Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

The mother of sport, begitulah gelar yang disandang oleh cabang olahraga
atletik, di mana gerakan-gerakan yang ada dalam atletik seperti: jalan, lari, lompat
dan lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga, sehingga tak heran jika
pemerintah mengkategorikan cabang olahraga atletik sebagai salah satu mata
pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa.
Atletik merupakan unsur olahraga terpenting pada suatu penyelenggaraan
olimpiade. Ini dikarenakan pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga lain
dapat dicapai melalui latihan nomor-nomor atletik, khususnya dalam peningkatan
kondisi fisik. Nilai edukatif dari cabang atletik dapat dijadikan dukungan dalam
pengembangan sumber daya manusia yang potensial dalam olahraga.
Salah satu nomor pada cabang atletik adalah tolak peluru. Faktor tersebut
ada yang bersifat internal misalnya ; bakat, emosi, suasana hati, motivasi dan lain-
lain. Sedangkan faktor yang bersifat eksternal diantaranya faktor pelatih, sarana
dan prasarana, lingkungan dan sosial budaya. Prestasi pada nomor atletik dapat
dicapai melalui latihan yang khusus dan teratur dalam jangka waktu yang relatif
lama. Potensi yang cocok dengan cabang olahraga yang ditekuninya seperti
keadaan fisik, penguasaan teknik dan persyaratan lainnya semestinya dimiliki
oleh seorang atlet.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi :
a. Apa pengertian Atletik ?
b. Apa saja olahraga yang termasuk ke dalam Ateltik ?
c. Apa pengertian tolak peluru ?
d. Bagaimana sejarah munculnya tolak peluru ?
e. Bagaimana teknik dalam memainkan tolak peluru ?
f. Apa saja gaya dalam tolak peluru ?
g. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam olahraga tolak peluru?
h. Peralatan apa saja yang diperlukan dalam olahraga tolak peluru?
i. Bagaimana kriteria lapangan untuk tolak peluru ?
j. Apa saja faktor penentu keberhasilan dalam tolak peluru ?

3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mengkaji lebih dalam materi cabang olahraga atetik tolak peluru
b. Memenuhi nilai tugas mata pelajaran Penjaskes

4. Manfaat Penulisan
Manfaat yang kami dapat selaku penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Menambah wawasan penulis mengenai cabang olahraga atletik tolak peluru
b. Sebagai sumber referensi atau literatur wawasan seputar olahraga atletik
khususnya tolak peluru
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Atletik
a. Pengertian Atletik
Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang terdiri dari
nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik berasal dari bahasa Yunani
athlon yang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan,
sedangkan orang yang melakukannya dinamakan athlete (atlet). Menurut
Sukirno, (2010: 22) menyatakan bahwa “atletik adalah olahraga yang paling
tua dan merupakan induk dari semua cabang olahraga, oleh sebab itu atletik
sering disebut sebagai the mother of sport”. Eri Priatna, (2008: 8) menyatakan
bahwa “Sebagian besar kegiatan atletik dilakukan di lintasan dan lapangan.
Orang inggris menyebut atletik dengan sebutan track and field sport.
Track artinya lintasan dan field artinya lapangan.Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa atletik merupakan suatu bentuk kegiatan manusia sehari-
hari yang diperlombakan dalam 8 bentuk jalan, lari, lempar, dan lompat. Oleh
sebab itu, atletik merupakan dasar bagi pembinaan olahraga sehingga atletik
sangat penting untuk diajarkan dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi bidang olahraga.

