Anda di halaman 1dari 13

Alina Adilkhanova, Atlet Senam Ritmik Kazakhstan

Di usia Alina yang masih sangat muda, prestasi manis memang telah berhasil
diukirnya. Atlet kelahiran 26 September 2001 itu bahkan diketahui bisa meraih banyak
medali emas saat mentas di ajang Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta, Indonesia.
Pesenam cantik ini, meraih dua medali emas di nomor individual Asian Games 2018. Tak
berhenti sampai di situ, Alina juga turut berkontribusi atas diraihnya medali emas Kazakhstan
di nomor pertandingan tim. Tak heran, pesenam cantik ini pun langsung mendapat sorotan
besar dari publik, tak hanya dari orang-orang Kazakstan tetapi juga masyarakat Tanah Air.
Selain di Asian Games sendiri, Alina juga telah mencatatkan pencapaian manis di Kejuaraan
Asia.
Pada keikutsertaannya di Kejuaraan Asia 2018 yang berlangsung di Kuala Lumpur,
Malaysia, atlet berusia 18 tahun itu bisa meraih tiga medali emas. Prestasi manisnya
membuat sosok Alina menjadi kian sempurna karena wajahnya yang juga diketahui begitu
menawan.
Beragam potret cantik Alina pun bisa dilihat di akun Instagram pribadinya, yakni
@adilkhanova.a. Alina banyak mengunggah fotonya di akun tersebut kala tengah menjalani
pertandingan senam ritmik dan juga melakukan kegiatan sehari-hari.
Salah satunya foto cantik Alina terlihat kala dirinya tengah menjalani pertandingan di
turnamen senam ritmik. Foto-foto tersebut diunggah Alina karena merindukan kegiatannya
dalam bertanding di ajang senam ritmik. Sebab saat ini, ia diketahui tak bisa menjalaninya
akibat merebaknya virus corona secara global.
Atlet senam artistik Indonesia raih emas ASG 2017
Atlet Senam Artistik Putra Agus Prayoko Raih Medali Emas Sea
Games 2019

Atlet senam artistik putra Agus Prayoko memperoleh poin tertinggi di nomor vault
atau meja lompat Sea Games 2019 untuk mempersembahkan medali emas kedua
dari senam untuk Kontingen Indonesia, Rabu (4/12/2019). Agus menutup Sea
Games terakhirnya itu dengan medali emas setelah mengumpulkan poin 14.734,
rata-rata dari dua lompatan yang ia lakukan. "Nilai plusnya di lompatan pertama,
biasanya saya lompatan pertama stepnya lebih besar, hari ini lebih kecil," kata Agus.

Sementara medali perunggu nomor vault diraih Thanh Tung Le dari Vietnam.
"Inshaallah ini SEA Games terakhir saya," pungkas Agus.
Farah Ann, si ratu senam Malaysia bersinar di SEA Games 2019

Manila, Filipina (ANTARA) - Atlet senam asal Malaysia Farah Ann Abdul Hadi mencuri
perhatian publik setelah membantu negaranya keluar sebagai juara umum cabang olahraga
senam artistik SEA Games 2019 Filipina.

Pesenam berusia 25 tahun itu mengukuhkan dirinya sebagai ratu senam Malaysia setelah
mengemas tiga medali emas dari total lima emas yang dibawa pulang tim senam Negeri Jiran
selama empat hari pelaksanaan senam artistik di Rizal Memoriam Coliseum, Manila, Filipina.

Di antara riuh penonton yang memadati arena senam itu, Farah mengawali perjuangan skuat
senam artistik putri Malaysia di SEA Games ke-30 dengan merebut medali emas final
nomor all around, Senin (2/12) bersama kompatriot senegaranya Tan Ing Yueh yang meraih
medali perunggu.

Farah memuncaki perolehan poin dari empat alat yang dipertandingkan dengan total 48,05,
mengalahkan pesenam andalan Indonesia Rifda Irfanaluthfi yang harus puas dengan medali
perak dengan skor 47,8.

Atlet kelahiran Subang Jaya, Selangor itu tampil apik dengan 13,55 poin di meja lompat dan
12,45 poin di palang bertingkat, 12,50 poin di senam lantai, namun gugup ketika bermanuver
di nomor balok keseimbangan dimana dia hanya mencetak 9,55 poin di kualifikasi babak all
around.

Pesenam dengan tinggi 166 cm itu juga tak terkalahkan di final nomor palang bertingkat
individu untuk mengemas medali emas keduanya di Filipina.

Belum lagi di final nomor senam lantai, pesenam cantik itu mempertahankan dominasinya
sebagai yang terbaik di lantai berukuran 12x12m itu di tiga SEA Games terakhir.

