Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PERMAINAN TENIS MEJA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Pelajaran: Penjasorkes
Guru Pengampu: Dwi Atmoko, S.Pd

Oleh:
Nama: Muhammad Fadhil Al Ghozali
Kelas: XMIPA5

SMA NEGERI 1 PATI


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, karunia dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PERMAINAN
TENIS MEJA ini dengan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
penjasorkes Pak Dwi Atmoko. Selain itu, makalah ini juga menambah wawasan tentang
serba-serbi permainan tenis meja bagi para pembaca dan juga bagi penulis sendiri.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya selaku penulis mohon maaf bila ada kata-kata yang salah. Tidak lupa, saya
ucapkan terimakasih bagi pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.

Pati, 10 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1

1.3 Tujuan.................................................................................................... 1

Bab 2 Pembahasan

2.1 Sejarah Tenis meja................................................................................ 2

2.2 Teknik Dasar Tenis meja....................................................................... 5

2.3 Sarana Prasarana Tenis meja............................................................... 10

2.4 Peraturan Tenis meja........................................................................... 11

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................21

3.2 Saran.................................................................................................... 21

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 22

iii
BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Tenis meja, atau ping pong (sebuah merek dagang) adalah suatu olahraga raket yang
dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang
berlawanan. Di Tiongkok, nama resmi olahraga ini ialah "bola ping pong" (Tionghoa
Pinyin:pīngpāng qiú). Permainan tenis meja bermula pada tahun 1880-an di Inggris. Saat
itu, masyarakat kelas atas Victoria menganggapnya sebagai hiburan seusai santapan
malam.
Pada Olimpiade Seoul 1988, tenis meja dipertandingkan untuk pertama kalinya
diajang olahraga yang paling prestisius itu. Tenis meja menjadi sumber inspirasi bagi
PONG, sebuah video game terkenal yang dirilis tahun 1972. Pada awal 1970-an, para
pemain tenis meja Amerika Serikat diundang ikut serta dalam sebuah turnamen di
Tiongkok. Peristiwa ini mencairkan ketegangan hubungan antara kedua negara. Istilah
"Diplomasi Ping Pong" muncul ketika Presiden AS Richard Nixon tak lama kemudian
berkunjung ke Tiongkok. Pada Kejuaraan Dunia 1936 di Praha, dua pemain yang saling
menerapkan pola bertahan/defensif membutuhkan waktu lebih dari satu jam demi meraih
satu poin. Uni Soviet melarang penduduknya bermain tenis meja pada 1930 hingga 1950
dengan alasan olahraga tersebut berbahaya bagi mata manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan permainan tenis meja?
2. Apa saja teknik-teknik dasar permainan tenis meja?
3. Apa saja sarana dan prasarana dalam permainan tenis meja?
4. Apa saja peraturan dalam pertandingan tenis meja?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang sejarah perkembangan permainan tenis meja.
2. Mengetahui teknik-teknik dasar permainan tenis meja.
3. Mengetahui sarana dan prasarana dalam permainan tenis meja.
4. Mengetahui peraturan dalam pertandingan tenis meja.

iv
BAB 2 Pembahasan

2.1 Sejarah Tenis meja


Asal muasal tenis meja belum pernah ada sumber yang tepat, walaupun itu olahraga
yang relatif muda, lebih muda dari tenis lapangan dan tidak jauh lebih tua dari bola
basket. Dikenal dalam bentuk olahraga pertama kali dinamakan tenis indoor, dimainkan
pada awal tahun 1880-an oleh para tentara Inggris di India dan Afrika Selatan,
menggunakan papan dari kotak cerutu sebagai paddles dan gabus bulat dari botol anggur
sebagai bola, dengan deretan buku menetapkan atas di bagian tengah meja untuk
membentuk jarring atau net. Versi lain dikembangkan di Inggris pada 1890, berbagai
cara yang dikenal sebagai "whiff-whaff" dan "gossima".
Nama "ping-pong" digunakan hampir semua negara sebelum perusahaan Inggris J.
Jaques & Son Ltd menjadikannya merek dagang pada tahun 1901. Nama "ping-pong"
kemudian lebih digunakan untuk permainan yang dimainkan peralatan Jaques, dengan
perusahaan lain menyebutnya tenis meja. Situasi yang sama terjadi juga di Amerika
Serikat, di mana Jaques menjual hak nama "ping-pong" kepada Parker Brothers. Parker
Brothers lalu menjadikannya merek dagang tahun 1920-an, membuat organisasi lainnya
mengubah nama menjadi "tenis meja" dibanding menggunakan nama yang lebih umum,
namun dengan merek dagang.
Inovasi besar berikutnya dilakukan oleh James W.Gibb, pencinta tenis meja, yang
menemukan bola seluloid dalam perjalanan menuju AS tahun 1901 dan menurutnya
cocok untuk permainan. Ini diikuti E.C. Goode yang, pada tahun yang sama,
menciptakan versi modern dari raket dengan memasang selembar karet yang diberi
bintik, ke kayu yang sudah diasah. Tenis meja mulai terkenal pada tahun 1901
disebabkan turnamen yang dibuat, buku yang menuliskan tentang tenis meja, dan
kejuaraan dunia tidak resmi pada tahun 1902. Pada awal 1900-an, permainan ini dilarang
di Russia karena penguasa pada masa itu percaya bahwa memainkan tenis meja memiliki
efek yang buruk pada penglihatan pemain
Asosiasi Tenis Meja Baru didirikan di Inggris pada 1921, diikuti oleh pendirian
Fédération Internationale de Tennis de Table (International Federation Tenis Meja) pada
1926 oleh pertemuan Inggris, Swedia, Hungaria, India, Denmark, Jerman, Cekoslovakia,
Austria, dan Wales di Berlin. Turnamen kejuaraan dunia pertama diadakan di London
pada tahun 1927. Hingga perang Dunia II, Hungaria mendominasi dunia tenis meja. Dua
pemain top Hungaria papan atas awal periode adalah Maria Mednyanszky, yang

