang
diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi, 1998:14).

Pembedaan antara ragam standar, nonstandard, dan semi standar dilakukan


berdasarkan :
 Topik yang sedang dibahas,
 Hubungan antar pembicara,
 Medium yang digunakan,
 Lingkungan atau
 Situasi saat pembicaan terjadi

Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standard an nonstandard :


 Penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
 Penggunaan kata tertentu,
 Penggunaan imbuhan,
 Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
 Penggunaan fungsi yang lengkap.

Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pempeda


ragam standard an ragam nonstandard yang sangat menonjol. kepada
orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan
kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. jika kita menyebut diri kita, dalam standar
kita akan menggunakan kata saya atau aku. dalam ragam nonstandard, kita
akan menggunakan kata gue.

6
Penggunaan kata tertentu merupakan cirri lain yang sangat menandai
perbedaan ragam standard dan ragam nonstandard. Dalam ragam standar,
digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang
ilmu tertentu. penggunaan imbuhan adalah ciri lain. dalam ragam standar kita
harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi)
merupakan cirri pembeda lain. dalam ragam nonstandar, sering kali kata
sambung dan kata depan dihilangkan. kadang kala, kenyataan ini
meengganggu kejelasan kalimat.
Contoh :
1. Ibu mengatakan, kita akan pergi besok
(ia) ibu mengatakan bahwa kita akan peergi besok
Pada contoh diatas merupakan ragam semi standard an diperbaiki
contoh (ia) yang merupakan ragam standar.
2. Mereka bekerja keras menyelesaikan pekerjaan itu.
(2a) Mereka bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Kalimat (1) kehilangan kata sambung (bahwa), sedangkan kalimat (2)
kehilangan kata depan (untuk). dalam laras jurnalistik kedua kata ini sering
dihilangkan. hal ini menunjukkan bahwa laras jurnalistik termasuk ragam
semi standar.
Kelengkapan fungsi merupakan cirri terakhir yang membedakan
ragam standard an nonstandard. artinya, ada bagian dalam kalimat yang
dihilangkan karena situasi sudah di anggap cukup mendukung pengertian.
dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan.
seringkali pelepasan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang.
misalnya, Hai, ida, mau kemana?” “pulang. ” Sering kali juga kita menjawab
“tau. ” Untuk menyatakan ‘tidak tau. ’ Sebenarnya, pembedaan lain, yang
juga muncul, tetapi tidak disebutkan diatas adalah intonasi. Masalahnya,
pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan tidak terwujud
dalam ragam tulis.

B. Laras Bahasa

7
1. Pengenalan
Laras bahasa adalah salah satu daripada aspek sosiolinguistik iaitu
mengenai bahasa dan penggunaannya. Bahasa sentiasa mempamerkan
perbedaan dalam penggunaannya yang boleh dikatakan sebagai ragam
bahasa. Dalam ilmu sosiolinguistik, ragam bahasa di istilahkan
sebagai register atau laras ( Hudson, 1980,hlm. 48) iaitu satu istilah teknik
untuk menerangkan perlakuan bahasa (linguistik behaviour) seseorang
individu apabila bahasa digunakan.

a. Laras Bahasa Secara Umum


Perbincangan mengenai laras bahasa tidak terlepas daripada
membincangkan dua konsep, iaitu pengguna dan penggunaan. Pengguna
adalah orang yang menggunakan bahasa yang menyebabkan wujudnya dialek.
Contohnya adalah seperti dialek Kelantan, Melaka, Kedah, Sarawak dan
sebagainya.
Penggunaaan adalah bagaimana sesuatu bahasa itu digunakan secara
berbeda-beda dalam berbagai situasi. Penggunaan bahasa yang berbeda-beda
ini melahirkan laras iaitu penggunaan bahasa yang berbeda-beda berdasarkan
situasi dan faktor lain yang melahirkan kata-kata yang berbeda mengikut
keadaan. Misalnya kata-kata yang digunakan untuk bergurau senda adalah
berbeda daripada kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu
ucapan. Oleh itu, bolehlah dirumuskan bahawa penggunaan bahasa yang
berbeda-beda berdasarkan faktor-faktor sosial seperti keadaan dan tempat,
disebut juga laras bahasa atau laras sosial. Penggunaan bahasa yang berbeda-
beda mengikut faktor geografi atau daerah disebut sebagai dialek daerah.
Laras bahasa boleh didefinisikan sebagai gaya atau cara penggunaan
sesuatu bahasa. Sesuatu laras bermaksud variasi yang ada pada tiap-tiap
penutur. Laras bahasa biasanya berubah-berubah mengikut situasi. Ciri-ciri
laras yang penting ialah perbendaharaan kata, susunan ayat, dan frasa yang
digunakan. Sesuatu laras tertentu digunakan untuk keadaan atau situasi
tertentu.

