Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru
pembimbing Penjasorkes. Selain itu, penyusunan makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai “Lompat Tinggi”.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Guru Penjasorkes kami
telah banyak membimbing kami dalam penyusunanan makalah ini..

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami
menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya
menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
dan semoga karya tulis ini bermanfaat untuk kami dan untuk pembaca.

Banjarnegara, 12 Desember 2017


Penyusun

Shabrina Angger
Pratiwi

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
1
DAFTAR ISI ........................................................................................................
2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................


3
A.      Latar Belakang .................................................................................................
3
B.      Tujuan ..............................................................................................................
3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
4
A. Pengertian Lompat Tinggi...................................................................................
4
B. Sejarah Lompat Tinggi.........................................................................................
7
C. Tahapan Lompat Tinggi.......................................................................................
9
D. Gaya Lompat Tinggi......................................................................................... ...
10
E. Sarana dan prasarana lompat tiggi........................................................................
F. Peraturan Lompat Tinggi.........................................................................................
15

2
BAB III PENUTUP...............................................................................................
18
 Kesimpulan ..................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


19

BAB I

3
PENDAHULUAN

B. Latar Belakang
Lompat tinggi termasuk salah satu nomor dalam cabang olahraga
atletik.Lompat tinggi itu sendiri adalah salah satu keterampilan untuk melewati
mistar yang berada di kedua tiangnya.Tujuan dari lompat tinggi adalah
mendapatkan lompatan yang setinggi mungkin.Ketinggian lompatan yang di capai
oleh seorang pelompat terhantung dari kemampuan dan persiapan bertanding dari
masing – masing atlit. Hingga saat ini,ada dua gaya yang di kenal dalam lompat
tinggi,yakni gaya guling perut ( straddle ) dan gaya flop.Gaya Stradle adalah gaya
dimana ketika badan melewati mistar dengan cepat diputar dan
dibalikkan,sehingga sikap badan di atas mistar telungkup.
Dalam  dunia  olahraga,  dikenal  banyak sekali cabang olahraga, antara
lain  adalah atletik, permainan, senam dan beladiri. Dari keempat cabang olahraga
tersebut, atletik mempunyai peranan  penting, karena gerakan-gerakannya
merupakan gerakan dasar bagi cabang olahraga lainnya. Atletik menurut Aip
Syarifuddin (1992 :2) berasal dari bahasa Yunani, yaitu  Athlon  yang artinya
pertandingan, perlombaan, pergulatan  atau perjuangan, sedangkan orang yang
melakukannya dinamakan  Athleta (Atlet). Dengan demikian dapatlah
dikemukakan, bahwa atetik adalah salah  satu cabang yang dipertandingkan atau
diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar.
 Atletik  merupakan  dasar  untuk  melakukan  bentuk-bentuk  gerakan 
yang terdapat didalam cabang olahraga yang lainnya. Dengan mengikuti kegiatan
latihan atletik, akan dapat diperoleh  berbagai pengalaman yang sangat berguna
dan bermanfaat bagi kehidupan, karena didalam melakukan kegiatan atletik akan
dilatih kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, ketepatan, daya tekan,
koordinasi gerak, keuletan, kedisiplinan dan percaya diri serta bertanggung jawab
(Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1992/1993 : 60).

B. Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini, mengandung maksud dan tujuan yaitu :

4
  Sebagai bahan ajar penulis sendiri
  Agar para pembaca lebih mengerti tentang dampak globalisasi terhadap kehidupan
sehari-hari.
  Sebagai pemenuhan dari tugas yang diberikan kepada penulis.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lompat Tinggi.

Kompetisi lompat tinggi di mulai pada abad ke-19 di Skotlandia. Pada saat itu
para peserta lompat tinggi menggunakan teknik gunting, jadi tidak boleh
sembarang dalam melompat, ada banyak teknik atau gaya yang bisa digunakan.
Pada abad ini, peserta lompat tinggi harus menggunakan gaya gunting dan jatuh
ke tanah dengan cara membelakang. Gaya lompat jauh ternyata mengakibatkan
peserta cedera, jadi untuk meminimalisir cedera menggunakan matras sebagai alat
untuk mendarat.

