Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

FUNGSI NON LINEAR

Dosen pengampu:
Ratih Komala Dewi, MM

Disusun Oleh :
Salsabilla 20681050
Zul chairi 21681053
Desta rahaya 21681015

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT


yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat kelak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen
Pengampu Ibu Ratih Komala Dewi, MM yang telah memberikan amanah untuk
menyelesaikan pembahasan tentang fungsi non linear Penulis tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Curup , 2 desembaer 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG
b. RUMUSAN MASALAH
c. TUJUAN PENULIS

BAB II FUNGSI NON-LINEAR

2.1 FUNGSI KUADRAT

2.1.1 PERSAMAAN KUADRAT

2.1.2 LINGKARAN

2.1.3 ELIPS

2.1.4 HIPERBOLA

2.1.5 PARABOLA

2.2 FUNGSI KUBIK

2.3 PENERAPAN EKONOMI

2.3.1 PERMINTAAN, PENAWARAN, dan KESEIMBANGAN


PASAR

2.3.2 FUNGSI BIAYA

2.3.3 FUNGSI PENERIMAAN


2.3.4 KEUNTUNGAN, KERUGIAN, dan PULANG POKOK

2.3.5 FUNGSI UTILITAS

2.3.6 FUNGSI PRODUKSI

2.3.7 KURVA TRANSFORMASI PRODUK

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pemahaman akan fungsi non linier dalam mempelajari ilmu ekonomi tak kalah
pentingnya dengan pemahaman akan fungsi linier. Meskipun banyak hubungan
antar variabel ekonomi cukup dapat diterapkan dengan model linier, namun tidak
sedikit pula yang lebih realistis dan rasional ditelaah dengan model non-linier.
Bahkan sebagian dari model ekonomi linier yang ada sesungguhnya merupakan
penyerderhanaan dari hubungan-hubungan yang non linier.

Ada empat macam fungsi non linier yang paling sering kita temui dalam analisis
ekonomi,yaitu:

1. Fungsi Kuadrat
2. Fungsi Kubik
3. Fungsi eksponensial
4. Fungsi Logaritma

Diantara keempat fungsi non linier tersebut yang paling sering digunakan adalah
fungsi kuadrat.

B. Rumus Masalah

Berdasarkan dari latar balakang diatas, seterusnya rumusan masalah di usulkan


dengan pertanyaan berikut:

1. Apa sajakah bagian-bagian dari fungsi non-linear?


2. Apa sajakah pembahasan dalam fungsi non-linear?
3. Bagaimanakah penerapan fungsi non-linear terhadap suatu kasus??

C. TUJUAN PENULIS
1. Tujuan menulis makalah ini adalah untuk mengidenifikasi penerapan
fungsi non-linear.
2. Mengetahui apa saja bagian bagian dari fungsi non-linear.
3. Melatih diri dalam pengembangan materi yang telah ditentukan guna
kelancaran kegiatan belajar mengajar di kampus.
4. Guna memenuhi tugas pada mata kuliah Matematika Ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. FUNGSI NON – LINEAR
Fungsi Non Linier adalah hubungan matematis antara satu variabel dengan
variabel lainnya, yang membentuk garis lengkung.
2.1 Fungsi Kuadrat
Fungsi Kuadart adalah fungsi yang mempunyai pangkat tertinggi dari
variabelnya adalah pangkat dua.
Gambar fungsi kuadrat bisa berupa :
- Lingkaran
- Elips
- Parabola
- Hiperbola
Tetapi dalam penerapan ekonomi, yang paling sering digunakan adalah fungsi
kuadrat yang berbentuk PARABOLA.

i. Persamaan Kuadrat
Mengingat pangkat dua dalam suatu persamaan kuadrat sesungguhnya dapat
terletak pada baik variabel x maupun variabel y bahkan pada suku xy, maka
bentuk yang lebih umum dari bentuk persamaan kuadrat adalah

ax2 + pxy + by2 + cx + dy + e = 0, a/b ≠ 0


Sebuah fungsi kuadrat jika mempunyai ciri-ciri berikut ini maka:
P = 0 dan a = b ≠ 0 → Bentuk kurva lingkaran
P2 – 4ab < 0 ; a ≠ b dan tanda sama → Bentuk kurva elips
P2 – 4ab > 0 ; a ≠ b dan tanda berlawanan → Bentuk kurva hiperbola
P2 – 4ab = 0 → Bentuk kurva parabola

