Dosen pengampu:
Ratih Komala Dewi, MM
Disusun Oleh :
Salsabilla 20681050
Zul chairi 21681053
Desta rahaya 21681015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
b. RUMUSAN MASALAH
c. TUJUAN PENULIS
2.1.2 LINGKARAN
2.1.3 ELIPS
2.1.4 HIPERBOLA
2.1.5 PARABOLA
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman akan fungsi non linier dalam mempelajari ilmu ekonomi tak kalah
pentingnya dengan pemahaman akan fungsi linier. Meskipun banyak hubungan
antar variabel ekonomi cukup dapat diterapkan dengan model linier, namun tidak
sedikit pula yang lebih realistis dan rasional ditelaah dengan model non-linier.
Bahkan sebagian dari model ekonomi linier yang ada sesungguhnya merupakan
penyerderhanaan dari hubungan-hubungan yang non linier.
Ada empat macam fungsi non linier yang paling sering kita temui dalam analisis
ekonomi,yaitu:
1. Fungsi Kuadrat
2. Fungsi Kubik
3. Fungsi eksponensial
4. Fungsi Logaritma
Diantara keempat fungsi non linier tersebut yang paling sering digunakan adalah
fungsi kuadrat.
B. Rumus Masalah
C. TUJUAN PENULIS
1. Tujuan menulis makalah ini adalah untuk mengidenifikasi penerapan
fungsi non-linear.
2. Mengetahui apa saja bagian bagian dari fungsi non-linear.
3. Melatih diri dalam pengembangan materi yang telah ditentukan guna
kelancaran kegiatan belajar mengajar di kampus.
4. Guna memenuhi tugas pada mata kuliah Matematika Ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. FUNGSI NON – LINEAR
Fungsi Non Linier adalah hubungan matematis antara satu variabel dengan
variabel lainnya, yang membentuk garis lengkung.
2.1 Fungsi Kuadrat
Fungsi Kuadart adalah fungsi yang mempunyai pangkat tertinggi dari
variabelnya adalah pangkat dua.
Gambar fungsi kuadrat bisa berupa :
- Lingkaran
- Elips
- Parabola
- Hiperbola
Tetapi dalam penerapan ekonomi, yang paling sering digunakan adalah fungsi
kuadrat yang berbentuk PARABOLA.
i. Persamaan Kuadrat
Mengingat pangkat dua dalam suatu persamaan kuadrat sesungguhnya dapat
terletak pada baik variabel x maupun variabel y bahkan pada suku xy, maka
bentuk yang lebih umum dari bentuk persamaan kuadrat adalah
Abila P = 0, dengan kata lain dalam persamaan kuadrat tersebut tidal terdapat
suku bentuk yang lebih umum tadi berkurang menjadi:
ax2 + by2 + cx + dy + e = 0, a/b ≠ 0
2.1.2 LINGKARAN
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak tetap terhadap
sebuah titik tertentu yang disebut pusat.
Bentuk umum persamaan lingkaran :
aX2+bY2+cX+dY+e=0
(X–i)2+(Y–j)2=r
Lalu ubah bentuk persamaan menjadi
c d 22 e
Dimana :i = ; j= dan r = i j a
2a 2a
Makai = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu Y
J = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu X
R = jari-jari lingkaran
Contoh :
3 X 2 + 3 Y 2 – 24 X – 18 Y = 33 :3
X 2 + Y 2 – 8 X – 6 Y = 11
c 8 d 6
i= = =4 j= = =3
2a 21 2a 21
22 e 22 11
dan r = i j a = 4 3 =36 = 6
1
(4,3)
i=4
j=3
X
-1,190 9,19
-1,47
ELIPS
Elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap dua
fokus selalu konstan.Elips mempunyai dua sumbu simetri yang saling tegak
lurus. Sumbu yang panjang disebut Sumbu Mayor. Dan yang pendek disebut
Sumbu Minor. Titik potong antara kedua sumbu elips tersebut merupakan pusat
elips ybs.
dimana : a tandanya
Pusat dan samadirumuskan
jari-jari elips dengan b tetapi a b:
nilaiberikut
sebagai
( X i)2 (Y j)2
2 2 1 jika r 1 = r 2 maka akan menjadi lingkaran.