v
memenangkan tujuh kali women world championship, dan Viktor Barna, lima kali world
champion.. Dua organisasi saingan, the US Amateur Table Tennis Association and the
National Table Tennis Tiga kelompok digabung dalam 1935 menjadi the US Table
Tennis Association, yang telah diubah namanya USA Table Tennis pada tahun 1994.
Eropa Tengah mendominasi terus untuk waktu yang lama setelah Perang Dunia II, tetapi
pemain Asia mengambil alih olahraga yang dimulai pada 1953. Salah satu faktor di Asia
banyak bermunculan bintang tenis meja adalah pengenalan dari karet yang menggunakan
sponge oleh pemain Jepang, Horoi Satoh pada tahun1952. Tenis meja menjadi olahraga
resmi di Olimpiade 1988, dengan katagori single dan doubles untuk pria dan wanita.
Tahun 1930, Edgar Snow berkomentar di Red Star Over China bahwa pihak
Komunis di Perang Saudara China mempunyai "hasrat untuk Tenis Meja asal Inggris"
yang menurutnya "ganjil".
Tahun 1950an, raket yang menggunakan lembaran karet digabung dengan lapaisan
spons di dasarnya mengubah permainan secara dramatis, meningkatkan kecepatan dan
perputaran bola. Ini diperkenalkan perusahaan alat olahraga Inggris S.W. Hancock Ltd.
Penggunaan lem cepat dapat meningkatkan kecepatan dan perputaran lebih jauh, yang
menghasilkan perubahan peralatan untuk "menurunkan kecepatan permainannya".
Permainan tenis meja di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa
itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu
permainan rekreasi. Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut
latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.
Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh per-tenis meja-an
mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Pada tahun 1958 dalam
kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan
Tenis Meja Seluruh Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA
(Table Tennis Federation of Asia). Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak
berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya
pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON,
POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang
diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau
swasta atau karang taruna dll. Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan
dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961. Selain
vi
kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan
per-tenis meja-an nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama)
yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta
Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.
Untuk sejarah TTFA sendiri dimulai ketika negara-negara Asia sebagai peserta di
dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja asia
yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan The Table Tennis Federation of Asia.
Federasi ini telah menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan Asia, yaitu :
Ke 1 di Singapura tahun 1952.
Ke 2 di Tokyo tahun 1953.
Ke 3 di Singapura tahun 1954.
Ke 4 di Manila tahun 1957.
Ke 5 di Bombay tahun 1960.
Ke 6 di Manila tahun 1963.
Ke 7 di Seoul tahun 1964.
Ke 8 di Singapura tahun 1967.
Ke 9 di Jakarta tahun 1969.
Ke 10 di Nagoya tahun 1970.
Beberapa negara Asia kemudian merasa kurang puas dengan TTFA, karena ternyata
belum menghimpun seluruh kekuatan di Asia, sebagaimana termaksud di dalam
anggaran dasar TTFA. Pada bulan Maret 1972, perwakilan dari asosiasi tenis meja Cina,
DPR Korea, dan Jepang bertemu khusus untuk mengambil inisiatif mengadakan
pertemuan pendahuluan di Beijing, Cina. Pada bulan Mei tahun itu juga pertemuan
pendahuluan dilakukan dan dihadiri oleh delegasi dari 16 negara yaitu masing-masing :
Kamboja, Cina, DPR Korea, Iran, Irak, Jepang, Kuwait, Lebanon, Malasyia, Nepal,
Pakistan, Palestina, Singapura, Srilangka, Siria, dan Vietnam. Sejalan dengan keinginan
keras dari para delegasi, maka pertemuan pendahuluan di ubah statusnya menjadi
pertemuan pembukaan untuk membentuk Asian Table Tennis Union (ATTU) pada
tanggal 7 Mei 1972.
Kejuaraan Asian masa kepengurusan ATTU ke I dan kongres ATTU ke I di
selenggarakan di Beijing pada bulan September 1972. Enam kongres ATTU dan
kejuaraan Asia telah diselenggarakan dengan sukses di: Beijing, Yokohama., Pyong-
Yang, Kuala Lumpur, Calcuta, Jakarta, sejak tahun 1972 hingga tahun 1982.

vii
2.2 Teknik Dasar Tenis meja
Teknik dasar dalam tenis meja antara lain sebagai berikut:
a. Teknik Memegang Bet (Grip)

Teknik grip adalah teknik cara memegang bet tenis meja. Teknik ini bisa
dibilang sangat penting untuk diketahui. Ada 3 teknik cara memegang bet yang
paling populer, pilihlah posisi yang cocok dengan tanganmu sendiri.

