Anda di halaman 1dari 24

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Sejak kapan manusia mempraktikkan manajemen? Diperkirakan manusia sudah
mempraktikkan manajemen ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, bangsa Mesir Kuno yang
hidup 5000 tahun yang lalu telah berhasil membangun piramida. Pembangunan piramida tersebut
diperkirakan membutuhkan tenaga kerja sebanyak 100.000 orang dan penyelesaiannya
memerlukan waktu 20 tahun (Kreitner, 2007: 32). Pencapaian yang luar biasa tersebut diduga
kuat merupakan hasil dari sebuah manajemen yang sangat cermat.
Manajemen sendiri pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk mencapai untuk
tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu kegiatan. Manajemen merupakan
serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi dengan
maksud mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif ( Griffin, 2004).
Perkembangan teori manajemen merupakan sejarah yang terjadi dalam rangka
penyempurnaan berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu manajemen. Perkembangan ini
tentunya berdasarkan pengalaman beberapa ahli manajemen di massanya masing-masing.
Perkembangan ilmu manajemen dapat ditinjau dari dari beberapa sudut dan kelompok antara
lain, kelompok Manajemen ilmiah, kelompok Perilaku dan Manajemen modern.
Secara umum manajemen juga dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengajarkan
tentang proses untuk memperoleh tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan sejumlah
orang atau sumber milik organisasi. Dalam hal ini manajemen dibedakan menjadi tiga bentuk
karakteristik, diantaranya adalah: Sebuah proses atau seri dari aktivitas yang berkelanjutan dan
berhubungan, melibatkan dan berkonsentrasi untuk mendapatkan tujuan organisasi, mendapatkan
hasil-hasil ini dengan berkerja sama dengan sejumlah orang dan memanfaatkan sumber-sumber
dimiliki si organisasi.

Stoner mengemukakan suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut:
“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan,
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana perkembangan teori manajemen dari masa ke masa?
1.2.2 Apa itu manajemen ilmiah?
1.2.3 Bagaimana pengaruh hubungan manusia di dalam manajemen?
1.2.4 Apa itu manajemen modern?
1.2.5 Apa itu Pendeketan Sistem di dalam ilmu manajemen?
1.2.6 Apa itu Pendeketan Kontingensi di dalam ilmu manajemen?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Menjelaskan sejarah perkembangan ilmu manajemen.
1.3.2 Mengetahui apa-apa saja perbedaan antara manajemen ilmiah dan manajemen
modern.
1.3.3 Menjelaskan pengaruh hubungan manusia di dalam ilmu manajemen.
1.3.4 Menguraikan pendekatan-pendekatan yang terdapat di dalam ilmu manajemen.

1.4 Manfaat

1.4.1 Membantu menjelaskan perkembangan ilmu manajemen


1.4.2 Menerapkan perbedaan manajemen ilmiah dan modern
1.4.3 Menjelaskan pengaruh hubungan manusia dalam ilmu manajemen
1.4.4 Membantu memahami pendekatan yang ada dalam ilmu manajemen

2
BAB II
Landasan Teori

2.1 Landasan Teori

Pengertian manajemen dari seorang pemikir manajemen mazhab perilaku yakni Mary
Parker Follet(Daft dan Marcic, 2007) menegaskan bahwa pada dasarnya manajemen adalah, “the
art of getting things done through people” ( seni menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang
lain). Seorang ahli teori manajemen lainnya, Peter Drucker (1974) menambahkan bahwa tugas
penting manajer adalah menetapkan arah tujuan perusahaan, memberikan kepemimpinan untuk
mencapai tujuan tersebut serta membuat keputusan mengenai bagaimana menggunakan sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Secara umum manajemen dapat didefinisikan sebagai “ proses perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien”.

Frederick Winslow Taylor (1856-1915) memberikan sumbangsih besar sekali. Taylor


melakukan percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan. Dari sinilah lahirlah
konsep teori efisiensi dan efektivitas. Efisiensi menunjukkan pencapaian tujuan secara optimal
dengan menggunakan sumber daya yang paling minimal. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tercapainya tujuan yang diinginkan melalui serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan.

Pada tahun 1911 Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Managementg
yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu. Ilmu manajemen sebagai ilmu
pengetahuan mempunyai ciri-ciri:

1. Adanya kelompok manusia ( terdiri atas dua orang atau lebih ).


2. Adanya kerja sama dalam kelompok.
3. Adanya kegiatan proses.
4. Adanya tujuan.

Ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari dan melihat
manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modern. Dimana fenomena masyarakat modern

3
itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi.
ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan suatu organisasi, yaitu:

1. Tekanan pemilik perusahaan


2. Kemajuan teknologi
3. Saingan baru
4. Tuntutan masyarakat.
5. Kebijakan pemerintah.
6. Pengaruh dunia Internasional.

Ilmu manajemen sendiri dikemukakan dalam beberapa aliran, yaitu aliran klasik,aliran
hubungan manusia dan aliran manajemen modern. Aliran-aliran ini merupakan cikal bakal teori
manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya. Aliran pemikiran klasik
dikenal dengan pendekatan proses dan produksi. Sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih
melihat dari sisi bagaimana sumber daya manusia yang berada dalam organisasi. Seorang
manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang perkembangan
(evolusi) manajemen yang menghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai
aliran, sehingga manajer dapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi
tertentu.

