Anda di halaman 1dari 13

ATLETIK

A. Pengertian Atletik
Olahraga telah dikenal sejak dahulu, hingga sekarang sangat digemari dan telah
mengalami perkembangan pesat dalam dalam hal jenis permainan, peralatan, teori dan
tekniknya.Mulai dari kalangan atas sampai dengan rakyat biasa, menggemari sejumlah
olahraga sesuai dengaan hobi dan kemampuannya. Dapat dikatakan bahwa berolahraga
merupakan bagian dari hidup dan kehidupan manusia. Atletik adalah salah satu cabang
olahraga tertua yang telah dilakukan oleh manusia sejak zaman purba hingga sekarang.
Bahkan boleh dikatakan sejak adanya manusia dimuka bumi ini. Dalam bahasa inggris,
nomor-nomor dalam perlombaan atletik seperti nomor jalan cepat, lari, lempar dan lompat
dinamakan dengan istilah track and field yang artinya perlombaan yang dilakukan di lintasan
dan di lapangan. Atletik berasal dari kata “athlon” yang berarti berlomba. Atletik merupakan
aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerakan-gerakan alamiah dan wajar sesuai
dengan apa yang dilaksanakan pada kehidupan kita sehari-hari. Seperti jalan, lari, lompat,
lempar dan loncat (Sukirno, 2011:17). Muncul pertanyaan, mengapa atletik merupakan suatu
mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah-sekolah,jawaban yang logis untuk menjawab
pertanyaan tersebut adalah atletik merupakan ibu dari sebagian besar cabang olahraga
(mother of sport). Menurut Gyulai (dalam Sukirno, 2011:1) “cabang olahraga atletik
merupakan salah satu cabang olahraga yang memiliki keistimewaan, dibandingkan dengan
cabang olahraga lainnya. Lebih dari lima puluh juta masyarakat di dunia melibatkan diri pada
kegiatan atletik dengan memilih lebih dari seratus ribu club atletik yang terlibat dalam
kegiatan kompetisi”.

Atletik yang meliputi gerakan jalan, lari, lempar, dan lompat adalah cabang olahraga yang
paling tua di dunia. Hal ini karena umur olahraga atletik ini sama tuanya dengan mulai
adanya manusia-manusia yang pertama di dunia. Aktivitas jalan, lari, lempar dan lompat
merupakan bentuk-bentuk keterampilan gerak dasar paling asli dan paling wajar dari
manusia, serta merupakan gerakan-gerakan yang amat penting dan tidak ternilai artinya bagi
kehidupan manusia (Khomsin, 2011:1). Atletik merupakan gerak dasar dari hampir setiap
aktivitas olahraga (fisik/jasmani), seperti bagaimana cara orang berjalan dengan gerakan yang
baik dan benar, bagaimana cara berlari dengan baik dan benar, bagaimana cara melakukan
gerakan lempar yang bisa di transfer ke dalam bentuk gerakan yang similar secara baik dan
benar, dan bagaimana gerakan dasar lompat yang baik dan benar, sehingga menjadikan setiap
gerakan itu menjadi lebih efisien dan efektif.
B. Sejarah Atletik
Menurut sejarah asal mula olahraga atletik telah dilakukan oleh bangsa Irish sejak 400
tahun SM sebagai bagian dari aktivitas fisik sehari-hari. Hal tersebut yang menjadikan atletik
dikenal dengan sebutan induk olahraga "Mother of Sport". Lebih jauh dijelaskan bahwa
olahraga atletik mengandung unsur-unsur gerakan yang digunakan untuk bertahan hidup,
seperti berburu dan menyelamatkan diri dari binatang buas. Hal senada telah banyak
diungkapkan untuk mengkaji atletik yang merupakan cabang olahraga yang paling tua
usianya di dunia (Tamsir Riyadi, 1985; Kemendikbud, 2017). Dalam buku Humeros seorang
penulis Yunani mengungkapkan bahwa diperkirakan kegiatan atletik sudah dilakukan sejak
1100 tahun SM. Seperti halnya dengan kegiatan perlombaan lainnya antara lain balap kereta
kuda, tinju, gulat yang diawali dengan lomba lari dan ditutup dengan lomba lempar lembing
(Doherty, 1963; Rahmat, 2015). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada tahun 776 SM bangsa
Yunani telah menyelenggarakan event olahraga yang dinamakan Olimpiade Kuno (The
Ancient Olympic Games). Olahraga yang dipertandingkan adalah lari, pentathalon,
pankration, gulat, tinju dan pacuan kuda. Juara pentathlon (lari cepat, lompat jauh, lempar
cakram, lempar lembing dan gulat) pada olimpiade akan dinobatkan sebagai juara olimpiade.

