RAGAM BAHASA
Dosen pengampu:
Agita Misriani, M.Pd
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Bapak Agita Misriani, M.Pd yang
telah memberikan amanah untuk menyelesaikan pembahasan tentang Ragam
Bahasa.penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Ragam Bahasa
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya tidak perlu diragukan. Hal itu
tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan
sehari-hari, tetapi dapat juga dibuktikan dengan melihat banyaknya perhatian para
ilmuwan dan praktisi terhadap bahasa. Para ilmuwan dalam bidang lain pun menjadikan
bahasa sebagai objek studi karena mereka memerlukan bahasa sekurang-kurangnya
sebagai alat untuk mengomunikasikan berbagai hal. Bahasa adalah salah satu alat
komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi,
saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan
intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal ini karena bahasa
Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh
karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan
keperluannya, apapun latar belakangnya. Bahasa indonesia perlu dipelajari oleh semua
kalangan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga
indonesia wajib mempelajari Bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa indonesia
terdapat ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut
pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan.
B.Rumusan Masalah
C. Tujuan
.
BAB II
PEMBAHASAN
Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda
dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai.Bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai keperluan tentu tidak seragam, tetapi
akan berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Keanekaragaman
penggunaan bahasa Indonesia itulah yang dinamakan ragam bahasa.
a. Ragam bahasa lisan Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat ucap
dengan fonem sebagai unsur dasar.
Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata dan lafal. Dalam
ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau
tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
2) Faktor efisiensi
1) Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat
frase-frase sederhana.
1) Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi
yang menarik dan menyenangkan.
1) Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak
ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
2) Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai
jual.
3) Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh
karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.2
2
Sukartha, I Nengeh, dkk.2016. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi.
Bali: Udayana University Press.hlm78
a. Ragam bahasa sosial Ragam sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma
dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang
lebih kecil dalam masyarakat. Ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga atau
persahabatan dua orang yang akrab merupakan ragam sosial tersendiri.
a. Ragam bahasa baku Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan
diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya.
Fungsi bahasa baku Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:15) bahasa baku mendukung
empat fungsi, yaitu: Fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa
daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat
berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku
memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian,
bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa. Fungsi
pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari bahasa yang lain.
Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat
bahasa yang bersangkutan. Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku
membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan
usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat
pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang mahir
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.
Fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa dengan
adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas. Norma dan kaidah itu menjadi
tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau golongan.3
Bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan kode
bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa nonbaku
dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan tulisan pribadi buku
harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai
dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan.
1) walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang
sama.
4) digunakan pada situasi santai/tidak resmi. Fungsi Bahasa Tidak Baku Bahasa
tidak baku adalah bahasa yang digunakan dalam kehidupan santai (tidak resmi) sehari-
hari yang biasanya digunakan pada keluarga, teman, dan di pasar. Fungsi penggunaan
bahasa nonbaku adalah untuk mengakrabkan diri dan menciptakan kenyamanan serta
3
Aaron, Jane E. 1995. The Little Brown Compact Handbook. New York: Harper
Collins College Publishers.hlm55-57
kelancaran saat berkomunikasi (berbahasa).
a. Ragam bahasa Media (Lisan) Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi
pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak
mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan
bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak
menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara
menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara
lisan. Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya
dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa
dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut
sebagai ragam lisan.
Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukan cir-ciri
ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan, ragam bahasa serupa itu tidak
dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari
keduanya: Ciri-ciri ragam lisan: Memerlukan orang kedua/teman bicara. Tergantung
kondisi, ruang, dan waktu. Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu
intonasi serta bahasa tubuh. Berlangsung cepat Contohnya; “Sudah saya baca buku itu”
b. Ragam Tulis Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang
diungkapkan nya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi
pelesapan unsur kalomat. Oleh karrena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan
kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur
bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam
struktur kalimat.4
4. Berlangsung lambat;
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu
dengan tanda baca. Contohnya: “Saya sudah membaca buku itu”. Perbedaan antara
ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) :
Tata Bahasa :
Kosa kata :
Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif, efisien, baik, dan benar.
Ragam ini lazim diguanakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil
penalaran ilmiah, misalnya, dalam penulisan: 5
4. Laporan rutin suatu pekerjaan yang berbentuk surat, artikel, maupun naskah
4. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna kias menghindari pemakaian kata dan
5
American Psychological Assosiatio. 2001. Publication Manual of The American
Psychological Association. Ed. Ke-5. Washington, D.C.hlm7
istilah yang bermakna kias
Pidato ilmiah terdiri beberapa jenis, antara lain: presentasi makalah ilmiah,
presentasi skripsi, presentasi tesis, presentasi desertasi, dan pidato pengukuhan guru
besar. Penulisan makalah ilmiah dilanjutkan dengan presentasi, diskusi, dan tanya
jawab. Sedangkan penulisan skripsi, tesis, atau disertasi dilanjutkan dengan presentasi,
pertanyaan ujian, dan diakhiri dengan penentuan kelulusan. Untuk mendapatkan hasil
optimal, presenter ilmiah harus memperhatikan etika ilmiah, ketentuan lembaga,
6
kemampuan personal dan kemampuan teknis, dan keunggulan perilaku :
1. Etika ilmiah
2. Ketentuan lembaga
3. Kemampuan personal
4. Kemampuan teknis
5. Perilaku unggulan
2. Resmi karena kemuliaan isi dan situasi, misalnya, khotbah agama di dalam gedung
ibadah(misalnya khotbah jumat di dalam masjid bagi pemeluk agama islam)
3. Resmi karena informasi dan kekhidmatan situasi penyampaian dalam suatu upacara,
misalnya pidato akad nikah/perkawinan
4. Resmi karena isi atau materi mengandung kebenaran universal dan disampaikan
untuk mewakili suatu negara 7
1. Ragam bahasa tulis resmi ditandai oleh:Penyajian materi/pesan yang bersifat mulia
dan kebenaran yang bersifat universal
6
Azahari, Azril. 1998. Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Penerbit
