Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Kerajaan Kutai Dari Masa Kejayaan Hingga Runtuh.

Kerajaan
Tertua Di Nusantara

Kerajaan Kutai diketahui sebagai kerajaan tertua yang ada di Indonesia. Maka tak heran jika sejarah
Kerajaan Kutai sangatlah panjang.
Berbicara tentang Kerajaan Kutai Martadipura, satu tokoh yang paling dikenal adalah Mulawarman.
Mulawarman adalah raja ketiga yang merupakan penerus dari sang ayah, yakni Aswawarman.
Semasa pemerintahan Mulawarman, sejarah mencatat bahwa Kerajaan Kutai mencapai zaman
keemasannya dengan penuh stabilitas dari mulai kehidupan sosial, politik, hingga ekonomi.
Selain dicatat sebagai kerajaan tertua di Indonesia, kerajaan tersebut juga dicatat sebagai kerajaan
Hindu tertua di Indonesia.
Namun, kerajaan tersebut mengalami transisi dalam masa pemerintahannya dari Kerajaan Kutai
Mulawarman yang merupakan kerajaan Hindu menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara yang merupakan
kesultanan Islam.

Sejarah Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua dan merupakan kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang
diperkirakan berdiri sekitar tahun 400-500 Masehi.
Kerajaan ini memiliki hubungan perdagangan dengan India, meskipun letak Kerajaan Kutai sendiri
tidak terletak di jalur perdagangan Nusantara.
Dari hubungan perdagangan dengan India inilah diketahui awal penyebaran pengaruh Hindu.
Salah satu bukti bahwa Kerajaan Kutai memiliki hubungan perdagangan dengan India adalah
ditemukannya Prasasti Yupa.

sumber: satujam.com
Prasasti Yupa adalah monumen batu yang memuat tulisan dengan bahasa Sansekerta.
Bahasa Sansekerta sendiri diketahui sebagai bahasa klasik India yang merupakan sebuah bahasa
liturgis dalam kepercayaan kepada tuhan Hindu, Buddha, dan Jainisme.

Letak Kerajaan Kutai


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Kerajaan Kutai tidak terletak di jalur perdagangan yang
diketahui khalayak dunia.
Namun, Kerajaan Kutai sangat strategis sehingga bisa terhubung ke dunia luar meskipun tidak terletak
di jalur perdagangan.
Letak Kerajaan Kutai diperkirakan berada di daerah Muara Kaman, di tepi sungai Mahakam,
Kalimantan Timur.
Sungai Mahakam merupakan sungai yang berukuran cukup besar dan memiliki beberapa anak sungai.
Lokasi pertemuan antara sungai Mahakam dan anak-anak sungainya diperkirakan merupakan letak
Muara Kaman di masa lampau.
Sungai Mahakam dengan ukurannya yang cukup besar memungkinkan untuk dilayari dari pantai
hingga masuk ke Muara Kaman, maka dari itu bisa diperkirakan menjadi jalur perdagangan yang
strategis.

Pendiri Kerajaan Kutai


Pendiri Kerajaan Kutai adalah Kudungga yang kemudian dikenal dengan gelar Maharaja Kudungga
Anumerta Dewawarman.
Menurut sejarah, Kudungga merupakan seorang pembesar dari kerajaan Champa yang terletak di
Kamboja.
Pada masa pemerintahan Kudungga, belum ada sistem pemerintahan yang teratur dan sistematis.
Setelah masa pemerintahan Kudungga, pemerintahan Kerajaan Kutai dilanjutkan oleh anak Kudungga
yang bernama Aswawarman.

sumber: dosenpendidikan.com
Aswawarman merupakan seorang raja yang pandai mengatur sistem pemerintahan sehingga diberi
gelar Wangsakerta yang artinya pembentuk keluarga raja.
Selain itu, Aswawarman juga diketahui sebagai raja Kutai pertama yang menganut agama Hindu,
sebab Kudungga belum menganut agama Hindu dan pada masa pemerintahannya diyakini hanya
berperan sebagai kepala suku.
Setelah masa pemerintahan Aswawarman selesai, pemerintahan Kerajaan Kutai kemudian dilanjutkan
oleh anak sulungnya yang bernama Mulawarman.
Mulawarman dikenal sebagai raja Kutai yang membawa kerajaan tersebut pada masa kejayaannya.
Bahkan beberapa sejarawan menganggap bahwa Mulawarman adalah pendiri Kerajaan Kutai karena ia
mampu membawa stabilitas pada kerajaan tersebut.
Silsilah Kerajaan Kutai
 Maharaja Kudungga Anumerta Dewawarman
 Maharaja Aswawarman
 Maharaja Mulawarman
 Maharaja Marawijaya Warman
 Maharaja Gajayana Warman
 Maharaja Tungga Warman
 Maharaja Tungga Warman
 Maharaja Jayanaga Warman
 Maharaja Nalasinga Warman
 Maharaja Gadingga Warman Dewa
 Maharaja Indra Warman Dewa
 Maharaja Sangga Warman Dewa
 Maharaja Candrawarman
 Maharaja Sri Langka Dewa
 Maharaja Guna Parana Dewa
 Maharaja Wijaya Warman
 Maharaja Sri Aji Dewa
 Maharaja Mulia Putera
 Maharaja Nala Pandita
 Maharaja Indra Paruta Dewa
 Maharaja Dharma Setia

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masa kejayaan atau zaman keemasan Kerajaan Kutai terjadi
dalam masa pemerintahan Mulawarman.
Kehidupan ekonomi dalam masa pemerintahan Mulawarman berkembang sangat pesat yang dapat
dilihat dari aktivitas perekonomiannya.