 Memegang bet seperti berjabat tangan (Shakehand grip)


Teknik ini merupakan teknik yang paling populer di Amerika dan Eropa.
Dengan memakai teknik ini, kamu bisa menggunakan kedua sisi bet untuk
bermain.
 Memegang Bet seperti memegang pena (Penhold grip)
Penhold grip dikenal pula dengan nama Asia grip, walaupun sebenarnya
kebanyakan atlit tenis meja Asia memakai teknik Shakehand grip. Pada teknik
ini, sisi yang bisa digunakan untuk bermain hanya satu saja.
 Seemiller Grip
Seemiller grip adalah cabang dari Shakehand grip, karena dasar cara
memegangnya masih hampir sama dengan Shakehand grip. Hanya saja,
bedanya adalah kalau Seemiller grip ini masih harus memutar bet bagian atas
mulai dari 20-90 derajat ke arah tubuh, sehingga jari telunjuk menempel di
sepanjang sisi bet. Kelebihan teknik ini adalah mudah melakukan blok dan
bisa menguasai permainan di tengah meja dengan melakukan perubahan sisi
bet saat permainan sedang berlangsung. Kelemahannya, teknik ini sangat tidak
cocok dengan tipe pemain bertahan karena sulit menangkal serangan-serangan
lawan
b. Teknik Siap Sedia (Stance)

Teknik ini adalah teknik siap sedia yang berarti posisi badan, tangan dan
kaki pada saat siap menunggu bola datang atau pada saat memukul bola. Ada dua
teknik stance utama yang biasa dipakai oleh profesional dalam permainan tenis
meja, yaitu:

viii
 Square Stance
Square Stance adalah posisi badan menghadap penuh ke meja seperti
biasa. Biasanya posisi ini digunakan untuk menerima servis dari lawan atau
siap kembali setelah mengembalikan pukulan dari lawan. Dengan satu langkah
ke samping kiri, samping kanan, ke depan, ke belakang maupun diagonal,
pemain diharapkan dapat mengembalikan bola dari lawan dengan baik.
 Side Stance
Side stance berarti posisi badan dalam keadaan menyamping, baik ke
kanan maupun kiri. Pada side stance, jarak bahu ke meja harus lebih dekat dari
yang biasanya. Misalkan, bagi pemain kidal yang hendak melakukan forehand
berarti ia harus mendekatkan bahu kiri dan kaki kirinya ke dekat meja atau net.
Sedangkan bagi pemain yang tidak kidal adalah kebalikannya.
c. Teknik Menggerakkan Kaki (Footwork)

Footwork atau teknik mengendalikan kaki dalam lapangan tenis meja ketika
bermain, pada garis besarnya dibedakan untuk nomor tunggal dan nomor ganda.
Footwork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah pasti digunakan dalam
permainan ganda, akan tetapi teknik untuk ganda belum tentu dipakai untuk
permainan tunggal. Jika diperhatikan dari banyaknya langkah footwork, untuk
tunggal dapat dibedakan: satu langkah, dua langkah dan tiga langkah atau lebih.
Arah pergerakannya juga lebih beragam, bisa ke arah depan, ke belakang, ke
samping kiri, samping kanan atau diagonal.

Penggunaan gerakan kaki juga harus disesuaikan dengan jarak yang harus
diantisipasi antara bola yang datang dengan posisi pemain. Apabila jaraknya
terlalu dekat, mungkin pemain tidak perlu melangkahkan kaki atau hanya satu
langkah saja. Namun jika jarak antara bola yang datang dengan posisi pemain
agak jauh, dengan dua langkah saja sudah cukup. Akan tetapi, jika jaraknya
cukup jauh dari meja, berarti bola tersebut perlu dicapai dengan tiga langkah atau
lebih.

ix
Metode gerak kaki yang sering kita gunakan adalah two-step. Teknik ini
biasanya digunakan oleh pemain dengan tipe menyerang. Cara melakukan teknik
ini adalah sebagai berikut:

1. Lutut agak ditekuk.


2. Berat badan diseimbangkan secara rata di kedua kaki.
3. Berat badan dipusatkan pada ujung kaki.
4. Apabila ingin melangkah ke kiri, kaki kiri digeser ke arah kiri dan berat badan
dibebankan ke arah kaki kiri. Bila perlu melakukan dua kali langkah, maka
tetap menggunakan cara yang sama.
5. Mengikuti posisi kaki kiri, apabila ingin melakukan pukulan forehand maka
kaki kanan ditarik ke belakang sehingga sama seperti posisi awal melakukan
pukulan forehand.
6. Setelah melakukan pukulan, pemain wajib memperhatikan ke mana arah bola
dan ia juga harus kembali ke posisi awal. Sesuaikan posisi kita dengan
memperhatikan bola terlebih dahulu, jangan langsung bergerak ketika lawan
baru memukul bola.
d. Teknik Pukulan (Stroke)
Macam-macam pukulan antara lain:
 Pukulan Forehand
Pukulan forehand dilakukan apabila bola berada disebelah kanan/kiri
(sesuaikan dengan kebiasaan tangan) tubuh. Cara melakukan pukulan ini
adalah dengan merendahkan posisi tubuh, lalu tangan yang memegang bet
digerakkan ke arah pinggang. Apabila tidak kidal, maka gerakkan tangan ke
arah kanan. Pada teknik ini, siku dibentuk menjadi sudut 90 derajat dan
sekarang tinggal menggerakkan tangan kedepan tanpa merubah siku.
 Pukulan Backhand
Posisi pukulan ini dilakukan apabila bola berada di arah yang
berlawanan dengan tangan yang memegang bet. Untuk melakukannya,
rendahkan posisi tubuh lalu gerakkan tangan yang memegang bet ke arah kiri
(apabila tidak kidal). Arahkan tangan dan bet ke arah depan dan jaga siku agar
tetap berada dalam bentuk sudut 90 derajat.