8
b. Konsep Laras
Laras ialah variasi yang berlainan berdasarkan fungsi dan ia sentiasa
berubah-rubah mengikut fungsi. Apabila pengamatan dibuat pada perlakuan
bahasa yang wujud dalam berbagai konteks, akan didapati kelainan jenis
bahasa yang digunakan yang disesuaikan dengan situasi yang berlainan.
Contohnya boleh diperhatikan pada bahan-bahan bacaan yang dibaca seperti
teks klasik, novel, cerpen, teks ekonomi, teks sejarah, teks undang-undang
dan sebagainya adalah berbeda antara satu sama lain dari segi bahan, susunan
kata, pilihan kata, jalinan fikiran dan sebagainya. Penggunaan bahasa seperti
ini adalah dihasilkan oleh laras bahasa yang berbeda.
Terdapat beberapa definisi, iaitu pandangan beberapa orang ahli
bahasa tentang pengertian laras bahasa. Halliday (1968), mendefinisikan laras
bahasa sebagai variasi bahasa yang berlainan berdasarkan fungsi. Beliau
menyatakan laras bahasa berubah-ubah mengikut situasi. Jika diamati
perlakuan bahasa yang ada dalam berbagai konteks, didapati faktor kelainan
dan jenis-jenis bahasa yang digunakan disesuaikan dengan situasi yang
berlainan.
Ure dan Ellis ( 1977), menganggap laras bahasa sebagai pola bahasa
yang lazim digunakan mengikut keadaan tertentu. Hal ini bermakna, sesuatu
situasi akan menentukan bentuk bahasa yang digunakan oleh pengguna
bahasa itu dan pemilihannya berdasarkan konvensi sosial masing-masing.
Reid (1956), menyatakan seorang penutur dalam situasi berbeda-beda
akan menggunakan laras mengikut situasi sosial yang berlainan iaitu istilah
teknik untuk menyatakan perlakuan bahasa (linguistic behavior) seseorang
individu. Reid juga telah membedakan laras bahasa dan gaya bahasa. Laras
bahasa merujuk khusus kepada bidang penggunaan, manakala gaya merujuk
kepada cara pengungkapan fikiran, matlamat yang hendak dicapai, suasana
yang hendak ditimbulkan, dan suasana yang menjadi latar penggunaan bahasa
berkenaan.

9
Halliday (1968), menyebut bahawa laras sebagai variasi bahasa yang
berlainan berdasarkan fungsi. Laras akan sentiasa berubah mengikut situasi.
Dia telah membuat penjenisan laras kepada tiga kategori iaitu tajuk
wacana (field of discourse), cara penyampaian wacana (mode of
discourse) dan gaya wacana (style of discourse).

Brian Seaton (1982) berpendapat laras bahasa ialah satu variasi yang
wujud daripada situasi yang berlainan seperti umur, jantina atau tajuk
perbualan. Laras juga terdapat dalam sesuatu bidang seperti kewartawanan,
perubatan, sains, perniagaan dan sebagainya berbeda sama ada dalam bentuk
penulisan atau tulisan. Oleh itu kita akan dapati seseorang itu akan memiliki
laras bahasa yang berlainan.
Menurut ahli bahasa tempatan seperti Nik Safiah Karim (1989), laras
bahasa berdasarkan penggunaannya, iaitu variasi bahasa digunakan oleh
penutur dalam situasi tertentu. Dia menganggap laras bermaksud variasi
bahasa yang boleh dipilih daripada sekumpulan variasi yang ada pada setiap
penutur. Penggunaan bahasa berubah mengikut konteks, bidang dan juga
peringkat sosial.
Asmah Haji Omar (1987), menyatakan laras bahasa mempunyai ciri-ciri
khusus dalam penggunaan bahasa menurut bidang penggunaannya. Kelainan
atau variasi bahasa yang digunakan mempunyai disiplin ilmu yang berbeda-
beda.
Abdullah Hassan (1987), telah mengaitkan laras bahasa dengan
pemakaian kata-kata tertentu yang sesuai dengan konteksnya. Pemakaian
laras bahasa yang sesuai dianggap pengolahan bahasa yang baik. Bahasa yang
digunakan seperti menyampaikan indeks pasaran saham di bursa saham ialah
laras ekonomi.
Kesimpulannya, laras bahasa ialah penggunaan bahasa atau
pemakaian kata-kata yang khusus untuk sesuatu penggunaan berdasarkan
situasi sosial seseorang itu ketika berkomunikasi dengan orang ramai.