Kemajuan perekonomiannya tidak berhenti hanya sampai di situ, bahkan diperkirakan Kerajaan Kutai
telah menjalin hubungan perdagangan internasional yang cukup besar.
Para saudagar yang melewati jalur perdagangan internasional diperkirakan kerap singgah terlebih
dahulu di Kerajaan Kutai.
Inilah salah satu alasan kenapa Kerajaan Kutai mengalami kemajuan perekonomian yang pesat hingga
mencapai masa kejayaannya.
Tak hanya itu, kejayaan ini juga terlihat dari adanya golongan terdidik yang terdiri dari kasta Ksatria
dan Brahmana.
Golongan tersebut kemungkinan besar telah berlayar ke India atau pusat-pusat penyebaran agama
Hindu di wilayah Asia Tenggara.

Runtuhnya Kerajaan Kutai


Kondisi Kerajaan Kutai setelah masa pemerintahan Mulawarman tidak menunjukkan tanda-tanda yang
jelas.
Kerajaan Kutai Martadipura kemudian runtuh setelah berhasil ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai yang
memeluk agama Islam.
Pada tahun 1635, Maharaja Dharma Setia yang merupakan pemimpin terakhir Kerajaan Kutai tewas di
tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai.
Setelah penaklukkan tersebut, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai berada di bawah kendala Kesultanan
Kutai.

Kehidupan Kerajaan Kutai


Salah satu faktor yang memajukan Kerajaan Kutai adalah lokasi geografisnya yang strategis meskipun
tidak terletak di jalur perdagangan internasional.
Kerajaan Kutai terletak pada lokasi geografis yang mudah diakses melalui jalur maritim dan memiliki
lahan yang subur karena letaknya berada di sungai Mahakam.
1. Kehidupan Sosial
Kerajaan Kutai terdiri dari golongan masyarakat yang mampu menguasai bahasa Sansekerta dan
menggunakan aksara Palawa dalam untuk penulisan.
Namun, golongan yang mampu menguasai dua hal tersebut hanyalah para Brahmana dan Ksatria yang
terdiri dari kerabat-kerabat kerajaan.
Dari kondisi tersebut, dapat diketahui bahwa Kerajaan Kutai menggunakan sistem sosial berdasarkan
kasta sebagai penggolongan masyarakatnya.
Masyarakat Kutai sendiri diketahui menjunjung tinggi kepercayaan asli leluhurnya, yakni berdasarkan
agama Hindu Syiwa dan para Brahmana.
2. Kehidupan Politik
Dalam sejarah Kerajaan Kutai, Mulawarman merupakan raja yang paling disegani dengan sosoknya
yang bijaksan dan murah hati.
Bahkan Kudungga yang diketahui sebagai leluhurnya bisa dikatakan bukanlah seorang raja karena
dianggap terlalu banyak menggunakan konsep kerajaan yang terbatas hanya pada keluarganya saja.
Berbeda dengan Mulawarman yang mampu menciptakan stabilitas politik dengan cara melibatkan
golongan lainnya dalam kerajaan.
Bukti dari kemampuan pemerintahan Mulawarman tertulis dalam salah satu yupa yang menyebutkan,
“Mulawarman adalah raja yang paling berkuasa, kuat, dan bijaksana”.
3. Kehidupan Ekonomi
Berkat letaknya yang berada di pinggiran sungai Mahakam, aktivitas utama dari Kerajaan Kutai
kegiatan pertanian.
Mata pencaharian lainnya dari Kerajaan Kutai adalah beternak sapi dan melakukan perdagangan
internasional.
Dalam salah satu yupa peninggalan Kerajaan Kutai disebutkan bahwa Mulawarman sempat
memberikan hadiah 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Dengan demikian, pada abad ke-5, Kerajaan Kutai memiliki peternakan yang sangat maju. 

Peninggalan Kerajaan Kutai


Peninggalan Kerajaan Kutai yang paling penting adalah tujuh buah Prasasti Yupa yang berisikan
tulisan dengan aksara Palawa dan dalam bahasa Sansekerta.
Yupa adalah tugu (tiang batu) dengan ukuran sekitar 1 meter yang ditanam di atas tanah.
Pada permukaan tiang batu tersebut terukir prasasti Kerajaan Kutai yang dianggap sebagai sumber
tulisan tertua di Indonesia.

Yupa sendiri memiliki tiga fungsi utama, yakni sebagai prasasti, tiang pengikat hewan dalam acara
keagamaan, dan lambang kebesaran raja.
Prasasti yang juga kerap disebut sebagai prasasti Mulawarman tersebut berisi tentang kisah Kudungga,
Aswawarman, dan Mulawarman.
Berikut keterangan isi tujuh yupa yang telah diterjemahkan oleh para ahli:
1. Sebagian besar berisi tentang silsilah raja yang memerintah Kerajaan Kutai
2. Letak geografis Kerajaan Kutai yang berada di hilir sungai Mahakam, yakni Muara Kaman
3. Agama Hindu mulai menyebar pada masa pemerintahan Aswawarman
4. Aswawarman disebut sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai dan menyandang gelar Wangsekerta
5. Wilayah Kerajaan Kutai mencakup hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur
6. Menggambarkan kondisi kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai yang sejahtera dan aman
7. Menceritakan kebaikan Raja Mulawarman yang menyumbankan 20.000 ekor sapi kepada para
Brahmana

Anda mungkin juga menyukai