Olimpiade menjadikan masyarakat Yunani termotivasi berlatih untuk menjadi yang


terkuat, khususnya kaum pemuda. Hal tersebut berpengaruh positif bagi ketahanan bangsa
untuk mempertahankan negaranya dari serangan musuh, seperti yang terjadi di kota
Marathon, sebuah kota kecil di tepi pantai Miltiades. Pasukan Yunani yang jumlahnya
pasukannya sedikit mampu menghalau angkatan perang Persia yang jumlahnya jauh lebih
banyak. Salah seorang prajurit Yunani yang ikut berperang berhari-hari, Phellippides, disuruh
memberi kabar atas kemenangan ini ke kota Athena dengan berlari. Setibanya di pintu
gerbang kota Athena dan menyampaikan berita kemenangan, Phellippides meninggal dunia
akibat kehabisan tenaga. Peristiwa ini terjadi pada tahun 490 SM, kejadian tersebut menjadi
cikal bakal dari lari Marathon.
Pada zaman itu sudah dikenal empat nomor dalam atletik meliputi jalan, lari, lempar dan
lompat. Berdasarkan jejak sejarah tercatat beberapa nama seperti Eurialus, Epius, Odysseus,
Aias dan Argamenon, yang handal dalam lomba berkuda, lari dan lempar lembing yang saat
ini dikenal dengan atlet.

Seiring berkembangnya olahraga diberbagai Negara di dunia, penyelenggaraan


perlombaan dan pertandinganpun rutin dilaksanakan, namun dalam proses pelaksanaanya
seringkali memicu perselisihan antar atlet, sehingga disepakati untuk membentuk suatu
wadah yang dapat menangani masalah-masalah saat perlombaan, khususnya di cabang
olahraga atletik, sehingga pada tanggal 17 Juli 1912 setelah pelaksanaan perlombaan atletik
pada Olimpiade Modern V di Stockholm tokoh-tokoh atletik dari 17 negara yang mengikuti
olimpiade seperti Amerika Serikat, Australia, Austria, Belgia, Canada, Chili, Denmark,
Finlandia, Hongaria, Inggris, Jerman, Mesir, Norwegia, Perancis, Rusia, Swedia dan Yunani,
berdiskusi untuk membentuk suatu Badan Internasional Atletik yang membuat peraturan-
peraturan dan penyelenggaraan perlombaan atletik yang lengkap. Badan tersebut didirikan
dengan nama International Amateur Athletic Federation (IAAF), yang diketuai oleh J. Sigfrit
Edstrom dan sekretaris Jendral merangkap Bendahara (Honorary Secretary Treasurer):
Kristian Henstrom keduanya dari Swedia. Peraturan teknis untuk perlombaan internasional
yang pertama disahkan pada kongres yang ketiga tahun 1914 di Lyon Perancis. Sejak
terbentuknya IAAF ini penyelenggaraan perlombaan-perlombaan atletik semakin baik,
terutama dalam segi pengorganisasian (Rahmat, 2015).
C. Sejarah Singkat Atletik di Indonesia