x
e. Jenis Pukulan
Macam jenis pukulan antara lain:
1. Drive
Drive adalah pukulan dengan ayunan panjang sehingga menghasilkan
pukulan yang datar dan sangat keras. Tipe pukulan ini keras dan cepat. Ada
dua jenis drive, yaitu forehand drive and backhand drive.
 Forehand Drive
Teknik melakukan forehand drive adalah dengan menggerakkan bet ke arah
depan. Gerakan ini diikuti dengan perputaran badan kearah depan kira-kira
badan berputar hingga 30 derajat.
Kesalahan yang biasa terjadi dalam melakukan pukulan forehand drive
adalah adanya perubahan pada posisi bet akibat bergeraknya pergelangan
tangan. Hal ini menyulitkan kontrol saat kontak dengan bola. Untuk
mengatasinya, kuatkan pergelangan tangan saat sikap permulaan, sehingga
bet tidak akan mudah berubah posisi.
 Backhand Drive
Untuk melakukan backhand drive, terlebih dahulu siku harus membentuk
sudut 90 derajat. Pergerakan bet diikuti oleh gerakan memutar badan.
Usahakan kontak dengan bola saat bet berada di depan badan agak kiri.
Kesalahan yang biasa terjadi dalam pukulan drive adalah pada gerakan
kaki. Untuk mengatasi hal ini, perbanyaklah latihan melakukan backhand.
2. Push
Push merupakan pukulan backspin pasif yang dilakukan untuk membalas
backspin dari lawan. Pukulan ini bisa menjaga agar bola tidak melambung
terlalu tinggi dari net ketika kita membalas pukulan. Terdapat dua jenis push,
yaitu forehand push dan backhand push.
 Forehand push.
Untuk memakai teknik ini, kamu harus memperhatikan posisi bet agar
sedikit terbuka. Gerakkan bet ke arah depan dan sedikit ke bawah.
Usahakan agar bola mengenai bagian tengah bet.
 Backhand push
Target bolanya sama dengan forehand push, bedanya yang ini
menggunakan posisibackhand. Usahakan saat terjadi kontak dengan bola,

xi
yang ada hanya gesekan tetapi kuat sehingga menghasilkan bola backspin
yang sempurna.

3. Chop
Chop merupakan pukulan backspin yang cocok untuk mode bertahan.
Ada dua jenis chop, yaitu forehand chop dan backhand chop.
 Forehand chop.
Persiapan untuk melakukan pukulan forehand chop sama untuk melakukan
pukulan forehand, hanya saja posisi bet agak terbuka. Gerakkan bet depan
condong ke bawah serta usahkan agar kontak dengan bola terjadi di depan
kanan badan.
 Backhand chop.
Posisi awal teknik ini sama dengan backhand, tetapi posisi bet agak terbuka
atau sisi depan condong ke atas. Usahakan kontak dengan bola terjadi pada
bagian sisi bawah bet depan dengan sisi bawah bola.
4. Block
Block merupakan teknik paling sederhana untuk mengembalikan
pukulan yang keras atau smash. Block dilakukan tepat setelah bola memantul
dari meja. Hal ini dilakukan untuk membuat lawan tidak dapat melancarkan
serangan dengan cepat, karena bola yang di block akan kembali dengan cepat.
Ada dua jenis block, yaitu forehand block danbackhand block.
 Forehand block.
Hal yang perlu dilakukan untuk memakai teknik forehand block adalah,
pertama gerakkan bet ke depan, posisi bet tertutup (sisi depan bet
menghadap ke bawah). Kemudian perhatikan arah datangnya bola dan
segera lakukan block setelah bola memantul dari meja.
 Backhand block.
Sama seperti forehand block, hanya saja dilakukan pada posisi backhand.
5. Service
Servis maksudnya adalah pukulan bola pertama saat memulai
permainan. Ada beberapa teknik servis yaitu servis forehand topspin, servis
backhand topspin, servis forehand backspin, servis backhand backspin.

xii
Topspin adalah memutar bola dengan searah jarum jam, sedangkan Backspin
merupakan kebalikannya.

 Forehand Topspin.
Untuk melakukan forehand topspin, pemain harus berdiri dengan sikap
persiapan di meja bagian kanan dan menghadap sektor kiri meja lawan.
Tangan kanan memegang bet berada di kanan badan dengan siku ditekuk
sebesar sembilan puluh derajat. Telapak tangan kiri memegang bola. Bola
dilambungkan setinggi enam belas senti meter, kemudian dipukul dengan
bet. Usahakan pantulan bola tidak begitu tinggi dari net.
 Backhand Topspin.
Untuk melakukan backhand topspin, pemain berdiri di tengah meja dengan
sikap persiapan. Tangan kanan memegang bet dengan mendekatkanya ke
pinggang sebelah kiri. Telapak tangan kiri memegang bola. Lambungkan
bola setinggi enam belas senti meter, pukul dengan bet. Usahakan bola
tidak begitu tinggi dari net sehingga pantulan bola di meja lawan tidak
begitu tinggi.
 Backhand Backspin.
Untuk melakukan backhand backspin, pemain berdiri di tengah meja
dengan sikap persiapan. Tangan kanan memegang bet dengan
mendekatkannya ke pinggang sebelah kiri. Telapak tangan kiri memegang
bola. Lambungkan bola setinggi enam belas senti meter, pukul dengan bet.
Untuk melakukan pukulan ini hanya menggesek bagian belakang bola
dengan bagian bawah bet. Gerakan bet ke depan condong turun ke bawah.
Usahakan bola tidak begitu tinggi dari net sehingga pantulan bola di meja
lawan tidak begitu tinggi.
2.3 Sarana Prasarana Tenis meja
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam bermain bola antara lain sebagai berikut:
a. Raket
Raket terbuat dari lapisan kayu tipis yang pada permukaannya dilapisi karet khusus.
Ukuran panjangnya adalah 6.5 inchi (16.5 cm) dan lebar 6 inchi (15 cm). Lapisan

