Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH ATLETIK DUNIA.

Atletik yang kita kenal saat ini tergolong sebagai cabang olahraga yang paling tua di dunia. Gerak-gerak dasar yang ada di dalam atletik sudah dilakukan sejak adanya peradaban manusia di permukaan bumi ini. Bahkan gerak itu secara tidak disadari sudah dilakukan sejak manusia dilahirkan yang secara bertahap berkembang sejalan dengan tingkat perkembangan dan kematangan biologis, mulai dari gerak yang sangat sederhana sampai kepada tingkat gerak yang sangat kompleks. Pada zaman purba, ketika peradaban manusia masih sangat primitif, berlaku hukum rimba yang sangat keras, yaitu yang kuat memakan yang lemah. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kelangsungan hidup, maka manusia perlu makan, minum dan bermasyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam perburuan binatang dan mengumpulkan buah-buahan untuk dijadikan makanannya, maka manusia melakukan kegiatan seperti memanjat, melempar atau melompat. Ketangkasan itu berguna untuk menghindari bahaya yang dihadapi atau dengan berlari sekencang-kencangnya. Mereka dapat berjalan bermil-mil jauhnya serta berlari secepat-cepatnya dengan atau tanpa rintangan. Juga mereka terampil dalam melempar dan melompat untuk mendapatkan buruan. Pada perkembangan selanjutnya sejarah mencatat beberapa kegiatan olahraga yang ada kaitannya dengan atletik, antara lain : Kira-kira tahun 400 SM ternyata bangsa IRISH telah melakukan gerakangerakan yang mirip dengan atletik sekarang. Menurut seorang pujangga Yunani bernama Humeros dalam bukunya yang berjudul ILLIAD, diperkirakan bahwa kegiatan atletik sudah dilakukan pada tahun 1100 SM, seperti kegiatan perlombaan kereta kuda, adu tinju, gulat, yang diawali dengan perlombaan lari dan ditutup dengan lomba lempar lembing (Doherty,1963:10). Tercatat nama-nama atlet pada saat itu seperti Euryalus, Epeius, Odysseus, Aias, dan Argamenon. Mereka disebut jago-jago lomba berkuda, lari dan lempar lembing. Odysseus saat itu disebut sebagai jago lempar cakram yang belum terkalahkan hasil lemparannya. Gambar Odysseus dengan cakramnya diabadikansebagai simbol atletik. Simbol Odysseus dengan cakramnya diabadikan sebagai lambang PASI di Indonesia. Pada awalnya pada lomba lari cepat dipasang sebuah starting gate (pintu start) yang dikenal dengan sebutan Husplex yangberfungsi untuk mencegah adanya curi start.

(a)

Gambar 1.1. Pemasangan Husplex Pada Start lari Pintu Husplex belum terbuka, dan (b) Pintu Husplex dibuka

Pada tahun 776 SM bangsa Yunani menyelenggarakan pesta olahraga yang dinamakan OLIMPIADE KUNO (The Acient Olympic Games). Nomor yang dipertandingkan dalam olympiade kuno ini adalah lomba lari, pentathlon, pancration,gulat, tinju dan pacuan kuda. Juara pentathlon (nomor lari cepat, lompat jauh, lempar cakram, lempar lembing dan gulat) pada olympiade akan dinobatkan sebagai juara olympiade. Pada jaman itu sudah dikenal tiga macam lomba lari, yaitu : a. Stade yaitu lari cepat pada jalur lurus dengan jarak 185 meter dilakukan didalam stadium. b. Diaulos yaitu lomba jarak menegah yang jaraknya dua kali stade.

c. Dolichos yaitu lari jarak jauh yang jaraknya 7 sampai 24 kali stade. Yang menarik darilomba ini adalah telah diperkenalkannya start block yang terbuat dari parit atau tembok yang dipasang secara permanen.