"Datang ke SEA Games ini saya hanya ingin melakukan yang terbaik, tentunya di pikiran
saya, saya ingin melakukan yang terbaik untuk memenangi medali, dan saya sangat senang
dan bersyukur bisa meraih medali emas ini," kata Farah setelah meraih medali All Around di
Manila, Senin.

Farah berangkat ke Filipina tak lama setelah dirinya menjadi atlet senam putri Malaysia
kedua yang lolos ke Olimpiade, setelah Au Li Yen yang turun di Sydney 2000, berkat
penampilannya di Kejuaraan Dunia di Stuttgart, Oktober lalu.
Rifda Irfanaluthfi Atlet Senam Lantai

tlet Senam Lantai putri dari Indonesia, Rifda Irfanaluthfi menambah koleksi perolehan medali


emas di SEA Games 2019.
Di ajang SEA Games 2019 Filipina, Rifda menunjukan penampilan terbaik di nomor meja
lompat senam artistik.
Rifda juga berhasil menyumbangkan medali perak untuk nomor All Around.

Rupanya, atlet senam putri tersebut pernah gagal di ajang Asian Games 2018 yang diadakan
di Palembang, Indonesia.
Sebelumnya Rifda Irfanaluthfi juga sempat gagal pada alat palang bertingkat (uneven bars)
dikategori beregu putri senam artistik Asian Games 2018.

Seperti yang diberitakan Tribunnews.com, Rifda Irfanaluthfi hanya mendapatkan poin 8.550


pada alat palang bertingkat di Asian Games 2018.
Ia mengatakan, sudah lama tidak bertanding di alat palang bertingkat membuatnya lebih deg-
degan.
"Karena aku udah lama gak bertanding di alat bars jadi rasanya deg-degan banget
dibandingkan alat-alat lain," ujar Rifda Irfanaluthfi di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat,
Selasa (21/8/2018).
Selain itu, Rifda Irfanaluthfi juga sempat mengalami cedera pada bagian siku yang
membuatnya kurang maksimal pada alat tersebut.
Nadia Comaneci, Ikon ‘Kesempurnaan’ Dunia Senam Atletik

Nadia Comaneci menjadi orang pertama yang pernah meraih angka sempurna, yaitu 10,
dalam kompetisi Olimpiade cabang senam. Prestasi luar biasa itu ia peroleh saat
memenangkan medali emas pada ajang paling bergengsi di dunia olahraga, Olimpiade, yang
dilangsungkan di Montreal tahun 1976.

Dalam kompetisi tersebut, Nadia Comaneci memperoleh tiga medali emas, dua perak, dan
satu perunggu. Sementara pada Olimpiade tahun 1980, ia memenangkan dua medali emas,
dan dua perak.

Nadia Comaneci dilahirkan di Onesti, Rumania, pada 12 November 1961. Ia sudah berlatih
senam sejak usianya sangat muda, bahkan ketika menginjak usia 6 tahun, Comaneci sudah
dibimbing oleh Bela Karoli, pesenam hebat dari negerinya. Saat itu, Karoli sedang mencari
anak-anak berbakat yang akan disertakan dalam tim senam junior Rumania, dan Comaneci
berhasil menarik perhatian Karoli, hingga akhirnya diterima di dalam tim junior tersebut.

Pada 1969, Comaneci diikutkan dalam sebuah kompetisi nasional, yang menjadi pengalaman
profesional pertamanya, dan ia berhasil menduduki peringkat ke-13. Tahun berikutnya,
Comaneci ikut dalam ajang kejuaraan senam junior tingkat nasional, dan berhasil keluar
sebagai juara. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa ditunjukkan oleh Comaneci, yang hanya
1 tahun berselang dari kompetisi sebelumnya.
Nadia Comaneci lalu bertanding di beberapa kejuaraan senam Blok Timur, dan selalu keluar
sebagai pemenang. Perjalanan karier pertamanya di luar wilayah Rumania dimulai pada
1975, ketika ia memenangkan Kejuaraan Eropa di Skien, Norwegia. Comaneci berhasil
meraih empat dari lima medali emas yang diperebutkan dalam ajang tersebut.

Dalam babak kualifikasi Olimpiade tahun 1976, ia mencetak enam dari delapan angka
sempurna. Sambil mempersiapkan diri bertanding dalam Olimpiade, Comaneci mengikuti
kompetisi di Amerika, dan berhasil keluar sebagai juara dengan meraih sejumlah angka
sempurna.

Berbagai prestasi yang ia toreh, dan sejumlah piala bergensi yang membanggakan negerinya,
dilakukan ketika usianya baru menginjak 15 tahun. Nama Nadia Comaneci pun menjadi buah
bibir di seluruh dunia. Ia menjadi inspirasi bagi semua orang, terutama mereka yang bergelut
di dunia olahraga senam.

