Cabang olahraga atletik memiliki sedikit perbedaan dengan cabang olahraga yang lain,
hal ini dikarenakan cabang olahraga atletik memiliki kriteria nomor dalam perlombaan.
Secara garis besar dan definisi atletik didefinisikan dengan olahraga lari, lompat dan lempar.
Salah satu bagian dari definisi tersebut adalah lari, yang memiliki beberapa nomor di
dalamnya. Sebelum menjadi sebuah cabang olahraga, lari sudah dikenal oleh peradaban-
peradaban manusia kuno. Secara awam gerakan jalan dengan lari tidak ada perbedaan yang
berarti. Baik jalan maupun lari adalah gerakan memindahkan tubuh dari satu titik ke titik
lainnya dengan cara melangkahkan kaki secara bergantian. Jadi pengertian lari juga sama
dengan jalan yaitu gerak berpindah tempat atau memindahkan tubuh dari satu titik ke titik
lainnya dengan cara melangkah menggunakan kaki secara bergantian hanya saja pada saat
lari posisi kaki melayang pada saat melangkah.
Lari sendiri salah satu bagian dari cabang olahraga atletik yang melimiki beberapa
nomor dalam pelaksanaannya, yakni sebagai berikut :
1. Lari jarak pendek 100, 200, 400 meter
2. Lari jarak menengah 800, 1500 meter
3. Lari jarak jauh 5000, 10.000 meter dan marathon 42.195 km
Pelaksanaan lari dalam perlombaan memiliki cara start yang sudah ditentukan sesuai
kebutuhan masing-masing nomor, ada tiga cara start yang digunakan,
1. Start berdiri (standing start)
2. Start jongkok (crouching start)
3. Start melayang (flying start) dilakukan hanya untuk pelari ke II, III dan IV dalam lari
estapet 4 x 100 m.
Dalam Stsr jongkok di bagi atas 3 bagian yaoitu:
a) Bunch Start/Start Jongkok Jarak Pendek
Letak kaki belakang terpisah kira-kira 25 – 30 cm. Ujung kaki belakang
ditempatkan segaris dengan tumit kaki muka bila dalam sikap berdiri. Jarak kaki
dari garis start kira-kira: kaki depan 45 cm, kaki belakang 70 cm, tergantung dari
panjang tungkai.
b) Medium start / start jongkok jarak menengah
Pada waktu sikap berlutut, letak lutut kaki belakang di samping ujung kaki depan,
jarak kaki dari garis start kira-kira kaki depan 37 cm, kaki belakng 85 cm,
tergantung dari panjang tungkai.
c) Longated start / start jongkok jarak jauh
Pada waktu sikap lutut, letakkan lutut kaki belakang disamping bagian belakang
dari tumit kaki depan, jarak kaki dari garis start kira-kira 32 cm dari kaki depan,
kaki belakang 100 cm, tergantung dari panjang tungkai masing-masing pelari.
Secara teknis penggunaan start jongkok yang digunakan sama. Yang membedakan
hanyalah pada penghematan penggunaan tenaga, karena perbedaan jarak yang harus
ditempuh. Makin jauh jarak yang harus ditempuh makin banyak tenaga yang harus
dibutuhkan.
LARI JARAK PENDEK
A. Pengertian Marathon
Marathon adalah sebuah perlombaan lari Jarak Jauh dengan jarak sekitar 42,195 KM. Seorang
pelari Marathon wajib memiliki mental dan stamina fisik yang kuat karena lari ini bisa
menghabiskan waktu berjam-jam lamanya. Rekor lari Marathon tercepat adalah sekitar 2 jam 3
menit (7380 detik) Pengertian lari marathon adalah lari jarak jauh dengan jarak lintasan 42,195
km. Kebalikan dari lari sprint yang dilakukan pada jarak yang cukup pendek maka lari marathon
termasuk lari jarak jauh sekitar 42,195 kilometer. Berbanding sangat jauh dengan lari sprint yang
maksimal hanya menempuh jarak 400 meter. Karena jarak tempuh yang cukup jauh sehingga lari
Marathon biasanya dilakukan di jalan raya atau
diluar area jalan raya (offroad) kecuali titik start dan finish yang dilakukan di dalam stadion.
Menurut legenda, istilah Marathon sendiri berasal dari nama kota yaitu kota Marathon di Yunani.
Dimana seorang prajurit bernama Pheidippides berlari dari kota Marathon menuju Athena tanpa
berhenti untuk mengabarkan kekalahan bangsa Persia pada perang di Kota Marathon. Prajurit
tersebut berlari hingga menghembuskan napas terakhir setelah menyampaikan kabar tersebut di
kota Athena.