Awal sejarah atletik di Indonesia tercatat pada tahun 1930-an, saat itu Pemerintah Hindia
Belanda memasukkan atletik sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah-sekolah. Karena
hanya dikenal di lingkungan pendidikan saja, cabang olahraga pada masa itu belum begitu
luas penyebarannya. Hingga pada waktu ke waktu, masyarakat akhirnya memahami sifat dan
manfaat atletik ini dan dari hari ke hari penggemarnya bertambah. Kemudian oleh kalangan
Belanda, dibentuklah sebuah organisasi bernama Nederlands Indische Athletiek Unie (NIAU)
yang akan menangani penyelenggaraan pertandingan-pertandingan atletik.

Di Pulau Jawa, perkembangan atletik ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi


seperti ISSV Hellas dan IAC di Jakarta, PAS di Surabaya dan ABA di Surakarta. Pada tahun
1930-an juga telah berdiri sebuah organisasi bernama Sumatera Athletiek Bond (SAB) di
Medan. Mereka mengadakan perlombaan-perlombaan cabang atletik antar sekolah Mulo,
HBS, dan perguruan-perguruan swasta.

Dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangannya, dapat disimpulkan cabang atletik


atletik Indonesia masih berumur jagung. Akan tetapi berkat peran NIAU pada zaman Belanda
telah tampil bintang-bintang atletik Indonesia yang dapat diandalkan, seperti Effendi Saleh,
Tomasoa, Mochtar Saleh, M. Murbambang, Harun Al Rasyid, Mohd. Abdulah dan F.G.E.
Rorimpandey.

Dengan mencapai loncatan setinggi 1,86 m, Harun Al Rasyid berhasil mencetak prestasi
yang mengagumkan, sedang Nur Bambang dengan kecepatan 10.8 detik dalam lari 100 m
mengukir prestasi terbaik di Indonesia.

Baik hasil yang telah dicapai oleh Harun Al Rasyid maupun hasil Nur Bambang baru
belasan dan puluhan tahun dapat diperbaiki oleh atlet-atlet Indonesia. Selama pendudukan
Jepang, kegiatan cabang olahraga atletik praktis terhenti. Dengan terbentuknya Persatuan
Olahraga Republik Indonesia (PORI) pada awal tahun 1946, bagian atletik dalam PORI
segera menghidupkan kegiatan cabang olahraga menuju perkembangan dan kemajuan bangsa
Indonesia yang baru merdeka.

Gerakan nyata dibuktikan dengan pembentukan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia


(PASI) pada tanggal 3 September 1950 di Semarang. Kegiatan pertama tercatat di Bandung
pada akhir tahun 1950 juga dengan mengadakan perlombaan atletik. Kegiatan perlombaan
tersebut sekaligus bertujuan sebagai persiapan atlet-atlet Indonesia menghadapi Asian Games
I pada tahun 1951 di New Delhi. Organisasi Induk PASI telah diterima sebagai anggota
Atletik Internasional (IAAF).

D. Sejarah Atletik di Dunia

Melalui sejarah kita dapat mengerti dan memahami perkembangan atletik dari masa
lampau hingga masa sekarang. Sejarah mencatat bahwa olahraga atletik merupakan salah satu
cabang olahraga yang memiliki nilai-nilai unik. Unsur-unsur atletik yang terdiri dari jalan,
lari, lempar dan lompat dapat dikatakan sebagai cabang olahraga yang tertua, sama tuanya
dengan usia manusia pertama di dunia. Hal ini mudah dipahami melalui logika kita, karena
manusia pada saat itu harus melakukan gerakan jalan, lari, lempar, dan lompat untuk
mempertahankan hidupnya. Sejarah atletik dunia dapat dipahami melalui dua masa yaitu
masa olimpiade kuno dan olimpiade modern.