Universitas Trisakti.hlm60
7
Turabian, Kate L. 1996. A Manual for Writers of Term Papers Papers, Theses, and
Research Paper: A Handbook. Ed. ke-3. New York: Harcourt Brace
Jovanovich, Publishers.hlm30-35
4. Penggunaan imbuhan secara eksplisit dan konsisiten
5. Penggunaan kata ganti resmi dan menghindari penggunaan kata ganti tidak resmi 6.
Penggunaan pola frase yang baku
7. Penggunaan ejaan yang baku pada bahasa tulis dan lafal yang baku pada bahasa
lisan 8. Tidak menggunakan unsur tidak baku, misalnya unsur kedaerahan dan asing
8
Purbo-Hadiwidjojo, M. M. 1993. Menyusun Laporan Teknik. Bandung: Penerbit ITB.hlm87
2. Tidak mengubah fakta berdasarkan pendapat penyaji
Variasi bahasa berdasarkan bahasa menjadi lima macam gaya. yaitu gaya atau
ragam buku ( frozen ), Berdasarkan gaya atau ragam resmi ( formal ) tingkat
keformalannya tingkat keformalannya, Martin Joos ( 1967 ) dalam bukunya The Five
Clock membagi variasi, gaya atau ragam bahasa ( konsultatif ) , gaya atau ragam santai
( casua ) , dan gaya atau ragam akrab (intimate )
a.Ragam Beku ( frozen ) Ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal,
yang di gunakan dalam situasi “khidmat dan upacara” resmi. Misalnya dalam upacara
kenegaraan, khutbah di masjid, upacara pengambilan sumpah, kitab undang-undang,
akta noktaris dan surat-surat keputusan. Di sebut ragam beku karena pola dan
kaidahnya sudah di tetapkan secara mantap dan tidak boleh di ubah.
Dalam bentuk tertullis rasgam buku ini kita dapati dalam dokumen-dokumen
penting seperti UUD, akta-akta notaris, naskah-naskah perjanjian jual beli atau sewa
menyewa. Kalimat-kalimat yang dimulai dengan bahwa, maka, hatta, dan sesungguhnya
merupakan contoh dari bahasa ragam beku. Susunan kalimat dalam ragam beku
biasanya panjang-panjang, bersifat kaku, dan kata-katanya lengkap. Dengan demikian,
para penutur dan pendengar ragam baku di tuntut keseriusan dan perhatian yang penuh.
c.Ragam Usaha (konsultatif) usaha (konsultif) adalah variasi bahasa yang lazim
digunakan dalam pembicaraan biasa disekolah dan rapat-rapat atau pembicaraan yang
beroriantasi kepada hasil atau produksi. Jadi, jangan dikatakan ragam usaha ini adalah
ragam usaha yang paling operasional.wujud ragam usaha ini berada diantara ragam
formal dan ragam informal atau ragam santai. 9
d. Ragam santai ( casual) Di gunakan dalam situasi yang tidak resmi, untuk
berbincang – bincang dengan keluarga atau teman karib saat istirahat, olahraga,
rekreasi dan lain-lain. Banyak menggunakan ragam bentuk Alegro yaitu kata atau ujaran
yang dipendekkan.
e.Ragam Akrab (intimate) Variasi ini digunakan oleh penutur yang hubungannya
sudah akrab. Seperti keluarga atau teman karib. Menggunakan bahasa yang tidak
lengkap, pendekpendek.10
9
Swasono, Sri-Edi. 1990. Pedoman Manulis Daftar Pustaka, Catatan kaki untuk Karya
Ilmiah dan terbitan Ilmiah. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.hlm96
10
Kurniawan, Khaerudin. Bahasa Indonesia dalam Komunikasi Ilmiah. Jurnal
bahasa dan sastra indonesia. Volume 1 Nomor 1 Halaman 1-8.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-
ciri yang menyimpang dari norma ragam baku. Pada ragam bahasa baku tulis
diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan (EYD), sedangkan ragam
bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu mengucapkan dan memakai
bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Aaron, Jane E. 1995. The Little Brown Compact Handbook. New York: Harper
Akhaidah, Sabarti, Arsjad, Maidar G., dan Ridwan, Sakura H. 1989. Pembinaan
Azahari, Azril. 1998. Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Penerbit
Universitas Trisakti.
Swasono, Sri-Edi. 1990. Pedoman Manulis Daftar Pustaka, Catatan kaki untuk Karya
Ilmiah dan terbitan Ilmiah. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Turabian, Kate L. 1996. A Manual for Writers of Term Papers Papers, Theses, and
Jovanovich, Publishers.
Kurniawan, Khaerudin. Bahasa Indonesia dalam Komunikasi Ilmiah. Jurnal bahasa dan
sastra indonesia. Volume 1 Nomor 1 Halaman 1-8.