b. Sejarah Singkat Atletik


Dimulai oleh bangsa Yunani yang pertama kali menyelenggarakan
perlombaan atletik. Hal ini dapat dibaca dari karya pujangga Yunani Purba
bernama Homerus. Atletik itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani “Athios”, artinya lomba. Pada waktu itu cabang olahraga atletik
dikenal dengan pentahlon atau panca lomba dan decathlon atau dasa lomba.
Pada buku Odysus,karya Hemerun menerangkan bahwa petualangan Odysus
mengunjungi kepulauan di sebelah selatan Yunani, oleh kepala suku diadakan
upacara penyambutan. Dalam upacara tersebut diadakan perlombaan yang
terdiri dari: lari, lempar cakram, tinju, dan gulat. Pada tahun 776 SM, Yunani
mengadakan Olimpiade. Juara pentahlon atau pancalomba dinyatakan sebagai
juara Olimpiade.
Pada nomor lari (marathon), nomor ini merupakan kegiatan berlari
yang telah dimulai sejak tahun 490 sebelum Masehi. Kegiatan ini berawal dari
sebuah kota kecil yang bernama Marathon, 40 km dari Athena. Baru pada
tahun 1908, jarak marathon dibakukan menjadi jarak 42,195 km. Sejak itu,
cabang olahraga marathon selalu menjadi puncak sekaligus penutup seluruh
rangkaian olahraga. Olimpiade modern dilaksanakan atas prakarsa seorang
warga negara Prancis yang bernama Baron Peire Louherbin pada tahun
1896 bertempat di Athena Yunani. Dalam Olimpiade tersebut nomor atletik
merupakan tambang medali yang diperebutkan.
Meskipun atletik telah ada dari sejak lama, tapi organisasi atletik
internasional baru terbentuk pada tanggal 17 Juli 1912 pada Olimpiade ke-5 di
Stockhom, Swedia dengan nama “International Amateur Athletic
Federation” yang disingkat IAAF. Sejak saat itu, atletik mengalami
perkembangan yang sangat pesat hingga ke Indonesia dan dibuktikan dengan
berdirinya PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) ada tanggal 3
September 1950.

c. Nomor – Nomor Atletik


Di dunia terdapat tujuh nomor atletik yang dilombakan, yakni: jalan
cepat, lari, lempar, lompat, pancalomba, sapta lomba, dasalomba. Nomor jalan
cepat dapat dilakukan oleh semua orang, namun dalam perlombaan tujuan
olahraga ini adalah sampai digaris finish secepat mungkin dengan cara
berjalan. Jarak yang harus ditempuh atlet putra dan putri berbeda. Atlet putra
dan putri tidak pernah bersaing dalam satu perlombaan. Pada nomor jalan
cepat atlet putra menempuh jarak yang lebih panjang dibanding atlet putri.
Atlet putra menempuh jarak 10 km, 20 km, 30 km, dan 40 km. Sedangkan
atlet putri menempuh jarak 3 km, 5 km, 10 km dan 20 km. Nomor lari pada
pertandingan olahraga dibagi menurut jarak lintasan yang harus ditempuh.
Lari adalah gerakan maju ke depan dari seluruh tubuh dimana ada saat
melayang di udara. Lintasan pertandingan lari terbagi dalam tiga kelompok,
yaitu: lari jarak pendek/sprint (100-400 m), lari jarak menengah (800-3000
m), dan lari jarak jauh (diatas 3000 m), selain itu ada juga nomor lari
marathon yang menempuh jarak lebih dari 42 kilometer.
Nomor lempar bagi putra terbagi menjadi lempar lembing, lempar
cakram, tolak peluru dan lontar martil. Untuk putri terdiri dari lempar
lembing, lempar cakram dan tolak peluru. Lempar lembing merupakan
gerakan melemparkan lembing dengan ukuran tertentu sesuai dengan aturan
yang ada, dengan tujuan mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Lempar cakram
merupakan suatu bentuk gerakan melempar suatu alat yang berbentuk bulat
dan pipih dengan ukuran tertentu yang terbuat dari kayu atau bahan lain, yang
dilakukan dengan satu tangan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya,
sesuai dengan aturan yang berlaku. Tolak peluru merupakan gerakan
menolakan peluru dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.
Sedagankan lontar martil merupakan olahraga terakhir 9 dari nomor lempar
atletik. Lontar martil hampir sama dengan tolak peluru, dalam lontar martil,
martil berbentuk seperti bola (terbuat dari baja dan dilengkapi dengan pelontar
dari logam).
Nomor lompat terdiri dari lompat tinggi dan lompat jauh. Lompat jauh
merupakan suatu gerakan melompat dengan menggunakan tumpuan satu kaki
yang bertujuan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Bambang Wijanarko
dkk, (2010: 11) menyatakan bahwa “lompat tinggi merupakan suatu bentuk
lompatan yang dilakukan dengan awalan lari, bertumpu dengan satu kaki
untuk berusaha mengangkat badan agar dapat melewati mistar yang telah
dipasang diatas penompang tiang lompat tinggi dengan setinggi-tingginya”.
Panca lomba terdiri dari lompat tinggi (hari ke-1), lompat jauh dan lari 800 m
(hari ke-2). Sapta lomba terdiri dari lempar lembing dan lari 200 m (hari ke-
1), lompat tinggi, tolak peluru dan lari 800 m (hari ke-2), dasa lomba terdiri
dari lari 100 m, lompat jauh, tolak peluru, lompat tinggi, dan lari 400 m (hari
ke-1), lari 110 gawang, lempar cakram, lompat tinggi galah, lempar lembing
dan lari 1.500 m (hari k-2).