2.2 Perkembangan Teori Manajemen

Dalam perkembangan teori manajemen terbagi atas tiga aliran, aliran klasik atau biasa
dikenal dengan manajemen ilmiah, aliran hubungan manusia, dan aliran manajemen modern.
Frederick Winslow Taylor (1856-1915) memberikan sumbangsih besar sekali kepada
pengembangan pemikiran manajemen. Menurut Taylor, ada empat prinsip-prinsip atau petunjuk-
petunjuk manajemen yang bersifat penting antara lain:

1. Pengembangan metode kerja terbaik


2. Pemilihan serta pengembangan pekerja-pekerja
3. Usaha untuk menghubungkan dan mempersatukan metode kerja yang terbaik dan
pekerja yang terpilih serta terlatih
4. Kerja sama yang erat antara manajer dan tenaga kerja, kerja sama yang mana meliputi
pembagian kerja dan tanggung jawab manajer untuk merencanakan pekerjaan.

4
Tokoh-tokoh yang memberikan sumbangsih pemikirannya pada teori manajemen aliran
klasik atau manajemen ilmiah:

1. Frederick Winslow Taylor (1856-1915)


2. Frank B dan Lilian M. Gillberth (1868-1924 dan 1878-1972)
3. Henry Laurence Gantt (1861- 1919)
4. Harrington Emerson (1853-1931)
5. Robert Owen (1771-1858)
6. Charles Babbage (1792-1871)

Tokoh- tokoh yang memberikan sumbangsih pemikirannya pada teori manajemen aliran
hubungan manusia:

1. Hugo Munsterberg (1863-1916)


2. Elton Mayo (1880-1949)
3. Russel Robb (1864-1927)

2.3. Manajemen Ilmiah

Teori manajemen ilmiah muncul sebagian dari kebutuhan untuk meningkatkan


produktivitas. Di awal abad ke-20, terutama di Amerika Serikat, tenaga kerja terampil terasa
amat kurang. Satu-satunya cara untuk meningkatkan produktivitas adalah menaikkan efisiensi
para pekerja. Aliran manajemen ilmiah (scientific management) ditandai kontribusi-
kontribusi dari Frederick W. Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth, Hemy L. Gantt, dan
Harrington Emerson, yang akan diuraikan satu persatu.

Frederick W. Tayor (1856 - 1915). Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh


Frederick Winslow Taylor sekitar tahun 1900-an.Taylor disebut sebagai "bapak
manajemen ilmiah". Dalam buku-buku literatur, manajemen ilmiah sering diartikan
berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan metoda ilmiah pada
studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua,
manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik - "a bag
of tricks" - untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi. Taylor menuangkan gagasan-
gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu Shop Management, The Principle of
Scientific Management, dan Testimony Before the Special House Committee, yang di-

5
rangkum dalam sebuah buku yang berjudul Scientific Management. Taylor telah
memberikan prinsip-prinsip dasar (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada
manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi.
Empat prinsip dasar tersebut adalah :

1. Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen, metoda yang paling


baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung
jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

Frank Bunker Gilbreth dan Lillian Gilbreth. Frank Gilbreth, seorang pelopor
pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang
diilhami Taylor. Dia sangat tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama untuk menemukan
"cara terbaik pengerjaan suatu tugas". Sedangkan Lilian Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek
manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Dia
mengemukakan gagasannya dalam bukunya yang bexjudul The Psychology of Management.
Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir : membantu para karyawan mencapai
seluruh potensinya sebagai mahluk hidup.

Hemy L. Gantt (1861 - 1919). Seperti Taylor, Hemy L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan
(1) kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen, (2) seleksi
ilmiah tenaga kerja, (3) sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas, dan (4)
penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci. Kontribusinya yang terbesar adalah
penggunaan metoda grafik, yang dikenal sebagai "bagan Gantt" ( Gantt Chart ), untuk perenca-
naan, koordinasi dan pengawasan produksi. Teknik-teknik scheduling modern dikembangkan
atas dasar metoda scheduling produksi dari Grant.

Harrington Emerson (1853-1931). Dia berpendapat bahwa prinsip pokok adalah tujuan yang
digambarkan secara jelas. Adanya istilah “ Management by Objective” merupakan bukti nyata
akan prinsip pokok Emerson. Pemborosan dan ketidak efisienan adalah masalah-masalah yang
dilihat Emerson sebagai penyakit sistem industri. Oleh karena itu, Emerson mengemukakan 12
prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal, sebagai berikut:

6
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas (clearly defined ideals)
2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal (common sense)
3. Adanya staf yang cakap (competent causal)
4. Disiplin (dicipline)
5. Balas jasa yang adil (the fair deal)
6. Laporan-laporan yang terpercaya,segera,akurat (reliable)
7. Pemberian perintah,perencanaan,dan pengurutan kerja (immidiate and adequate records)
8. Adanya standar-standar dan skedul-skedul metoda dan waktu setiap kegiatan
9. Kondisi yang distandardisasi ( standardized conditions)
10. Operasi yang distandardisasi ( standardized operations)
11. Instruksi-instruksi praktis yang standar (writtten standart practise instructions)
12. Balas jasa efisiensi (efficiency reward)

Kebaikan dan kekurangan Manajemen Ilmiah

Metoda-metoda manajemen ilmiah telah banyak diterapkan pada bermacam-macam


kegiatan organisasi, terutama dalam usaha peningkatan produktivitas. Teknik-teknik efisiensi
manajemen ilmiah, seperti studi gerak dan waktu, telah menyebabkan kegiatan dapat di-
laksanakan lebih efisien. Gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan menimbulkan
kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektivitas karyawan.
Akhirnya, manajemen ilmiah yang telah mengemukakan pentingnya disain kerja, mendorong
manajer untuk mencari "cara terbaik" pelaksanaan tugas. Jadi, manajemen ilmiah tidak hanya
mengembangkan pendekatan rasional untuk pemecahan masalah-masalah organisasi tetapi
juga meletakkan dasar profesionalisasi manajemen.