Lompat Tinggi merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang akan menguji
keterampilan melompat dengan melewati tiang mistar. Tujuan olahraga lompat
tinggi ini adalah untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati
mistar tersebut dengan ketinggian tertentu. Adapun tinggi mistar yang harus

5
dilewati oleh seorang atlet lompat tinggi minimal 2,5 meter dengan panjang mistar
minimal 3,15 meter. Olahraga Lompat Tinggi dilakukan pada lapangan atletik
dengan tanpa menggunakan bantuan alat tertentu.

Lompat tinggi merupakan olahraga yang menguji ketrampilan melompat dengan


melewat tiang mistar.Lompat tinggi adalah salah satu cabang dari atletik. Tujuan
olahraga ini untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar
tersebut dengan ketinggian tertentu.Tinggi tiang mistar yang harus dilewati atlet
minimal 2,5 meter,sedangkan panjang mistar minimal 3,15 meter.Lompat tinggi
dilakukan di arena lapangan atletik.Lompat tinggi dilakukan tanpa bantun alat.

Dalam pertandingan, mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil melewati


ketinggian mistar. Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki Peserta boleh
mulai melompat di mana ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu lompatan
akan dikira batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan
palang semasa membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila
tidak berjaya melompat Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak
tiga kali bertutrut-turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku)
akan terkeluar daripada pertandinga Seseorang peserta berhak meneruskan
lompatan (walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat
menuruskannya lagi mengikut peraturan Ketinggian lompatan di ukur secara
menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah disebelah atas padang.Setiap
peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk melakukan lompatan. Jika
peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia
dinyatakan gagal.Untuk menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha
melompat setinggi mungkin yang dapat dilakukan. Pemenang ditentukan dengan
lompatan tertinggi yang dilewati.

B. Sejarah Lompat Tinggi.

Sejarah Lompat tinggi tercatat pertamakali diadakan pada olimpiade di Skotlandia


pada abad ke 19. Pada saat itu tercatat lompatan tertinggi yang dilakukan oleh
atlet adalah 1,68 meter. Gaya lompat pada masa itu adalah gaya gunting.

6
Kemudian pada sekitar abad ke 20, gaya lompat tinggi telah dimodernisasi oleh
seorang warga Irlandia – Amerika bernama Michael Sweeney. Pada tahun 1895,
Michael Sweeney berhasil melakukan lompatan setinggi 1,97 meter gaya eastern
cut-off, dimana mengambil off seperti gunting, tapi memperpanjang punggungnya
dan mendatar di atas bar.

Warga Amerika lainnya bernama George Horine mengembangkan teknik lompat


yang lebih efisien bernama Western Roll. Melalui teknik ini, Horine bisa
mencapai lompatan setinggi 2,01 meter pada tahun 1912. Kemudian pada
Olimpiade Berlin (Tahun 1936), teknik lompatan ini menjadi dominan dilakukan
dan untuk cabang lompat tinggi telah dimenangkan oleh Cornelius Johnson yang
mencapai ketinggian 2.03 m.

Kemudian pada empat dekade berikutnya, pelompat Amerika dan Sovyet telah
merintis evolusi teknik straddle. Charles Dumas adalah orang pertama yang
menggunakan teknik ini mencapai ketinggian 2,13 m, pada tahun 1956. Kemudian
warga Amerika, John Thomas meningkatkan rekor dunia dengan ketinggian
lompatan 2.23 m (7 ft 3 3/4 in) pada tahun 1960. Dan akhirnya Valeriy Brumel
mengambil alih pencapaian dalam empat tahun ke depan. Jumper Soviet ini
mencatat ketinggian lompatan hingga 2,28 m (7 ft 5 3/4 in), dan berhasil
memenangkan medali emas Olimpiade pada tahun 1964, sebelum kecelakaan
sepeda motor mengakhiri karirnya

Dari Brumel inilah para atlet mencoba belajar dan mengembangkan olahraga
lompat tinggi hingga saat ini terdapat berbagai gaya dalam olahraga lompat tinggi
di dunia antara lain gaya gunting (Scissors), gaya guling sisi (Western Roll), gaya
guling Straddle dan gaya Fosbury Flop.