Gambar 2. Start Block dari tembok yang dibuat seperti Parit

Pada tahun 186 SM bangsa Romawi lebih banyak menyenangi para gladiator. Pada saat itu kegiatan olahraga yang disenangi adalah olahraga yang menampilkan adu kejantanan, adu pedang dan pertarungan yang kadang-kadang sampai mati, baik lawannya manusia maupun binatang buas. Akibatnya olahraga atletik pada saat itu dilupakan orang. Pada saat bangsa Eropa mengalami kekalahan dalam peperangan, disebabkan olah kurangnya pemuda yang terampil dan kuat fisiknya, maka secara tidak langsung olahraga atletik berkembang lagi. Perjalanan pasang surutnya sejarah atletik di dunia dapat digambarkan dalam uraian berikut : a. Tahun 1154 tanah-tanah yang terbuka di kota London Inggris digunakan sebagai tempat untuk kegiatan atletik oleh penduduk. b. Tahun 1330 raja Inggris mengeluarkan larangan untuk melakukan kegiatan atletik. c. Tahun 1414 rakyat Inggris dibolehkan untuk melakukan kegiatan atletik. d. Tahun 1817 berdiri perkumpulan atletik di Inggris yang dipelopori oleh Kapten Mason yzng diberi nama Necton Guild. e. Tahun 1855 diterbitkan pertama kalinya buku tentang lari cepat. f. Tahun 1860 didirikan perkumpulan atletik di San Fransisco Amerika Serikat dengan nama Olympis Club. g. Tahun 1866 pertama kalinya pertandingan atletik dilaksanakan di Inggris. h. Selanjutnya atletik menyebar keseluruh dunia. Pada tahun 1887 di New Zealand terbentuk New Zealand Amateur Athletic Board, disusul kemudian di Belgia, Arika Selatan, Norwegia, Australia, dandi negara lainnya. i. Perlombaan atletik antar negara sering dilakukan, danselaras dengan itu pertauranpun berkembang sampai saat ini. j. Tahun 1912 yaitu pelaksanaan modern ke 5 diStockholm, Swedia diadakan konggres dalam rangka membentuk Federasi Atletik Dunia, yang kemudian lahirlah dengan nama IAAF (International Athletic Amateur Federation). k. Tahun 1914 dilaksanakan konggres dalam rangka pertama kalinya disahkan peraturan atletik yang berlaku untuk seluruh dunia di kota Lyon Perancis. Selanjutnya seirama dengan perkembangan organisasi atletik, baik organisasi atletik dunia maupun organisasi di masing-masing dunia serta dengan seringnya dilaksanakan pertandingan antar negara, maka prestasi atletpun begitu pesat berkembang. Bahkan prestasi atau pemecahan rekor baru dapat diciptakan secara mengejutkan dalam waktu yang sangat singkat, dengan bantuan penerapan Iptek untuk