10
Penggunaan istilah-istilah khusus yang membedakan antara variasi-variasi
bahasa menjadikan sesuatu komunikasi lebih berkesan.

c. Ciri-ciri Laras Bahasa


Menurut Nik Safiah Karim (1989), kajian terhadap laras bahasa perlu
mempertimbangkan dua faktor yang utama iaitu ciri keperihalan peristiwa
bahasa dan ciri linguistik yang wujud . Ciri keperihalan pula dibagikan
kepada dua aspek utama, iaitu situasi luaran dan situasi persekitaran.
Situasi luaran adalah latar belakang sosial dan kebudayaan sesuatu
masyarakat bahasa yang merangkumi struktur sosial dan keseluruhan cara
hidup yang menentukan perlakuan setiap anggota masyarakat. Contohnya ,
apabila kita mengkaji laras bahasa masyarakat Melayu lama, kita perlu
mengaitkan dengan situasi istana, stratifikasi sosial, tradisi sastera lisan dan
aspek-aspek lain anggota masyarakat zaman itu.
Situasi persekitaran pula meliputi aspek-aspek yang terlibat secara
langsung dalam penggunaan bahasa. Terdapat empat situasi persekitaran yang
menyebabkan wujudnya bahasa yang berlainan atau laras. Situasi yang
dimaksudkan ialah cara penyampaian, perhubungan sosial dan peribadi,
bahan yang diperkatakan, dan fungsi-fungsi sosial perlakuan bahasa.
Cara penyampaian yang terdapat dalam situasi persekitaran
menyebabkan wujudnya keberbagaian dalam laras bahasa. Cara penyampaian
merujuk bentuk perhubungan yang digunakan termasuk jenis bahasa lisan,
bertulis, bahasa isyarat dan sebagainya. Bahasa lisan berbeda daripada bahasa
bertulis kerana terdapat banyak variasi bahasa bertulis seperti laporan, esei,
surat, wawancara, cerpen, karangan, sajak, drama, dan sebagainya. Hasil
penulisan pula berkait dengan diri penulis, pembaca dan perkara yang ditulis.
Latar belakang penulis membawa perbedaan dalam penghasilan bahasa,
penggunaan bahasa, kandungan bahan dan aspek panjang pendek sesuatu
peristiwa.
Aspek lain yang menimbulkan laras bahasa yang berbeda ialah aspek
peribadi dan aspek bukan peribadi. Aspek peribadi ialah perhubungan

11
individu dengan individu yang lain, hubungan kekeluargaan, rakan sebaya,
sahabat karib, pekerja, dengan majikan, rakyat dengan golongan istana dan
sebagainya. Aspek bukan peribadi pula adalah bukan bersifat peribadi seperti
antara penulis dengan pembaca, penghasil dan pembaca akhbar, penyajak
dengan pembaca dan sebagainya.

