Anda di halaman 1dari 5

BIODATA DAN GEOGRAFI PENDEK/SINGKAT

1. Ki hajar Dewantara
Ia terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang
kemudian kita kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara. Beliau sendiri
lahir di Kota Yogyakarta, pada tanggal 2 Mei 1889, Hari
kelahirannya kemudian diperingati setiap tahun oleh Bangsa
Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Setelah Indonesia merdeka, dalam kabinet pertama Republik
Indonesia, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri
Pengajaran Indonesia yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat
gelar doktor kehormatan atau doktor honoris causa dari Universitas
Gadjah Mada. Karena Ki Hajar Dewantara sangatlah berjasa dalam
merintis pendidikan umum. Selain itu, beliau dinyatakan sebagai
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya pada tanggal 2 Mei
dijadikan Hari Pendidikan Nasional diperingati tiap tahun. Ki Hajar Dewantara
menghembuskan nafas terakhir di Yogyakarta tanggal 26 April 1959. Beliau
dimakamkan di Taman Wijaya Brata.

2. Abdul Muis

Abdul Muis lahir pada tanggal 3 Juni 1883 di Bukittinggi, Sumatra


Barat. Ia adalah putra Datuk Tumenggung Lareh, Sungai Puar. Seperti
halnya orang Minangkabau, Abdul Muis juga memiliki jiwa petualang
yang tinggi. Sejak masih remaja, ia sudah berani meninggalkan
kampung halamannya, merantau ke Puiau Jawa. Bahkan, masa tuanya
pun dihabiskannya di perantauan.
Sastrawan yang sekaligus juga pejuang dan wartawan ini meninggal
dunia di Bandung pada tanggal 17 Juni 1959 dalam usia 76 tahun.
Jenazahnya dimakamkan di Taman Pahlawan Cikutra, Bandung. Ia
meninggalkan 2 orang istri dan 13 orang anak.

3. Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dhien (ejaan lama: Tjoet Nja'


Dhien, Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848 – Sumedang, Jawa
Barat, 6 November 1908; dimakamkan di Gunung Puyuh,
Sumedang) adalah seorang Pahlawan Nasional
Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa
Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim diserang, ia mengungsi,
sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur
melawan Belanda. Tewasnya Ibrahim Lamnga di Gle Tarum
pada tanggal 29 Juni 1878 kemudian menyeret Cut Nyak Dhien
lebih jauh dalam perlawanannya terhadap Belanda.
4. Pangeran Antasari

Biografi Singkat Pangeran Antasari. Pangeran Antasari (lahir


di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, 1797 atau 1809 – meninggal di
Bayan Begok, Hindia-Belanda, 11 Oktober 1862 pada umur 53
tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia.

5. Sisingamangaraja XII

Sisingamangaraja XII (lahir di Bakara, 18 Februari 1845 –


meninggal di Dairi, 17 Juni 1907 pada umur 62 tahun) adalah
seorang raja di negeri Toba, Sumatra Utara, pejuang yang
berperang melawan Belanda, kemudian diangkat oleh
pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional
Indonesia sejak tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK
Presiden RI No 590/1961. Sebelumnya ia dimakamkan
di Tarutung Tapanuli Utara, lalu dipindahkan ke Soposurung,
Balige pada tahun 1953.

6. DRGSSJ Ratulangi

Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau lebih dikenal


dengan nama Sam Ratulangi (lahir di Tondano, Sulawesi Utara,
5 November 1890 dan meninggal di Jakarta, 30 Juni 1949)
adalah salah seorang politikus dan pahlawan nasional Indonesia.
Sam Ratulangi juga sering disebut-sebut sebagai tokoh
multidimensional. Filsafatnya yang berbunyi, "Si tou timou
tumou tou" -- manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika
sudah dapat memanusiakan manusia -- sangat terkenal hingga
sekarang.
7. Martha Christina Tiahahu