xiii
tipis ini bisa di tambahkan lapisan fiber glas, karbon atau bahan lain sehingga bat
menjadi ringan dan tahan getar.

b. Bola
Bola tenis meja berdiameter 40 mm berat 2,7 gram. Biasanya berwarana putih atau
orange dan terbuat dari bahan selluloid yang ringan. Pantulan bola yang baik apabila
dijatuhkan dari ketinggian 30,5 cm akan menghasilkan ketinggian pantulan pertama
antara 24-26 cm. Pada bola pingpong biasanaya ada tanda bintang dari bintang 1
hingga bintang 3, dan tanda bintang 3 inilah yang menunjukan kualitas tertinggi dari
bola tersebut yang biasanya digunakan dalam turnamen-turnamen resmi.
c. Meja lapangan
Ukuran:
 Panjang = 274 cm
 Lebar = 152,5 cm
 Tebal garis sisi = 2 cm
 Tinggi meja dari lantai lapangan = 76 cm
 Luas = 4,1785 meter persegi
Tiang Net dan Jaring Net:
 Panjang Net = 183 cm
 Lebar / Tinggi Net = 15,25 cm
 Jarak Meja Ke Tiang = 15,25 cm
 Luas Net = 0,279075 meter persegi
2.4 Peraturan Tenis meja
Peraturan tenis meja menurut ITTF sebagai federasi tertinggi tenis meja internasional:
a. Penilaian
 Seorang pemain memperoleh niai bila lawannya gagal melakukan pengembalian
bola yang sah. Ini termauk memukul bola keluar dari ujung atau sisi meja,
memukul bola ke net, atau gagal melakukan servis yang baik.
 Satu set dimenangkan dengan 21 poin.
 Satu permainan harus dimenangkan dengan dua poin.

xiv
 Satu pertandingan selesai dengan 2 kali menang dari 3 set atau 3 kali menang dari
5 set.
 Servis berpindah setiap 5 poin, kecuali saat deuce (20-20) dimana pemain
melakukan servis bergantian tiap 1 poin.
 Permainan tidak berhenti pada 7-0 atau skor lainnya kecuali 21 atau deuce.

b. Meja
 Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk segi empat dengan
panjang 2,74m dan lebar 1,525m, dan harus datar dengan ketinggian 76 cm di
atas lantai.
 Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.
 Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun harus menghasilkan
pantulan sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.
 Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar dengan garis putih
selebar 2 cm pada tiap sisi panjang meja 2,74 m dan tiap lebar meja 1,525 m.
 Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh net paralel
dengan garis akhir dan harus melewati lebar permukaan masing-masing bagian
meja.
 Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan
garis tengah berwarna putih selebar 3 mm, paralel dengan garis lurus sepanjang
kedua bagian meja, garis tengah tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri
dan kanan.
c. Net
 Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan ke dua tiang penyangga,
termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke meja.
 Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat pada ke dua sisi atas tiang
setinggi 15,25 cm, batas perpanjangan ke dua tiang di setiap sisi akhir lebar meja
adalah 15,25 cm.
 Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan
meja.
 Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan
perpanjangan ujung net harus serapat mungkin dengan tiang penyangga.
d. Bola

xv
 Bola harus bulat dengan diameter 40 mm.
 Berat bola harus 2,7 gram.
 Bola harus terbuat dari bahan selulosa (celluloid) atau sejenis bahan plastik,
berwarna putih atau oranye, dan tidak mengkilap.

e. Bet
 Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan
kaku.
 Daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu diukur dari ketebalannya; lapisan
perekat di dalam kayu dapat diperkuat dengan bahan yang berserat seperti serat
karbon (carbon fibre) atau serat kaca (glass fibre) atau bahan kertas yang
dipadatkan, namun bahan tersebut tidak boleh lebih dari 7,5 % dari total
ketebalan atau berukuran 0,35 mm, yang lebih tipis yang dipakai sebagai acuan.
 Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet
licin/halus maupun bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol ke luar
(tanpa spons) maka ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak boleh
lebih dari 2.0 mm, atau jika menggunakan karet lapis (karet + spons) dengan
bintik di dalamnya menghadap keluar atau ke dalam maka ketebalannya tidak
boleh lebih dari 4.0 mm sudah termasuk dengan lem perekat.
 Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal karet yang bukan seluler (cellular),
sintetik atau alami, dengan bintik yang menyebar dipermukaannya secara merata
dengan kepadatan tidak kurang dari 10 per-cm2 dan tidak lebih dari 30 per-cm2.
 Karet lapis (sandwich rubber) adalah lapisan tunggal karet seluler (biasa disebut
spons) yang ditutupi/ditumpuk dengan satu lapisan luar karet bintik biasa (biasa
disebut topsheet), ketebalan dari karet bintik tidak lebih dari 2 mm.
 Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada
bagian yang terdekat dari pegangan raket dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat
ditutupi oleh bahan lain atau tidak ditutupi.
 Daun raket, lapisan yang ada di dalam dan lapisan yang menutupinya baik karet
atau lemnya pada sisi yang digunakan untuk memukul bola harus tiada
sambungan dan ketebalannya juga merata.