Abila P = 0, dengan kata lain dalam persamaan kuadrat tersebut tidal terdapat
suku bentuk yang lebih umum tadi berkurang menjadi:
ax2 + by2 + cx + dy + e = 0, a/b ≠ 0

Sebuah fungsi kuadrat jika mempunyai ciri-ciri berikut ini maka:


Jika a = b ≠ 0, kurvanya sebuah lingkaran
Jika a ≠ b, tetapi bertanda sama, kurvanya sebuah elips
Jika a dan b berlawanan tanda, kurvanya sebuah hiperbola
Jika a = 0 atau b = 0, tetapi tidak keduanya, kurvanya sebuah parabola.

2.1.2 LINGKARAN
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak tetap terhadap
sebuah titik tertentu yang disebut pusat.
Bentuk umum persamaan lingkaran :
aX2+bY2+cX+dY+e=0

(X–i)2+(Y–j)2=r
Lalu ubah bentuk persamaan menjadi
c d  22 e
Dimana :i = ; j= dan r = i  j  a 
2a 2a  
Makai = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu Y
J = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu X
R = jari-jari lingkaran

Lingkaran bisa digambarkan jika nilai r 2 > 0


Titik potong lingkaran pada sumbu koordinat dapat dicari dengan memisalkan
masing-masing X = 0 dan Y = 0 secara bergantian.
Jikai > r  lingkaran tidak memotong sumbu Y j > r  lingkaran tidak memotong sumbu X

Contoh :
3 X 2 + 3 Y 2 – 24 X – 18 Y = 33 :3
X 2 + Y 2 – 8 X – 6 Y = 11
c 8 d 6
i= = =4 j= = =3
2a  21 2a  21
 22 e  22 11
dan r = i  j  a  = 4  3   =36 = 6
  1 

jadi lingkaran tersebut mempunyai titik pusat pada sumbu koordinat


( 4 ; 3 ) dengan jari-jari lingkaran = 6

7,47 3X+ 3Y- 24X – 18Y = 33


r =6

(4,3)
i=4
j=3
X
-1,190 9,19
-1,47

ELIPS
Elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap dua
fokus selalu konstan.Elips mempunyai dua sumbu simetri yang saling tegak
lurus. Sumbu yang panjang disebut Sumbu Mayor. Dan yang pendek disebut
Sumbu Minor. Titik potong antara kedua sumbu elips tersebut merupakan pusat
elips ybs.

Bentuk Umum Persamaan Elips :


aX2+bY2+cX+dY+e=0

dimana : a tandanya
Pusat dan samadirumuskan
jari-jari elips dengan b tetapi a  b:
nilaiberikut
sebagai
( X  i)2 (Y  j)2
2  2 1 jika r 1 = r 2 maka akan menjadi lingkaran.
1 r r
2

Contoh :
Tentukan pusat , jari-jari dan perpotongan kurva elips dengan masing-masing
sumbu koordinatnya ( sumbu X dan Y ) dari persamaan elips berikut :1

8 X 2 + 2 Y 2 - 32 X - 12 Y + 18 = 0 : 2
4 X 2 + Y 2 - 16 X - 6 Y = - 9
4 X 2 - 16 X + Y 2 - 6 Y = - 9
4 X 2 - 16 X + k+
1
Y 2 - 6 Y + k= 2- 9 + k+ k 12
(4 X 2 - 16 X + 16) + (Y 2 - 6 Y + 9) = - 9 + 16 + 9
4 (X – 2) 2 + (Y – 3) 2 = 16: 16

( X  2)2(Y  3)2 ( X  2)2(Y  3)2


+ =1  + =1
4 16 22 42
Dengan demikian :i = 2dan j = 3 r 1 = 2 danr 2 = 4
Berarti : pusat elips ada pada titik ( 2 ; 3 )
Karena r 1 < r 2 maka sumbu mayor elips // sumbu vertikal Y
r 1 adalah jari-jari pendek dan r 2 adalah jari-jari panjang

Hitunglah : pada titik koordinat berapakah terjadi perpotongan kurva elips dengan
sumbu X dan sumbu Y.

y 8x2+2y2+32x-12y+18=0
7

1
Jean E.Weber, 1994, Analisis Matematika Penerapan Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.hlm
33-37
2,3
3

x
-1 3,32
0,68

HIPERBOLA
Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang perbedaan jaraknya
terhadap dua fokus selalu konstan. Hiperbola mempunyai dua sumbu simetri yang
saling tegak lurus dan sepasang asimtot. Perpotongan antara sumbu-sumbu simetri
(antara asimtot-asimtot) merupakan pusat hiperbola.