Setelah "revolusi mental" yang dicanangkan Taylor terjadi dalam praktek, timbul masalah-
masalah sebagai keterbatasan penerapan manajemen ilmiah. Kenaikan produktivitas sering tidak
diikuti kenaikan pendapatan. Perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi hambatan.
Pendekatan "rasional" hanya memuaskan kebutuhankebutuhan ekonomis dan phisik, tidak
memuaskan kebutuhan-kebutuhan sosial karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan
keinginan manusia untuk kepuasan kerja. Beberapa keterbatasan ini yang menimbulkan
usaha-usaha para ahli manajemen berikutnya untuk melengkapi model manajemen ilmiah.

7
2.4 Hubungan Manusia

Aliran hubungan manusia (perilaku manusia atau neoklasi) muncul karena ketidakpuasan
bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi
dan keharmonisan kerja. Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena
karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku rasional. Sehingga muncul teori manajemen
aliran hubungan manusia.

Hugo Munsterberg (1863 - 1916). Sebagai pencetus psikologi industri, Hugo Munsterberg
sering disebut "bapak psikologi industri". Dalam bukunya Psikology and Industrial Efficiency,
dia banyak menguraikan penerapan peralatan-peralatan psikologi untuk membantu pencapaian
tujuan produktifitas. Dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktifitas
dapat dilakukan dengan melalui tiga cara, (1) penemuan best possible person, (2) penciptaan
best possible work, dan (3) penggunaan best posible effect untuk memotivasi karyawan.
Munsterberg menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari psikologi eksperimen.
Sebagai contoh, berbagai metoda tentang psikologi dapat digunakan untuk memilih
karakteristik tertentu yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan. Riset belajar dapat
mengarahkan pengembangan metoda latihan. Dan studi perilaku manusia dapat membantu
perumusan teknik-teknik psikologi untuk memotivasi karyawan. Sebagai tambahan, Munsterberg
mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.

Elton Mayo (1880 - 1949) dan Percobaan percobaan Hawthorne. "Hubungan manusiawi"
sering digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara di mana manajer berinteraksi
dengan bawahannya. Bila "manajemen personalia" mendorong lebih banyak dan lebih baik
dalam kerja, hubungan manusiawi dalam organisasi adalah "baik". Bila moral dan efisiensi
memburuk hubungan manusiawi dalam organisasi adalah "buruk". Untuk menciptakan hubungan
manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa karyawan bertindak seperti yang mereka
lakukan dan faktor-faktor sosial dan psikologi apa yang memotivasi mereka. Elton Mayo, dan
asisten risemya Fritz J. Roethlisberger serta William J. Dickson, mengadakan suatu studi tentang
perilaku manusia dalam bermacam situasi kerja yang sangat terkenal di pabrik Howthorne
milik perusahaan Western Electric dari tahun 1927 sampai 1932. Mereka telah membagi
karyawan menjadi kelompok penelitian. Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh
kondisi penerangan terhadap produktivitas. Ketika kondisi penerangan dinaikkan, produktivitas
juga naik seperti yang diperkirakan. Tetapi ketika kondisi penerangan dikurangi sampai seperti
bila hanya menggunakan sinar matahari, ternyata produktivitas tetap naik. Usaha-usaha

8
percobaan selanjutnya untuk memecahkan masalah "misterius" ini merupakan era baru
hubungan manusiawi.

Dalam percobaan selanjutnya, Mayo dan kawan-kawannya menempatkan dua kelompok


yang masing-masing terdiri enam karyawati dalam ruang terpisah. Dalam salah satu ruang
kondisi diubah-ubah secara periodik, dan ruang lainnya tidak. Sejumlah variabel-variabel dicoba :
upah dinaikkan; periode istirahat dan jam makan siang lamanya di ubah-ubah, hari kerja dan
minggu kerja diperpendek; peneliti yang bertindak sebagai atasan mengikuti kelompok urtuk
memilih periode istirahatnya sendiri dan memberikan kesempatan untuk mengajukan usul
perubahan.

Sekali lagi, keluaran di kedua ruang ternyata sama-sama meningkat. Mayo dan kawan-
kawan dapat mengesampingkan bahwa insentif keuangan bukan penyebab kenaikan
produktivitas, karena skedul pembayaran kelompok yang diteliti dipertahankan sama. Mereka
menyimpulkan bahwa rantai reaksi emosional yang kompleks telah mempengaruhi peningkatan
produktivitas. Hubungan manusiawi di antara anggota kelompok terpilih, maupun dengan peneliti
(pengawas) lebih penting dalam menentukan produktivitas daripada perubahanperubahan
kondisi kerja di atas. Perhatian simpatik dari pengawas Yang mereka terima telah mendorong
peningkatan motivasi mereka.

Percobaan ini mengarahkan Mayo untuk penemuan penting lainnya bahwa perhatian
khusus seperti perasaan terpilih menjadi partisipan dalam studi yang dilakukan manajemen
puncak) sangat mempengaruhi usaha-usaha mereka. Phenomena ini dikenal sebagai Haw
thorne effect.

Penemuan lainnya adalah bahwa kelompok kerja informal lingkungan sosial karyawan juga
mempunyai pengaruh besar pada produktifitas. Kemudan, konsep "mahluk sosial" dimotivasi
oleh kebutuhan sosial, keinginan akan hubungan timbal balik dalam pekerjaan, dan lebih responsif
terhadap dorongan kelompok kerja pengawasan manajemen telah menggantikan konsep "makhluk
rasional" yang dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan phisik manusia.