Unsur yang ada dalam situasi persekitaran bagi menentukan laras bahasa
termasuklah bahan yang diperkatakan. Bahasa yang digunakan adalah
meliputi aspek yang luas iaitu meliputi perkara-perkara biasa seperti
perbualan tentang makanan, pakaian, kesihatan dan sebagainya serta
termasuk perkara-perkara khusus seperti dalam bidang sains dan teknologi,
perubatan, astronomi, geologi dan sebagainya.
Ciri lain dalam mengenal pasti laras bahasa ialah tentang fungsi-
fungsi sosial perlakuan bahasa. Aspek perlakuan sosial termasuklah bahasa
untuk menyampaikan maksud seperti menggunakan bahasa dalam upacara-
upacara tertentu seperti majlis akad nikah, jual beli, dan sebagainya. Terdapat
juga situasi yang menggunakan bahasa yang berlainan yang dihasilkan oleh
interaksi seperti jenis perbualan, iaitu orang yang terlibat dalam perbualan
dan peranan situasi-situasi tersebut dalam masyarakat.
Empat ciri-ciri situasi persekitaran menimbulkan laras yang berlainan
dan terdapat hubungan yang erat diantaranya. Hal ini adalah disebabkan
interaksi antara kedua-dua pihak menghasilkan laras.
Laras bahasa juga mempunyai ciri-ciri linguistik yang melibatkan
unsur tatabahasa dan pemilihan perkataan atau leksis. Hal ini telah dijelaskan
oleh Nik Safiah Karim (1982) dengan melihat ciri-ciri tata bahasa yang
terdapat dalam susunan kata dan frasa dalam laras bahasa. Nik Safiah
berpendapat, tatabahasa yang disusun dengan cara tertentu akan menimbulkan
laras bahasa yang mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Ciri linguistik
pula adalah berkait rapat dengan faktor sosial seseorang seperti latar belakang
orang yang bercakap atau menulis.

12
Laras bahasa juga turut menunjukkan manipulasi unsur-unsur
tatabahasa sesuai dengan wacana yang dibicarakan. Contohnya laras bahasa
aspek fonologi, morfologi dan sintaksis yang meneliti penggunaan bunyi,
pembentukan kata serta struktur dan binaan kata.

2.Jenis-jenis Laras Bahasa


Laras dapat dibagikan kepada tiga kategori utama yaitu, tajuk wacana,
cara penyampaian wacana dan gaya wacana. Tajuk wacana adalah
merangkumi bidang penggunaan bahasa seperti bidang Matematik. Cara
penyampaian wacana ialah media perlakuan bahasa samada secara lisan atau
bertulis. Gaya Wacana pula adalah bidang tentang perhubungan antara
peserta perlakuan bahasa iaitu secara formal atau tidak formal.
Daripada tiga kategori utama ini, laras dapat dikenali berdasarkan
penggunaannya dalam berbagai situasi. Antara jenis-jenis laras ialah laras
biasa atau laras umum, laras akademik atau laras ilmiah, laras perniagaan,
laras perundangan, laras sastera, laras iklan dan sebagainya.Hal ini kerana
terdapat hubungan yang erat antara susunan bahasa dengan situasi-situasi
disebabkan interaksi sehingga menghasilkan laras.

a. Laras Bahasa Biasa Atau Umum


Laras ini menggunakan bahasa yang tidak membabitkan sebarang
bidang ilmu atau konteks khusus. Ia biasanya digunakan dalam perbualan
harian. Laras biasa tidak menggunakan istilah atau pola yang khusus. Ciri-
cirinya adalah bebas dan mudah dipahami serta kurang terkawal dari aspek
tatabahasa. Ia juga mempunyai unsur kemesraan seperti menggunakan
ganti nama diri pertama seperti aku, cek, makcik , kak ngah dan
sebagainya.
Laras bahasa biasa menggugurkan kata sendi nama seperti dari,
daripada, di, akan dan hingga. Ia juga menggunakan kata yang pendek dan

13
ringkas, dan ada kalanya menggunakan imbuhan asing. Terdapat juga
unsur ambiguiti atau kekaburan makna.
Contoh: Hai Mat! Mau ke mana tu? mampirlah dulu!

b. Laras Perniagaan
Laras jenis ini digunakan untuk mengiklankan barangan yang ingin
dijual. Gaya bahasa yang digunakan biasanya memujuk pendengar supaya
membeli barangan menerusi cara penyampaian yang amat menarik. kata
yang digunakan pendek-pendek dan tidak gramatis.
Contoh : Buruan, setiap pembelian LCD Skrin Televisyen Pensonic bonus
Smartphone Samsung.

c. Laras Akademik
Laras akademik boleh dibagikan kepada beberapa bahagian
berdasarkan bidang ilmu yang diperkatakan. Antaranya laras bahasa sains,
laras ekonomi, laras sastera dan sebagainya. Laras ini kemudiannya
terbahagi pula kepada beberapa sub-bidang yang terdapat dalam sesuatu
bidang akademik. Misalnya dalam bidang sains, terdapat laras kimia,
biologi dan fisika.
Dalam bidang akademik, laras yang digunakan mudah dikesan dengan
kehadiran istilah-istilah teknikal dan khusus yang berkaitan dengan bidang
berkenaan.
Contohnya dalam bidang ekonomi terdapat istilah-istilah khusus seperti
permintaan, penawaran, kos, modal, buruh dan susut nilai. Contoh laras
sains dalam bidang kimia : Air terhasil daripada kandungan hidrogen dan
oksigen (H2O).