meningkatkan kualitas alat dan lapangan. Misalnya dengan pemakaian sepatu berpaku yang disebut spike, dan perubahan lintasa dari rumput ke tanah liat atau grevel, kemudian lintasan karet sintetis yang digunakan pada saat sekarang. Begitu juga sumbangan alat-alat yang dipergunakan dalam tempat pendaratan yang empuk dan nyaman dalam lompat tinggi dan lompat galah, serta pemakaian galah dari fiber glass atau fiber carbon, serta pembuatan lembing dan cakram yang mengikuti prinsipprinsip aerodinamika. Peningkatan kualitas alat-alat itulah yang menambah peluang terciptanya pemecahan rekor-rekor baru yang spektakuler, seperti prestasi lari 100 m dengan waktu tempuh dibawah 10 detik, yakni 9,78 detik, lompat tinggi galah dengan ketinggian 6,14 m, lempat lembing dengan jarak melewati 100 m, yakni 104 m, yang dulu prestasi ini dianggap tidak mungkin, sekarang telah menjadi kenyataan. SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ATLETIK DI INDONESIA. Perkembangan Organisasi atletik di Indonesia. Di Indonesia perkumpulan atletik yang pertama kali berdiri adalah pada tanggal 3 September 1950 di Semarang yang sekarang disebut Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Sedangkan klub-klub atletik yang sudah berdiri sejak pemerintahan Hindia Belanda yaitu di pulau Jawa di beberapa kota besar seperti Semarang, Solo, Bandung, Jakarta dan Surabaya. Prestasi Atlet Indonesia Prestasi atlet Indonesia dalam atletik periode angkatan pertama sekitar tahun 1960-an mulai diperhitungkan di tingkat Asia, seperti telah dicapainya prestasi oleh Gurnam Singh (atlet lari jarak jauh), Okamona (atlet lompat tinggi), M. Sarengat (atlet lari cepat), IG. Ngurah Manik (atlet lempar lembing). Kemudian disusul oleh atlet-atlet angkatan kedua yang mampu mempersembahkan prestasi terbaiknya, seperti JP. Oroh (pelari cepat), Edie Efendy, Usman Efendy (penolak peluru, pelempar cakram, dan lembing). Kemudian tidak ketinggalan para atlet wanita yang mampu mempersembahkan prestasi terbaiknya, seperti Carolina Reupasa, Emma Tahapari, Juliana Efendy, Yos Mahuse, Tati Ratnaningsih, Ester Summah, Supriati Sutono, Ruwiyati dan Irene. Di pihak putra, nama-nama atlet nasional mulai dari Budi Dharma, Heru Prayogo, Jefry Matahelemual, Purnomo, rans Mahuse, Julius Uwe, Mardi Lestari, Eduardus Nabunome adalah deretan nama atlet nasional berprestasi. Selanjutnya, lahir pula atlet potensial muda seperti Nunung Jayadi. Para atlet yang disebut diatas adalah mereka yang mampu mencapai standard prestasi di tingkat ASEAN dan ASIA. Prestasi yang mereka raihbuakn didapatkan secara kebetulan saja, akan tetapi melalui proses latihan yang panjang serta kerja keras. Mereka berlatih dengan penuh pengabdian dan dedikasi yang tinggi untuk mengangkat nama ibu pertiwi di tingkat internasional. Kesemuanya itu mereka lakukan tanpa mengharap imbalan, kecuali untuk mewujudkan aktualisasi diri. Bangsa ini masih menunggutunas-tunas atletik lainnya untuk segera menyumbangkan dan mengharumkan nama bangsa di forum internasional melalui prestasi atletik. Pengertian Atletik Istilah atletik yang kita kenal saat ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon yangberarti berlomba atau bertanding. Istilah lain yang mengandung kata Athlon adalah Pentathlon. Istilah ini brasal dari dua kata, yaitu Penta yang berarti lima, dan Athlon yang berarti lomba. Jadi Pentathlon berarti lima lomba atau pancalomba.