2.2 Tolak Peluru


a. Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar yang terdapat dalam
cabang olahraga atletik. Meskipun termasuk dalam nomor lempar, namun
penyebutannya bukan lempar peluru, tapi tolak peluru. Hal ini karena peluru
tidak dilemparkan, tetapi ditolakkan atau didorong dari bahu. Eddy Purnomo
dan Dapan (2011:131) menyatakan, “Tolak Peluru adalah suatu gerakan
menolak suatu benda yang berbentuk bulat dengan berat tertentu yang terbuat
dari logam (peluru) untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Berdasarkan pengertian tolak peluru tersebut menunjukkan bahwa
peluru adalah suatu alat yang bundar yang terbuat dari logam, tembaga tau
kuningan yang memiliki berat tertentu yang pelaksanaannya harus ditolakkan
dari bahu untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Di dalam peraturan IAAF
dalam pelaksanaannya, menolak peluru dapat digunakan dengan dengan
menyamping (gaya ortodoks) atau membelakangi sektor lemparan (gaya
O’brien) dengan ukuran berat peluru yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Putra junior dan Putra/junior/senior adalah 4 kg
2. Putra remaja adalah 5 kg
3. Putra junior adalah 6 kg, dan
4. Putra senior 7,25 kg” (IAAF, 2006/2007:163).

b. Sejarah Tolak Peluru


Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di
Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan
menggunakan bola batu. Sementara kegiatan pertama yang menggambarkan
tolak peluru modern, tampaknya terjadi di zaman pertengahan ketika serdadu
menyelenggarakan pertandingan dengan melempar beban yang disebut canon
balls atau peluru meriam. Pertandingan tolak peluru tercatat pada awal abad
ke-19 di Skotlandia dan merupakan bagian dari kejuaraan amatir di Inggris
tahun 1866. Tolak peluru merupakan event olimpiade modern asli yang
diadakan di Athena, Yunani tahun 1896. Tolak peluru diadakan sebagai
nomor terpisah untuk putra dan putri dan juga sebagai bagian dari dasa lomba
dan sapta lomba.
Menurut Homer, dahulu tolak peluru bernama lempar beban (weight
trowing).Hanya saja tak ada catatan sejarah mengenai bentuk atau bahkan
jenis beban persisnya (yang bisa ditelusuri dari data sejarah yang ada hanyalah
lempar batu) yang dipergunakan pada waktu itu.Namun demikian, olah raga
ini merupakan salah satu jenis latihan perang yang dilakukan oleh para
prajurit Troya yang kemudian dipertandingkan.Sekali lagi, kompetisi ini tidak
bisa dilacak jejaknya. Salah satu jejak yang bisa ditemukan dalam olah raga
lempar beban tersebut adalah kompetisi yang diadakan di Skotlandia pada
abad ke 1.Pada abad ke 16 di Inggris, Raja Henry ke VIII juga
menyelenggarakan pertandingan yang serupa, yakni lempar beban dan lempar
palu. Kompetisi pertama yang bentuknya mendekati tolak peluru masa kini
adalah kompetisi pada era pertengahan di mana kompetisi yang
diselenggarakan oleh kalangan militer ini diikuti oleh para prajurit yang
melemparkan bola besi sejauh mungkin dari titik tolak. Kompetisi tolak
peluru yang pertama kali terdokumentasikan adalah kompetisi di Skotlandia
sebagai salah satu bagian dari The British Amateur Championships pada
tahun 1866.Sejak saat itu olah raga ini mulai digemari khususnya di negara-
negara Eropa dan menjadi salah satu nomor atletik yang dipertandingkan
dalam olimpiade modern pertama di Yunani pada tahun 1896

