Anda di halaman 1dari 10

1.

ATLET BOLA KASTI

MANNY RAMIREZ
Nama Lengkap : Manny Ramirez
Alias : Manuel Aristides Ramirez Onelcida
Profesi : Olahragawan
Tempat Lahir : Santo Domingo, Republik Dominika
Tanggal Lahir : Selasa, 30 Mei 1972
Zodiac : Gemini
Warga Negara : Amerika-Dominika
Istri : Juliana
Anak : Manuelito "Manny" Ramirez, Manny Ramirez, Jr., Lucas Ramirez

BIOGRAFI
Manuel Aristides Ramirez Onelcida alias Manny merupakan olahragawan berprestasi yang
dilahirkan pada tanggal 30 Mei 1972. Dia berasal dari Santo Domingo, Republik Dominika. Cabang
olahraga yang ia geluti adalah permainan kasti / baseball.
Prestasinya yang cemerlang sempat tergores oleh berita miring / negatif tentang dirinya. Manny
Ramirez disebut-sebut sebagai salah satu dari dari 104 pemain baseball lainnya di Liga Utama
(Major League) yang mengonsumsi obat-obatan terlarang sebagai suplemen yang dapat
meningkatkan performanya selama bertanding disepanjang tahun 2003. Yang sekedar kabar
burung tanpa bukti, ternyata menjadi kenyataan.Pada tahun 2009, Manny Ramirez diberhentikan
atau diskors tidak boleh mengikuti 50 permainan selanjutnya setelah dia melanggar nilai-nilai fair
play dan sportifitas dalam dunia olahraga, yakni dengan mengonsumsi Human Chorionic
Gonadotropin (HCG), sebuah obat yang sebenarnya dimanfaatkan untuk menjaga kesuburan
wanita. Hukuman tersebut ternyata tidak membuatnya jera. Di tahun 2011, Manny Ramirez
diberitakan melakukan pelanggaran dengan kasus sama penggunaan obat-obatan terlarang.
Karirnya yang seringkali terganjal oleh hukuman dan skorsing, ia akhirnya memutuskan untuk
menggantungkan sepatu dari olahraga baseball pada tangga 8 April 2011.
Ketika memasuki pendidikan atas SMA, Manny Ramirez menimba ilmu di George Washington High
School, namun dia tidak pernah lulus dan memilih putus sekolah disaat dia masih berumur 19
tahun. Meskipun begitu, dia tampil menonjol di SMA-nya dalam permainan baseball hingga ia
mendapatkan julukan "New York City Public School Player of the Year" pada tahun 1991 setelah
melakukan 650 pukulan dengan 14 diantaranya Home Runs dalam 22 pertandingan. Manny
Ramirez bahkan dimasukkan ke dalam "New York City Public School Athletic Hall of Fame" pada
tahun 1999.
Beberapa tim baseball yang pernah ia bela antara lain : Boston Red Sox (2001-2008 / tim pertama
yang ia bela dan mulai debutnya di Liga Utama) dan Los Angeles Dodgers dari tahun (2008-2010),
Chicago White Sox (2010), Tampa Bay Rays (2011), Oakland Athletics (tim Liga Minor) sejak
tanggal 20 Februari 2012.

PENDIDIKAN
SMA di Geroge Washington High School (belum lulus)
KARIR
Pemain Baseball Liga Minor dan Liga Utama
PENGHARGAAN
 12× All-Star di tahun 1995, 1998, 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, dan
2008
 2× World Series champion di tahun 2004 dan 2007
 9× Silver Slugger Award pada tahun 1995, 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006
 World Series MVP di tahun 2004
 2× AL Hank Aaron Award pada tahun 1999 dan 2004
2. ATLET BADMINTON
TAUFIK HIDAYAT
Nama Lengkap : Taufik Hidayat
Alias : No Alias
Profesi : Olahragawan
Agama : Islam
Tempat Lahir : Bandung, Jawa Barat
Tanggal Lahir : Senin, 10 Agustus 1981
Zodiac : Leo
Hobby : Sepakbola,Badminton
Warga Negara : Indonesia
Anak : Nayutama Prawira Hidayat, Natarina Alika Hidayat
Ayah : Aris Haris
Ibu : Enok Dartilah
Istri : Ami Gumelar

BIOGRAFI
Taufik Hidayat adalah pemain bulu tangkis tunggal putra dari Indonesia yang berasal dari klub SGS
Elektrik Bandung. Pada Olimpiade Athena 2004, putra pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini
berhasil meraih medali emas dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan. Selain itu,
Taufik juga menyandang gelar juara tunggal putra Asian Games (2002, 2006). Enam kali menjuarai
Indonesia Terbuka, yaitu tahun 1999, 2000, 2002, 2003, 2004 dan 2006. Ditambah lagi menjuarai
Piala Thomas (2000, 2002, 2004 dan 2006) serta Piala Sudirman (1999, 2001, 2003 dan 2005).