Meskipun event lompat tinggi diikut sertakan dalam kompetisi pada ollmpiade
kuno, kompetisi lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal abad ke-19 tepatnya
di Skotlandia dengan ketinggian 1,68 meter. Pada masa itu peserta menggunakan

7
metode pendekatan langsung atau teknik gunting.Lompat tinggi tidak dilakukan
secara sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai agar peserta
terhindar dari kecelakaan.Pada abad ke -19 peserta lompat tinggi mendarat dan
jatuh di atas tanah yang berumput dengan gaya gunting, yaitu dengan cara
membelakangi . Gaya ternyata banyak mengakibatkan cedera bagi para
peserta.Sementara kini, lompat tinggi dilakukan dengan mendarat di atas matras
sehingga kecelakaan dapat di minimalisir. Atlet lompat tinggi sekarang banyak
menggunakan teknik fosbury flop.

C. Tahapan Posisi Lompat Tinggi.

Saat ingin melakukan lompat tinggi ada beberapa teknik yang harus diperhatikan,
ada 4 tahapan posisi yang kamu harus ketahui sebelum melakukan teknik lompat
tinggi:

 Posisi Awalan adalah dengan gerakan berlari menuju mistar


 Posisi Tolakan adalah dengan gerakan tumpuan kaki pada lantai dasar
untuk menaikan badan menuju ke mistar.
 Posisi Melayang adalah gaya saat posisi badan berada di atas mistar atau
di udara
 Posisi Mendarat adalah Terjatuhnya badan saat di atas matras

D. Gaya Lompat Tinggi.

Berikut ini adalah 4 jenis gaya lompat tinggi yang biasa di gunakan oleh Atlit
lompat tinggi:

1. Teknik Straddle (Gaya Guling).

Gaya guling (straddle) merupakan gaya dimana badan kita melewati tiang dengan
cara diputar dan dibalikkan lagi. sehingga sikap badan kita saat di atas mistar
tertelungkup. Cara untuk melakukan gaya guling adalah, pelompat tinggi harus
mengambil awalan terlebih dahulu dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah.
Tumpuan terletak pada kaki yang paling kuat, kemudian ayunkan kedepan.
Setelah kaki diayunkan, untuk  bisa melewati mistar kemudian dengan cepat
badan kita balikkan, sehingga sikap badan kita diatas mistar telungkup. Pantat kita

8
usahakan lebih tinggi dari kepala kita, jadi kepala agak menunduk. Pada waktu
mendarat gunakanlah kaki kanan dan tangan kanan jika tumpuan menggunakan
kaki kiri, begitupula sebaliknya.

Teknik ini dilakukan dengan mengambil jarak awalan dari samping antara 4, 6, 8
atau 10 langkah tergantung pada ketinggian target yang ingin kita lewati. Jika
kamu menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan ayunkan kaki kanan ke belakang
menuju depan. Setelah kaki ayunan melewati, kemudian posisi badan saat di udara
atau di atas mistar dalam keadaan tengkurap. Posisi pinggang usahakan lebih
tinggi dibandingkan dengan posisi kepala. Ketika posisi terjatuh tumpuan berada
di kedua tangan dan kaki ayunan yang pertama mendarat. Kemudian dilanjutkan
dengan menggulingkan badan yang pertama adalah bagian punggung tangan dan
berakhir pada bahu.

Teknik Awalan Straddle.