c. Teknik Tolak Peluru


Teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan
rasional yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik dalam suatu
pertandingan maupun latihan. Peningkatan prestasi dalam olahraga menuntut
adanya perbaikan dan pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuan.
Peningkatan prestasi tolak peluru selalu menuntut perubahan teknik. Hal ini 8
berarti setiap saat teknik selalu berkembang sesuai dengan tuntutan
peningkatan prestasi olahraga atau terjadi sebaliknya dengan dikemukakannya
teknik-teknik baru, maka prestasi olahraga menjadi meningkat. Menolak
peluru sejauh-jauhnya merupakan tujuan utama dari tolak peluru. Untuk dapat
menolak peluru sejauh-jauhnya harus menguasai teknik tolak peluru yang
baik dan benar. Menurut Jess Jarver (2009.75) teknik tolak peluru yang harus
dikuasai meliputi, “(1) Cara memegang peluru, (2) Sikap badan pada waktu
akan menolakkan peluru, (3) Cara menolakkan peluru, (4) Sikap badan setelah
menolakkan peluru, (5) Cara mengambil awalan”. Untuk lebih jelasnya teknik
pelaksanaan tolak peluru diuraikan secara singkat sebagai berikut :
1) Cara Memegang Peluru
Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung
telapak tangan bagian atas, yang dekat dengan jari-jari tangan. Jari-jari tangan
direnggangkan atau dibuka, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk,
dipergunakan untuk menahan dan memegang peluru bagian belakang.
Sedangkan jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk memegang/menahan
peluru bagian samping, yaitu agar peluru tidak tergelincir ke dalam atau ke
luar. Ke dalam ditahan oleh ibu jari dan ke luar ditahan oleh jari kelingking.
Perhatikan gambar berikut ini :
Setelah peluru tersebut dapat dipegang dengan baik, kemudian
letakkan di bahu dan menempel (melekat) pada leher. Siku diangkat ke
samping sedikit agak serong ke depan. Pada waku memegang dan meletakkan
peluru pada bahu, usahakan agar keadaan seluruh badan dan tangan jangan
sampai kaku, tetapi harus dalam keadaan lemas (rileks). Tangan dan lengan
yang lain membantu menjaga keseimbangan. Perhatikan gambar berikut :

2) Sikap Badan
Pada Waktu Akan Menolak Berdiri tegak menyamping ke arah
tolakan, kedua kaki dibuka lebar (kangkang), kaki kiri lurus ke depan, kaki
kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sedikit agak serong ke atas lemas.
Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan,
pandangan diarahkan ke arah tolakan. Perhatikan gambar berikut :
3) Cara Menolakkan Peluru
Bersamaan dengan memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik serong
ke atas ke belakang (ke samping kiri), pinggul dan pinggang serta perut di
dorong agak ke depan atas hingga dada menghadap ke depan serong ke atas
ke arah tolakan. Dagu diangkat dan agak ditengadahkan, pandangan ke arah
tolakan. Pada saat seluruh badan (dada) menghadap ke arah tolakan,
secepatnya peluru itu ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah
tolakan (parabola) bersamaan dengan bantuan menolakkan kaki kanan dan
melonjakkan seluruh badan ke atas serong ke depan (kalau menolak dengan
tangan kanan, sedangkan dengan tangan kiri dengan sebaliknya). Perhatikan
gambar berikut :

4) Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru


Sikap akhir menolak peluru merupakan salah satu faktor yang
menentukan sah tidaknya tolakan yang dilakukan. Menurut Edy Purnomo &
Dapan (2011:131) cara melakukan gerakan dan sikap akhir setelah menolak
sebagai berikut: Setelah peluru ditolakkan atau didorong itu lepas dari tangan,
secepatnya kaki yang digunakan untuk mendarat dengan lutut agak
dibengkokkan. Kaki kiri diangkat ke belakang lurus dan rileks untuk
membantu keseimbangan. Badan condong ke depan, dagu diangkat, badan 11
agak miring ke samping kiri pandangan ke arah jatuhnya peluru. Tangan
kanan dan siku agak dibengkokkan berada di depan sedikit agak ke bawah
badan, tangan atau lengan kiri rileks lurus ke belakang untuk membantu
menjaga keseimbangan. Perhatikan gambar berikut :

5) Cara Mengambil Awalan


Di dalam perlombaan tolak peluru, tolakan selalu menggunakan
awalan guna mendapatkan kekuatan tolakan secara maksimal. Awalan dalam
tolak peluru sangat penting yaitu untuk memadukan antara gerak awal dalam
mengambil sikap menolak serta dilanjutkan dengan sikap menolak. Menurut
Edy Purnomo & Dapan (2011:131) cara mengambil awalan dalam tolak
peluru adalah sebagai berikut : Pada waktu akan melakukan tolakan, kaki
yang depan (kaki kiri) digerakkan ke depan ke belakang, atau diputar guna
mendapatkan keseimbangan yang sempurna. Bersamaan dengan menolakkan
kaki kanan ke depan ke arah tolakan, kaki kiri digerakkan ke depan agak ke
samping kiri lurus hingga menyentuh balok panahan. Usahakan badan agak
rendah dengan lutut kaki kanan agak dibengkokkan. Pada saat kaki kiri
menyentuh balok panahan, secepat mungkin badan diputar ke arah tolakan,
bersama dengan pinggul, pinggang, dan perut didorong ke depan hingga
badan menghadap arah 12 tolakan. Secepat mungkin peluru ditolakkan
sekuat-kuatnya ke depan atas dengan bantuan menggerakkan seluruh tenaga
badan. Perhatikan Gambar berikut :
d. Gaya Tolak Peluru
Ada dua macam gaya tolak peluruh yang sering digunakan pada tolak
peluru, ialah gaya lama atau ortodoks dan gaya baru atau gaya O’Brien. Jika
ada gaya lain hanyalah merupakan variasi dari kedua gaya tersebut.
1. Teknik Tolak Peluru dengan Awalan Menyamping (Gaya Ortodox)
Cara melakukandantekniktolakpelurugayasampingialahsebagaiberikut :
 Peluru siap dipegang pada tangan kanan lalu diletakkan dipangkal
leherseperti yang disebutkan diatas yakni cara memegang peluru pada
tolak peluru.
 Sikap permulaan berdiri agak miring, arah tolakkan berada disebelah
kiri badan. Lutut kaki kaki kiri diarahkan menjulur kebelakang lurus
namun tetap santai dan lemas lalu berpijak pada ujung kaki. Lengan
kiri diangkat santai hingga setinggi bahu atau lebih. Sebagian besar
berat badan tertumpu pada kaki kanan, namun pandangan kedepan dan
agak kebawah.
 Sebelum meluncurkan kekiri, baiknya kaki kiri di angkat ke depan
serta melingkar kesisi kiri dan kembali mempijakan ditempat semula.
Ayunkan kaki kiri ini untuk mendapat gerakkan pendahuluan, hanya
untuk mendapatkan pendahuluan (seperti kuda-kuda).Maka gerakkan
pendahuluanya untuk mendapatkan keseimbangan .Lalu gerakan
pendahuluan tersebut cukup dilakukan 2 sampai 3 kali.
 Setelah badan seimbang dan cukup kuat, maka pada ayunan kaki yang
terakhir, kaki kiri tersebut tidak harus diletakkan ditanah, namun lebih
baik lagi agak ditarik kekanan sehingga posisi pangkal betis kiri
berada dibelakang betis atau kaki kanan, bahkan lebih kekanan lagi
seperti menyilang. Kaki kiri digoyangkan secara cepat kesisi kiri
sambil menolakan kaki kanan. Tolakan kaki kanan tersebut agak datar
dan rendah, bukan meloncat atau melambung. Akhir dari gerakkan
meluncur kekiri ini, kaki kanan turun terlebih dulu kira-kira seperti
pada pusat lingkaran, bahkan kaki kiri terus dijulurkan jauh kesisi kiri,
seperti saat mempijakan di tanah ujung telapak kaki mendekati sedikit
menyentuh bidang pada balok penahan. Saat seperti itu sikap posisi
menolak seperti yang telah disebutkan diatas.