Istilah lain yang menggunakan kata atletik adalah Athletics (bahasa Inggris), Athletiek (bahasa Belanda), Athletuque (bahasa Perancis), dan Ahtletik (bahasa Jerman). Walaupun berbeda dalam kata yang digunakan namun semua ini mempunyai istilah yang sama namun artinya tidak sama dengan istilah atletik yang ada di Indonesia. Istilah atletik di Indonesia diartikansebagai cabang olahraga yag memperlombakan nomor-nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Istilah lain yang mempunyai arti sama dengan istilah yang digunakan di Indonesia adalah Leichtathletik (jerman), Athletismo (Spanyol), Olahraga (Malaysia), dan Track and Field (USA). Secara ringkas nomor-nomor atletik yang diperombakan dibagi kedalam4 kelompok, yaitu : 1. Nomor jalan,yang terdiri dari jarak : 5 km, 10 km, 20 km, dan 50 km. 2. Nomor lari, yang terdiri dari : a. Lari jarak pendek (sprint) : 100, 200, dan 400 m b. Lari jarak menengah (midle Distance) : 800, 1500 m c. Lari jarak jauh (long distance) : 3000, 5000, dan 10.000 m d. Lari marathon : 42.195 km e. Lari khusus : lari gawang 100 m, 110 m, dan 400 m serta lari halang rintang 3000 m. 3. Nomor lompat : lompat jauh, jangkit, tinggi, dan lompat tinggi galah. 4. Nomor lempar : lempar lembing, cakram, martil, dan tolak peluru. KARAKTERISTIK DANSTRUKTUR GERAK OLAHRAGA ATLETIK Cabang olahraga atletik di Inndonesia sebenarnya merupakan terjemahan dari track and field, karenadidalamnya terdiri atas nomor-nomor yang dilakukan di lintasan lari (track) dan di lapangan (field). Nomor-nomor lintasan terdiri dari jalan dan lari yang dibedakan berdasarkan jaraknya, yaitu jarak pendek, menengah , dan jarak jauh. Sedangkan nomor-nomor lapangan terdiri dari nomor lempar dan tolak yang terdiri atas lempar lembing, lempar cakram, lontar martil, dan tolak peluru. Nomor lompat terdiri atas lompat jauh,tinggi, jangkit, dan lompat tinggi galah. Oleh karena itu jalan, lari, lempar dan lompat merupakan pola gerakan dominan dalam atletik. Nomor Jalan dan Lari Jalan dan lari termasuk pada kategori ketrampilan gerak siklis (ciklic movement). Perbedaan utama antara jalan dan lari adalah pada jalan, salah satu kaki harus tetap ada yang kontak dengan tanah (shupport phase), sedangkan pada lari, kedua kaki ada saat melayang di udara (kedua telapak kaki lepas dari tanah). Tujuan utama dari jalan dan lari adalah menempuh suatu jarak tertentu (lari tanpa rintangan atau dengan rintangan) dengan waktu yang secepat mungkin. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah (stide length) dan kekerapan langkah/ frekwensi langkah (stride frequency) juga sering disebut stride cadence atau rate of striding. Kalau kita tarik sebuah rumus maka hasilnya sebagai berikut :

KECEPATAN LARI = PANJANG LANGKAH X FREKWENSI LANGKAH


Panjang Langkah (stride length) Setiap panjang langkah pelari merupakan penjumlahan tiga jarak, yaitu :

a. Jarak tolakan kaki, yaitu jarak horisontal antara kaki yang menolak dengan titik berat badan pelari. b. Jarak melayang di udara, yaitu jarak horisontal yang dicapai oleh pelari dengan pemindahan titik berat badan selama berada di udara. c. Jarak pendaratan, yaitu jarak horisontal yang dicapai oleh pelari antara titik berat badan dengan kaki yang mendarat. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini :

Gambar 1. Kontribusi setiap panjang langkah pelari

Sebagai gambaran, perbandingan presentase antara jarak tolakan, jarak melayang, dan jarak pendaratan berdasarkan data dari 12 pelari 100 m dunia putra yang prestasi larinya antara 9.9 sampai 10,4 dtk dapat dilihat pada tabel berikut ini :
KOMPONEN JARAK HORISONTAL SETIAP PANJANG LANGKAH MINIMUM (%) RATA-RATA (%) MAKSIMUM (%)

Jarak Tolakan Kaki (Take of Distance) Jarak Layangan Badan di Udara (Flight Distance) Jarak Pendaratan Kaki

22 50 12

26 57 17

30 64 20

Untuk selanjutnya, bagaimana cara mengukur panjang langkah tersebut, ikuti petunjuk berikut : 1. Langkah pertama adalah melakukan pengukuran panjang langkah atlet yang akan dilatih, yaitu atlet melakukan lari cepat 25 meter diatas lintasan yang dapat memperlihatkan bekas tolakan kaki setiap langkahnya (foot print). Kemudian ukur ratarata panjang langkahnya dengan meteran. 2. Langkah kedua tentukan specialisasi jarak lari cepat dari atlet itu. 3. Langkahketiga observasi kekuatan otot-otot tungkai dan kekuatan sendi pergelangan kaki (ankle strength). 4. Langkah keempat mengukur fleksibilitas sendi panggul dan sendi pergelangan kaki. 5. Langkah kelima fungsikan sistem tuas pada kedua tungkai pelari. Dari langkah pertama sampai kelima sebenarnya merupakan penjumlahan dari ketiga jarak tolakan, layangan di udara, dan jarak pendaratan kaki. Frekwensi Langkah (Stride Frequency) Frekwensi langkah merupakan perbandingan antara banyaknya kaki kontak dengan tanah dengan kaki melayang di udara. Sehubungan dengan langka ini kita