1 r r
2
Contoh :
Tentukan pusat , jari-jari dan perpotongan kurva elips dengan masing-masing
sumbu koordinatnya ( sumbu X dan Y ) dari persamaan elips berikut :1
8 X 2 + 2 Y 2 - 32 X - 12 Y + 18 = 0 : 2
4 X 2 + Y 2 - 16 X - 6 Y = - 9
4 X 2 - 16 X + Y 2 - 6 Y = - 9
4 X 2 - 16 X + k+
1
Y 2 - 6 Y + k= 2- 9 + k+ k 12
(4 X 2 - 16 X + 16) + (Y 2 - 6 Y + 9) = - 9 + 16 + 9
4 (X – 2) 2 + (Y – 3) 2 = 16: 16
Hitunglah : pada titik koordinat berapakah terjadi perpotongan kurva elips dengan
sumbu X dan sumbu Y.
y 8x2+2y2+32x-12y+18=0
7
1
Jean E.Weber, 1994, Analisis Matematika Penerapan Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.hlm
33-37
2,3
3
x
-1 3,32
0,68
HIPERBOLA
Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang perbedaan jaraknya
terhadap dua fokus selalu konstan. Hiperbola mempunyai dua sumbu simetri yang
saling tegak lurus dan sepasang asimtot. Perpotongan antara sumbu-sumbu simetri
(antara asimtot-asimtot) merupakan pusat hiperbola.
( X i)2 (Y j) 2
1 dimana sumbu lintang // sumbu X
m2 n2
( X i)2 (Y j)2
atau 1 dimana sumbu lintang // sumbu Y
n2 m2
Jika nilai m = n maka asimtotnya akan saling tegak lurus, dan sumbu lintangnya
tidak lagi sejajar salah satu sumbu koordinat, dan hiperbolanya disebut hiperbola
sama sisi.
4. PARABOLA
Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap
sebuah titik fokus dan sebuah garis lurus yang disebut direktriks. Setiap
parabola mempunyai sebuah sumbu simetri dan sebuah titik ekstrim.
y y y y
x x x x
a<0 a>0 a<0 a>0
Persamaan parabola :
X Y
Titik Ekstrim : b b2 4ac
;
2a 4a
Jarak titik ekstrim Jarak titik ekstrim
Pada sumbu Y pada sumbu X
0=-X2+6X–2
X 1 = 5,65dan X 2 = 0,35
y
(3,7)
7
y = -x2 + 6x - 22
x
00,35 3 5,65
-2
Fungsi kubik atau fungsi berderajat tiga ialah fungsi yang pangkat
tertinggi dari variabelnya adalah pangkat tiga. Bentuk umum persamaan fungsi
kubik :
𝐷G0
Y = 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥2 + 𝑑𝑥3
Keseimbanngan pasar
Qd = Qs
Qd = jumlah
p ermintaan
Qs = jumlah
p enawaran
E = titik
k eseimbang
Pe = harga
keseimbangan
Qe = jumlah
keseimbangan
Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar juga
sama seperti pada kondisi linear. Pajak atau subsidi menyebabkan harga jual yang
ditawarkan oleh produsen berubah, tercermin oleh berubahnya persamaan
penawaran, sehingga harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta
dipasarpun berubah. Pajak menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih
tinggi dan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit. Sebaliknya, subsidi
menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih rendah dan jumlah
keseimbangan menjadi lebih banyak.
Kasus 1
Fungsi Permintaan
Bu Evi seorang penjual daging ayam di pasar tradisional. Pada saat tingkat harga
Rp.9000,00 perkg, jumlah daging ayam yang diminta 200kg. Ketika harga daging
ayam naik menjadi Rp. 11.000,00 per kg, jumlah daging ayam yang diminta
menurun menjadi 150kg. Pertanyaan : berdasarkan uraian tersebut, bagaimana
fungsi permintaan daging ayam di pasar?