1. Olimpiade Kuno

Berdasarkan pemahaman para ahli sejarah dinyatakan bahwa atletik sudah di lakukan di
negara Yunani pada abad ke-6 sebelum nabi Isa lahir. Pandangan ini didasarkan pada lukisan-
lukisan pada zaman itu dan tulisan ahli filsafat yang bernama Xenophenes. Perkembangan
atletik pada masa itu sangat erat hubungannya dengan perlombaan di Yunani yang
mengalami masa keemasan antara atahun 500 s/d 400 sebelum masehi.

Pada tahun 776 SM bangsa Yunani menyelenggarakan pesta olahraga yang dinamakan
olimpiade kuno (The Ancient Olympic Games). Tujuan utama pesta olahraga ini adalah
sebagai bentuk upacara pemujaan kepada dewa-dewa mereka saat itu di suatu tempat yang
khusus.

Nomor-nomor yang diperlombakan dalam olimpiade kuno itu adalah lomba lari,
pentathlon, pankration, gulat, tinju dan pacuan kuda. Juara pentathlon (nomor lari cepat,
lompat jauh, lempar cakram, lempar lembing dan gulat) dinobatkan sebagai juara olimpiade.

Perlombaan atletik yang pertama adalah nomor lari 200 meter di dekat kota kecil
Olympia. Untuk lomba lari cepat diselenggarakan pada suatu lintasan lurus di tengah stadion.
Menurut Bahagia (2005: 6) menyatakan bahwa "pada zaman itu sudah dikenal tiga macam
lomba lari" yaitu:

a. Stade yaitu lari cepat pada jalur lurus sepanjang kurang lebih 185 m dilakukan di dalam
stadion.

b. Diaulos yaitu lomba jarak menengah yang jaraknya kurang lebih dua kali stade.

c. Dolichos yaitu lomba lari jarak jauh yang jaraknya kurang lebih 7 sampai 24 kali stade,
yang dilakukan mengelilingi stadion.

Untuk memberangkatkan para pelari tersebut, tidak menggunakan aba-aba seperti


sekarang ini berupa bunyi pistol atau kibaran bendera start, namun di depan start block itu
dipasang sebuah "starting gate" yang dikenal dengan sebutan "Husplex" berfungsi untuk
mencegah adanya yang mencuri start.

Para pelari berada di atas start block dalam posisi berdiri di belakang starting gate sebelum
dibuka (sikap bersedia). Seorang juri berada dibelakang para pelari dengan memegang tali
yang dihubungkan dengan starting gate tersebut. Setelah tali dilepas maka secara bersama-
sama akan membuka kayu penghalang yang ada di depan pelari. Saat pintu terbuka maka
pelari berlari secepatnya menuju garis akhir.
Pada tahun 186 SM bentuk olahraga atletik sempat dilupakan, pada saat itu yang berkuasa
adalah kekaisaran Romawi. Pada tahun 394 SM kaisar Theodosius Agung melarang kegiatan
Olimpiade Kuno karena dianggap sebagai alat penyembahan berhala, dan pemenang dalam
Olimpiade memperkaya diri dengan mengambil keuntungan materil sebanyak mungkin.
Sejak saat itulah Olimpiade kuno dihentikan yang telah berlangsung selama 1500 tahun.
Mulai tahun 1154 Masehi kegiatan olahraga atletik mengalami pasang surut. Setelah itu,
bangsa Romawi lebih banyak yang menyenangi "Gladiator", yaitu olahraga yang
memperlihatkan adu kejantanan, adu pedang dan pertarungan yang kadang-kadang sampai
mati.

2. Olimpiade Modern

Olimpiade modern pertama kali diadakan di Athena pada tahun 1896. Olimpiade modern
dapat terlaksana berkat usaha dari Baron Pierre de Coubertein, seorang bangsawan dari
Perancis yang mempunyai gagasan bahwa olahraga merupakan salah satu sarana yang efektif
untuk menolong kaum muda Perancis yang sedang dilanda kebimbingan, dan kehancuran
akibat perang antara Perancis dan Rusia, bahkan dengan olahraga dapat membangun dan
membangkitkan semangat juang serta keberanian.

