Anda di halaman 1dari 10

Nurul Suhaila

\Nurul Suhaila Binte Mohamed Saiful (lahir 25 Februari 1995) adalah praktisi pencak


silat asal Singapura . Dia mewakili Singapura di Asian Games Tenggara , Asian Games dan
Kejuaraan Dunia Pencak. Nurul memenangkan kejuaraan dunia pertamanya pada tahun 2018, di
Kejuaraan Pencak Silat Dunia ke-15. 
Karier
Nurul Suhaila mulai tertarik dengan silat saat menyaksikan kakaknya berkelahi. Dia
kemudian memutuskan untuk berkompetisi dan membuktikan bahwa anak perempuan dapat
bertarung sebaik anak laki-laki. [
Seorang eksponen silat yang berprestasi, Nurul Suhaila meraih medali perunggu untuk
kategorinya (Kelas D, 60 hingga 65kg) di Asian Games 2015 Tenggara dan juga medali emas di
Kejuaraan Sijori Pencak Silat pada tahun 2014.
Selly Andriani berhasil menggagalkan perolehan emas Suhaila di final Kejuaraan Pencak
Silat Dunia ke - 15 , dan kembali mengalahkan petenis Singapura itu di semifinal turnamen yang
sama pada tahun berikutnya , yang mengakibatkan Suhaila masing-masing mendapatkan medali
perak dan perunggu. Namun, pada Kejuaraan Pencak Silat Dunia ke - 18 , Suhaila mengalahkan
juara dunia dua kali, Selly Andriani 4-1 di OCBC Arena untuk masuk final Kelas D (60-65kg).
Dia menghadapi Janejira Wankrue dari Thailand dan mengalahkan yang terakhir, dan
mendapatkan gelar dunia pertamanya. 
Pada 2019, di Kejuaraan Pencak Silat Terbuka Amerika Serikat pertama di Sterling,
Virginia, Singapura memenangkan 16 medali emas dari kemungkinan 27. Suhaila, bersama
dengan Sheik Ferdous dan Iqbal Abdul Rahman, memenangkan emas di turnamen tersebut. [5]
Kehidupan pribadi
Nurul Suhaila memiliki seorang kakak perempuan, Nurul Shafiqah Saiful, yang juga
seorang atlet pencak silat nasional. 
Suhaila lulus dari Ngee Ann Polytechnic dengan gelar diploma bidang komunikasi
massa. [7]
Nurul adalah seorang Muslim
CECEP ARIF RAHMAN

Cecep Arif Rahman lahir di Garut pada 18 Agustus 1972.