2. Teknik Tolak Peluru dengan Awalan Membelakangi Sektor Tolakan


(Perry Obrien’s)
Cara melakukandantekniktolakpelurugayabelakangialahsebagaiberikut :
 Peluru siap untuk dipegang dan ditaruh tepat pada pangkal leher
menggunakan tangan kanan.

Sikap pemula berdiri membelakangi pada arahh tolakkan.


Menegakkan kaki kanan, kaki kiri persis terjulur lurus dan santai ke
belakang memijak di ujung kaki. Berat badan sebagian besar tertumpu
pada kaki kanan. Pandangan melihat kebawah dan kedepan sekitar 5-
10 meter. Dengan posisi tersebut pada seluruh bagian badan santai dan
konsentrasi untuk mengatur pernapasan.
 Pada Waktu yang sama, badan di arahkan agak miring kedepan lalu
kaki kiri diangkat santai ke menghadap atas mendekati dengan datar
tanah, Sisi lengan kiri turun agak lurus dan lemas menghadap ke depan
lalu bawah. Selanjutnya lutut kanan dan kiri ditekuk, hingga paha
kanan hamper menyentuh bagian dada. Dengan posisi tersebut, lutut
kiri untuk segera meluruskan, digerakan dan diayunkan secara cepat
ke belakang dan dibarengi tolakkan kaki kanan lutut samping dengan
lurus. Tolakkan kaki kanan kebelakang tersebut harus rendah dan
sebisa mungkin cepat bahkan agar gerakkan meluncur gerakkan ini
lancar dan tidak lambung. Selama peluncuran ke belakang, baiknya
badan untuk terus direndahkan dan miring ke depan serta tetap
membelakangi arah pada tolakkan.
 Akhir pada luncuran ke belakang tersebut berawal dengan
mendaratkan kaki kanan terlebih dulu kurang lebih pada pusat
lingkaran, lalu dilanjutkan dengan kaki kiri memijak disebelah kiri dan
garis tengah, pada bagian ujung kaki agak sedikit bersentuhan dengan
bidang pada balok penahan. Ketika kaki ini berpijak, maka terjadi
sikap untuk siap posisi menolak.
 Dengan sikap dan posisi menolak tersebut, peluru bisa langsung
ditolakkan dengan cara yang telah disebutkan sebelumnya diatas.
e. Hal – Hal Penting Dalam Tolak Peluru
1. Aturan dalam Olahraga Tolak Peluru
Dalam olahraga tolak peluru, ada beberapa aturan yang tidak boleh
dilanggar, yang meliputi :
a. Atlet boleh memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja.
Biasanya para atlet memilih untuk masuk lingkaran dari sisi
belakang dan samping.
b. Atlet tolak peluru hanya memiliki waktu 60 detik untuk
menyelesaikan pertandingan setelah namanya dipanggil.
c. Atlet tidak diperkenankan menggunakan sarung tangan, namun
masih boleh menggunakan pelindung ruas jari (taping) selama
pertandingan.
d. Atlet diperbolehkan hanya 3 kali lemparan, maka jika lebih dari itu
akan di diskualifikasi
e. Atlet harus menahan peluru dengan menggunakan lehernya selama
ia melakukan gerakan untuk tolakan.
f. Peluru harus dilontarkan hanya dengan menggunakan satu tangan
dengan posisi lebih tinggi dari bahu.
g. Atlet hanya boleh melakukan gerakan tolakan di dalam lingkaran
saja, ia menyentuhkan kakinya sedikit saja di luar batas lingkaran,
maka ia dinyatakan diskualifikasi.
h. Peluru harus mendarat pada sektor area pendaratan yang disediakan
(34.92 dejarad).
i. Atlet harus meninggalkan lingkaran setelah melakukan lemparan
hanya dengan melewati sisi lingkaran bagian belakang.
j. Atlet hanya boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.
2. Hal – Hal yang Disarankan
a. Bawalah tungkai kiri merendah
b. Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai
kiri memimpin di belekang
c. Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah
bergerak
d. Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan
e. Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
f. Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama
mungkin
g. Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
h. Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri

