Anda di halaman 1dari 12

“Manajemen Pendidikan “

( Perkembagan Teori Manajemen )

Dosen pengampu:
Dr . Emmi Kholilah Harahap , M.P.d
 
Disusun Oleh :
Rintan Yolanda 22531122
A. Sejarah manajemen
Manajemen sebenarnya sudah ada semenjak keberadaan
manusia. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan bangunan-bangunan
ataupun monumen-monumen yang dibangun oleh peradaban kuno.
Seperti dibangunnya Piramid Cheops oleh arsitek Mesir kuno pada
tahun 3000 SM. Di Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan
semenjak masa prasejarah. Adanya Candi Borobudur pada abad ke-
8 dan Candi Prambanan pada abad ke-9 merupakan salah satu bukti
bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di Indonesia. (Husaini,
31:2013
1. Pengembangan teori manajemen
a. Perkembangan awal Teori Manajemen
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, yaitu Robert
Owen dan Charles Babbage. Pada permulaan tahun 1800-an Robert Owen, seorang
manajer pabrik pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia, menekankan pentingnya
unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja
dan mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang memungkinkan dalam peningkatan
produktivitas. Charles Babbage, seorang professor matematika dari Inggris, adalah
penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja
harus diberi latihan keterampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik.
b. Manajemen Ilmiah
Aliran manajemen klasik ditandai dengan kontribusi-kontribusi dari Frederick Winslow
Taylor, Frank and Lillian Gilberth, Henry L. Gantt, dan Harrington Emerson. Di sini hanya
akan dibahas manajemen ilmiah oleh F.W. Taylor.Manajemen Ilmiah timbul sebagian
karena adanya kebutuhan untuk menaikkan produktivitas. Untuk menaikkan produktivitas
dicarilah cara-cara untuk menaikkan efisiensi pekerjaan. F.W. Taylor mengembangkan
manajemen ilmiah ini sekitar tahun 1900-an. Taylor disebut juga sebagai ‘bapak
manajemen ilmiah’ karena karyanya tersebut. Manajemen ilmiah merupakan penerapan
metoda ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi; atau
juga merupakan seperangkat mekanisme ‘a bag of tricks’ untuk meningkatkan efisiensi
kerja organisasi. Taylor mengembangkan sejumlah teknik-teknik untuk mencapai efisiensi,
empat prinsip dasar tersebut adalah:
a) Pengembangan manajemen ilmiah yang sebenarnya
b) Seleksi ilmiah untuk karyawan
c) Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan
d) Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja
3. Teori Organisasi Klasik
Henry Fayol (1841 – 1925), seorang industrialis Perancis, mengemukakan teori dan teknik administrasi
pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisasi yang kompleks dalam bukunya yang terkenal, Administratio
Generale. Dalam teorinya Fayol membagi manajemen menjadi lima unsur, yaitu perencanaan, pengorganisas
perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan.
Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan; teknik, komesial, keuangan, keamanan, ak
manajerial. Henry Fayol juga membagi prinsip manajemen menjadi empat belas prinsip antara lain;pembagia
wewenang, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan pengarahan, mendahulukan kepentingan umum, balas jasa,
rantai wewenang, order, keadilan, stabilitas staf organisasi, inisiatif, dan semangat korps.
4. Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran ini muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak
sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Para manajer masih
menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola
perilaku yang rasional. Sehingga pembahasan ‘sisi perilaku manusia’ dalam organisasi menjadi
penting.
Salah satu tokoh dalam aliran neoklasik ini adalah Elton Mayo (1880 – 1949). ‘Hubungan manusia’
sering digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara dimana manajer berinteraksi
dengan bawahannya. Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang baik, manajer harus mengerti
mengapa karyawan bertindak seperti yang mereka lakukan dan faktor-faktor sosial dan psikologi
apa yang memotivasi mereka.
Elton Mayo dan asistennya melakukan suatu studi tentang perilaku manusia dalam
bermacam situasi kerja yang sangat terkenal di pabrik Howthorne milik perusahaan Westrn
Electric dari tahun 1927 sampai 1932. Mayo menemukan bahwa perhatian khusus (seperti
perasaan terpilih menjadi partisipan dalam studi yang dilakukan manajemen puncak) sangat
mempengaruhi usaha-usaha mereka. Phenomena ini dikenal sebagai Howthorne effect.
Penemuan lainnya adalah bahwa kelompok keja informal – lingkungan sosial karyawan – juga
mempunyai pengaruh besar pada produktivitas.
5. Aliran Manajemen Modern
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang
berbeda. Pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan
manusiawi yang dikenal sebagai perilaku organisasi, dan yang
kedua dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai
aliran kuantitatif. Perkembangan aliran perilaku organisasi ditandai
dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia
dan sistem sosial. Tokohnya adalah Abraham Maslow, Douglas
McGregor, Frederick Herzberg, dan lainnya.
Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team
riset operasi (operations research) dalam pemecahan masalah-
masalah industri, yang didasarkan atas sukses team-team riset
operasi Inggris dalam Perang Dunia ke II. Sejalan dengan semakin
kompleksnya komputer elektronik, transportasi dan komunikasi, dan
sebagainya teknik-teknik riset operasi menjadi semakin penting
sebagai dasar rasional untuk pembuatan keputusan. Prosedur-
prosedur riset operasi tersebut kemudian diformalisasikan dan
disebut aliran management science.
c. Aliran Perilaku (1924-1940)