 Mengambil posisi ancang-ancang yang tidak terlalu jauh


 Berlari dengan kecepatan sedang
 Pasisi awalan dari samping sekitar 30 derajat atau 40 derajat dengan posisi
tiang lompatan
 Berlari agak serong dari mistar
 Teknik Tolakan Straddle
 Menggunakan tumpuan kaki yang tersekat dengan mistar
 Ketika akan melakukan tolakan, posisi badan agak merebah atau sedikit
condong ke belakang
 Posisi kaki tumpuan menolak ke atas, hingga kedua lutut kaki lurus dan
kedua tangan dan kaki diayunkan dengan tenaga penuh ke depan

Teknik Straddle Saat di Atas Mistar

 Posisi badan tengkurap


 Ketika badan sudah mulai turun posisi kaki harus segera diluruskan ke
belakang
 Teknik Mendarat Straddle
 Jika menggunakan tumpuan kaki yang kiri, maka posisi pendaratan
memakai kaki kanan terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan
gerakan posisi berguling.

2. Teknik Flop.

9
Gaya ini diciptakan oleh Dick Ricarod Fosbury. Beliau adalah seorang pelompat
tinggi yang berasal dari Amerika Serikat. Dalam olimpiade Mexico yang diadakan
pada tahun 1968. Mr Fosbury menggunakan gaya tersebut dan berhasil menjadi
juara pertama lompat tinggi.

Mulai saat itu para ahli atletik banyak yang meneliti gerakan yang unik tersebut.
Keunikan dari gerakan Fosbury yaitu tubuh berada di atas mistar dengan posisi
terlentang dan jatuh menggunakan punggung masih dalam kondisi terlentang.
Cara melampaui mistar dengn teknik ini adalah kebalikan dari teknik straddle.
Jika pada lompatan stradle berguling di atas mistar dengan posisi perut
menghadap ke bawah (dari arah mistar). Sebaliknya jika teknik flop yaitu dengan
punggung yang menghadap ke bagian bawah arah agak serong ke kiri, tidak lagi
tegak lurus pada mistar.

Teknik Flop Awalan


    Pada awal teknik flop arahan dari depan, tegak lurus menghadap mistar. Jika
kamu menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan dari depan menuju tiang sandaran
mistar sebelah kanan. Bila sudah pada langkah-langkah terakhir mengubah arah
serong ke kiri, tidak lagi tegak lurus pada mistar.

Teknik Tolakan Flop. 

 Gunakan kaki terkuat pada tumpuan


 Bila menggunakan kaki kiri, diangkat dengan lutut kaki ditekuk bersamaan
dengan memutar badan ke arah awalan
 Badan harus membelakangi mistar
 Punggung berada di bagian bawah yang dekat dengan mistar
 Posisi punggung melengkung saat melewati mistar

Teknik Flop Saat di Atas Mistar.

 Bagian kepala harus lebih dahulu melewati mistar


 Selanjutnya dengan posisi badan yang terlentang
 Punggung menghadap ke bawah arah mistar.
 Saat mencapai ketinggian yang maksimal dan pinggang melewati mistar,
posisi kedua kaki digerakan atau diayun ke atas agar bisa melewati mistar
dengan sempurna.

10
Mendarat.
     Bagian tubuh yang mendarat terlebih dahulu jika melakukan teknik ini adalah
punggung. Hal ini disebabkan karena sikap tubuh yang terlentang saat melakukan
pendaratan dan teknik ini hanya boleh dilakukan dengan pendaratan yang
berbahan busa.

3. Gaya Gunting (Scissors).

Gaya Gunting ini di temukan oleh Sweney, gaya gunting sering disebut juga
dengan Gaya Sweney. Sebelumnya di tahun 1880, Mr. Swenwy ini menggunakan
gaya jongkok, namun ia merasa gaya tersebut kurang tepat hingga akhirnya beliau
mengubah gaya tersebut menjadi Gaya gunting. Selanjutnya pada tahun 1895
Sweney menciptakan gaya lompat tinggi lainnya yaitu “gaya gunting samping”.