Motto olimpiade modern pada waktu itu adalah Citius yang artinya lebih cepat, Altius
yang artinya lebihh tingi, Fortius yang artinya lebih kuat. Motto ini dinyatakan oleh Baron
Pierre de Coubertin pada saat pembentukan Komite Olimpiade Internasional pada tahun
1894. Motto tersebut merupakan saran dari seorang temannya yang bernama Henri Didon,
seorang pastur yang merupakan penggemar atletik.

Baron Pierre de Coubertin mengatakan bahwa "ketiga kata tersebut mewakili sebuah
program kecantikan moral. Motto lain yang juga diperkenalkan oleh Coubertin, adalah "hal
yang paling penting bukanlah untuk menang melainkan ikut berpartisipasi!" Coubertin
memperoleh motto ini dari sebuah khotbah oleh Uskup Pennsylvania selama Olimpiade
London 1908.

Selain motto, Olimpiade modern juga mempunyai lambang yang berupa cincin.
Cincinnya berupa lima cincin yang saling terkait, berwarna biru, kuning, hitam, hijau, dan
merah di atas dasar putih, yang dikenal sebagai "cincin Olimpiade". Simbol ini awalnya
dirancang pada 1912 oleh Baron Pierre de Coubertin Cincin tersebut untuk mewakili lima
benua yang berpartisipasi: Afrika, Asia. Amerika, Australia, dan Eropa. Warna-warna cincin
bersama dengan latar berwarna putih tersebut mencakup warna-warna yang menyusun setiap
bendera negara yang bertanding pada saat itu.

Enam warna tersebut mewakili setiap negara tanpa kecuali. Biru dan kuning Swedia, biru
dan putih Yunani, bendera triwarna Prancis, Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Belgia, Italia,
dan Hongaria, dan kuning dan merah Spanyol, begitu pula bendera inovatif dari Brasil dan
Australia, dan bendera Jepang kuno dan Tiongkok modern. Bendera ini, benar-benar sebuah
lambang internasional. Pada tahun 1912 pada saat penyelenggaraan Olimpiade Modern yang
ke 5, yang di adakan di Stockholm Swedia, diadakan kongres dalam rangka membentuk
Federasi Atletik Dunia yang kemudian lahirlah Federasi itu dengan nama IAAF (International
Athletic Amateur Federation). Olimpiade diselenggarakan empat tahun sekali, dimulai dari
tahun 1896 di Yunani sampai dengan tahun 2016 di Brasil, dan tahun 2020 akan
diselenggarakan di Jepang.
BAB II

OLAHRAGA

A. Pengertian Olahraga

Kegiatan fisik yang melibatkan seluruh anggota tubuh atau bagian-bagian tubuh tertentu
yang bertujuan menyehatkan, menyenangkan dan memperoleh prestasi merupakan kegiatan
olahraga. Menurut Kathryn Marsden olahraga adalah suatu kegiatan yang dapat mengurangi
stres dan sangat mudah dilakukan oleh manusia dengan biaya yang murah. Pengertian
tersebut mengarahkan maksud olaharaga rekreasi. Selanjutnya menurut Suryanto Rukmono,
pengertian olahraga adalah suatu kegiatan melatih tubuh manusia agar lebih sehat dan kuat,
baik jasmani dan rohani. Menurut Seno Gumira Ajidarma, definisi olahraga adalah suatu
kegiatan yang menyehatkan tubuh manusia dan sarana kompetisi untuk mencari bakat
seseorang di bidang olahraga. Menurut Cholik Mutoir, pengertian olahraga adalah suatu
kegiatan fisik yang dilakukan secara sistematik untuk membantu perkembangan potensi
jasmaniah dan rohaniah seseorang. Menurut Hans Tandra, definisi olahraga adalah suatu
gerakan tubuh yang teratur dengan irama yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran dan
imunitas tubuh manusia.