9
2.5 Manajemen Modern

2.5.1. Sejarah Munculnya Teori Modern

Ilmu manajemen merupakan salah satu ilmu sosial yang mulai berkembang tahun 1800,
dengan aliran atau teori klasik yang pertama kali muncul. Berkembangnya teori klasik dengan
banyak tokoh dan pandangan, masih memunculkan ketidakpuasan bagi sekelompok dan tokoh
yang lain sehingga muncul aliran atau teori baru yaitu Neo-Klasik. Dan seiring perkembangan
juga perubahan kebutuhan yang serba cepat, praktis dan efisien, munculah kembali aliran atau
teori baru yaitu manajemen modern.

Teori Manajemen memiliki pengaruh yang sangat kuat.Semakin lama kita menggunakan
teori, kita semakin mengenal dan paham dengannya. Manajemen Modern muncul mengikuti
perubahan zaman yang semakin modern, yang setiap waktunya berkembang pesat dan
memunculkan teori baru.

Seperti kita ketahui hingga saat ini organisasi bisnis merupakan penciptaan pengetahuan
dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat dilihat bagaimana
perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di belahan dunia ini berhasil dan

10
berkembang karena keahlian danpengalaman dari para manajer dan perusahaan secara
keseluruhan menciptakan pengetahuan baru, service, system, produk.

Adanya inovasi yang terns menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari individual dan
interaksi datam kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil dari pengalaman,
penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru. Seperti yang dikatakan oleh
Ikuijiro Nanoka dakam bukunya Knowledge Creating Company (1995), yang dikutip dari
Dirlanudin (hal. 10, 1996) bahwa pengembangan kerangka kerja teori khususnya teori
manajemen adalah :

"pengembangan kerangka kerja teori, dengan menjelaskan pada dua dimensi, epistemological
dan ortological mengenai kreasi pengetahuan organisasional. Dimensi epistemological yang
digambarkan pada garis vertikal, yang mana konversi pengetahuan tacit dan pengetahuan
eksplisit. Sedangkan dimensi ortologi yang mewakili garis horisontal, dimana pengetahuan
diciptakan melalui individu-individu yang kemudian ditransformasi pada pengetahuan tingkat
kelompok, organisasi dan antar organisasi dan berinteraksi secara terus-menerus".

2.5.2. Pengertian Manajemen Modern

Manajemen modern adalah manajemen yang pada periodenya ditandai dengan sudah
dipelajari manajemen sebagai ilmu yang mempunyai dasar-dasar logika ilmiah, sehingga banyak
melibatkan ahli manajemen maupun ahli ekonomi untuk melakukan penelitian tentang
manajemen yang menghasilkan berbagai teori maupun aliran manajemen. Teori-teori ini pertama
kali dirintis oleh; Robert Owen, Adam Smith, Charles Babbage dan Max Weber. Manajemen
modern dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi
(perilaku organisasi), dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen operasi.

a. Manajemen menurut para ahli :

1. Thomas H Nelson

Ilmu dan seni memadukan ide-ide, fasilitas, proses, bahan dan orang-orang untuk
menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat dan menjualnya dengan menguntungkan.

11
2. James A.F Stoner

Proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan upaya (usaha-


usaha) anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

2.6 Pendekatan Sistem

Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Ini secara
sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling tergantung. Suatu
sistem tersendiri dari elemen-elemen yang berhubungan dan bergantung satu dengan yang lain,
tetapi bila berbagai elemen tersebut berinteraksi maka akan membentuk suatu kesatuan yang
menyeluruh. Jadi, menurut definisi, hampir setiap phenomena dapat dianalisa dan disjikan dari
sudut pandangan sistem. Sistem-sistem biologis, phisik, ekonomi dan soaial-budaya adalah
beberapa contoh.

2.6.1. Pengertian Pendekatan Sistem

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berintraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Pendekatan sistem adalah serangkaian tahapan tahapan pemecahan masalah yang setiap
langka di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatip di pertimbangkan dan solusi yang
di pilih dapat di terapkan.

Di dalam sebuah perusahaan manajer berperan penting dalam pengambilan keputusan


yang efektif dan efisien.sistem konseptual adalah suatu sistem pemecahan masalah yang terdiri
dari manajer ,informsi dan standart.2 elemen yang lain masuk dalam peroses perubahan masalah
menjadi solusi (solusi alternatif dan kendala).

2.6.2. Tahapan pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan system


1. Usaha Persiapan
a. Memandang perusahaan sebagai suatu sistem.
b. Mengenal sistem lingkungan.
c. Mengidentifikasi subsistem perusahaan.

12
2. Usaha Definisi

a. Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem.

Tujuannya : – Mengidentifikasi tingkat sistem tempat persoalan berada.


– Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urutan tertentu:

a) Mengevaluasi standar.
b) Membandingkan output dengan standar.
c) Mengevaluasi manajemen.
d) Mengevaluasi pemroses informasi.
e) Mengevaluasi input dan sumber daya input.
f) Mengevaluasi proses.
g) Mengevaluasi sumber daya output.

3. Usaha Pemecahan

a. Pertimbangan alternatif yang layak.


b. Mengevaluasi berbagai solusi alternatif.
c. Memilih solusi terbaik.
d. Menerapkan solusi.
e. Memastikan bahwa solusi tersebut efektif.