Q1 = 200kg Q2 = 150kg
Cara 1
𝑃−𝑃1
O−O1
𝑃2−𝑃1 = O2−O1
𝑃−900
11.000−9.000 Q−200
= 150−200
𝑃−9.000 Q−200
2.000 = −50
Q = -1/4P + 425
Cara 2
𝑃−𝑃1
O−O1
𝑃2−𝑃1 = O2−O1
𝑃−900
11.000−9.000 Q−200
= 150−200
𝑃−9.000 Q−200
2.000 = −50
P = -40Q + 17.000
P=0 Q=0
= 425 = 17.000
Kasus 2
Fungsi Penawaran
Di toko buah segar Makmur sebuah semangad engan harga Rp 4.000 hanya
mampu menjual sebanyak 100 buah, dan pada saat harga semangka Rp 5.000
perbuah mampu menjual semangka lebih banyak menjadi 200 buah. Pertanyaan :
Rumuskan fungsi penawarannya
P2 = 5.000 Q2 = 200buah
𝑃−𝑃1
𝑃2−𝑃1 O−O1
= O2−O1
𝑃−4.000
5.000−4.000 Q−100
= 200−100
𝑃−4.000 Q−100
1.000 = 100
Q = -300 + 0,1P
Kasus 3
Keseimbangan Pasar
Diketahui : Qs = -8 + 2P Qd = 13 –Pt = 5
Ditanya : Pe dan Qe
Tk? Tp? T?
Qd = Qs
13 – P = -8 + 2P
-P – 2P = -8 – 13
-3P = -21
P = -21/-3
P=7
Q = 13 –P
Q = 13 – 7
Q=6
Jadi, Pe = 7 dan Qe = 6
P = 0,5Qs + 4 + 6
P = 0,5Qs + 10
2P = Qs + 20
Qs = 2P – 20
Keseimbangan pasar
Qd = Qs
13 – P = 2P – 20
3P = 20 + 13
P = 33/3
P = 11
Q = 13 – P
Q = 13 – 11
Q=2
tk = P’e – Pe
tk = 11 – 7
tk =4
tp = t – tk
tp = 6 – 4
tp = 2
T = Q’e x t
T=2x6
T = 12
Jadi tk = 4, tp = 2, dan T = 12
Setiap penulisan FC, VC dan C sama maksudnya dengan TFC, TVC, dan TC.
Hubungan antara biaya total dan bagian-bagiannya secara grafik dapat dilihat
sebagai berikut
a. Biaya total merupakan fungsi kuadrat parabolic. Andaikan,
C = 𝑎𝑄2 - bQ + c
VC FC
AVC = VC/Q – b
VC FC
Kasus 4
Fungsi Biaya
Maka :
FC = 7.200
VC = 60Q + 0,2𝑄2
2
Rismelharmoni.blogspot.com/2016/10/matematika-ekonomi-tentang-fungsi-non.html?m=1
AFC = 7.200/Q
Kasus 5
Jawab :
3. AFC = 7.200/Q
AFC = 7.200/50 = Rp144
MC = 60 + 0,4.50
MC = 60 + 20
MC = Rp80
2.3.3 Fungsi Penerimaan, Keuntungan dan Kerugian serta Titik Impas dari
Fungsi Non Linier3
Sedang bentuk fungsi penerimaan akan linier untuk produsen di pasar persaingan
sempurna
TR
Q = MR
penerimaan marginal
TR
3
Buku Diktat Matematika Ekonomi, UIN SU hlm 23-26
Q
C,R C
TI
TI
Q
0
Q1 Q2 Q4
TR Maks 30 Q – 1,5 Q 2
b2 4ac
30 (10) – 1,5 (102) = 300 – 150 = 150 bisa juga dari rumus ( 4a )
= ( 30 Q – 1,5Q 2 ) – ( 0,25 Q 3 – 3 Q 2 + 7Q + 20 )
= 30 Q – 1,5 Q 2 - 0,25 Q 3 + 3 Q 2 - 7Q – 20
= - 0,25 Q 3 + 1,5 Q 2 + 23 Q – 20
= 110
Jadi keuntungan perusahaan, jika barang terjual sebanyak 10 unit adalah sebesar
Rp. 110,00
= - 960
Jadi perusahaan jika barang terjual sebanyak 20 unit, maka perusahaan akan rugi
sebesar Rp. 960,00
4
Fungsi utilitas menjelaskan besarnya utilitas (kepuasan, kegunaan) yang
diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang atau jasa. Pada
umumnya semakin banyak jumlah suatu bararng dikonsumsi semakin besar
utilitas yang diperoleh, kemudian mencapai puncaknya (titik jenuh) pada jumlah
konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi berkurang atau bahkan negatif bila
jumlah barang yang dikonsumsi terus menerus ditambah. Utilitas merupakan
fungsi dari jumlah yang dikonsumsi.