Di luar karier bulu tangkis, Taufik juga dikenal sebagai pria playboy yang sering berganti pacar.
Sebut saja artis Nola AB Theere, Deswita Maharani, dan Linda Rahman, yang pernah memiliki
hubungan asmara dengan Taufik. Bahkan seorang perempuan bernama Fanny mengaku telah
melahirkan anak dari hubungannya dengan Taufik saat masih sekolah dahulu. Bayi yang
diperkirakan hubungan mereka berdua itu diberi nama Excel Revian Agachie. Pemain bulu tangkis
asal Bandung ini kemudian menikah dengan Ami Gumelar, putri dari Agum Gumelar dan Linda
Amalia Sari. Mereka telah dikaruniai seorang putri dan seorang putra.

Pada 30 Januari 2009, Taufik mundur dari Pelatnas dan menjadi pemain bulu tangkis profesional. Ia
kemudian menjalin bisnis dengan Yonex dalam pengadaan alat olahraga. Ia juga menyampaikan
rencananya untuk membangun Taufik Hidayat Arena, sebuah kompleks olahraga di Kelapa Dua,
Ciracas, Jakarta Timur, Jakarta Timur, yang ditetapkan untuk dimulai pembangunannya sampai tiga
tahun ke depan.

KARIR
 Atlet bulutangkis
 Pengusaha

PENGHARGAAN
 1998: Juara Brunei Open
 1999: Juara Indonesia Open, Juara SEA Games
 2000: Juara Indonesia Open, Juara Malaysia Open, Juara Kejuaraan Asia
 2001: Juara Singapore Open
 2002: Juara Indonesia Open, Juara Taiwan Open, Juara Asian Games
 2003: Juara Indonesia Open
 2004: Juara Indonesia Open, Juara Kejuaraan Asia, Juara Olimpiade
 2005: Juara Singapore Open, Juara Kejuaraan Dunia
 2006: Juara Indonesia Open, Juara Asian Games
 2007: Juara Kejuaraan Asia, Juara SEA Games
 2008: Juara Macau Open
 2009: Juara US Open, Juara India Open
 2010: Juara Canada Open, Juara Indonesia GP Gold, Juara French Open SS
3. ATLET TENIS MEJA
ROSSY PRATIWI DIPOYANTI
Rossy Pratiwi Dipoyanti Syechbubakar atau yang lebih dikenal sebagai Rossy Pratiwi
Dipoyanti atau Rossy Syechbubakar (lahir 28 Juni 1972) adalah seorang atlet tenis
meja Indonesia yang berhasil mengumpulkan 13 medali emas, 8 medali perak, dan 8 medali
perunggu selama kariernya sepanjang tahun 1987–2001 pada Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA
Games). Selain itu, dia juga berhasil mengumpulkan 7 medali emas, 7 medali perak, dan 9 medali
perunggu selama kariernya sepanjang tahun 1985–2008 pada Pekan Olahraga Nasional.
Pencapaian tertinggi selama kariernya di dunia tenis meja adalah ketika dia menduduki peringkat
dunia ke-17 pada nomor tunggal putri dan ganda putri bersama Ling Ling Agustin pada Olimpiade
Musim Panas 1992 di Barcelona.
Pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 1989 di Kuala Lumpur, Malaysia, Rossy yang saat itu bermain
sebagai atlet tenis meja Indonesia dari nomor tunggal putri memilih walkout di final melawan atlet
tuan rumah pada tanggal 25 Agustus 1989. Hal tersebut diduga atas kecurangan sang wasit, Goh
Kun Tee asal Malaysia yang memberikan angka gratis kepada atlet tuan rumah. Padahal, bola
pukulan Rossy menyambar tipis bibir meja, namun wasit mengatakan keluar dan memberikan
angka bagi lawan Rossy, Leong Mee Wan. Ketua Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia saat itu, Ali
Said yang berada di arena pertandingan langsung menginstruksikan atlet dan ofisial tenis meja
Indonesia untuk mengundurkan diri.
Setelah pensiun pada tahun 2009, sepanjang tahun 2010–2014 Rossy aktif sebagai pelatih tenis