2.7 Pendekatan Kontingensi

2.7.1. Pengertian Pendekatan kontingensi

Pendekatan kontingensi ialah cara penerapan konsep-konsep dari berbagai aliran


manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Pendekatan kontingensi ini merupakan jawaban dari
masalah yang dihadapi dalam praktek perusahaan, dimana sering kali ditemui adanya metoda-
metoda yang sangat efektif dalam suatu situasi tetapi tidak akan berjalan dengan baik dalam
situasi-situasi lainnya. Pendekatan kontingensi dikembangkan oleh berbagai pelaku usaha dalam
berbagai bidang keahlian, seperti : manajer, konsultan dan peneliti.

Tugas manajer dalam pendekatan kontingensi adalah mengidentifikasikan teknik mana,


pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu

13
pencapaian tujuan manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi teknik
manajemen yang berbeda pula, karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat
diterapkan dalam seluruh kondisi.

Fred Luthans mengatakan, “Pendekatan-pendekatan tradisional dalam bidang


manajemen, tidak salah atau keliru, tetapi dewasa ini mereka tidak terlampau cocok. Terobosan
baru terhadap teori dan praktik manajemen bisa kita temukan pada pendekatan kontingensi .”

2.7.2. Ciri-ciri Pendekatan Kontingensi

Beberapa ilmuan manajemen tertarik pada pemikiran kontingensi, hal itu karena
merupakan sebuah kompromis yang dapat dimanfaatkan antara pendekatan sistematik dan apa
yang dapat dinamakan perspektif situasional murni.

Pendekatan sistematik kerapkali dikritik orang karena pendekatan tersebut bersifat


terlampau umum atau abstrak walaupun pandangan situasional murni yang mengasumsi bahwa
setiap situasi kehidupan nyata memerlukan suatu pendekatan yang sangat berbeda telah
dinyatakan orang sebagai hal yang terlampau spesifik.

Tiga macam Pendekatan Kontingensi

1. Model kepemimpinan kontingensi dari Friedler (1967)

2. Model tiga dimensi kepemimpinan dari Reddin

3. Model kontinum kepemimpinan dari Robert Tanenbaum dan Warren Schmidt

Fridler beranggapan bahwa efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara kepemimpinan
dan kesesuaian situasi yang dihadapinya.

Ada tiga faktor utama :

 Hubungan antara pemimpin dan bawahan, sampai sejauh mana hubungan antara
pemimpinnya dan bawahannya.

 Struktur tugas, sampai sejauh mana tugas-tugas didefinisikan secara jelas serta dilengkapi
dengan petunjuk dan prosedur yang tepat.

14
 Kekuatan posisi, sampai sejauh mana kekuasaan yang dimiliki pemimpin untuk
menanamkan rasa akan arti pentingnya nilai dari tugas-tugas yang telah diberikan.

Reddin beranggapan bahwa menghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan.

 Gaya dasar : pemisah, pengabdi, penghubung, terpadu.

 Gaya efektif dalam satu kesatuan : birokrat, otokrat bijaksana.

 Gaya tidak efektif : pelan, otokrat, penganjur, kompromis.

Robert dan warren beranggapan bahwa ada dua bidang pengaruh yang ekstrem :

 Bidang pengaruh pimpinan, menggunakan otoritas dalam gaya kepemimpinannya.

 Bidang pengaruh kebebasan bawahan, menunjukan gaya yang demokratis.

15
BAB III
DATA

3.1 Manajemen modern dalam lembaga perpustakaan


Manajemen Modern di lembaga perpustakaan merupakan suatu proses manajemen yang
mengaplikasikan dan menerapkan teknologi komputer dalam merencanakan, mengatur, dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan yang ada di perpustakaan untuk mencapai tujuan tertentu.
Contohnya penggunaan katalog online atau biasa disebut dengan OPAC( Online Public
Access Catalogue) yang memudahkan permustaka untuk mencari bahan pustakanya. Katalog
online ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer dalam proses
katalogisasi, dengan cara mengupload hasil katalog tadi ke database yang telah dibuat
terlebih dahulu.

3.2 Contoh Kasus Manajemen Ilmiah


Contoh Kasus 1 :
Pemecatan 5000 Pegawai Tri-Energi
Perusahaan Tri-Energi sebuah perusahaan minyak mempunyai persediaan sekitar 5000
karyawan sebagai hasul kegiatan penarikan selama periode kekurangan tenaga kerja.
Perusahaan mengantisipasikan bahwa pasar tenaga kerja akan semakin ketat. Oleh karenanya
perusahaan memutuskan mempersiapkan diri dengan penarikan kelompok pekerja agar
kebutuhan yang diantisipasi dapat terpenuhi.
Setelah mempekerjakan karyawan ekstra, perusahaan pada dekade selanjutnya secara
continu mengotomatisasikan fasilitas – fasilitas produksinya selama periode tersebut,
meskipun kapasitas produksi berlipat ganda, perusahaan akibat otomatisksasi hanya
memerlukan jauh lebih sedikit karyawan untuk mengoperasikan fasilitas – fasilitas. Jadi
keadaan menjadi berbalik dari antisipasi perusahaan yaitu bahwa 5000 karyawan yang telah
terlanjur ditarik tak pernah lagi seluruhnya dibutuhkan.
Perusahaan menganjurkan untuk mempekerjakan 5000 karyawan itu, dan membuat
masyarakat berpendapat bahwa sekali diterima bekerja seorang karyawan yang melaksanakan
pekerjaan dengan memuaskan dapet mengharapkan untuk tetap mempertahankan
pekerjaannya, bagaimanapun juga Trienergi kemudian mengalami masalah dengan rendahnya
harga dipasaran dan laba yang didapet turun sampai tingkat yang kurang memuaskan,
direktur utama Jhonny Bolang mempertimbangkan pemberhentian 5000 karyawan yang tak

16
pernah diperlukan tak satupun memenuhi syarat atau perlu dipertahankan sampai pension, dia
sadar bahwa banyak posisi managernya dapat di hilangkan karena secara potensial angkatan
kerja akan lebih kecil.