Utilitas sosial : U = f(Q)
Utilitas total mencapai puncaknya ketika utilitas ma∆r𝑈jinal nol, dan
berkurang Utilitas marjinal : MU =
ketika utilitas marginal negatif ∆
Contoh : seseorang melakukan pembelian dan konsumsi atas dua macam barang,
makanan dan pakaian, dan berturut turut harganya adalah Rp5.000 dan Rp50.000.
misalkan tambahan satu unit makanan akan memberikan nilai guna sebanyak 5,
dan tambahan satu unit pakaian mempunyai nilai guna marginal sebanyak 50.
Andaikan orang itu mempunyai uang sebanyak Rp50.000 kepada barang apakah
uang itu akan dibelanjakan?
Dengan uang itu orang tersebut dapat membeli 10 unit tambahan makanan, maka
jumlah nilai guna marginal yang diperolehnya adalah 10 x 5 = 50. Kalau uang itu
digunakan untuk membeli pakaian, yang diperolehnya hanayalah satu unit dan
nilai guna marjinal dari satu unit tambahan pakaian adalah 50. Seseorang akn
memaksimumkan nilai guna dari barang barang yang dikonsumsinya apabila
perbandingan nilai guna marjinal barang tersebut adalah sama dengan
perbandingan harga barang-barang tersebut. Perbandingan harga makanan dan
pakaian adalah 5000 : 50.000 atau 1 : 10. Orang akan memaksimumkan nilai guna
barang-barang yang dikonsumsinya. Nilai guna marjinal/rupiah dari tambahan
makanan adalah : nilai guna marginal/harga = 5/5.000 = 1/1.000 dan nilai guna
marginal per rupiah dari tambahan pakaian adalah : nilai guna marginal/harga =
50/5.000 = 1/10005
2.3.5 FUNGSI PRODUKSI
Produk rata-rata (average product, AP) ialah jumlah keluaran atau produk
yang dihasilkan dari setiap unit masukan yang digungakan, merupakan hasil bagi
produk total terhadap jumlah masukan. Produuk marjinal (marginal product) ialah
prudyk tambahan yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit masukan yang
digunakan.
Produk total : P = f(X)
Contoh : Fungsi Produksi yang dihadapi oleh produsen ditunjukan oleh P = 4 X2-
X3. Bentuklah persamaan produk rata-ratanya serta hitunglah produk total dan
produk rata-rata tersebut jika digunakan masukan sebanyak 2 unit. Berpa produk
marjinalnya jika masukan yang digunakan ditambah 1 unit?
P = 4 X2- X3 AP = P/X = 4X - X2
MP = ∆𝑃/∆X = 9−8 = 1
3−2
Jika t = 60 t
4𝑠2 = 17.500 (6
60)
𝑠2 = 4.375
𝑠2 = 66,14
S = 66pasang
0
1006
6
Tutupohosali081175.blogspot.com/2013/04/matematika-ekonomi-funngsi-non-linear-html?m=1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi non-linear memiliki 4 macam bentu fungsi non-linear, dan yang paling
sering dijumpai dalam analisis ekonomi yaitu fungsi kuadrat dan fungsi kubik.
Bentuk umum dari persamaan kuadrat yang sering kita jumpai yaitu ax2 + pxy +
by2 + cx + dy + e = 0, a/b ≠ 0 dan juga bentuk umum dari fungsi kubik yaitu Y =
𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥2 + 𝑑𝑥3.
Rismelharmoni.blogspot.com/2016/10/matematika-ekonomi-tentang-fungsi-
non.html?m=1
Tutupohosali081175.blogspot.com/2013/04/matematika-ekonomi-funngsi-non-
linear-html?m=1