xvi
 Permukaan karet yang menutup daun raket di satu sisi harus berwarna merah
menyala di satu sisi dan hitam di sisi lain (tidak sama dengan warna sebelahnya),
atau permukaan daun raket yang dibiarkan polos tanpa penutup harus berwarna
pudar.
 Karet penutup raket yang digunakan harus tanpa perlakuan bahan kimia, merubah
karakterisktik karet secara fisik, atau hal lainnya.
 Apabila terjadi sedikit kekurangan/ penyimpangan pada warna dan
kesinambungan permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian
yang tidak disengaja dapat diijinkan sepanjang tidak merubah karakteristik dari
permukaan karet.
 Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya selama
permainan berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan raketnya pada
lawannya dan pada wasit dan harus mengijinkan wasit dan lawannya untuk
memeriksa/ mencobanya.
f. Definisi-definisi
 Suatu reli (rally) adalah suatu periode selama bola dalam permainan.
 Bola dalam permainan mulai dari saat terakhir diam di telapak tangan bebas
sebelum bola dilambungkan pada saat servis hingga reli diputuskan sebagai suatu
let atau poin.
 Suatu let adalah suatu reli yang hasilnya tidak dinilai/dihitung.
 Suatu poin adalah hasil suatu reli yang hasilnya dinilai/dihitung.
 Tangan raket adalah tangan yang memegang raket.
 Tangan bebas adalah tangan yang tidak memegang raket; lengan bebas adalah
lengan dari tangan bebas.
 Seorang pemain memukul bola jika dia menyentuhnya dengan raket yang
dipegangnya atau bagian tangan dibawah pergelangan tangan yang memegang
raket ketika bola masih dalam permainan.
 Seorang pemain yang menyentuh bola jika dia, atau apa saja yang dipakai atau
dibawanya, mengenai bola dalam permainan ketika bola masih berada/melintas di
atas permukaan meja dan belum melewati garis akhir, belum menyentuh bagian
mejanya sejak dipukul oleh lawannya.
 Pelaku Servis/Pemain yang melakukan servis(server) adalah pemain yang
memukul bola pertama kalinya dalam suatu reli.

xvii
 Penerima bola (receiver) adalah pemain yang memukul bola yang kedua pada
suatu reli.
 Wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk mengawasi permainan.
 Pembantu wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk membantu wasit dengan
keputusan-keputusan tertentu.
 Sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain adalah segala sesuatu
yang dipakai atau dibawa, kecuali bola, pada saat reli dimulai.
 Bola sudah harus dinyatakan melewati atau mengelilingi net jika telah melalui
bagian mana saja selain antara net dan tiangnya dan antara net dan permukaan
meja.
 Garis akhir adalah juga perpanjangan kedua arah sisi ujung meja.
g. Servis
 Servis dimulai dengan bola diam berada di atas permukaan telapak tangan yang
terbuka dari tangan bebas pelaku servis (siap untuk dilambungkan).
 Pelaku servis harus melambungkan bola secara vertikal ke atas, tanpa putaran,
sehingga bola naik minimal 16 cm dari permukaan telapak tangan bebas,
kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul.
 Pada saat bola turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga menyentuh
mejanya terlebih dahulu dan setelah melewati net atau mengelilingi net kemudian
menyentuh meja dari penerima; pada permainan ganda, bola harus menyentuh
bagian kanan dari masing-masing meja pelaku servis dan penerima secara
berurutan.
 Dari mulai servis hingga bola dipukul, bola harus berada di atas perpanjangan
permukaan meja permainan (di belakang batas akhir meja) pelaku servis, dan bola
tidak boleh dihalangi dari pandangan penerima oleh pelaku servis atau pasangan
gandanya atau apa saja yang mereka bawa atau pakai.
 Segera setelah bola dilambungkan, lengan dan tangan bebas pelaku servis harus
disingkirkan/ditarik dari ruang antara bola dan net. Catatan: Ruang antara bola
dan net (net dan tiang penyangga) ditentukan oleh bola yang dilambungkan.
 Menjadi tanggung jawab pemain untuk melakukan servis agar wasit atau
pembantu wasit dapat diyakinkan bahwa servisnya sesuai peraturan dan demikian
juga untuk memutuskan bahwa servisnya tidak benar.