Contoh Kasus 2 :
Budiono Menerima Tawaran Perkerjaan Baru
Budiono telah menjadi seorang representative pelayanan langganan bagi perusahaan
produk produk ilmiah CIRO untuk beberapa tahun lamanya. Dalam posisi ini dia membantu
para langganan melalui penjelasan tentang cara penggunaan produk produk CIRO untuk
memecahkan berbagai masalah teknis mereka. Dia juga menerima order- order pembelian
dari para langganan, dan memberikan pelayanan purna jual untuk menjamin bahwa
kebutuhan langganan terpuaskan oleh produk – produk CIRO.
Atasan Budiono adalah saudara Wijoyo, manajer pemasaran perusahaan CIRO.
Budiono selalu mempunyai hubungan baik yang menyenangkan dengan saudara Wijoyo, dan
pendapatannya cukup tinggi dibandingkan bekerja di perusahaan lain.
Baru–baru ini Budiono menerima sebuah surat dari saudara Tajudin, Wakil Presiden
Direktur Bidang Penelitian perusahaan CIRO, menanyakan apakah dia “akan tertarik untuk
meluangkan kira-kira setengah waktu kerjanya dalam tim pengkoordinasikan tes-tes
koorperatif dengan para langganan yang bertugas mengevaluasi efektivisa produk-produk
baru CIRO dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tertentu mereka”. Untuk pekerjaan
penelitian terapan ini. Budiono akan melapor kepada Tajudin. Surat tersebut disampaikan
tanpa sepengetahuan Wijoyo. Budiono sangat tertarik dengan pekerjaan baru ini, tetapi dia
ragu-ragu apakah ia dapet bekerja secara sukses untuk kedua atasannya.

Contoh Kasus 3 :
Manajemen Ilmiah Berarti Eksploitasi Dan Dehumanisasi Karyawan?
Profesor LKH, dikenal sebagai ahli ekonomi tenaga kerja dan manajemen sumber daya
manusia, membuat pernyataan berikut dalam suatu kelas seminar program S2. “Saya menolak
manajemen ilmiah (scientific manajemen) sebagai suatu aliran yang dapat terus
dipertahankan karena aliran itu mengeksploitasi dan melakukan dehumanisasi (tidak
mempermanusiakan) para pekerja. Ini menyebabkan hilangnya respek diri mereka dan
membuat mereka seperti mesin belaka yang mengikuti order-order manajemen”. Professor
LKH menyatakan hal itu dalam tanggapanya terhadap suatu pertanyaan apakah dia setuju
untuk terus mengembangkan tulisan-tulisan Taylor.

17
BAB IV

ANALISA DATA dan PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Manajemen Modern di Lembaga Perpustakaan

Manajemen modern di lembaga Perpustakaan merupakan suatu proses manajemen yang


mengaplikasikan dan menerapakan teknologi komputer dalam merencanakan, mengatur, dan
mengarahkan kegiatan – kegiatan yang ada di perustakaan untuk mencapai tujuan tertentu.

Contonhya penggunaan katalog online atau biasa disebut dengan OPAC (Online Public
Acces Catalogue) yang memudahkan pemustaka untuk mencarai bahan pustakanya. Katalog
online ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer dalam proses
katalogisasi, dengan cara meng-upload hasil katalog tadi ke database yang telah dibuat
terlebih dahulu.

4.2 Fungsi Manajemen Modern di Lembaga Perpustakaan

1. Planning
Planning (Perencanaan). Dalam melaksanakan kegiatan dan layanan Perpustakaan
maka hal pertama yang harus dilaksanakan adalah menyusun sebuah perencananaan. Dalam
menyusun rencana maka hal yang harus dipertimbangkan adalah dengan menentukan 5W+
1H (who, what, when, where,why dan How). Who atau tentang siapa yang akan melaksanakan
dalam perencanaan tersebut, what atau apa yang harus dilakukan ketika melaksanakan tugas
tersebut, when atau kapan perencanaan itu dilaksanakan, where atau di mana pelaksanaan
tugas tersebut, why atau mengapa tugas itu perlu dilaksanakan dan how bagaimana
melaksanan tugas tersebut secara efektif dan efisien. Dalam suatu organisasi, perencanaan
merupakan awal dari setiap tindakan yang akan dilaksanakan. Perencanan dimaksudkan
untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai.Tanpa adanya perencanaan maka sebuah
kegiatan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Contoh dari fungsi perencanaan dalam manajemen modern di lembaga Perpustakaan
adalah perencanaan anggaran untuk pengadaaan koleksi/bahan pustaka Perpustakaan.
Tindakan yang harus dilaksanakan adalah menentukan 5W+1H. Who atau siapa yang akan
melaksanakan pengadaan koleksi/bahan pustaka , what atau apa saja koleksi/bahan pustaka
yang akan diadakan, when atau kapan proses pengadaan itu dilaksanakan, where atau dimana

18
koleksi/bahan pustaka itu didapatkan, why atau mengapa koleksi/bahan pustaka tersebut
diambil dan how bagaimana melaksanan pengadaan tersebut secara efektif dan efisien.