3. Hal – Hal yang Patut Dihindari


a. Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan
b. Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
c. Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
d. Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
e. Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
f. Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
g. Terlalu awal membuka badan
h. Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan

f. Peralatan Dalam Olahraga Tolak Peluru


Adapun fasilitas yang dibutuhkan dalam olahraga tolak peluru yakni :
1. Peluru
 Peluru untuk pria diameter minimal 110 mm dan maksimal 130 mm.
a. Untuk junior putra = 5 kg
b. Untuk senior putra = 7,257 kg
 Peluru untuk wanita diameter minimal 95 mm dan maksimal 110 mm.
a. Untuk junior putri = 3 kg
b. Untuk senior putri = 4 kg
2. Rol meter terbuat dari baja, gunanya untuk mengukur jarak tolakan
3. Bendera untuk memberi tanda pada bekas tolakan.
4. Kapur atau Tali Rafia sebagai penanda akhir.

g. Lapangan Tolak Peluru


Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran berdiameter 2,135 m.
Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok
dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya.
Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang
padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20
mm-6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus
dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri
lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran
tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus
dicat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam
sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam
lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya

1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

h. Faktor Penentu Keberhasilan dalam Tolak Peluru


Faktor penentu dalam tolak peluru secara umum ada 2, yakni teknik
dan postur tubuh atlet. Memang tak bisa dipungkiri bahwa atlet berbadan besar
cenderung memiliki energi besar dan cocok untuk olah raga ini, namun bukan
berarti atlet bertubuh sedang atau bertubuh kecil tidak bisa melakukannya,
asalkan tolak peluru ini dilakukan dengan teknik yang baik serta dilakukan
dengan energi besar (soal energi bisa dilatih tanpa harus selalu berkaitan
dengan ukuran tubuh), maka hasil tolakan akan juga jauh. Faktor lain yang
mendukung adalah konsentrasi, kondisi dan suasana lapangan,pelatih serta
yang terpenting adalah intensitas dan kualitas latihan para atlet.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Atletik merupakan suatu bentuk kegiatan manusia sehari-hari yang
diperlombakan dalam 8 bentuk jalan, lari, lempar, dan lompat. Salah satu nomor
atletik yakni tolak peluru.Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga
melempar dalam atletik dimana sang atlet akan melemparkan sebuah bola besi
sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik pendaratan dengan menggunakan
teknik tertentu dan aturan main yang telah ditetapkan. Ada beberapa aturan
yang harus diperhatikan, serta fasilitas berupa alat dan lapangan yang
mendukung. Tolak peluru seperti olahraga lainnya juga memiliki teknik dasar
dalam permainanya, diserta 2 gaya utama yakni gaya menyamping dan gaya
Perry Obrien’s .Faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan olahraga ini
adalah teknik dan postur tubuh atlet. Tolak peluru menjadi salah satu olahraga
penting dalam pendidikan Olahraga di tingkat SD, SMP, SMA, maupun
Perguruan Tinggi.