xviii
 Jika wasit atau pembantu wasit ragu atas keabsahan suatu servis, maka pada
kesempatan pertama pada pertandingan tersebut, dapat menghentikan pemainan
dan memperingatkan pelaku servis; tetapi untuk servis yang meragukan
berikutnya yang dilakukan oleh pemain atau pasangannya harus dinyatakan tidak
benar/sah.
 Pengecualian, wasit dapat melonggarkan persyaratan servis yang baik jika
diyakini bahwa rintangan tersebut disebabkan oleh kemampuan fisik yang tidak
normal (cacat).
h. Pengembalian Bola
 Bola, setelah diservis atau dikembalikan, harus dipukul sehingga
melewati/mengelilingi net dan menyentuh meja lawan, baik secara langsung
maupun setelah menyentuh perangkat net.
i. Urutan Permainan
 Pada permainan tunggal, pelaku servis harus melakukan servis terlebih dahulu,
kemudian penerima harus melakukan pengembalian dan setelah itu pelaku servis
dan penerima secara bergantian melakukan pengembalian.
 Pada permainan ganda, pelaku servis harus melakukan servis terlebih dahulu,
selanjutnya penerima melakukan pengembalian, kemudian, pasangan pelaku
servis melakukan pengembalian, pasangan penerima kemudian melakukan
pengembalian dan akhirnya setiap pemain melakukan pengembalian sesuai
gilirannya.
 Ketika pemain cacat yang duduk di kursi roda bermain ganda, pelaku servis
melakukan servis terlebih dahulu kemudian dikembalikan oleh penerima, tetapi
setelah itu, siapa saja dari mereka boleh melakukan pengembalian. Namun
demikian, apabila kursi roda (bagian mana saja dari kursi roda) melewati garis
tengah meja, maka wasit menyatakan poin untuk lawannya.
j. Satu Let
Reli dinyatakan let:
 Jika pada saat servis, bola melewati net dan menyentuhnya, kemudian bola masuk
atau dipukul oleh penerima atau pasangannya;
 Jika servis dilakukan pada saat penerima atau pasangannya belum siap, dan baik
penerima atau pasangannya tidak berusaha memukul bola/ mengembalikan;

xix
 Jika gagal melakukan servis atau pengembalian atau jika sesuai dengan peraturan
bahwa hal tersebut disebabkan gangguan di luar kontrol pemain;
 Jika permainan dihentikan oleh wasit atau pembantu wasit;
 Jika penerima pada pemain cacat yang menggunakan kursi roda dan pada saat
servis, apakah servisnya benar atau tidak
 Setelah mengenai meja penerima (pantulan bola) mengarah ke net.
 berhenti di bagian meja penerima.
 pada salah satu bagian sisi meja, bola keluar setelah mengenai bagian samping
meja penerima.
 Permainan dapat dihentikan
 Untuk mengoreksi kesalahan urutan servis, penerima, atau tempat;
 Untuk memulai sistem percepatan waktu;
 Untuk menghukum dan memperingati pemain atau penasihat;
 Karena kondisi permainan terganggu dan mempengaruhi hasil reli.
k. Poin
Selain reli dinyatakan let, pemain dinyatakan mendapat poin
 Jika lawannya gagal melakukan servis yang benar;
 Jika lawannya gagal melakukan pengembalian yang benar;
 Jika, setelah melakukan servis atau pengembalian, bola menyentuh apa saja selain
net sebelum dipukul oleh lawannya;
 Jika bola melewati meja atau berada di luar permukaan meja, tanpa menyentuh
meja;
 Jika lawannya menyentuh bola;
 Jika lawannya dengan sengaja memukul bola dua kali secara beruntun;
 Jika lawannya memukul bola dengan sisi daun raket yang tidak dilapisi karet atau
tidak sesuai dengan ketentuan sebelumnya.
 Jika lawannya, atau apa saja yang dipakainya menggerakkan permukaan meja;
 Jika lawannya atau apa saja yang dipakai menyentuh net;
 Jika tangan bebas lawannya menyentuh permukaan meja;
 Jika, dalam permainan ganda, setelah pelaku servis pertama melakukan servis ke
penerima dengan benar, kemudian lawannya memukul bola di luar dari
urutannya;

xx
 Seperti yang dijelaskan dalam sistem percepatan waktu (2.15.04).
 Jika pemain atau pasangan cacat yang menggunakan kursi roda dan
 Lawannya tidak tidak berada pada posisi duduk yang minimal pada kursi
rodanya, belakang paha tidak menempel, ketika bola dipukul;
 Lawannya menyentuh bola dengan tangan mana saja sebelum memukul bola;
 Kaki lawannya menyentuh lantai semasa (bola) dalam permainan.
 Seperti yang dijelaskan pada urutan permainan (2.08.03).
l. Satu Game/set
 Suatu game dinyatakan dimenangkan oleh seorang pemain/ pasangan yang
pertama mendapat poin 11, kecuali kedua pemain atau pasangan sama
mendapatkan poin 10, pada situasi ini, salah satu pemain atau pasangan harus
mendapat selisih kemenangan 2 (dua) poin atas lawannya.
m. Satu Pertandingan
 Suatu pertandingan terdiri dari game/set ganjil terbaik.
n. Memilih Servis, Menerima Bola, dan Tempat
 Hak untuk memilih urutan servis, menerima bola, atau tempat harus diputuskan
oleh undian dan pemenangnya dapat memilih servis, atau menerima bola, atau
memilih tempat terlebih dahulu;
 Bila salah satu pemain/pasangan telah memilih servis atau menerima atau
memilih tempat, maka lawannya harus memilih yang lainnya;
 Setelah mencapai 2 (dua) poin, penerima/pasangan yang harus menjadi pelaku
servis, dan seterusnya secara bergantian hingga game selesai, kecuali kedua
pemain/pasangan telah sama-sama mencapai poin 10 atau sistem percepatan
waktu diberlakukan, maka urutan servis dan menerima tetap sama tetapi tiap
pemain harus melakukan servis 1 kali secara bergantian;
 Pada setiap game/set dalam pertandingan ganda, pasangan yang berhak
melakukan servis terlebih dahulu harus menentukan siapa dari mereka yang
melakukan servis pertama dan penerima bola juga harus menentukan siapa yang
terlebih dahulu menerima bola; pada game/set berikutnya, pemain yang
melakukan servis (server) pertama ditentukan oleh pasangan tersebut dan
penerima adalah pemain yang melakukan servis kepadanya pada game
sebelumnya;