Di Montreal, ia memenangkan medali Olimpiade untuk semua cabang yang ia ikuti, dan
medali emas untuk semua putaran. Pada cabang Palang Bertingkat, ia memperoleh dua angka
sempurna (20 poin), dan pada Balok Keseimbangan, ia memperoleh total angka yang nyaris
sempurna (19,95 poin). Sementara itu dalam cabang Senam Lantai, ia memenangkan medali
perunggu.

Nadia Comaneci mengulang keberhasilannya pada ajang Olimpiade tahun 1980, dengan
merebut emas dari ajang Balok Keseimbangan, dan Senam Lantai. Ia lalu memenangkan
medali perak dari semua putaran, namun menimbulkan perdebatan karena tim Rumania
merasa Comaneci seharusnya meraih medali emas. Bela Karoli menuduh Jerman Timur
bertanggung jawab pada kecurangan yang dialami Comaneci.

Nadia Comaneci lalu memilih untuk meninggalkan Rumania pada 1 November 1989, dan
memutuskan untuk menjadi warga negara Amerika Serikat. Di sana, ia masih sesekali
mengkuti beberapa ajang senam dunia, walau kariernya tidak seperti sebelumnya.
Alexandra Raisman

Alexandra Rose Raisman (lahir 25 Mei 1994) adalah seorang pesenam Amerika, model dan
dua kali Olimpiade. Dia adalah kapten tim senam Olimpiade wanita AS "Fierce Five" dan
"Lima Lima" tahun 2012 yang memenangkan kompetisi tim masing-masing. Raisman adalah
peraih medali perak untuk Olimpiade all-around 2016 dan peraih medali perak lantai.
Pada Olimpiade 2012 di London, ia memenangkan medali emas di kompetisi tim dan lantai,
serta medali perunggu di balok keseimbangan, menjadikannya pesenam Amerika paling
berhias di Olimpiade. Pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, ia memenangkan medali emas
di ajang tim, menjadikannya dan rekan satu timnya Gabby Douglas satu-satunya orang
Amerika dengan medali emas tim back-to-back. Raisman juga memenangkan medali perak di
latihan all-around dan di lantai.

Raisman juga anggota tim Amerika pemenang emas di Kejuaraan Dunia 2011 dan 2015.
Raisman juga memiliki karir modeling yang sukses, muncul di Sports Illustrated Swimsuit
Issue pada 2017 dan 2018.

Karier
Medali perak di grup wanita keseluruhan dari Kejuaraan Dunia 2010 Rotterdam.
Medali emas di grup Kejuaraan Dunia 2011 Tokyo keseluruhan, dan medali perunggu
berdasarkan kategori item Yuka Olimpiade London 2012 memenangkan medali emas
di Yuka dan overall grup. Rata-rata adalah medali perunggu, tempat ke-4 secara
keseluruhan pribadi. 157 cm.
Simone Biles, Sang 'Penerbang' di Lantai Senam

Jakarta, CNN Indonesia -- Pernah tahu bagaimana rasanya terbang? Mungkin pesenam
Amerika Serikat Simone Biles bisa menjelaskannya lewat aksi flip atau gerakan memutar di
udara sebanyak dua kali.

Ya, Biles yang baru berusia 19 tahun tampil mencengangkan di cabang senam putri
Olimpiade Rio de Janeiro. Tak tanggung-tanggung, wanita kelahiran Ohio tersebut menyabet
empat emas dan satu perunggu.

Pesenam putri AS tersebut mengantongi medali emas pada nomor Senam Lantai, Kuda-kuda
Lompat, Senam Kombinasi Individu, dan Senam Kombinasi Tim.
Biles nyaris mencetak sejarah di dunia senam putri jika berhasil menyabet lima emas
sekaligus di satu ajang. Namun, ia hanya mengemas medali perunggu di nomor Balok
Keseimbangan.

Kendati demikian, prestasi Biles tetap mengesankan. Ia tercatat sebagai pesenam putri AS
pertama yang mampu meraih empat medali emas sekaligus di ajang yang sama.

Dari sederet medali yang diraih, ada satu gerakan fantastis Biles yang tak mudah diikuti atlet
lainnya. Ia mampu memutar dua kali di udara dengan sempurna dan mendaratkan kaki
dengan sempurna pula.

Tak hanya itu, Biles dianggap memberikan terobosan baru di dunia senam putri. Gerakan
memutar dua kali yang sempurna seraya terbang di udara seakan menembus batas
kemampuan yang pernah ada sebelumnya.
Selain memiliki kelenturan, Biles punya lompatan yang tinggi, keseimbangan dan didukung
dengan kekuatan yang bagus pula.

Biles juga seakan mendobrak tradisi senam putri yang didominasi wanita kulit putih. Biles
menjadi pesenam keturunan Afrika-Amerika yang langka dan juga berperstasi.