2. Organizing
Organizing (pengorganisasian). Sebuah Perpustakaan akan berjalan lebih optimal
apabila terdapat suatu organisasi di dalamnya. Organisasi merupakan salah satu di antara
aspek – aspek perpustakan. Organisasi dapat terbentuk jika terdapat sebuah kerjasama dalam
lingkungan Perpustakaan atau dengan kata lain organisasi dapat dilakukan apabila lebih dari
satu orang. dengan kata lain pengorganisasian merupakan penentuan dan penetapan peran –
peran untuk mencapai tujuan melalui proses kerjasa didalamnya.
Dalam sebuah struktur organisasi manajemen modern di lembaga Perpustakaan biasanya
terdapat Kepala perpustaakaan yang bertugas memimpin Perpustakaan sekaligus
melaksanakan pengawasan, bagian pengeloaan bertugas mengelola dan mengadakan koleksi
atau bahan pustaka, bagian layanan bertugas melayani peminjaman-pengembalian koleksi,
dan bagian kerjasama bertugas menjalin kerjasama dengan Perpustakaan – perpustakaan lain
untuk meningkatkan kualitas mutu dari Perpustakaan itu sendiri.

3. Staffing
Staffng (Pengisian jabatan). Setelah pengorganisasian maka hal yang harus
dilaksanakan adalah pengisian jabatan. Pengisian jabatan ini dilaksanaan dengan
mempertimbangkan kualiatas sumber daya manusia (SDM) yang dapat dilihat dari keahlian
atau kemapuan yang dimiliki. Dengan kata lain pengisian jabatan merupakan proses dimana
sumber daya manusia ditempatkan atau diatur dalam sebuah struktur organisasi sesuai dengan
kebutuhan lembaga dan juga sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki.
Pengisian jabatan dalam manajemen modern lembaga Perpustakaan mengikuti rencana dan
organisasi yang telah dibuat sebelumnya.

4. Directing
Directing (pengarahan). Orang yang memiliki kewenangan dalam mengarahkan adalah
pemimpin. Pemimpin dapat memberikan perintah – perintah untuk dilakasanakan dan
memberi pengarahkan staf – staf yang ada dalam Perpustakaan maka diperlukan seorang
pemimpin.

19
Contohnya dalam penarapan manajemen modern di lembaga Perpustakaan adalah pemberian
motivasi kepada para staf Perpustakaan agar lebih giat dalam melaksanakan tugas – tugasnya,
hal inilah yang dilakukan pemimpin dalam fungsi pengarahan

5. Controlling
Controlling (pengawasan). Hal penting yang harus dilakukan dalam menjalankan
kegiatan maupun layanan Perpustakaan adalah pengawasan terutama pengawasan terhadap
kinerja dan pengawasan mutu. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan cara pengamatan
langsung oleh kepala Perpustakaan maupun kepala sub bagian Perpustakaan. Pengamatan
langsung ini berupa hasil – hasil data yang berkaitan. Dengan memanfaatkan teknologi
komputer maka proses pengamatan akan lebih dimudahkan.

4.3 Manfaat Manajemen Modern di Lembaga Perpustakaan


Perpustakaan akan semakin berkembang jika menerapkan manajemen modern yaitu
dalam perencanaan, pengorganisasian, pengisian jabatan, pengarahan, dan pengawasan yang
mengaplikasikan teknologi komputer dalam prosesnya. Dengan memanfaatkan teknlogi
komputer, manajemen modern di lembaga Perpustakaan akan banyak memberi kemudahan
dan manafaat diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi Kepala Perpustakaan


a. Memudahkan pengawasan terhadap para Pustakawan dan staf Perpustakaan dengan
bantuan teknologi komputer.
b. Memudahkan pengarahan para Pustakawan dan staf Perpustakaan dengan bantuan
teknologi komputer.
c. Memudahkan mengukur kinerja para Pustakawan dan staf dengan bantuan teknologi
komputer
d. Memudahkan mengukur mutu dari Perpustakaan yang dipimpin dengan bantuan
teknologi komputer

2. Manfaat bagi Pustakawan


a. Memudahkan Pustakawan dalam mengelola Perpustakaan
b. Memudahakan Pustakawan dalam melayani pemustaka baik dari peminjaman dan
pengembalian

20
c. Memudahkan Pustakawan dalam proses pengadaan, seleksi dan katoligasi bahan
pustaka
d. Memudahkan Pustakawan membuat kartu anggota Perpustakaan dengan
menggunakan teknologi komputer

3. Manfaat bagi Pemustaka


a. Memudahkan dan mempercepat pemustaka dalam mencari dan menemukan bahan
pustaka
b. Memudahkan pemustaka dalam mendaftar anggota Perpustakaan
c. Memudahkan Pemustaka dalam memberikan kritik dan saran bagi Perpustakaan
dari paparan di atas , manajemen modern perlu diterapkan dalam setiap Perpustakaan karena
selain memberikan banyak manfaat dan kemudahan, juga mempercepat proses kegiatan, dan
memaksimalkan Perpustakaan secara efektif dan efisien.