Bentuk umum persamaan hiperbola :

a X 2 + b Y 2 + c X + d Y + e = 0 ; dimana a dan b berlawanan tanda

Pusat hiperbola dapat dicari dengan cara :

( X  i)2 (Y  j) 2
 1 dimana sumbu lintang // sumbu X
m2 n2

( X  i)2  (Y  j)2 
atau 1 dimana sumbu lintang // sumbu Y
n2 m2

dimana ( i , j ) adalah koordinat titik pusat hiperbola

Jika nilai m = n maka asimtotnya akan saling tegak lurus, dan sumbu lintangnya
tidak lagi sejajar salah satu sumbu koordinat, dan hiperbolanya disebut hiperbola
sama sisi.
4. PARABOLA
Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap
sebuah titik fokus dan sebuah garis lurus yang disebut direktriks. Setiap
parabola mempunyai sebuah sumbu simetri dan sebuah titik ekstrim.

y y y y

x x x x
a<0 a>0 a<0 a>0

Persamaan parabola :

y = a X 2 + b X + c jika sumbu simetri // sumbu vertikal (sumbu y)


X = a Y 2 + b Y + c jika sumbu simetri // sumbu horisontal (sumbu x)

X Y
Titik Ekstrim :   b b2  4ac 
; 
 2a 4a 
Jarak titik ekstrim  Jarak titik ekstrim
Pada sumbu Y pada sumbu X

Contoh : Tentukan titik ekstrim dan perpotongannya dengan sumbu-sumbu


koordinat (sumbu x dan y) dari parabola berikut :
Y=-X2+6X–2

Sumbu simetri sejajar sumbu Y


Karena nilai a = - 1 < 0 ; maka parabolanya menghadap ke bawah.
Titik ekstrimnya terletak di atas atau titik maksimum, dengan titik
koordinat :
  b b 2  4ac   6 6 2  4( 1)(2)    6 36 8 
 ; = ; 4(1) = ; =(3,7)
 2a 4a   2(1)    24 

Perpotongan dengan sumbu Y terjadi pada saat X = 0  Y = - 2

Perpotongan dengan sumbu X terjadi pada saat Y = 0 

0=-X2+6X–2

Dengan menggunakan rumus a b c diperoleh

X 1 = 5,65dan X 2 = 0,35

y
(3,7)
7

y = -x2 + 6x - 22

x=3 sumbu simetri

x
00,35 3 5,65

-2

Latihan : Pada Buku Dumairy hal 141 – 142


Nomor : 2 ; 3 ; 6 ; 7 ; 9 ; 10
2.2 FUNGSI KUBIK

Fungsi kubik atau fungsi berderajat tiga ialah fungsi yang pangkat
tertinggi dari variabelnya adalah pangkat tiga. Bentuk umum persamaan fungsi
kubik :

𝐷G0
Y = 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥2 + 𝑑𝑥3

2.3 PENERAPAN EKONOMI

2.3.1 PERMINTAAN, PENAWARAN, dan KESEIMBANGAN PASAR

Selain berbentuk fungsi linear, permintaaan dan penawaran dapat pula


berbentuk fungsi non-linear. Keseimbangan pasar ditunjukkan oleh kesamaan Qd
= Qs, pada perpotongan antara kurva permintaan dan kurva penawaran.

Keseimbanngan pasar

Qd = Qs
Qd = jumlah
p ermintaan

Qs = jumlah
p enawaran

E = titik
k eseimbang

Pe = harga
keseimbangan

Qe = jumlah
keseimbangan
Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar juga
sama seperti pada kondisi linear. Pajak atau subsidi menyebabkan harga jual yang
ditawarkan oleh produsen berubah, tercermin oleh berubahnya persamaan
penawaran, sehingga harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta
dipasarpun berubah. Pajak menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih
tinggi dan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit. Sebaliknya, subsidi
menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih rendah dan jumlah
keseimbangan menjadi lebih banyak.