Bertujuan meningkatkan derajat kesehatan, kebugaran memperbaiki dan meningkatakan


kinerja otak manusia sehingga dapat bekerja lebih maksimal dan meningkatkan rasa percaya
diri seseorang, serta menggali minat dan memperoleh prestasi seseorang. Memiliki tiga
tujuan utama, yaitu sebagai olahraga pendidikan yang banyak dikenal pendidkan jasmani
yang tujuan untuk mengetahui gerak dasar yang diperoleh dari bangku sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Olahraga rekreasi atau dikenal sebagai olahraga masyarakat yang tujuannya
memberikan kesenangan dan kebahagiaan hidup serta kebugaran dalam melakukan aktivitas
olahraga. Selanjutnya olahraga prestasi, pembinaan minat dan bakat seseorang yang bertujuan
pada pencapaian-pencapaian maksimal seperti prestasi olahraga.

Dewasa ini nyata terlihat bahwa kegiatan olahraga menjadi kegiatan yang sangat diminati
oleh seluruh kalangan. Mulai dari anak-anak hingga kalangan lanjut usia, hal tersebut
dikarenakan masyarakat makin peduli dengan kesehatan, gaya hidup dan kepedulian mereka
akan hari tua. Dengan berolahraga yang rutin dan teratur maka akan memperoleh kesehatan
yang baik. Selain itu, alasan lain yang membuat banyak orang berolahraga karena makanan
sebagai sumber energi yang dikonsumsi oleh kebanyakan orang justru menjadi sumber
penyakit bagi diri sendiri efek dari tidak adanya kontrol dan minim edukasi mengenai
kebutuhan kalori dan makanan yang baik dan dibutuhkan oleh tubuh sehingga menimbulkan
berbagai macam penyakit mulai dari obesitas hingga. Hal tersebut membuat semua kalangan
sadar, peduli dan senang dengan berolahraga.

B. Pengertian Orkes

Olahraga kesehatan adalah aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur untuk menjaga dan
meningkatkan kesehatan tubuh. Meskipun tidak ada definisi yang sama persis dari para ahli,
berikut adalah beberapa pengertian olahraga kesehatan menurut para ahli:

1. Menurut American College of Sports Medicine (ACSM): Olahraga kesehatan adalah


aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur, dan dilakukan secara teratur dengan tujuan
untuk meningkatkan atau memelihara komponen kesehatan fisik, seperti kebugaran
kardiorespirasi, kekuatan otot, dan fleksibilitas.
2. Menurut World Health Organization (WHO): Olahraga kesehatan adalah segala bentuk
aktivitas fisik yang melibatkan kontraksi otot besar, meningkatkan pengeluaran energi, dan
memberikan manfaat kesehatan.

3. Menurut National Institute of Aging (NIA): Olahraga kesehatan adalah aktivitas fisik yang
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional, serta meningkatkan
kualitas hidup seseorang.

4. Menurut para ahli kesehatan masyarakat: Olahraga kesehatan adalah aktivitas fisik yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia harapan
hidup, dan meningkatkan kualitas hidup.

Penting untuk diingat bahwa olahraga kesehatan dapat berbeda-beda bagi setiap individu,
tergantung pada tujuan, kondisi fisik, dan preferensi pribadi masing-masing. Yang penting
adalah menjadikan aktivitas fisik sebagai bagian rutin dalam gaya hidup untuk mendukung
kesehatan tubuh dan kesejahteraan secara keseluruhan.