4.4 Pentingnya Manajemen Modern di Lembaga Perpustakaan


Manajemen modern di lembaga Perpustakaan erat kaitannya dengan perkembangan dan
pemanfaatan teknologi komputer dalam proses – proses manajemen. Dengan memanfaatkan
teknologi komputer maka proses – proses manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengisian jabatan, pengarahan, dan pengawasan menjadi lebih efektif dan efisien sehingga
hasil yang diberikan juga optimal. Contoh nyata dari pentingnya manajemen modern di
lembaga Perpustakaan adalah perencanaan anggaran untuk pengadaaan koleksi/bahan pustaka
Perpustakaan dengan memanfaatkan teknologi komputer. Hal yang harus dilaksanakan
pertama adalah mebuat rencana, menentukan 5W+1H. Who atau siapa yang akan
melaksanakan pengadaan koleksi/bahan pustaka , what atau apa saja koleksi/bahan pustaka
yang akan diadakan, when atau kapan proses pengadaan itu dilaksanakan, where atau dimana
koleksi/bahan pustaka itu didapatkan, why atau mengapa koleksi/bahan pustaka tersebut
diambil dan how bagaimana melaksanan pengadaan tersebut secara efektif dan efisien.
kemudian setelah pengadaan buku telah didapatkan maka yang harus dilaksanakan adalah
pengkatalogisasian koleksi/bahan pustaka online mapun tertulis. Katalogisasi online ini
bertujuan untuk memudahkan pemustaka untuk mencari koleksi atau bahan pustaka secara
efektif dan efisien.
Dari penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen modern
sangat penting untuk diterapkan dalam lembaga Perpustakaan . Manajemen modern berperan
aktif dalam pengembangan dan peningkatan kualitas Perpustakaan. Hal ini dapat dilihat dari

21
proses manajemen modern memafaatkan teknlogi komputer dalam proses – proses
manajemen, baik dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian jabatan,
pengarahan, dan pengawasan. Inilah menjadi keunggulan manajemen modern di lembaga
Perpustakaan .

4.5 Upaya dan Cara Menerapkan Manajemen Modern di Lembaga Perpustakaan


Upaya dan cara yang dilakukan untuk mewujudkan Perpustakaan yang menerapakan
prinsip manajemen modern adalah sebagai berikut :
1. Merubah Proses
Dalam subuah lembaga Perpustakaan pada umumnya menggunakan manajemen klasik
atau kuno. Manajemen klasik ini menggunakan prinsip – prinsip tradisional dalam
menjalankan Perpustakaan, baik pelayanan peminjaman-pengembalian, pengadaan koleksi
dan lain – lain. Hal ini menjadikan manajemen klasik menjadi ketinggalan jaman karena pada
prosesnya kurang efektif dan efisien, sehingga perlu pembaruan terhadap proses yang
berjalan dalam Perpustakaan tersebut dengan menerapakan manajemen modern atau
manajemen yang menerapkan dan mengaplikasikan teknologi komputer dalam dalam
perpustaakaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sosialisasi, seminar dan diklat untuk para
Pustakawan dan Staf Perpustakaan agar menguasai dan menerapkan manajemen modern
dalam pepustakaan.
2. Merubah Struktur
Untuk dapat mewujudkan lembaga Perpustakaan yang menerapkan manajemen modern
adalah dengan merubah struktur organisasi, dengan cara perampingan ataupun penambahan
struktur organisasi Perpustakaan.hal ini bertujuan pengoptimalan para Pustakawan dan staf
Perpustakaan dalam menjalankan Perpustakaannya karena telah dibantu dengan teknologi
komputer.
3. Kebijakan
Kebijakan merupakan hal yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Dengan kebijakan
yang telah dibuat dan disepakati oleh kepala Perpustakaan dan bawahannya ini diharapkan
dapat membuat Perpustakaan menjadi semakin berkembang dan dapat mencerdaskan bangsa.
dengan penerapan 3 komponen di atas, maka manajemen modern di lembaga Perpustakaan
akan dapat tercapai.

22
BAB v

Penutup

5.1 Kesimpulan

Perkembangan teori Manajemen anatara satu teori dengan teori lain berbeda, menurut
pada pandangan manajemen saat itu .semua teori manajemen tersebut adalah baik dan salin
melengkapi satu dengan yang lainnya.

Pengertian manajemen dari seorang pemikir manajemen mazhab perilaku yakni Mary
Parker Follet(Daft dan Marcic, 2007) menegaskan bahwa pada dasarnya manajemen adalah, “the
art of getting things done through people” ( seni menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang
lain). Seorang ahli teori manajemen lainnya, Peter Drucker (1974) menambahkan bahwa tugas
penting manajer adalah menetapkan arah tujuan perusahaan, memberikan kepemimpinan untuk
mencapai tujuan tersebut serta membuat keputusan mengenai bagaimana menggunakan sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Secara umum manajemen dapat didefinisikan sebagai “ proses perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien”.

Aliran hubungan manusiawi menyarankan penggunaan teknik-teknik dan psikologi


yang dihubungkan dengan dengan perilaku manusia. Perhatian terhadap karyawn akan
memberikan keuntungan, dan latihan manajaemen perlu dirubah.

5.2 Saran

Berdasarkan materi makalah pengantar manajemen di atas, maka ada empat unsur
pokok yang kami sarankan agar pembaca memperhatikan, pembahasan tersebut. Karena
keempat unsur inilah, merupakan induk sejarah sehingga terbentuklah ilmu tentang
manajemen.

23
Daftar Pustaka

https://betawifbr.wordpress.com/2015/09/29/sejarah-perkembangan-manajemen-pada-zaman-
modern/

http://11160731-widilestari-simseptialutfi.blogspot.com/2017/10/makalah-manajemen-
modern.html

https://gussalviyaranti.wordpress.com/2013/11/21/pendekatan-sistem/

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/01/pendekatan-sistem-dalam-memecahkan-masalah-
dan-membuat-keputusan-4/

agungsr.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/…/Pendekatan+Sistem.pdf

http://bagusdwiseto.blogspot.com/2013/10/pendekatan-sistem.html

https://www.asikbelajar.com/teori-pendekatan-kontigensi-dala/

24

Anda mungkin juga menyukai