Kasus 1

Fungsi Permintaan

Bu Evi seorang penjual daging ayam di pasar tradisional. Pada saat tingkat harga
Rp.9000,00 perkg, jumlah daging ayam yang diminta 200kg. Ketika harga daging
ayam naik menjadi Rp. 11.000,00 per kg, jumlah daging ayam yang diminta
menurun menjadi 150kg. Pertanyaan : berdasarkan uraian tersebut, bagaimana
fungsi permintaan daging ayam di pasar?

Diketahui : P1 = Rp. 9000,00 P2 = Rp. 11.000

Q1 = 200kg Q2 = 150kg

Ditanya : Fungsi Permintaan?

Cara 1

𝑃−𝑃1
O−O1
𝑃2−𝑃1 = O2−O1

𝑃−900
11.000−9.000 Q−200
= 150−200

𝑃−9.000 Q−200
2.000 = −50

-50P + 450.000 = 2000Q – 400.000


2000Q = -50P + 450.000 + 400.000

2000Q = -50P + 850.000

Q = -1/4P + 425

Cara 2

𝑃−𝑃1
O−O1
𝑃2−𝑃1 = O2−O1

𝑃−900
11.000−9.000 Q−200
= 150−200

𝑃−9.000 Q−200
2.000 = −50

-50P + 450.000 = 2000Q – 400.000

-50P = 2000Q – 400.000 – 450.000

-50P = 2.000Q – 850.000

P = -40Q + 17.000

Maka dapat dimisalkan jika

P=0 Q=0

Q = -1/4P + 425 P = -40Q + 17.000

Q = -1/4(0) + 425 P = -40(0) + 17.000

= 425 = 17.000

Kasus 2

Fungsi Penawaran

Di toko buah segar Makmur sebuah semangad engan harga Rp 4.000 hanya
mampu menjual sebanyak 100 buah, dan pada saat harga semangka Rp 5.000
perbuah mampu menjual semangka lebih banyak menjadi 200 buah. Pertanyaan :
Rumuskan fungsi penawarannya

Diketahui : P1 = 4.000 Q1 = 100buah

P2 = 5.000 Q2 = 200buah

Ditanya : fungsi penawaran?

𝑃−𝑃1
𝑃2−𝑃1 O−O1
= O2−O1

𝑃−4.000
5.000−4.000 Q−100
= 200−100

𝑃−4.000 Q−100
1.000 = 100

(P – 4.000) 100 = (Q – 100) 1.000

100P – 400.000 = 1000Q – 100.000

1000Q = -300.000 + 100P

Q = 1/1000 ( -300.000 + 100P)

Q = -300 + 0,1P

Jadi,, fungsi penawarannya adalah Q = -300 + 0,1P

Kasus 3

Keseimbangan Pasar

Fungsi permintaan akan suatau barang ditunjukkan oleh persamaan Qd = 13 – P,


sedangkan fungsi penawarannya ditunjukkan oleh persamaan Qs = -8 + 2P.
Terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar Rp 6 per unit. Pertanyaan :
bagaimana keseimbangan sebelum pajak? Bagaimana keseimbangan sesudah
pajak? Bagaimana pajak yang ditanggung oleh konsumen, pajak yang
ditangggung pridusen dan pajak yang diterima pemerintah?

Diketahui : Qs = -8 + 2P Qd = 13 –Pt = 5

Ditanya : Pe dan Qe

P’e dan Q’e

Tk? Tp? T?

Jawab : keseimbangan pasar

Qd = Qs

13 – P = -8 + 2P

-P – 2P = -8 – 13

-3P = -21

P = -21/-3

P=7

Q = 13 –P

Q = 13 – 7

Q=6

Jadi, Pe = 7 dan Qe = 6

Persamaan sebelum pajak : Qs = -8P + 2P

Persamaan setelah pajak : 2P = Qs + 8

P = 0,5Qs + 4 + 6
P = 0,5Qs + 10

2P = Qs + 20

Qs = 2P – 20

Persamaan permintaan tetap : Qd = 13 – P

Keseimbangan pasar

Qd = Qs

13 – P = 2P – 20

3P = 20 + 13

P = 33/3

P = 11

Q = 13 – P

Q = 13 – 11

Q=2

Jadi P’e = 11 dan Q’e = 2

Pajak yang ditanggung konsumen

tk = P’e – Pe

tk = 11 – 7

tk =4

Pajak yang ditanggung produsen

tp = t – tk

tp = 6 – 4
tp = 2

Pajak yang diterima pemerintah

T = Q’e x t

T=2x6

T = 12

Jadi tk = 4, tp = 2, dan T = 12

2.3.2 FUNGSI BIAYA

Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap


unit produk atau keluaran, merupakan hasil bagi biaya total terhadap jumlah
keluaran yang dihasilkan. Biaya marjinal ialah biaya tambahan yang dikeluarkan
untuk menghasilkan satu unit tambahan produk.