meja nasional. Rossy dipercaya melatih tim nasional tenis meja putri Indonesia pada SEA Games ke-
XXVI tahun 2011 di Palembang dan melatih tim nasional tenis meja
prakualifikasi Olimpiade di Bangkok, Thailand pada tanggal 4–5 Februari 2012.
Kehidupan awal
Rossy Pratiwi Dipoyanti lahir di Bandung, Jawa Barat sebagai anak pertama dari enam bersaudara.
[2]
Dia berasal dari keluarga Arab Hadhrami golongan Alawiyyin bermarga Aal bin Syechbubakar
(bahasa Arab: ‫ ;آل بن شيخ أبو بكر‬Transliterasi: Aāl bin Shāīkh Abū Bakr; pengucapan bahasa Arab: [ʔaːl
bin ʃæjx aːbuː bakr]), ayahnya bernama Ali Umar Syechbubakar, sedangkan ibunya adalah seorang
perempuan Sunda bernama Neni Nurlaeni.[3]
Kehidupan pribadi
Pada tahun 2001, Rossy menikah dengan pria Jawa bernama Rany Kristiono.[4] Rany adalah seorang
atlet basket yang bermain di klub Hadtex Bandung (sekarang Garuda Flexi Bandung), dan terakhir
kali bermain di klub Satya Wacana Angsapura Salatiga.[5] Keduanya dipertemukan di Century Park
Hotel Jakarta ketika Rossy sedang mengikuti pelatnas Asian Games 1994, sedangkan Rany sedang
mengikuti Kompetisi Bola Basket Utama tahun 1994 dan menginap di hotel yang sama.[6] Dari
pernikahannya dengan Rany, Rossy dikaruniai 4 orang anak perempuan, di antaranya Diva Marcella
Maharani, Najwa Julianoer Qayrani, Jasmine Aprillia Khirani, dan Nayla Julia Aisyahrani. [6] Dia tidak
memaksakan anak-anaknya untuk menggeluti tenis meja ataupun basket, seperti anak tertuanya,
Diva Marcella Maharani mengaku lebih tertarik kepada dunia seni daripada olahraga. Meski begitu,
Rossy tetap berharap salah satu di antara keempat anaknya akan ada yang mengikuti jejak kedua
orangtuanya sebagai seorang atlet.[7]
Karier awal
Kecintaan Rossy terhadap tenis meja bermula ketika ayahnya, Ali Umar Syechbubakar bermain di
halaman rumahnya.[2] Rossy kemudian dikenalkan kepada dunia tenis meja sejak kelas II SD oleh
ayahnya. Dia mengawali karier bermain tenis meja dari perlombaan-perlombaan antarkampung.
Saat kelas IV SD dia masuk klub Triple V,[8] di sana dia kemudian mengenal Diana Wuisan, salah satu
atlet tenis meja legendaris Indonesia. Diana yang melihat Rossy berpotensi besar, lalu mengajak
masuk ke klub Persatuan Tenis Meja Sanjaya Gudang Garam di Kediri. Atas dukungan orang tuanya,
Rossy kemudian meninggalkan tempat kelahirannya, Bandung karena harus tinggal di asrama
Gudang Garam, Kediri hingga lulus SMA (selama sekitar tujuh tahun).[3]
Di Kediri, Rossy mulai digembleng lewat berbagai kompetisi, termasuk saat akan mengikuti Asian
Junior Championship ke-II di Nagoya, Jepang, pada tanggal 1–6 April 1986. Di turnamen itu, tim
putri Indonesia hanya sanggup berada di peringkat enam, di bawah Taiwan, Jepang, Korea
Utara, Korea Selatan dan Tiongkok.[9]
Pekan Olahraga Nasional
Pada tahun 1985, saat usianya masih 13 tahun, Rossy mulai menggapai prestasi di beragam
turnamen nasional, mulai dari kejuaraan tingkat daerah hingga Pekan Olahraga Nasional. Sepanjang
kariernya dari tahun 1985 hingga 2008 di PON, Rossy pernah mewakili Jawa Timur, Kalimantan
Timur, Jawa Barat, Lampung, dan Sumatra Selatan. Selain itu, dia juga berhasil mengumpulkan 7
medali emas, 7 medali perak, dan 9 medali perunggu selama kariernya di Pekan Olahraga Nasional.
[4]