d. Laras Undang-undang
Laras undang-undang merupakan salahsatu daripada laras ilmiah
yang terdapat dalam bahasa Melayu sejak zaman dahulu lagi. Walau
bagaimanapun, pada masa sekarang laras undang-undang lebih bersifat

14
modern dan banyak menggunakan istilah teknikal. Contoh : Dependen
membantah pada awal prosiding kerana tidak setuju dengan cadangan
plaintif untuk mengemukakan saksi-saksi yang dikatakan tidak relevan
dengan perbicaraan berkenaan.

e. Laras Media Massa


Laras media massa kurang mementingkan gaya, khususnya
penggunaan imbuhan dan kata hubung. Bahasa yang digunakan logis dan
bersifat melaporkan sesuatu peristiwa yang berlaku. Bahasanya juga ringkas
dan mengandungi berita yang maksimum untuk dipaparkan kepada pembaca
dan penonton.
Contoh : Pasukan merah putih telah memalukan pihak lawan di kandang
lawan dengan skor dua gol tanpa balas.

f. Laras Sastra
Seperti laras-laras bahasa yang lain, laras bahasa sastra juga
mementingkan istilah-istilah khusus dan teknikal. Bedanya, bidang yang
diperkatakan itu ialah mengenai bahasa dan kesusasteraan serta hubungan
antara kedua-duanya.
Contoh : Apabila berbicara mengenai kesusastraan, kita sebenarnya akan
membincangkan beberapa aspek seperti tema, kronologi, mesej, dan watak
yang mengandungi unsur-unsur personifikasi dan metafora.

g. Laras Rencana
Laras rencana adalah laras bersifat umum yang menyentuh
mengenai tajuk tertentu. Ciri utama dalam laras rencana ialah keberbagaian
idea mengenai sesuatu tajuk yang diperkatakan.
Contoh : Kerana baru dilancarkan, kejayaan model terbaru belum dapat
diukur sepenuhnya. Berbagai aspek seperti pilihan pembeli, faktor

15
rekabentuk, kemudahan mendapatkan alat ganti dan ketahanannya perlu
diambil. Model terbaru ini pastinya berhadapan dengan berbagai rintangan
sebelum ia berkemampuan untuk menguasai pasaran dalam dan luar negeri.

BAB III
PENUTUP

1.KESIMPULAN

Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa tergantung dari topik


yang sedang di bicarakan dengan kawan bicara maupun pada saat situasi
resmi. Kadang penggunaan bahasa yang ragam bahasa yang baik banyak di
gunakan oleh kalangan terdidik, kalangan pejabat, maupun kalangan
pengusaha. Sedangkan laras bahasa ialah penggunaan bahasa atau pemakaian
kata-kata yang khusus untuk sesuatu penggunaan berdasarkan situasi sosial
seseorang itu ketika berkomunikasi dengan orang ramai. Penggunaan istilah-
istilah khusus yang membedakan antara variasi-variasi bahasa menjadikan
sesuatu komunikasi lebih berkesan.

2.SARAN
Lebih memberikan pengenalan ragam bahasa dan laras bahasa pada
masyarakat terutama pada anak-anak dan remaja untuk mengurangi terjadinya
penyimpangan-penyimpangan kaidah bahasa dan penggunaan bahasa tidak
baku yang bukan pada tempatnya.

16
DAFTAR PUSTAKA
.
Aprilia M. 2013, RAGAM DAN LARAS BAHASA, [online],
(http://melyanaaprilia.blogspot.co.id/2013/01/ragam-dan-laras-bahasa.html,
diakses tanggal 28 Maret 2016)
Pratama F. 2013, RAGAM DAN LARAS BAHASA, [online], (http://fajar-sic-
035.blogspot.co.id/2014/10/ragam-dan-laras-bahasa_16.html, diakses tanggal 28
Maret 2016)

17

Anda mungkin juga menyukai