Biaya tetap : FC = k (k : konstanta)

Biaya variabel : VC = f(Q)

Biaya total : C = FC + VC = k + f (Q) = c(Q)

Biaya tetap rata-rata: AFC = FC/Q

Biaya variabel rata-rata : AVC = VC/Q

Biaya rata-rata : AC = C/Q = AFC + AVC


∆𝐶𝐶2− 𝐶1
Biaya marjinal : MC = ∆𝑄 = 𝑄2− 𝑄1

Setiap penulisan FC, VC dan C sama maksudnya dengan TFC, TVC, dan TC.

Hubungan antara biaya total dan bagian-bagiannya secara grafik dapat dilihat
sebagai berikut
a. Biaya total merupakan fungsi kuadrat parabolic. Andaikan,
C = 𝑎𝑄2 - bQ + c

VC FC

Maka : AC = C/Q = aQ – b + c/Q

AVC = VC/Q – b

AFC = FC/Q = c/Q

b. Biaya total merupakan fungsi kubik.


Andaikan, C = 𝑎𝑄3- 𝑏𝑄2+ cQ + d

VC FC

Maka : AC = c/Q = 𝑎𝑄2 - bQ + c + d/Q

AVC = VC/Q = 𝑎𝑄2 - bQ + c

AFC = FC/Q = d/Q2

Kasus 4

Fungsi Biaya

Fungsi biaya produksi TC = 7.200 + 60Q + 0,2𝑄2

Maka :

FC = 7.200

VC = 60Q + 0,2𝑄2

2
Rismelharmoni.blogspot.com/2016/10/matematika-ekonomi-tentang-fungsi-non.html?m=1
AFC = 7.200/Q

AVC = (60Q + 0,2𝑄2 )/Q = 60 + 0,2Q

AC = (7.200 + 60Q + 0,2𝑄2 )/Q

MC = ∆𝑇𝐶/∆𝑄 = TC` = 60 + 0,4Q

Kasus 5

Bila diketahui besar produksi (Q) = 50 unit, hitunglah besarnya :

1. TVC b. TC c. AFC d. AVC e. AC


f. MC

Jawab :

1. TVC = 60Q + 0,2𝑄2


TVC = 60.50 + 0,2.502
TVC = 3.000 + 500
TVC = Rp3.500

2. TC = 7.200 + 60Q + 0,2𝑄2


TC = 7.200 + 60.50 + 0,2.502
TC = 7.200 + 3.000 + 500
TC = Rp10.700

3. AFC = 7.200/Q
AFC = 7.200/50 = Rp144

4. AVC =( 60Q + 0,2𝑄2 )/Q = 60 + 0,2Q


AVC = 60 + 0,2.50
AVC = 60 + 10
AVC = Rp70
5. AC = (7.200 + 60Q + 0,2𝑄2 )/Q
AC = (7.200 + 60.50 + 0,2.502 )/50
AC = (7.200 + 3.000 + 500)/50
AC = 10.700/50
AC = Rp214

6. MC = ∆𝑇𝐶 = 𝑇𝐶` = 60 + 0,4𝑄


∆Q

MC = 60 + 0,4.50
MC = 60 + 20
MC = Rp80

2.3.3 Fungsi Penerimaan, Keuntungan dan Kerugian serta Titik Impas dari
Fungsi Non Linier3

Fungsi penerimaan  bentuk umum  fungsi parabola menghadap ke


bawah pada Produsen di pasar monopoli.

Sedang bentuk fungsi penerimaan akan linier untuk produsen di pasar persaingan
sempurna

TR = Q X P = f (Q) total penerimaan


TR
Q = AR
 rata-rata penerimaan

TR
Q = MR
 penerimaan marginal

TR

3
Buku Diktat Matematika Ekonomi, UIN SU hlm 23-26
Q

C,R C

TI
TI

Q
0
Q1 Q2 Q4

Dimana T I = titik impas


Besar kecilnya keuntungan diperlihatkan oleh besar kecilnya selisih, positif antara
TR dan C
Keuntungan maximum tidak selalu terjadi pada saat TR maksimum.