akan mengenal istilah Setengah Langkah yaitu jarak sentuhan kaki kiri dan kaki kanan. Sedangkan yang dimaksud dengan satu langkah adalah jarak antara sentuhan kaki kiri dan kaki kiri, atau kaki kanan dan kaki kanan. Sebagai gambaran, perbandingan banyaknya kaki kontak dengan tanah dengan kaki melayang di udara pelari dunia adalah 2 : 1. Artinya kaki kontak dengan tanah dua kali dan melayang di udara satu kali. Pelari top atlet putra dunia mempunyai frekwensi langkah 5 langkah /detik, sedangkan atlet putri dunia 4.48 langkah/detik dengan kecepatan maksimal larinya 26 meter per jam. Waktu lari ditentukan oleh jarak dan rata-rata kecepatan. Rata-rata kecepatan dapat dihitung dengan cara membagi jarak tempuh oleh waktu tempuh. Panjang langkah ditentukan oleh panjang take off, layangan di udara dan jarak pendaratan kaki. Jarak layangan di udara ditentukan oleh kecepatan lepas, sudut lepas, ketinggian lepas, dan tahanan udara. Sedangkan frekwensi langkah ditentukan oleh kecepatan melangkah yang mencakup banyaknya kaki menyentuh tanah dengan banyaknya kaki melayang di udara. Untuk lebih jelasnya, keterkaitan dari masing-masing komponen kecepatan lari tersebut dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Waktu lari Jarak Rata-rata kecepata n Panjang Langkah Frekwens i Langkah

Jarak Tolakan

Layanga n di Udara

Jarak Pendarata n

Waktu langkah

Kecepata n Lepas

Sudut Lepas

Tolakan Kaki di Tanah Gambar 2. Faktor-faktor dasar dalam lari Ketinggia n Lepas Tahanan Udara

Waktu di Udara

Nomor Lompat Nomor lompat termasuk pada ketrampilan gerak asikliss (acyclic motion). Perbedaan yang paling mencolok dari semua nomor lompat adalah fase melayang di udara (flight phase). Nomor-nomor lompat dalam atletik adalah lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, dan lompat galah. Tujuan nomor lompatadalah memindahkan jarak horisontal titik berat badan pelompat sejauh mungkin (lompat jauh, jangkit) dan memindahkan jarak vertikal titik berat badan setinggi mungkin (lompat tinggi dan galah). Jarak horisontal dalam lompat jauh ditentukan oleh kumulatif dari ketiga jarak lompat yang dibuat, yaitu : 1. Jarak horisontal antara kaki tolak dengan titik berat badan atlet disebut L1.

2. Jarak horisontal perpindahan titik berat badan atlet selama melayang di udara disebut L2. 3. jarak horisontal antara titik berat badan atlet dengan tumit yang menyentuh bak pasir atau sesuai dengan peraturan dalam lompat jauh atau disebut L3. Teknik Lompat Jauh. Untuk tujuan analisis gerakan pada lompat jauh harus dipertimbangkan secara konsisten empat phase, yaitu awalan (run up), tolakan kaki (take off), melayang di udara (flight), dan pendaratan (landing). 1. Awalan (run up). Tujuan awalan dalan lompat jauh adalah untuk mendapatkan posisi optimal atlet untuk melakukan tolakan kaki (take off) dengan kecepatan lari dan menolak secara terkontrol. 2. Tolakan kaki (take off) Tujuan tolakan kaki (take off) adalah untuk memperoleh kecepatan vertikal (mengangkat titik berat badan) dengan cara memanfaatkan kecepatan horisontal sedemikian rupa dengan kaki tolak mengerahkan gaya yang sangat besar.