xxi
 Dalam ganda, tiap pindah servis, penerima sebelumnya menjadi pelaku servis dan
pasangan yang melakukan servis sebelumnya menjadi penerima servis.
 Pemain/pasangan yang melakukan servis pertama pada suatu game/set menjadi
penerima pada game/set berikutnya dan untuk game terakhir/penentuan pada
pertandingan ganda, pasangan yang menerima bola kemudian harus merubah
urutan yang menerima apabila salah satu pasangan telah mencapai poin 5;

 Pemain/pasangan yang memulai pada suatu sisi (tempat) dalam suatu game akan
pindah tempat pada game berikutnya dan pada game/set penentuan,
pemain/pasangan, harus tukar tempat jika salah satunya telah mendapat skor/poin
5.
o. Kesalahan Urutan Servis, Penerima, Tempat
 Jika pemain melakukan kesalahan urutan servis (server maupun receiver),
permainan harus segera dihentikan oleh wasit dan dilanjutkan sesuai dengan
urutan yang sebenarnya siapa yang seharusnya melakukan servis dan menerima
bola pada skor/angka yang telah dicapai, sesuai dengan urutan pada saat mulai
pertandingan dan, dalam permainan ganda, sesuai dengan urutan pemain yang
telah ditetapkan untuk melakukan servis pertama dalam game/set tersebut sejak
kesalahannya ditemukan.
 Jika para pemain tidak bertukar tempat pada saat mereka seharusnya
melakukannya, wasit harus menghentikan permainan dan dilanjutkan sesuai
dengan pemain yang sebenarnya pada skor yang telah diraih, disesuaikan dengan
urutan yang telah ditetapkan pada saat pertandingan dimulai.
 Dalam keadaan apapun, semua poin yang telah diraih sebelum kesalahan
ditemukan harus dihitung.
p. Sistem Percepatan Waktu (Expedite System)
 Kecuali seperti yang dijelaskan pada aturan selanjutnya, sistem percepatan waktu
harus diberlakukan setelah 10 menit permainan dalam satu game atau kapan saja
diminta oleh kedua pemain atau pasangan.
 Sistem percepatan waktu tidak lagi berlaku dalam satu game jika skor yang sudah
diraih berjumlah 18 (delapan belas).
 Jika bola masih dalam permainan ketika batas waktu telah habis, permainan harus
diberhentikan oleh wasit dan dilanjutkan dengan mengulang servis oleh pemain

xxii
yang melakukan servis pada saat permainan berlangsung; jika bola tidak dalam
permainan (bola mati) dan sistem percepatan waktu harus diberlakukan,
permainan dilanjutkan dengan pelaku servis adalah yang menerima bola pada reli
sebelumnya.
 Setelah itu, setiap pemain harus melakukan servis 1 kali secara bergantian hingga
game berakhir, dan jika pemain/pasangan yang menerima telah melakukan 13
kali pengembalian, penerima mendapat satu poin.
 Pemberlakuan sistem perccepatan waktu harus tidak merubah urutan servis dan
penerima pada pertandingan tersebut, seperti yang diuraikan pada 2.13.06.
 Sekali diterapkan, sistem percepatan waktu harus terus diberlakukan hingga
pertandingan selesai.

xxiii
BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan
Tenis meja adalah olahraga raket yang paling terkenal di dunia dan jumlah
partisipannya menempati urutan kedua. Sejarah tenis meja ini tidak diketahui asal
negaranya, Olahraga ini dimulai kira-kira di tahun 1890-an sebagai pemain pendatang
dan menebarkan keranjingan akan olahraga ini di seluruh kota. Peralatan-peralatan yang
digunakan dalam permainan ini meliputi, meja, net, bola, bet, pelapis bet, speed glue dan
pakaian.
3.2 Saran
Supaya pertumbuhan dan perkembangan olahraga Tenis Meja berjalan dengan
normal, maka sebagai olahragawan, harus memotivasi dan merangsang masyarakat
umum ( masyarakat/siswa ) dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencintai
olahraga supaya keingintahuan tentang dunia olahraga bertambah. Supaya generasi yang
akan datang lebih optimal dalam bidang olahraga sehingga dalam era globalisasi ini
bangsa kita tidak tertinggal perkembangannya dalam berbagai bidang terutama dalam
bidang olahraga.

xxiv
DAFTAR PUSTAKA

https://www.papermakalah.com/2017/09/makalah-tenis-meja.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Tenis_meja#Sejarah

http://karyacombirayang.blogspot.com/2016/04/makalah-tenis-meja.html

http://situstugassiswa.blogspot.com/2016/07/makalah-tenis-meja-lengkap-sejarah.html

http://wahyunifrengky.blogspot.com/2013/09/makalah-tenis-meja.html

xxv

Anda mungkin juga menyukai