Contoh :  Fungsi permintaan yang dihadapi seorang produsen monopolis P


= 30 – 1,5 Q.

Bagaimana persamaan penerimaan totalnya ?

Tentukan tingkat penjualan yang menghasilkan penerimaan total


maksimum dan berapa besarnya penerimaaan total ?

TR = Q x P = Q x ( 30 – 1,5 Q ) = 30 Q – 1,5 Q 2  parabola

TR Maksimum pada titik ekstrim parabola


TR Maks pada Q = = = = 10

TR Maks  30 Q – 1,5 Q 2
b2  4ac
30 (10) – 1,5 (102) = 300 – 150 = 150  bisa juga dari rumus ( 4a )

Jika biaya total diperlihatkan oleh TC = 0,25 Q 3 – 3 Q 2 + 7Q + 20


Hitunglah ke  an perusahaan, jika terjual barang sebanyak 10 dan 20 unit.
 = TR - TC

 = ( 30 Q – 1,5Q 2 ) – ( 0,25 Q 3 – 3 Q 2 + 7Q + 20 )

 = 30 Q – 1,5 Q 2 - 0,25 Q 3 + 3 Q 2 - 7Q – 20

 = - 0,25 Q 3 + 1,5 Q 2 + 23 Q – 20

Pada saat Q = 10  = - 0,25 (10) 3 + 1,5 (10) 2 + 23 (10) – 204

 = - 250 + 150 + 230 – 20

 = 110

Jadi keuntungan perusahaan, jika barang terjual sebanyak 10 unit adalah sebesar
Rp. 110,00

Pada saat Q = 20  = - 0,25 (20) 3 + 1,5 (20) 2 + 23 (20) – 20

 = - 2000 + 600 + 460 – 20

 = - 960

Jadi perusahaan jika barang terjual sebanyak 20 unit, maka perusahaan akan rugi
sebesar Rp. 960,00

2.3.4 FUNGSI UTILITAS

4
Fungsi utilitas menjelaskan besarnya utilitas (kepuasan, kegunaan) yang
diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang atau jasa. Pada
umumnya semakin banyak jumlah suatu bararng dikonsumsi semakin besar
utilitas yang diperoleh, kemudian mencapai puncaknya (titik jenuh) pada jumlah
konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi berkurang atau bahkan negatif bila
jumlah barang yang dikonsumsi terus menerus ditambah. Utilitas merupakan
fungsi dari jumlah yang dikonsumsi.
Utilitas sosial : U = f(Q)
Utilitas total mencapai puncaknya ketika utilitas ma∆r𝑈jinal nol, dan
berkurang Utilitas marjinal : MU =
ketika utilitas marginal negatif ∆

Contoh : seseorang melakukan pembelian dan konsumsi atas dua macam barang,
makanan dan pakaian, dan berturut turut harganya adalah Rp5.000 dan Rp50.000.
misalkan tambahan satu unit makanan akan memberikan nilai guna sebanyak 5,
dan tambahan satu unit pakaian mempunyai nilai guna marginal sebanyak 50.
Andaikan orang itu mempunyai uang sebanyak Rp50.000 kepada barang apakah
uang itu akan dibelanjakan?

Dengan uang itu orang tersebut dapat membeli 10 unit tambahan makanan, maka
jumlah nilai guna marginal yang diperolehnya adalah 10 x 5 = 50. Kalau uang itu
digunakan untuk membeli pakaian, yang diperolehnya hanayalah satu unit dan
nilai guna marjinal dari satu unit tambahan pakaian adalah 50. Seseorang akn
memaksimumkan nilai guna dari barang barang yang dikonsumsinya apabila
perbandingan nilai guna marjinal barang tersebut adalah sama dengan
perbandingan harga barang-barang tersebut. Perbandingan harga makanan dan
pakaian adalah 5000 : 50.000 atau 1 : 10. Orang akan memaksimumkan nilai guna
barang-barang yang dikonsumsinya. Nilai guna marjinal/rupiah dari tambahan
makanan adalah : nilai guna marginal/harga = 5/5.000 = 1/1.000 dan nilai guna
marginal per rupiah dari tambahan pakaian adalah : nilai guna marginal/harga =
50/5.000 = 1/10005
2.3.5 FUNGSI PRODUKSI