Elton Mayo dan F.J. Roethlisberger melakukan studi tentang perilaku manusia dalam
bermacam situasi kerja di pabrik Hawthorner milik perusahaan Western Electric dengan
temuan bahwa kelompok kerja informal lingkungan sosial karyawan memiliki pengaruh besar
terhadap produktivitas. McGregor memandang perlu adanya perhatian pada kebutuhan
sosial dan aktualisasi diri karyawan dengan menjunjukan dua kategori manusia yaitu manusia
X dan manjusia Y atau lebih dikenal dengan teori X dan teori Y. Manusia tipe X adalah
manusia yang harus selalu diawasasi agar mau melakukan usaha dalam pekerjaan mereka.
Sedangkan manusia Y sebaliknya, ia bersemangat bekerja sebagai kesempatan untuk
mengaktualisasikan diri tanpa ada pengawasan sekalipun.
Aliran perilaku organisasi menganut prinsip bahwa:
1) Organisasi adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian perbagian.
2) Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian
tujuan organisasi.
3) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan,
prosedur dan prinsip).
d. Pendekatan Sistem (1940-sekarang)
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang dipersatukan dan
diarahkan dari bagian-bagian/komponen-komponen yang saling berkaitan. Chester I Barnard
menjelaskan dalam “the functions of the executive” bahwa tugas manajer adalah menyarankan
pendekatan sistem sosial komprehensif dalam aktifitas “managing”.
Komponen-komponen/bagian-bagian tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, merupakan
satu kesatuan utuh yang saling terkait, terika, memperngaruhi, membutuhkan, dan menentukan.
Oleh karena itu harus disadari bahwa perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap
komponen-komponen lainnya. Dengan demikian berpikir dan bertindak system berarti tidak
memandang komponen secara parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain secara sinergi.
Sistem memiliki makna bahwa
(1) suatu system terdiri atas bagian-bagian yang saling terkait satu dengan yang lainnya,
(2) bagian-bagian yang saling hubung itu dapat berkerja dan berfungsi secara independent atau
bersama-sama,
(3) berfungsinya bagian-bagian tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan umum dari keseluruhan
(sinergi),
(4) suatu system yang terdiri atas bagian-bagian yang saling hubung tersebut berada dalam suatu
lingkungan yang komple
e. Pendekatan Kontingensi atau Pendekatan Situsional (1950-sekarang)
Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu aliran teori manajemen
yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi. Tidak seluruh metode
manajemen ilmiah dapat diterapkan untuk seluruh situasi begitupun tidak selalu hubungan
manusiawi yang perlu ditekankan karena adakalanya pemecahan yang efektif melalui pendekatan
kauantitatif. Itu semua sangat tergantung pada karakteristik situasi yang dihadapi dan tujuan yang
ingin dicapai.
PRAKTIK PERKEMBANGAN ADMINISTRASI DI INDONESIA
Praktik Perkembangan Administrasi Negara di Indonesia dilihat dari Aspek IptekAspek kognitif dan komunikasi
manusia, karena penggunaanya tetap manusia dan perangkat indonesia saat ini sedang membangun dan kemajuan
iptek dari negara lain juga sedang mempengarhui secara deras perkembangan iptek di indonesia. pegawai administ
bahkan seorang insinyur sipil yang menggunakan program mempunyai kesempatan luas pada industri yang
berbasiskan iptek, sektor jasa dan pertanian. selanjutnya bila dilihat dari segi neraca perdagangan kedua negara, da
semua hal yang berkaitan dengan kebijakan dan administrasi. dan dijadikan salah satu aspek utama dalam
pembangunan pertanian di india.
Perkembangan Ilmu Administrasi Negara Di IndonesiaPerkembangan Ilmu Administrasi Negara di IndonesiaIlm
Administrasi pada Waktu Pemerintahan Hindia Belanda dan Pengaruh Administrasi Militer
1. Penggunaan istilah administrasi di bidang pemerintahan pada pemerintahan Hindia Belanda.
2. Pembagian wilayah administrasi.
3. Lembaga-lembaga pemerintah Hindia Belanda.
4. Susunan organisasi pemerintah Hindia Belanda.
5. Daerah-daerah Otonom.
6. Istilah administrasi di bidang hukum dan di bidang perekonomian.
7. Pengaruh Administrasi Militair pada waktu Perang Dunia II.Perkembangan Administrasi sesudah Kemerdekaan
Praktik-praktik administrasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda, baik di bidang Pemerintahan, Huku
dan Perekonomian. Namun praktik-praktik administrasi tersebut, dimonopoli oleh orang-orang Belanda. Sehingg
ilmu Administrasi kenyataannya menjadi milik bangsa penjajah. Orang-orang Indonesia hanya sekedar sebagai
Praktik Manajemen
Manajemen kinerja (performance management) didefinisikan sebagai proses dimana
para manajer memastikan bahwa aktivitas-aktivitas karyawan dan keluarannya sama dengan
sasaran-sasaran organisasi. Sistem manajemen kinerja memiliki tiga bagian, yakni :
1. Mendefinisikan kinerjaPertama, sistem manajemen kinerja dapat menentukan aspek-aspek
kinerja yang relevan bagi organisasi, terutama melalui analisis pekerjaan.
2. Mengukur kinerjaKedua, sistem tersebut mengukur aspek-aspek kinerja melalui penilaian
kinerja (performance appraisal) yang hanya merupakan salah satu metode untuk mengelola
kinerja karyawan. Penilaian kinerja (performance appraisal) merupakan proses dimana
organisasi mendapatkan infornasi tentang seberapa baik seorang karyawan melakukan
pekerjaannya.
3. Memberikan umpan balik informasi kinerjaKetiga, sistem itu memberikan umpan balik kepada
para karyawan melalui pembahasan-pembahasan umpan balik kinerja sehingga mereka dapat
menyeseuaikan kinerjanya dengan sasaran-sasaran organisasi. Umpan balik kinerja
(Performance feedback) merupakan proses untuk memberikan informasi kepada para karyawan
tentang efektivitas kinerjanya.
Thanks you

Anda mungkin juga menyukai