Pencapaian
Hasil
Tahun Turnamen Lokasi Perwakilan dari
TP GP GC BP
1985 Pekan Olahraga Nasional XI Jakarta Jawa Timur - -

1989 Pekan Olahraga Nasional XII Jakarta Jawa Timur

1993 Pekan Olahraga Nasional XIII Jakarta Kalimantan Timur

1996 Pekan Olahraga Nasional XIV Jakarta Jawa Barat

2000 Pekan Olahraga Nasional XV Surabaya Jawa Barat

2004 Pekan Olahraga Nasional XVI Palembang Lampung -

2008 Pekan Olahraga Nasional XVII Samarinda Sumatra Selatan - -


4. ATLET JALAN CEPAT
HENDRO YAP

Biodata Hendro yap Atlet Jalan cepat: Lahir di Medan, 24 Oktober 1990. Hendro Yap lahir di
keluarga biasa, dan ia memilih jalan agar menjadi atlet, untuk dapat meneruskan sekolahnya,
Hendro Yap juga telah mengenyam pendidikan di Pusat Pelatihan Olahraga dan Latihan
Mahasiswa (PPLM) di Bandung pada tahun 2005-2008. Bergabungnya Hendro Yap di PPLM
diketahui tanpa sepengetahuan orangtuanya, menurut informasi tempat tersebut dibiayai penuh
oleh Pemprov Jawa Barat.
Medali Emas pada SEA Games 2019 ini merupakan emas keempat yang secara berturut-turut
diraihnya diajang SEA Games. yang mana kesemuanya diraih dari cabang Internasional:

1. SEA Games 2013 di Myanmar


2. 2015 di Singapura
3. 2017 di Malaysia
4. SEA Games 2019 Filipina

Garuda Muda Harus Puas Raih Perak


Hendro Yap pertama kali mengikuti Kejuaraan pada SEA Games 2011, ia hanya mampu meraih
medali perak. walaupun begitu Hendro Yap dikenal sebagai atlet yang tidak mudah menyerah,
terbukti ia mampu berturut-turut mempersembahkan medali emas dan mampu mempertahankan
target emasnya dalam kurun waktu 2013 hingga 2019.
5. LARI JARAK PENDEK
Lalu Muhammad Zohri
Profil
Nama: Lalu Muhammad ZohriTempat
lahir: Lombok, Nusa Tenggara Barat
Tanggal lahir: 1 Juli 2000
Usia: 20 tahun
Media sosial : lalumuhzohr (instagram)
Lalu Muhammad Zohri adalah seorang pelari 100 meter Indonesia yang berhasil meraih medali emas dan
menjadi juara dunia pada Kejuaraan Dunia Atletik Junior 2018 yang berlangsung di Tampere, Finlandia. Dengan
catatan waktu 10,18 detik. Zohri mengalahkan dua pelari Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric Harrison.
Kedua pelari Amerika Serikat ini menempati peringkat kedua dan ketiga yang sama-sama memiliki catatan waktu
10,22 detik.
Zohri adalah pemegang rekor nasional 100m dg catatan 10.03 detik
Lalu Muhammad Zohri berhasil meraih tiket Olimpiade Tokyo 2020 usai masuk dalam putaran final nomor
100 meter putra uji coba pertandingan Olimpiade Tokyo 2020 pada bulan Mei 2021.
Zohri juga pernah mengikuti Golden Grand Prix Osaka Jepang pada Mei 2019 dengan catatan waktu 10,03
detik. Dengan prestasi ini Zohri berhak melaju di uji coba pertandingan nomor 100 meter putra Olimpiade
Tokyo 2020.
Indonesia mengirimkan dua atlet sprinter muda Lalu Muhammad Zohri dan Alvin Tehupeiory yang akan
berlaga di nomor lari 100 meter dan putra dan 100 meter putri Olimpiade Tokyo 2020 yang akan
diselenggarakan mulai 30 Juli sampai 8 Agustus 2021.