Ia lahir di Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 dan


dibesarkan seorang diri oleh ayahnya, Kapitan
Paulus Tiahahu yang merupakan kawan baik dari Thomas
Mattulessi atau Kapitan Pattimura. ... Bersama dengan para
pejuang tanah Maluku yang lain, Martha Christina cukup
membuat kerepotan Belanda.
Martha Christina Tiahahu tercatat sebagai seorang pejuang
kemerdekaan yang unik yaitu seorang putri remaja yang
langsung terjun dalam medan pertempuran melawan
tentara kolonial Belanda dalam Perang Pattimura tahun
1817. Di kalangan para pejuang dan masyarakat sampai di
kalangan musuh, ia dikenal sebagai gadis pemberani dan
konsekuen terhadap cita-cita perjuangannya.

8. DR. F. Lumban Tobing

Ferdinand dilahirkan pada tanggal 19 Februari 1899. Ia


adalah anak ke-4 dari sembilan orang bersaudara. Pada usia
5 tahun, yaitu pada tahun 1904, Ferdinand dibawa oleh ayah
angkatnya, Jonathan Pasanea ke Depok dan disekolahkan ke
Sekolah Dasar Belanda (Europesche Lagere School).
Jonathan Pasanea, seorang pendeta dari Ambon adalah
sahabat ayah Ferdinand. Sebelum Ferdinand lahir, ayahnya
memang pernah bernazar, bilamana bayi yang akan lahir itu
laki-laki, maka biarlah diambil anak oleh Jonathan Pasanea.
Ferdinand adalah anak laki-laki pertama dalam keluarganya,
kakak-kakaknya yang lahir terdahulu, adalah perempuan
semua. Dalam adat Batak yang patrilineal itu, keluarga
hanya dapat diteruskan oleh anak laki-laki.

9. Jendral Soedirman

Jenderal Sudirman. Siapa yang tidak kenal beliau. Jenderal


Sudirman adalah Panglima Besar TNI yang pertama dan juga
Pahlawan Nasional. Sudirman lahir di Bodas Karangjati,
Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916 dari psangan suami
istri Karsid Kartowirodji dan Siyem. Sejak masih bayi
Sudirman sudah diadopsi oleh pamannya, Cokrosunaryo,
Asisten Wedana (Camat) Bodas Karangjati. Masa kanak-
kanak dan masa remajanya dihabiskan di Cilacap.
10. Jendral Gatot Subroto

Jenderal TNI (Purn.) Gatot Soebroto (lahir di Sumpiuh,


Banyumas, Jawa Tengah, 10 Oktober 1907 – meninggal di Jakarta,
11 Juni 1962 pada umur 54 tahun) adalah tokoh perjuangan
militer Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan juga
pahlawan nasional Indonesia. Ia dimakamkan di Ungaran,
kabupaten Semarang.

11. Tirto Adhi Soerjo \

Tirto Adhi Soerjo (lahir sebagai Raden Mas


Djokomono di Blora, 1880 – meninggal di Batavia, 7 Desember
1918 pada umur 37 atau 38 tahun) adalah seorang tokoh pers
dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia, dikenal juga
sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional
Indonesia. Namanya sering disingkat T.A.S..
Tirto menerbitkan surat kabar Soenda Berita (1903-
1905), Medan Prijaji (1907) dan Putri Hindia (1908). Tirto juga
mendirikan Sarikat Dagang Islam. Medan Prijaji dikenal
sebagai surat kabar nasional pertama karena menggunakan
bahasa Melayu (bahasa Indonesia), dan seluruh pekerja mulai
dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan dan wartawannya
adalah pribumi Indonesia asli.

12. Mohammad Husni Thamrin

Mohammad Husni Thamrin (Ejaan Van


Ophuijsen: Mohammad Hoesni Thamrin, lahir di
Weltevreden, Batavia, 16 Februari 1894 – meninggal di
Senen, Batavia, 11 Januari 1941 pada umur 46 tahun) adalah
seorang politisi era Hindia Belanda yang kemudian
dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia.
KLIPING
TUGAS BAHASA DAERAH
PAHLAWAN

Di susun Oleh :

Maris

Anda mungkin juga menyukai