4. Gaya Guling Sisi (Western Roll).

11
Gaya ini di ciptakan oleh G. Horin yang berasal dari amerika pada tahun 1912,
namun sangat di sayangkan karena gaya ini tidak dapat berkembang, karena ada
benturan peraturan yang berlaku. Lompat tinggi menggunakan Gaya guling sisi,
saat kita melewati mistar, posisi kepala kita cenderung lebih rendah dari pinggul
kita, sehingga hal ini tidak sah. Karena itu
gaya ini tidak pernah digunakan dalam lompat tinggi.

E. Sarana dan Prasarana Lompat Tinggi.

Untuk Awalan

 Daerah awalan panjangnya. tidak terbatas minimum 15 m


 Daerah tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100
 Tiang LompatTiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa
saja asal kuat dan kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.

12
Bilah lompat terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan :

 Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah
2,00 kg
 Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar
terbentuk bulat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15
cm x 20 cm 
 Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm 
 Tempat Pendaratan Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m
yang terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cmdan di atasnya ditutupi
oleh matras yang tebalnya 10 – 20 cm.

F. Peraturan Lompat Tinggi.

Dalam pertandingan olahraga Lompat Tinggi (High Jump), mistar akan dinaikkan
setelah peserta lompat tinggi berhasil melewati ketinggian mistar. Peserta mestilah
melonjak dengan sebelah kaki Peserta juga boleh mulai melompat di mana
ketinggian permulaan yang disukainya. Lompatan atlet lompat tinggi akan
dinyatakan batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan
palang pada saat membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila
tidak berjaya melompat.

Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali bertutrut-turut

13
(tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan dikeluarkan dari
pertandingan. Seseorang peserta lompat tinggi berhak meneruskan lompatan
(walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat meneruskannya lagi
mengikut peraturan. Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah
hingga bahagian tengah disebelah atas padang. Setiap peserta akan diberi peluang
sebanyak tiga kali untuk melakukan lompatan. Jika peserta tidak berhasil
melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia dinyatakan gagal.Untuk
menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha melompat setinggi
mungkin yang dapat dilakukan. Pemenang ditentukan dengan lompatan tertinggi
yang dilewati.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Lompat tinggi merupakan olahraga yang menguji ketrampilan meompat
dengan melewat tiang mistar.Lompat tinggi adalah salah satu cabang dari atletik.
Tujuan olahraga ini untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati
mistar tersebut dengan ketinggian tertentu.Tinggi tiang mistar yang harus dilewati
atlet minimal 2,5 meter, sedangkan panjang mistar minimal 3,15 meter. Lompat
tinggi dilakukan di arena lapangan atletik.Lompat tinggi dilakukan tanpa bantun
alat.
Dalam pertandingan, mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil
melewati ketinggian mistar. Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki
Peserta boleh mulai melompat di mana-mana ketinggian permulaan yang
disukainya Sesuatu lompatan akan dikira batal jika peserta menyentuh palang dan
tidak melompat. Menjatuhkan palang semasa membuat lompatan atau menyentuh
kawasan mendarat apabila tidak berjaya melompat Peserta yang gagal melompat
melintasi palang sebanyak tiga kali bertutrut-turut (tanpa di ambil kira di aras
mana kegagalan itu berlaku) akan terkeluar daripada pertandinga Seseorang
peserta berhak meneruskan lompatan (walaupun semua peserta lain gagal)
sehingga dia tidak dapat menuruskannya lagi mengikut peraturan Ketinggian

14
lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah
disebelah atas padang.Setiap peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk
melakukan lompatan. Jika peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga
kali berturut-turut, dia dinyatakan gagal. Untuk menentukan kemenangan, para
peserta harus berusaha melompat setinggi mungkin yang dapat
dilakukan.Pemenang ditentukan dengan lompatan tertinggi yang dilewati.

DAFTAR PUSTAKA

http://nyari-makalah.blogspot.co.id/2016/03/makalah-lompat-tinggi.html

http://www.berbagaireviews.com/2017/04/lompat-tinggi-sejarah-dan-gaya-
teknik.html

http://bisakali.net/pengertian-dan-macam-macam-gaya-teknik-lompat-tinggi/

15

Anda mungkin juga menyukai