C. Pengertian Penjas

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan pada
umumnya yang mempengaruhi potensi peserta didik dalam hal kognitif, afektif, dan
psikomotor melalui aktivitas jasmani. Melalui aktivitas jasmani anak akan memperoleh
berbagai macam pengalaman yang berharga untuk kehidupan seperti kecerdasan, emosi,
perhatian, kerjasama, keterampilan, dsb. Aktivitas jasmani untuk pendidikan jasmani ini
dapat melalui olahraga atau non olahraga. Pengertian pendidikan jasmani telah banyak
diterangkan oleh para ahli pendidikan jasmani diantaranya adalah:

Williams menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah semua aktivitas manusia yang
dipilih jenisnya dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Singer memberi
batasan mengenai pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui jasmani berbentuk suatu
program aktivitas jasmani yang medianya gerak tubuh dirancang untuk menghasilkan
beragam pengalaman dan tujuan antara lain belajar, sosial, intelektual, keindahan dan
kesehatan.

UNESCO memberikan pengertian pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan


manusia sebagai individu atau anggota masyarakat dilakukan secara sadar dan sistematis
melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh peningkatan kemampuan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembangunan watak.
Frost menyatakan bawa pendidikn jasmani terdiri dari perubahan dan penyesuaian yang
terjadi pada individu bila ia bergerak dan mempelajari gerak. Termasuk di dalam gerak
adalah merangkak, berjalan, berlari, memanjat, melompat, melempar dan gerakan lain yang
dilakukan bila berpartisipasi dalam permaianan, senam, tari, renang, dan beladiri.

Sukintaka menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari
pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebuaran jasmani,
mental sosial, serta emosional dalam kerangka menuju manusia Indonesia seutuhnya dengan
wahana aktivitas jasmani sehingga pengertian pendidikan jasmani adalah proses interakasi
antara peserta didik dengan lingkungan melalui aktivitas jasmani yang disusun secara
sistematis untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya.

Wawan S. Suherman menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pembelajaran


melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif,
sikap sportif dan kecerdasan emosi.

Dari berbagai pendapat tadi jelaslah bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari pendidikan pada umumnya melalui aktivitas jasmani. Melalui aktivitas
jasmani ini peserta didik memperoleh beragam pengalaman kehidupan yang nyata sehingga
benar-benar membawa anak kea rah sikap tindakan yang baik.

D. Pengertian Penjaskes

Penjaskes, singkatan dari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, adalah mata
pelajaran yang memiliki banyak definisi menurut para ahli.

1. Husdarta

Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam fisik, mental maupun emosional.

2. Menurut Sukintaka (2000: 2)

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan total
yang mencoba mencapai tujuan mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial, serta
emosional bagi masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani.
3. Sudjana dan Rivai (2008)

Penjaskes adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia
dalam aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan, serta upaya pendidikan untuk
mengembangkan dan meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan individu.

4. Soegiyanto (2011)

Penjaskes adalah mata pelajaran yang berfungsi untuk mengembangkan kecerdasan


jasmani, kesehatan, dan prestasi olahraga siswa, serta membantu dalam membentuk karakter
dan kepribadian positif.

5. Isjoni (2009)

Penjaskes adalah bagian dari pendidikan yang berfokus pada pengembangan kemampuan
jasmani, pemahaman tentang olahraga, dan peningkatan kesehatan fisik dan mental siswa
melalui pembelajaran dan aktivitas fisik.

Pengertian ini mencerminkan bahwa penjaskes adalah mata pelajaran yang tidak hanya
berfokus pada aktivitas fisik dan olahraga, tetapi juga mencakup aspek-aspek penting seperti
kesehatan, pendidikan, dan pengembangan pribadi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ilham, Zulfikar. “ HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN


HASIL LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE SISWA PUTRA KELAS X SMK
YPS PRABUMULIH”. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol.16 No.1 (2017):12-21

Kardi, Sari, Ipa. (2022). ATLETIK. Yogyakarta. CV. Bintang Semesta Media

Rokhimaturririzki, Oktavia. (2022). Mengenal Olahraga Atletik. Surabaya. Cv Media


Edukasi Kreatif

Raibowo, Septian. Nopiyanto, Eko, Yahya. (2020). Dasar-dasar Atletik. Bengkulu.


Elmarzaki

Anda mungkin juga menyukai