Produk rata-rata (average product, AP) ialah jumlah keluaran atau produk
yang dihasilkan dari setiap unit masukan yang digungakan, merupakan hasil bagi
produk total terhadap jumlah masukan. Produuk marjinal (marginal product) ialah
prudyk tambahan yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit masukan yang
digunakan.
Produk total : P = f(X)

Produk rata-rata : AP = P/Q

Produk marjinal : MP = ∆𝑃/∆𝑋

Contoh : Fungsi Produksi yang dihadapi oleh produsen ditunjukan oleh P = 4 X2-
X3. Bentuklah persamaan produk rata-ratanya serta hitunglah produk total dan
produk rata-rata tersebut jika digunakan masukan sebanyak 2 unit. Berpa produk
marjinalnya jika masukan yang digunakan ditambah 1 unit?

P = 4 X2- X3 AP = P/X = 4X - X2

Untuk X = 2 P = 4(2)2 – (2)3 = 8

AP = 4(2)2 – (2)3 = 8/2 = 4

Jika X = 3 P = 4(3)2 – (3)3 = 9

MP = ∆𝑃/∆X = 9−8 = 1
3−2

Produk marginal positif berarti masukan tambahanyang digunakan justruu


menambah hasil produksi.
2.3.5 KURVA TRANSFORMASI PRODUK

KURVA TRANSFORMASI PRODUK ialah kurva yang menunjukkan


pilhan kombinasi jumlah produksi dua macam barang dengan menggunakan
masukan yang sama sejumlah tertentu. Kurva ini dikenal juga dengan sebutan
kurva kemungkinan produksi (Production possibility curve).

Contoh : sebuah pabrik yang menggunakan bahan baku kulit


menghasilkan sepatu dan tas. Kurva transformasi produk yang dihadapinya
ditunjukkan oleh pemasaran 4 𝑠2- 6,25𝑡2 = 40.000. berapa apsang sepatu dan
berapa buah tas paling banyak dapat diproduksi? Berapa pasang sepatudapat
dibuat jika pabrik ini memproduksi 60 buah tas?

Jummlah sepatu terbanyak yang dapat dibuat adalah jikapabrik tidak


memproduksi tas (t = 0 ). Dengan perkataan lain, seluruh kulit yang
tersedia (40.000 unit) dialokasikan untuk membuat sepatu.

T=0 4 𝑠2 = 40.000, 𝑠2 = 10.000, s = 100


pasan
g

Jumlah tas terbanyak dapat dibuat :

S=0 6.25𝑡2 = 40.000, 𝑡2 = 6.400, t = 80buah

Jika t = 60 t

4𝑠2 = 40.000 − 6.25(60)2 80

4𝑠2 = 17.500 (6
60)

𝑠2 = 4.375

𝑠2 = 66,14

S = 66pasang
0
1006

6
Tutupohosali081175.blogspot.com/2013/04/matematika-ekonomi-funngsi-non-linear-html?m=1
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan materi tersebut dapat disimpulkan bahwa :

Fungsi non-linear memiliki 4 macam bentu fungsi non-linear, dan yang paling
sering dijumpai dalam analisis ekonomi yaitu fungsi kuadrat dan fungsi kubik.

Bentuk umum dari persamaan kuadrat yang sering kita jumpai yaitu ax2 + pxy +
by2 + cx + dy + e = 0, a/b ≠ 0 dan juga bentuk umum dari fungsi kubik yaitu Y =
𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥2 + 𝑑𝑥3.

Dalam penerapan ekonomi, terbagi menjadi beberapa bagian semacam


penerapan ekonomi permintaan, penawaran, dan keseimbangan pasar, fungsi
biaya, fungsi penerimaan, keuntungan, kerugian, dan pulang pokok, fungsi utilitas,
fungsi produksi, dan kurva transformasi produk. Masing –masing memiliki bentuk
umum yang hampir sama namun berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Jean E.Weber, 1994, Analisis Matematika Penerapan Bisnis dan Ekonomi,


Erlangga, Jakarta.

Buku Diktat Matematika Ekonomi, UIN SU

Rismelharmoni.blogspot.com/2016/10/matematika-ekonomi-tentang-fungsi-
non.html?m=1

Tutupohosali081175.blogspot.com/2013/04/matematika-ekonomi-funngsi-non-
linear-html?m=1

Anda mungkin juga menyukai