Cecep Arif Rahman besar di tanah kelahirannya, tepatnya di daerah kaki Gunung Galunggung,
Garut.
Kakek Cecep Arif Rahman merupakan seorang tokoh silat.
Hal itu mendorong Cecep Arif Rahman untuk belajar silat sejak lulus SMA.
Kala itu, ia mulai belajar di Perguruan Panglipur Galih yang terletak di Garut, sejak 1986.
Bertahun-tahun belajar pencak silat, Cecep Arif Rahman mulai mengajar silat sejak 1991.
Setelah menamatkan sekolah pendidikan guru, Cecep Arif Rahman pergi ke Bandung.
Di sana ia belajar silat pada Eni Rukmini Sekar Ningrat.
Semasa tinggal di Bandung, Eni Rukmini Sekar Ningrat juga memperkenalkan Cecep Arif
Rahman pada beberapa guru silat yang lain.
Cecep Arif Rahman juga merupakan seorang atlet.
Ia berhasil meraih piala juara pertama pada kejuaraan pencak silat internasional di Thailand,
pada 1990-an.
Selain itu, Cecep Arif Rahman juga kerap menghadiri berbagai event pencak silat di luar negeri
seperti Prancis, Italia, Inggris, Rusia, dan Amerika Serikat.
Sebelum terjun ke dunia hiburan, Cecep Arif Rahman merupakan seorang guru.
Ia mengawali kariernya di dunia pendidikan sebagai guru Bantu di SD Tegalpanjang 3.
Cecep Arif Rahman kemudian diangkat menjadi PNS pada tahun 2008.
Setelah itu, Cecep Arif Rahman menjadi tata usaha, guru bahasa Inggris, dan guru pencak silat,
hingga tahun 2013.
Karier Film
Iko Uwais menghubungi Cecep Arif Rahman pada tahun 2008.
Kala itu Iko Uwais meminta bantuan dalam film Merantau.
Namun pada waktu tersebut Cecep Arif Rahman baru saja diangkat menjadi PNS, sehingga ia
menolaknya.
Iko Uwais kembali menghubungi Cecep Arif Rahman ketika sedang menggarap The Raid 2:
Berandal.
Iko Uwais pada waktu tersebut sedang membutuhkan pemain karambit.
Penampilan Cecep Arif Rahman di The Raid 2: Berandal rupanya tidak hanya mendapat
perhatian masyarakat Indonesia saja.
Debut pertamanya ini juga turut menjadi perhatian internasional.
Wajar saja, karena film The Raid 2: Belandal kala itu memang menorehkan kesuksesan hingga
internasional.
Setelahnya, Cecep Arif Rahman mulai sering membintangi berbagai judul film.
Bahkan bersama Iko Uwais dan Yayah Ruhiyan, Cecep Arif Rahman turut terlibat dalam film
Star Wars: The Force Awakens.
Karier internasionalnya tidak hanya berhenti di situ.
Baru-baru ini, Cecep Arif Rahman juga membintangi John Wick: Chapter 3 - Parabellum (2019).
Di tanah air, Cecep Arif Rahman juga membintangi berbagai film populer.
Dua film besar yang ia bintangi baru-baru ini adalah Wiro Sableng 212 (2018) dan Gundala
(2019).
Film
2019 Gundala 2016 Juara
2019 John Wick: Chapter 3 - Parabellum 2016 Iseng
2019 Strike Back (Serial Televisi) 2016 Pre Vis Action (film pendek)
2019 The Gate 2016 O: The Organization
2018 Wiro Sableng 212 2015 Star Wars: The Force Awakens
2016 The Gate (film pendek) 2015 SkakMat
2015 3: Alif, Lam, Mim 2014 The Raid 2: Berandal

HANIFAN YUDANI KUSUMAH

Hanifan Yudani Kusumah merupakan salah satu atlet Pencak Silat yang lahir di Kota


Bandung, 25 Oktober 1997.
Selain sukses meraih medali emas Asian Games 2018, dia juga berhasil mempersatukan
Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam sebuah pelukan.
Bakat ilmu bela diri pria bertinggi 165 cm itu sebenarnya berasal dari orang tua yang juga
merupakan atlet Pencak Silat.
Oleh orang tuanya, Hanifan sudah diperkenalkan dengan Pencak Silat ketika masih duduk
di bangku kelas 2 SD.
Perguruan Silat Tadjimalela merupakan perguruan Pencak Silat yang pertama kali yang
diikutinya.
Pun dengan kejuaraan Pencak Silat yang dia ikuti untuk pertama kali adalah Tadjimalela
Cup, kejuaraan itu berada dalam lingkup DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Pada 2013, Hanifan mengikuti Popwil, Kejurda, Popda dan Popnas, dia juga turut andil
pada 02SN di Kota Makassar.
Aroma juara mulai tercium pada 2016 ketika dia berhasil menjadi juara di PON.
Setelah sebelumnya meraih medali emas di Kejuaraan Malaysia Open 2015.
Medali emas juga diraih Hanifan adalah ketika mengikuti kejuaraan World Champion di
Bali, kala itu usianya masih 18 tahun pada 2016.
Hanifan Yudani Kusumah mulai bergabung dengan Pelatnas pada 2017, saat itu dia
disiapkan untuk Sea Games 2017 di Malaysia.
Meski pada saat itu Hanifan hanya dapat mempersembahkan medali perunggu untuk
Indonesia.
Puncaknya adalah ketika Asian Games 2018, Hanifan sukses meraih medali emas untuk
Indonesia.
Berikut profil singkat dari sang atlet Pencak Silat, Hanifan Yudani Kusumah.