Bersinar Sejak 2013

Prestasi mengilap yang ditorehkan Biles di Olimpiade Rio bukan lagi mengejutkan. Sebab,
kariernya di dunia senam sudah mulai meroket sejak tiga tahun silam.

Menekuni dunia senam sejak usia enam tahun, Biles berhasil meraih prestasi tertingginya
pada 2013, ketika ia berhasil meraih dua medali emas masing-masing dari nomor Senam
Lantai dan Kombinasi Bebas.

Setahun kemudian, Biles mendominasi peraihan medali emas di kejuaraan dunia 2014 dengan
menggasak empat medali emas dan satu perak di berbagai nomor.

Prestasi Biles terus berlanjut pada kejuaran dunia 2015 dengan koleksi empat emas dan satu
perunggu. Kemudian dilanjutkan dengan meraih dua emas di Pacific Rim Championship.

Olimpiade Rio menjadi pelengkap karier Biles di dunia senam. Ia menunjukkan bakat yang
luar biasa di usia 19 tahun dengan mengemas empat emas di Brasil.

Biles pun akhirnya terpilih sebagai pembawa bendera tim AS pada upacara penutupan
Olimpiade 2016. Ia menjadi pesenam putri pertama yang mendapat penghormatan
tersebut. (jun)
Aliya Mustafina, Pesenam Rusia yang Koleksi 2 Medali Emas
Olimpiade

ALIYA Mustafina merupakan salah satu atlet kebanggaan Rusia. Ia menekuni cabang


olahraga senam dan berhasil menorehkan karier gemilang. Dengan catatan manis dalam
kariernya, sosok Aliya pun makin terlihat sempurna.
Aliya memulai perjalanan kariernya dengan mengikuti kompetisi internasional pertama pada
2007. Hal itu tepatnya dilakukan di kompetisi Internasional Gymnix yang digelar di
Montreal, Kanada.
Hasil manis pun langsung diraih pesenam kelahiran 30 September 1994 itu. Aliya bisa berada
di posisi kedua dengan all-around dengan skor 58.852. Setelah itu, kariernya terus menanjak
hingga akhirnya mewakili Rusia untuk mentas di Olimpiade.
Pada Olimpiade Musim Panas 2012, Aliya berhasil meraih empat medali. Empat medali
tersebut adalah satu emas, satu perak, dan dua perunggu. Catatan manis Aliya pun berlanjut
ke Olimpiade 2016 yang berlangsung di Rio de Janiero, Brasil.
Di sana, Aliya bisa meraih tiga medali sekaligus untuk Brasil. Keriga medali tersebut terdiri
dari satu emas, satu perak, dan satu perunggu. Medali emas didapat di nomor pertandingan
Uneven Bars. Ia berhasil mempertahankan penampilan apiknya untuk nomor tersebut.
Selain di Olimpiade, Aliya juga bisa menorehkan prestasi manis ketika mengikuti Kejuaraan
Dunia Senam. Ia tercatat dapat meraih tiga medali emas pada keikutsertaannya di tahun 2010
dan 2013. Dengan catatan manis tersebut, ia menjadi salah satu pesenam artistik perempuan
paling sukses sepanjang masa.
Sosok Aliya pun terlihat makin sempurna karena memiliki paras yang begitu cantik dan
menawan. Kecantikannya bisa terlihat dalam berbagai unggahan di akun Instagram
pribadinya, @musaliya135
McKayla Rose Maroney

(lahir 9 Desember 1995) adalah seorang pesenam artistik pensiunan Amerika. Dia adalah
anggota tim senam wanita Amerika yang dijuluki Fierce Five di Olimpiade Musim Panas
2012, di mana dia memenangkan medali emas di tim dan satu medali perak individu di ajang
vault. Maroney juga merupakan anggota tim Amerika pemenang emas di Kejuaraan Dunia
2011 di mana dia memenangkan medali emas di tim dan kompetisi kubah. Dia
mempertahankan gelar Dunia dan memenangkan medali emas di lemari besi di Kejuaraan
Dunia 2013, menjadi pesenam wanita AS pertama yang mempertahankan gelar lemari besi
Kejuaraan Dunia.

Sebuah foto dirinya dengan ekspresi "tidak terkesan", diambil setelah memenangkan medali
perak di Olimpiade 2012, menjadi meme internet. Pada 2016, ia pensiun dari senam
kompetitif.
Judul pekerjaan

Karier
Kejuaraan Dunia 2011 meraih dua mahkota untuk brankas dan grup secara
keseluruhan. Olimpiade London, yang berpartisipasi pada usia 16 tahun 2012,
memenangkan medali emas di grup secara keseluruhan dan medali perak di
brankas. Kemenangan pertama di Vault Kejuaraan Dunia 2013. 160 cm, 46 kg.

Anda mungkin juga menyukai