Prestasi Lalu Muhammad Zohri


1. Medali emas - Juara 1 Lari 100 m Kejuaraan Asia Atletik Junior 2018
2. Medali emas - Juara 1 Lari 100 m Kejuaraan Dunia Atletik Junior 2018
3. Medali perak – Asian Games lari 4x100 m relay)
4. Medali perak – kejuaraan Asia 2019 lari 100m
5. Rekor nasional 1oom putra (10,13 detik)
6. Manusia tercepat di Asia Tenggara
6. LOMPAT JAUH
Maria Natalia Londa
Maria Natalia Londa (lahir 29 Oktober 1990[1]) adalah atlet trek dan lapangan Indonesia yang berkompetisi dalam
cabang lompat jauh dan lompat jangkit. Ia mewakili Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Atletik tahun 2007 dan
telah tampil sekali dalam Asian Games (2014). Ia meraih medali emas dalam Asian Games 2014 lewat cabang
lompat jauh, serta dua medali emas dalam SEA Games 2015.[2] Serta Maria Natalia Londa yang memecahkan rekor
atas nama dirinya sendiri di ajang PON XX Papua. Pada nomor lompat jangkit putri, atlet asal Bali itu mencatatkan
lompatan sejauh 13,60 m sekaligus melewati rekor milik dirinya sendiri, yaitu 13,52 m

PRESTASI
1. Peringkat Tiga, Kejurnas Atletik Usia Dini, Jakarta
2. Peringkat Pertama, Kejurnas Atletik Remaja Junior, Jakarta
3. Medali Emas, PON, Kalimantan Timur, 2008
4. Maria mengaku bersyukur. Ini adalah medali emas ketiganya di PON. Sebelumnya, dia meraih emas pada
PON 4. 2008 di Kalimantan Timur dan PON 2012 di Riau
5. Medali Perunggu SEA Games 2009 (Lompat Jauh)
6. Medali Perunggu SEA Games 2009 (Lompat Jangkit)
7. Medali Perak SEA Games 2011 (Lompat Jauh)
8. Medali Perak SEA Games 2011 (Lompat Jangkit)
9. Medali Emas, PON, Riau, 2012
10. Medali Emas SEA Games 2013 (Lompat Jauh)
11. Medali Emas SEA Games 2013 (Lompat Jangkit)
12. Medali Emas Asian Games 2014 (Lompat Jauh)
7. TOLAK PELURU

EKI FEBRI EKAWATI


Profil Eki Febri Ekawati
Nama Lengkap : Eki Febri Ekawati
Tempat/Tanggal Lahir : Desa Cikadu, Kuningan Jawa Barat, 18 Februari 1992
Tinggi : 110cm
Berat : 169 kg

Eki Febri Ekawati meruapakan atlet pemegang rekor nasional tolak peluru. Prestasi ini ditorehkannya di
ajang Kejuaraan Grand Prix Seri I di Jiaxing China dengan catatan 15,54, dengan catatan ini, Eki Febri
menempati peringkat keempat di kejuaraan tersebut.
Sebelum terjun ke olahraga tolak peluru, awalnya Eki Febri menekuni olahraga dayung. Karena tidak
mendapatkan restu, atlet asal Kuningan Jawa Barat ini akhirnya memilih cabang atletik. Ia juga pawai
bermain basket tetapi tidak diseriusinya.
Sejak tahun 2007, karir Eki mulai terlihat dengan perolehan berbagai medali yang diraihnya lewat lomba
tolak peluru. Prestasi pertamanya adalah Walikota Cup tahun 2007. Ia kemudian masuk ke Pusat pendidikan
olahraga pelajar di Bandung.
Dari sana, prestasi demi prestasi terus diukirnya. Eki sudah memecahkan dua rekor sekaligus yakni rekor
PON dan rekor Nasional yang diraihnya saat PON XIX Jawa Barat yang berlangsung di Stadion Pakansari
Cibinong dengan lemparan sejauh 14,98 meter. Ia memecahkan rekor PON atas namanya sendiri yang
pernah dibuatnya di PON Riau.

Prestasi :
Juara Walikota Cup 2007
Medali Emas PON Riau 2012
Medali Emas Singapore's AUG 2014
Medali Emas PON Jawa Barat 2016
Medali Perunggu Asian Grand Prix Seri 3 di Taipei 2017
Medali Emas Sea Games Malaysia 2017
Medali emas Kejurnas Atletik 2019
Medali Perunggu Kejuaraan Atletik Internasional Korea Selatan 2019

Anda mungkin juga menyukai