Aku ini juga manusia Mengapa kertas itu cuma kau simpan?
Yang punya nyawa sungguh tidak sedikit angan-angan terpendam
Sama sepertimu ilmu maha luas sudah tertuliskan
Yang punya rasa tapi sayang kau enggan membaca
Sama sepertimu
Dunia demikian luas ilmu pula demikian terbentang
Tapi kau tak punya hati sungguh dunia sudah bicara,
Kau punya mata kau mau tahu isiku?
Tapi tak melihat kau mau mengerti apa menyangkut dunia ini?
Kau punya telinga
Tapi tak mendengar Malang beribu malang kau enggan membaca
Kau punya segalanya duhai anak yang malang
Tapi tak merasa bangkitlah kini
pengetahuan luas sudah menantimu
Lihat dirimu lawanlah jiwa kotormu itu
Uang kau hambur-hamburkan tuk mencapai impianmu
Lari dari gudang ilmu
Tak kau ingat begitu banyak tetesan peluh
Dan air mata yang membasahi tubuh itu
Panas hujan tetap untuk kau berdiri Teringat dalam Memori yang lalu
Kau hanya tumpukan bata merah Menangis mengingat masa-masa yang lalu
Melukiskan canda tawa & kebahagiaan bersamamu
Tulang mu hanya dari besi
Sepanjang waktu berlalu
Seindah dirimu namamu sama Kenapa kami baru menaruh perhatian pada Guru
Seburuk bentukmu tidak kurangi gunamu Saat Guru tetah tiada
Kaulah taman kehidupan Karena di panggil oleh Sang Maha Kuasa
Tempat tertanam berjuta ilmu
Begitu kejamnya kami melupakan jasa mu
Bunga merekah terlahir darimu Maafkan kami guru
Hiruk pikuk pendidikan tertelan olehmu Yang telah menggoreskan tinta hitam,di dalam
Tanpamu semua tampak bodoh hidupmu
Andaikan waktu dapat terulang
Alangkah indahnya¡. Kami berjanji akan memberikan yang terbaik
Jika dirimu berdiri dimana-mana bagimu
Tanpa ada beda di desa dan kota
Tangisan kami hanya untukmu
Sayangnya kau bukan manusia Saat kami tak mengerti,
Kakimu tertanam di bumi Guru yang akan menjelaskannya
Tak bisa jalan kemana-mana Saat kami membuat kesalahan,
Guru yang menasihatinya
Saat kami mengingatmu,
Kau telah tiada