Biodata
* Nama Lengkap : Hanifan Yudani Kusumah.
* Tempat/Tanggal Lahir : Kota Bandung, 25 Oktober 1997.
*Tempat asal : Soreang, Kabupaten Bandung.
*Orang Tua : Dani Wisnu (Ayah) dan Dewi Yanti (Ibu).
*Media Sosial : instagram.com/hanifan_yk.
Prestasi
*Kejuaraan Malaysia Open 2015 (Medali Emas).
*Kejurnas Invitasi, Jawa Barat 2015 (Medali Emas).
*Kejuaraan Malaysia Open 2016 (Medali Emas).
*PON Jawa Barat 2016 (Medali Emas).
*World Champions, Bali 2016 (Medali Emas).
*Pra Sea Games Malaysia 2017 (Medali Perak).
*Sea Games Malaysia 2017 (Medali Perunggu).
*Asian Championship Korea 2017 (Medali Perak).
*Malaysia Open Pinang 2017 (Medali Emas).
*Belgia Open 2018 (Medali Emas)
*Asian Games 2018 Jakarta Palembang (Medali Emas).
 
IKO UWAIS

Nama Iko Uwais saat ini ramai diperbincangkan sebagai salah satu aktor yang mampu
membawa nama Indonesia dan juga memperkenalkan beladiri silat di dunia internasional
khususnya Hollywood.
Ia menjadi sangat terkenal ketika film the raid I dan The Raid II sukses di Hollywood.
Sebelum menjadi aktor yang terkenal di Hollywood, Iko Uwais pernah bekerja menjadi supir
truk untuk menyambung hidupnya. Berikut profil dan biografi Iko Uwais seorang aktor
Indonesia yang terkenal di Hollywood.

Biodata Iko Uwais


Nama : Uwais Qorny (Iko Uwais)
Agama : Islam
Lahir : 12 Februari 1983 di Jakarta.
Orang Tua : Mustapha Kamaluddin (Ayah) dan Maisyaroh Kamaluddin (Ibu)
Istri : Audy Item
Anak : Atreya Syahla Putri Uwais
Pekerjaan : Aktor, Koreografer, Atlet.

Biografi Iko Uwais


Aktor satu ini lahir di Jakarta pada tanggal 12 februari 1983. Nama aslinya yang sebenarnya
adalah Uwais Qorny namun ia lebih dikenal dengan nama Iko Uwais. Ia memiliki ayah bernama
Mustapha Kamaluddin dan ibu bernama Maisyaroh Kamaluddin.

Mengenal Beladiri Silat Sejak Kecil 


Iko Uwais sejak kecil sudah mengenal seni bela diri Indonesia yaitu Pencak silat. Ia besar
di lingkungan betawi dan merupakan penduduk asli Jakarta, ia berguru ilmu bela diri pencak silat
di bawah naungan pamannya yang memiliki perguruan bela diri bernama Tiga Berantai dengan
aliran Silat Betawi.
Banyak belajar ilmu bela diri pencak silat sejak kecil kemudian membuat Iko Uwais dapat
membuktikan dirinya sebagai ahli bela diri pencak silat dengan berhasil menyabet posisi ketiga
di turnamen pencak silat DKI Jakarta pada tahun 2003.
Dua tahun setelah itu tepatnya di tahun 2005, ia kemudian membuktikan dirinya sebagai
pesilat terbaik di kejuaraan Silat Nasional dalam kategori demonstrasi.
Dari Supir Truk Hingga Menjadi Aktor Terkenal
Iko Uwais tidak hanya menyukai pencak silat saja, ia juga menyukai olahraga sepakbola. Ia
bahkan sempat menjadi pemain sepakbola di liga-B klub sepakbola Indonesia, namun tidak lama
setelah itu berhenti karena klubnya mengalami kebangkrutan.
Ia kemudian fokus pada keahliannya dalam bela diri pencak silat, yang kemudian
membawa dirinya dapat keluar negeri seperti ke Inggris, Perancis, Rusia, Kamboja dan Laos
untuk memperagakan bela diri pencak silat.
Bahkan sebelum terkenal seperti sekarang, Iko Uwais juga sempat bekerja di perusahaan
telekomunikasi sebagai supir truk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mulai Berkarier Sebagai Aktor Film Laga
Dalam Biografi Iko Uwais diketahui bahwa awal mula ia mulai mengenal dunia seni peran
ketika Gareth Evans yang dikenal sebagai seorang sutradara asal Wales berkunjung ke tempat
latihan pencak silat Iko Uwais. Gareth Evans saat itu sedang membuat sebuah film dokumenter
mengenai bela diri pencak silat.
Saat sedang melakukan perekaman, ia melihat keahlian Iko Uwais dalam bersilat, ia
kemudian tertarik dengan keahlian yang dimiliki oleh Iko Uwais dibandingkan dengan teman-
teman Iko yang lainnya.
Hingga kemudian Gareth Evans menawarkan Iko Uwais pemeran utama dalam film
garapannya yang banyak mengahadirkan bela diri pencak silat yaitu Merantau. Bak gayung
bersambut, Iko Uwais kemudian langsung menerima tawaran tersebut dan mengaku sangat
gembira atas tawaran tersebut meskipun ia baru pertama kali terjun ke dunia seni peran. Iko
Uwais menandatangani kontrak selama lima tahun dengan rumah produksi Gareth Evans. Film
Merantau sendiri merupakan film garapan Gareth Evans yang banyak menghadirkan pertarungan
silat.
Film Merantau kemudian sukses dipasaran, meskipun Iko Uwais baru pertama kali terjun
ke dunia akting namun aktingnya di tiap adegan sangat baik dilakukan. Ia hanya kesulitan saja
dalam berlogat Sumatera Barat dalam film Merantau sebab ia merupakan orang betawi asli.