B. Teknik Dasar Marathon
1. Teknik dasar lari
Untuk teknik dasar lari jarak jauh, gerakan lari dilakukan tidak secara maksimal,
kecondongan badan membentuk sudut ±10°. Ayunkan kedua lengan secara santai beberapa
sentimeter di atas pinggang dan pendaratan telapak kaki menggunakan sisi luar kaki bagian
tengah.
Melakukan teknik dasar lari, dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Berlari pada garis lurus melewati tanda titik-titik untuk mengatur lebar langkah lari jarak
jauh: Lakukan teknik dasar lari dengan mengitari lapangan basket/voli/sepak bola atau
yang lainnya. Dilakukan ± 1-2 menit. Dilakukan secara perorangan, berpasangan atau
kelompok, untuk menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportivitas.
2. Berlari berkelompok 4-7 orang dalam satu formasi berbanjar: Pelari yang paling depan
memberikan aba- aba “ya” dan pelari yang berada di belakang berlari ke depan melewati
samping formasi barisan dengan teknik dasar lari jarak jauh, dan seterusnya. Dilakukan
±2-3 menit, untuk menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportivitas.
3. Berlari berkelompok 4-7 orang dalam satu formasi berbanjar menggunakan tongkat
Estafet. Salah seorang mengoper tongkat ke belakang dengan cara dijulurkan ke belakang.
Orang yang berada di belakang mengambilnya, dan yang terakhir menerima tongkat
berlari ke barisan depan sambil membawa tongkat, dan kembali memberikan pada yang di
belakangnya. Lakukan latihan ini selama ±2-3 menit, untuk menanamkan nilai-nilai
kerjasama, keberanian, sportivitas.
2. Teknik dasar bernapas
Ada beberapa teknik dasar yang dapat dilakukan pelari agar dapat bernapas secara efisien
diantaranya :
1. Bernapas melalui mulut
2. Hal ini membuat oksigen yang masuk dan karbon dioksida yang keluar lebih banyak
dibandingkan bernapas melalui hidung. Selain itu juga membuat otot wajah tidak tegang
sehingga pelari merasa lebih tenang dan santai.
3. Menggunakan pernapasan perut
4. Bernapas pendek dan dangkal
5. Hal ini membuat kita lebih mudah mengatur napas dibandingkan jika bernapas terlalu
dalam dan panjang.
6. Melakukan pernapasan secara berirama atau konsisten
7. Mendengarkan napas sendiri
8. Kemampuan mendengarkan napas juga sangat penting sehingga kita dapat mengontrol
pernapasan. Kita tahun kapan harus menurunkan kecepatan dan kapan saat yang tepat
untuk menambah kecepatan.
3. Peraturan dalam Lari Marathon
Peraturan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
a. Peraturan yang lintasannya alam
Jalur perlombaan:
1. Jika jalur yang akan ditempuh pelari merupakan alam terbuka atau ladang, harus
diperhatikan dan dijaga supaya tak ada lintasan yang memungkinkan seorang pelari
bisa memotong jalan.
2. Ketika membuat zona lintasan, seyogyanya harus menghindari area yang bisa
membahayakan pelari seperti jurang terjal, semak belukar yang banyak bintang buas,
dsb.
3. Pasanglah tanda penunjuk arah untuk dijadikan pemandu bagi para pelari, dan di kiri
dan kanan dibuatkan pembatas lintasan.
4. Sebelum melakukan start, jalur perlombaan tersebut harus diumumkan terlebih dahulu
kepada para peserta lomba supaya mereka bisa mendapatkan gambaran area yang akan
mereka lalui. Jika lintasan dibuat elips atau lingkaran, dianjurkan dalam satu kali
putaran tidak kurang dari 2.200 meter.
b. Peraturan lintasan di jalan raya
Jarak yang sudah ditetapkan dalam aturan i nternasional adalah sebagai berikut:
1. Kelas pertama: 15 km, 20 km, 21, 100 km (setengah jarak marathon)
2. Kelas kedua: 25 km, 30 km, 42,195 km.
3. Untuk kelompok beregu jarak tempuh dapat diatur sebagai berikut: pelari pertama dengan
jarak tempuhb 5 km, kedua dengan jarak tempuh 10 km, begitu selanjutnya sampai yang
terakhir dengan jarak tempuh 7,195 km.
LOMPAT JAUH
4. Teknik Mendarat
Dalam teknik ini, atlet harus berupaya mendarat dengan sebaik mungkin. Jangan sampai
badan atau lengan jatuh ke belakang. Pendaratan pada bak lompat dimulai dengan posisi
kedua tumit kaki dan kedua kaki agak rapat. Gerakan- gerakan waktu pendaratan harus
dilakukan dengan kedua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat dalam lompat jauh
adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan, diikuti dengan dorongan pinggul ke depan.
Sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang dapat berakibat fatal bagi atlet itu
sendiri.
2) Gaya Belakang
Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan
diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung
telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah
lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki
kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayun ke kiri untuk berpijak dan terjadilah
sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan
kaki kiri diayun ke belakang.
2) Ukuran Cakram
1) Berat cakram untuk senior putra adalah 2 kg dengan diameter 219 mm-221 mm dan
tebal 44 mm hingga 46 mm.
2) Berat cakram untuk senior putri adalah 1 kg dengan diameter 180 mm - 182 mm dan
tebal 37 mm hingga 39 mm.
3) Berar cakram untuk junior putra adalah 1,25 kg dengan diameter 180 mm - 182 mm
dan tebal 37 mm - 39 mm.
4) Berat cakram untuk junior putri adalah 0,75 kg dengan diameter 145 mm - 170 mm
dan tebal 25 mm hingga 35 mm.
3) Lapangan Lempar Cakram
1) Diameter lingkaran untuk melempar adalah 2,50 meter.
2) Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen,
aspal, dan lain- lain. Ligkaran lemparan dikelilingi dengan sangkar (pagar kawat)
untuk menjamin keselamatan petugas, peserta, dan penonton.
Untuk cara memegang lembing satu ini, pegangan berfokus pada jari telunjuk serta jari
tengah yang bertugas menjepit lembing tepat di belakang bagian pegangan. Tentunya
pada setiap pegangan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, dan untuk
teknik pegangan ini pun sama baiknya dengan yang lain hanya memang tidak sepopuler
American style. Pada dasarnya, memegang lembing dengan genggaman huruf “V” cukup
menguntungkan bagi pelemparnya. Karena pegangan ini mampu menjadi pencegah
terjadinya luka dibagian siku pelempar yang diakibatkan biasanya oleh pelencengan.
Hanya saja memang ketika melempar, lilitan tipisnyalah yang nantinya menyebabkan
masalah sehingga harus mempertimbangkan sebelum menggunakannya. Tidak ada
teknik pegangan yang lebih baik dari yang lain karena sebetulnya masalah teknik
pegangan lembing kembali ke masing-masing kenyamanan pelemparnya. Seorang atlet
perlu memilih jenis pegangan yang paling sesuai dengannya, yakni yang dianggap paling
pas dan cocok sesudah melakukan latihan untuk setiap teknik memegang lembing.
b. Teknik membawa Lembing
2) Pastikan lembing dilempar di atas kaki kiri dan lembing juga lepas dari tangan dengan 45
° sudut lemparan. Pergerakannya mirip ketapel dari lengan bawah tangan kanan.
3) Sementara itu, pastikan untuk luncurkan kaki kanan di tanah dan saat pelepasan lembing
maka terjadilah pada satu garis lurus yang berasal dari pinggang ke tangan pelempar
sementara tubuh serta kepala condong ke sisi kiri.
4) Selama pelepasan lembing, tekuk lengan kiri dengan tujuan memblok dan pastikan tubuh
seimbang dan mempertahankan posisi yang sudah diciptakan saat melempar supaya tidak
makin condong ke depan.
5) Penting untuk tubuh menjaga keseimbangan supaya tidak berakibat pada diskualifikasi.
Pada proses penyeimbangan tubuh, pusatkan pada satu kaki tumpuan.
f. Posisi tubuh pasca lemparan
Sesudah menolakkan kaki kanan ke atas dan juga ke depan mendarat, angkat kaki ke
belakang dan agak miringkan bagian tubuh sambil agak condong ke depan. Kaki kiri tetap
mengarah ke belakang secara rileks sementara tekukkan siku tangan kanan yang berada di
bawah supaya lebih dekat ke perut.
Untuk posisi tangan kiri, pastikan untuk tetap rileks dan lemas ke belakang. Pandangan harus
tetap fokus ke depan mengikuti arah jalannya lembing sekaligus di tempat jatuhnya. Ketika
posisi salah baik dalam melempar dan melepas, maka hasil lempar lembing pun
kemungkinan akan kurang memuaskan.
g. Sarana dan prasarana dalam Lempar Lembing
Lempar Lembing dilakukan di lapangan terbuka dengan menggunakan lembing, yang
mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1) Lembing Untuk putra:
1) Berat 800 gram
2) Panjang 260-270 cm.
3) Panjang lilitan untuk pegangan 15-16 cm
Untuk putri:
1) Berat 600 gram
2) Panjang 220-230 cm
3) Panjang lilitan untuk pegangan 15-16 cm