Gambar 1. Kontribusi panjang Lompatan (L1 + L2 + L3) Lompat Jauh Gaya Lenting

3. Melayang di Udara (flight). Fase berikutnya setelah melakukan tolakan kaki, yaitu badan berada di udara. Gerakan apapun yang dilakukan oleh si pelompat setelah berada di udara tidak akan meningkatkan titik berat badannya. Oleh karena itu, usaha yang harus dilakukan adalah mempertahankan selama mungkin di udara dengan melakukan gerakangerakan tungkai atau lengan agar memperoleh sikap pendaratan yang paling efektif. Dalam lompat jauh, ada tiga gaya yang dilakukan untuk mempertahankan sikap badan di udara, yaitu gaya jongkok, gaya lenting, dan gaya hitch kick atau walking in the air.

Gambar 4. Teknik gaya di Udara

Teknik LOMPAT Langkit (Triple Jump) Di dalam lompat jangkit sebenarnya terjadi tiga kali tolakan, tiga kali melayang di udara, dan tiga kali pendaratan. Jarak lompatan diukur dari kumulatif ketiga gerakan lompat jangkit tersebut (hot-step-jump).

Gambar 5. Lompat jangkit (hop-step-jump)

Lompat Tinggi. Tujuan lompat tinggi adalah melompat setinggi-tingginya dengan cara melewati palang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam lompat tinggi, ketinggian lompatan ditentukan oleh jumlah tiga ketinggian yang tidak bisa dipisahkan, yaitu : 1. Ketinggian titik berat badan atlet pada saat tolakan kaki tersebut H1. 2. Ketinggian perpindahan titik berat badan atlet setelah tolakan kaki tersebut H2. 3. perbedaan ketinggian maksimum titik berat badan atlet dengan ketinggian berat badan saat melewati palang.
Gambar 6. Jumlah Ketinggian (H1 + H2 + H3) dalam lompat Tinggi

Hasil lompat tinggi ditentukan oleh jumlah hasil ketinggian yang dicapai dari ketinggian tolakan kaki (take off height), ketinggian melayang di udara (flight height), dan ketinggian melewati palang (clearance height). Ketinggian tolakan kaki ditentukan oleh posisi badan saat menolak (body potition at take off). Ketinggian melayang di udara ditentukan oleh kecepatan vertikal tolakan. kecepatan vertikal tolakan ditentukan oleh kecepatan vertikal touchdown dan perubahan kecepatan vertikal. Ketinggian melewati palang ditentukan oleh posisi badan tertinggi yang dicapai dan gerakan melewati di atas palang.
Tinggi Lompata n Ketinggia n melayan g Kecepatan Vertikal Saat take Off

Ketinggia n Take Off Posisi Tubuh Saat take Off

Ketinggian Melewati Palang Posisi Gerakan Tubuh diatas tertinggi palang

Kecepatan Perubahan Vertikal kecepatan saat Touchdown vertikal Bagan 2. Faktor-faktor Dasar lompat tinggi

Lompat Tinggi galah (Pole Vault) Untuk menganalisis ketinggian yang dicapai si pelompat galah ditentukan oleh empat bagian secara terpadu, yaitu : 1. Ketinggian titik berat badan pelompat galah pada saat menolak (take off) disebut H1. 2. Ketinggian titik berat badan setelah ketinggian galah disebut H2. 3. Ketinggian titik berat badan setelah tangan lepas dari galah disebut H3. 4. Perbedaan ketinggian melewati palang dengan ketinggian maksimal titik berat badan.

Gambar 7. Kontribusi ketinggian dalam Lompat galah

Fase lompat galah terdiri dari : cara memegang galah, awalan (the approach), hop (first jump), step (second jump), dan jump (third jump). 1. Pegangan Galah (the Grip) Galah dibuat dari bahan fiber glass yang mempunyai gaya lenting dan elastisitas yang tinggi. Jarak antara pegangan tangan depan dan pegangan tangan belakang biasanya antara 90 120 cm ( jangan lebih dari lebar bahu). Tangan kanan memegang bagian galah ujung atasnya, sedangkan tangan kiri memegang galah ujung bawahnya dengan jarak antara 90 120 cm. Pegang galah sedemikian rupa sehingga ujung bawahnya mengarah ke arah tolakan, ujung belakang galah mengarah ke belakang. Tekankan jari telunjuk dan jari tengah untuk menahan agar ujung bawah galah agak mengarah ke atas depan. Untuk memperjelas bagaimana cara memegang dan membawa galah, lihatlah gambar berikut ini.