3.2 Saran
 Menjadikan Makalah ini sebagai sumber referensi dan literature penunjang
pembelajaran di sekolah
 Melakukan revisi dan pengkajian ulang terhadap tulisan sejenis lainnya
guna menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Aqoel.2012.Sejarah Atletik Dunia Penjas. Diakses melalui


http://aqoel.blogspot.com/2012/12/sejarah-atletik-dunia-penjas.html
Amira,Said.2012.Nomor – Nomor yang Diperlombakan Dalam Cabang Olahraga
Atletik.Diakses melalui http://olahraga101.blogspot.com/2012/03/nomor-
yang-di-perlombakan-dalam-atletik.html
Benny, Afandi.2012. Mengenal Cabang Olahraga Atletik Tolak Peluru.
Diakses melalui : http://man1802000.blogspot.com/2012/07/mengenal-cabang-
olaharaga-atletik.tolak.peluru.html
Gerald, Thomo.2016. Makalah Penjaskes Atletik Tolak Peluru.
Diakses melalui : http://bista119801802000.blogspot.com/2016/02/makalah
penjaskes.atletik.tolak.peluru.html
MAKALAH PENJASKES
ATLETIK : TOLAK PELURU

Disusun Oleh :

Desak Putu Risma Widyantari (03 / XII MIPA 8)


Komang Pranayoga Prandana P (15 / XII MIPA 8)
Ni Komang Sukma Pradnyani (22 / XII MIPA 8)
Ni Luh Lidya Pramesti Yudiana (23 / XII MIPA 8)
Putu Ayu Pramesti Sitha Dewi (29 / XII MIPA 8)
Putu Sucita Anjani (33 / XII MIPA 8)
Disampaikan Kepada :
I Gusti Ngurah Putu Oka Wiarsana, S.Pd

SMA NEGERI 4 DENPASAR


2018
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
Tuhan Yang Maha Esa atas segenap anugrah yang telah dilimpahkan kepada
kami, sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu.
Laporan hasil observasi ini didedikasikan untuk memenuhi tugas dalam
mata pelajaran Penjaskes. Didalam laporan ini, dipaparkan materi mengenai
tolak peluru secara spesifik sebagai salah satu cabang olahraga atletik.
Selain daripada itu, esensi utama penulisan laporan ini tak lain adalah untuk
menambah pengetahuan dan mengajak pembaca untuk mengetahui lebih
dalam tentang cabang olahraga tolak peluru.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengambil informasi dengan
pengkajian pustaka melalui media cetak (buku) dan media elektronik
(internet). Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini. Terlepas dari itu semua, kami
menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini, untuk itu dengan
senang hati, kami menerima pembenahan berupa kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini, serta bahan evaluasi untuk
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Sekian beberapa patah kata yang dapat kami ungkapkan, akhir kata kami
ucapkan terimakasih.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om

Denpasar, 22 Juli 2018


Kelompok 4

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN………………..…......………….............................................1
1. Latar Belakang………………………………………………………....1
2. Rumusan Masalah.………………………………………………........1
3. Tujuan Penulisan.…………………………………………………......2
4. Manfaat Penulisan…………………………………………………....2
BAB II KAJIAN TEORI……...……………...………………………………......3
2.1 Atletik…………………………………………………………………….....3
2.2 Tolak Peluru………………………………………………………….......6
BAB III PENUTUP……………………………………………………………...19
3.1 Kesimpulan……………………………………..……………………....19
3.2 Saran…………………………………………......………………………..19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...20

Anda mungkin juga menyukai