Aktor Indonesia yang Terkenal di Hollywood


Film selanjutnya yang membawa nama Iko Uwais makin dikenal di Hollywood dan dunia
perfilman adalah film yang berjudul The Raid : Redemption dimana Iko Uwais berperan sebagai
tokoh Rama seorang polisi yang ahli dalam bela diri silat. Yang kemudian dirilis pada tahun
2012.
Film ini ternyata sukses besar. Banyak kritikus film yang beranggapan bahwa film The
Raid merupakan film seni bela diri terbaik. Di film The Raid Iko Uwais juga berperan sebagai
koreografer bersama aktor lainnya yaitu Yayan Ruhian.
Di tahun 2012 juga, Iko Uwais melepas masa lajangnya dengan menikahi Audy Item, yang
merupakan seorang penyanyi pada tanggal 25 juni 2012. Dari pernikahanya, mereka dikaruniai
seorang anak bernama Atreya Syahla Putri Uwais.
Selanjutnya, film The Raid II kemudian digarap dan aktor utamanya masih diperankan oleh
Iko Uwais, ia tepa memerankan toko Rama dalam film tersebut. Ini merupakan film ketika
baginya sekaligus film yang melambungkan namanya di dunia film internasional.
Film The Raid II atau yang dikenal dengan nama The Raid : Retaliation kemudian dirilis
pada tahun 2014. Film tersebut juga meraih kesuksesan seperti film-film sebelumnya yang sudah
dibintangi oleh Iko Uwais.
Ia juga sempat bermain dalam film Man Of Tai Chi garapan Keanu Reeves sebagai pemain
pendukung dalam film tersebut. Setelah sukses dengan perannya dalam film The Raid I & II, Iko
Uwais kemudian menerima tawaran bermain di film Star Wars: The Force Awakens garapan
sutradara J.J Abrams.
Film tersebut dirilis di akhir tahun 2015. Di film Star Wars, Iko Uwais berperan sebagai
Razoo Qin-Fee, salah satu tokoh antagonis yang mahir dalam perkelahian dil film Star Wars.

Film :

Merantau (2009)
The Raid (2012)
Man of Tai Chi (2013)
The Raid 2: Berandal (2014)
Star Wars: The Force Awakens (2015)
Headshot (2016)
Beyond Skyline (2017 )
The Night Comes for Us (2018 )
Triple Threat (2018)
Mile 22 (2018)
Iko Uwais menurut banyak orang telah berhasil sebagai aktor laga asal Indonesia yang membawa
nama Indonesia terkenal di dunia perfilman internaional dan juga mampu memperkenalkan bela
diri pencak silat di dunia Internasional.

Anda mungkin juga menyukai