Gambar 8. Cara Memegang dan membawa Galah

2.

Awalan (the approach) Awalan dilakukan untuk memperoleh : a. Hasil kecepatan horisontal optimal. b. Persiapan agar tolakan kaki pada papan tolak efektif.

3.

Perencanaan Penancapan Galah di Lubang (bok) Perencanaan penancapan galah di bok merupakan hal penting yang harus diperhatikan, yaitu rencanakan antara 3-5 langkah dari tolakan kaki pelompat. 4. Tolakan kaki (take off) Kaki tolak tolakan setelah galah menancap atau masuk ke bok. Pada saat setelah kaki menolak, tangan kanan menarik galah ke bawah, dan tangan kiri menahan keatas sehingga galah menjadi membuat lentingan (energi regangan dari galah) untuk membawa badan ke atas dengan memanfaatkan energi regangan tersebut. 5. Posisi L Setelah melakukan tolakan, kemudian menggantung pada galah, maka saat energi regangan hampir habis, maka segera membuat posisi L di udara, kemudian meluruskan (meluruskan posisi L) sendi panggul dan tulang belakang dengan mendorong ujung kaki pelompat keatas sampai kedua lengan lurus. 6. Membuat Putaran Badan dan Reverse Setelah meluruskan posisi L, maka segera melakukan putaran badan dan pembalikan badan sehingga badan si pelompat menghadap kearah galah. 7. Putaran dan pembalikan Badan (the turn and reverse) Setelah putaran dan pembalikan badan maka tangan paling akhir menyentuh galah, dan tolak galah kearah awalan. 8. Mendorong Galah (the push-off from the pole) Setelah melakukan pembalikan badan selanjutnya segera melakukan gerakan mendorong galah.

Gambar 9. Rangkaian Teknik lompat Galah

Nomor Lempar Tujuan utama dalam nomor lempar adalah melempar atau menolak dengan jarak yang sejauh-jauhnya. Untuk menunjang pencapaian lemparan dan tolakan sejauh-jauhnya harus diperhatikan dan diaplikasikan hukum-hukum fisika (biomekanika dan mekanik) serta peraturan yang berlaku secara internasional dalam nomor lempar atau tolak ini. Dalam nomor lempar performa atlet akan berdasarkan pada kemampuan faktor yang mengatasi atau memanipulasi lingkungan, dan pengetahuan tentang peraturan dalam nomor lempar atau tolak. Dalam nomor lempar/ tolak dilakukan dalam keadaan posisi tubuh diam atau penggunaan awalan gerak (tanpa awalan atau dengan awalan). Jika dianalisis urutan geraknya pada nomor lempar/ tolak ada empat tahapan gerak jika diurutkan berdasarkan tingkat pentingnya, yaitu sebagai berikut : 1. tahap Utama atau Main Phase (gerak utama pada pelepasan peluru, cakram, lembing, martil). Sebaiknya tahapan ini diberikan paling awal pada siswa atau atlet. Dengan tujuan agar mereka merasakan tahapan utama dari semua bentuk lemparan atau tolakan. 2. Tahap awalan atau wind-up phase. Pada tahap ini biasanya atlet menambah awalah atau momentum gerak. Tahap ini diberikan setelah tahap utama diberikan. Pelaksanaannya, mula-mula tahapan awalan dilanjutkan tahap utama gerak lemparan atau tolakan. Dengan menambah jarak awalan prestasi atau hasil lemparan semakin jauh. 3. tahap persiapan (preparation phase). Pada tahap ini, posisi tubuh dalam keadaan siap untuk melakukan gerakan tahap awalan dan tahap utama. 4. tahap recovery. Dalam tahap ini posisi tubuh dalam keadaan rileks dan siap melakukan tahap persiapan. Untuk lebih jelasnya tentang tahapan-tahapan ini dapat dilihar pada tabel berikut. Tabel 5. Fase Gerak pada beberapa Nomor Lempar
No Tahapan Umum Tolak Peluru Lempar Cakram Lempar Lembing Lempar Martil

1. 2. 3. 4.

Tahap persiapan Tahap Awalan Tahap Utama Tahap Akhir

Posisi Awal Meluncur Tolakan Recovery

Ayunan Putaran Pelepasan Reverse

Awalan Lari Tarikan dan Impuls langkah Perpindahan Recovery

Tarikan dan ayunan Putaran badan Pelepasan Recovery

Pada tahap persiapan untuk memeperoleh gaya yang diimplementasikan dari posisi awal sampai ke perpindahan badan/ benda yang dibawa sejauh mungkin untuk memperoleh lintasan gerak. Pada tahap awalan, tungkai atau kaki berfungsi sebagai pengatur gerakan awal untuk menghasilkan gaya dan tegangan otot awal. Tegangan ditransmisi mulai dari tungkai, badan kemudian berakhir pada gerakan lengan/ tangan. Pada tahap utama pelempar mengerahkan tenaga secara optimal. Pada tahap recovery dibutuhkan untuk meredam atau mengarahkan gerakan yang diakibatkan gerakan lempar yang berlebihan dan gerakan untuk persiapan tahap berikutnya (follow through). Secara mekanika proyektil lemparan/ tolakan dipengaruhi oleh lima unsur, yaitu :

1. 2. 3. 4. 5.

Kecepatan lepas (vo). Sodut Lepas (xo) Tinggi Lepas (ho) Tahan Udara (k) Gaya Tarik Bumi (g)

Secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut : R= V.cos xo G atau (Sin xo + Sin2 xo + 2gh V )

Keterangan : R = range atau jarak lemparan V = kecepatan lepas cos xo = sudut lepas G = gaya tarik bumi h = tinggi lepas Tolak Peluru Fase gerak dalam tolak peluru secara perurutan terdiri atas : 1. cara memegang peluru 2. Posisi awal 3. Meluncur 4. memindahkan badan 5. Menolak/ melepaskan peluru 6. recovery Sementara itu gaya tolak peluru yang biasa dilakukan adalah ; 1. gaya menyamping 2. Gaya membelakangi 3. gaya putaran

Gambar 10. Urutan gerak Tolak Peluru

Lempar Cakram Urutan Teknik lempar cakram adalah sebagai berikut : 1. Memegang cakram 2. Posisi awal 3. Ayunan awal 4. Putaran badan 5. Posisi lemparan 6. Pelepasan cakram

7.

Sikap akhir.

Lempar Lembing Perbedaan lempar lembing dari nomor lempar lainnya (tolak peluru, cakram, martil) adalah awalannya tidak dalam bentuk sirkuler, tetapi ada saat lari awalan dan jarak 8 meter dari blok kayu/ metal.

Gambar 11. Lintasan Awalan lempar Lembing Teknik lempar lembing tersusun atas urutan teknik sebagai berikut : 1. cara memegang dan membawa lembing 2. awalan lari 3. langkah tarik lengan ke belakang (sikap badan membusur) 4. Langkah pemasukan tenaga ledak 5. langkah menarik 6. pelepasan lembing 7. Recovery Lempar Martil Lempar martil memang jarang dilaksanakan. Dalam lempar martil dituntut ketrampilan yang sangat kompleks, dan membutuhkan lapangan yang cukup luas termasuk tingkat bahaya untuk keselamatan siswa sangat tinggi. Awalan lempar martil dilakukan secara sirkuler pada daerah lingkaran dengan diameter 2.135 m. Urutan teknik dalam lempar martil adalah sebagai berikut : 1. cara memegang 2. Posisi awal 3. Awal ayunan lengan 4. Transisi dari ayunan lengan kedua ke putaran pertama 5. Putaran badan 6. Perubahan teknik dalam putaran-putaran badan (a. Putaran badan yang kuat, b. Perubahan sudut inklinasi lintasan martil, c. Perubahan posisi kaki dan cara kerja kaki saat berputar, d. Perubahan tinggi rendahnya berat badan). 7. Pelepasan martil 8. Recovery.

Anda mungkin juga menyukai