Anda di halaman 1dari 9

Kliping Sejarah Renang

Renang telah dikenal sejah zaman pra-sejarah. Dari gambar-gambar yang berasal dari zaman
batu diketahui adanya gua-gua bagi para perenang di dekat Wadi Sora sebelah barat daya Mesir.
Di Jepang, renang adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh para samurai. Sejarah mencatat,
pertandingan renang pertama diselenggarakan oleh Kaisar Suigui pada 36 sebelum Masehi.
Pertandingan renang yang memperebutkan gelar juara telah dimulai di Eropa sekitar tahun
1800 dan sebagian besar menggunakan gaya dada. Renang gaya bebas pertama kali dikenalkan
oleh Arthur Trudgen. Gaya ini kemudian mulai dikombinasikan dengan gaya kaki yang
menendang oleh Richard Cavill pada 1902. Di abad pertengahan, renang termasuk dalam tujuh
kemahiran yang harus dimiliki oleh para ksatria termasuk berenang dengan membawa senjata.
Olahraga renang pertama kali dipertandingkan dalam Olimpiade modern 1896 di Athena,
Yunani. Pada Olimpiade ini, hanya empat nomor yang dipertandingkan dari rencana semula enam
nomor. Masing-masing adalah nomor 100 meter, 500 meter, 1.200 meter, nomor bebas, dan 100
meter bagi para pelaut. Olimpiade kedua diselenggarakan di Paris, Prancis pada 1900 dan
mempertandingkan nomor 200 m, 1.000 m, 4.000 m, nomor bebas, 200 m gaya dada, dan 200 m
nomor beregu.
Persatuan Renang Internasional (Federation Internationale De Natation De Amateur/FINA)
dibentuk tahun 1908 semula menetapkan, gaya kupu-kupu adalah variasi gaya dada. Gaya ini baru
menjadi gaya terpisah di tahun 1952. Wanita baru diperkenankan ikut pertandingan renang pada
Olimpiade 1912 di Stockholm, Belanda.
Gaya bebas, yang kemudian disebut the trudgen, diperkenalkan pada tahun 1973 oleh John
Arthur Trudgen, menirunya dari Orang Amerika asli. Renang menjadi bagian dari pertandingan
Olympiade modern yang pertama tahun 1896 di Atena. Pada tahun 1902 the trudgen diperbaharui
oleh Richard Cavill, menggunakan sentakan mengibas. Pada tahun 1908, asosiasi renang sedunia,
Federasi Renang Amatir International (FINA/ Federation Internationale de Natation de Amateur)
dibentuk. Gaya kupu-kupu pertama kali merupakan variasi dari gaya dada, sampai akhirnya ia
diterima sebagai gaya yang terpisah pada tahun 1952.
Era Olimpiade modern setelah tahun 1896
Pertandingan Olimpiade dilangsungkan pada tahun 1896 di Athena. Kompetisi khusus kaum
pria (lihat juga renang pada olimpiade musim panas 1896). Enam pertandingan telah direncanakan,
namun hanya empat yang betul-betul diselenggarakan: 100 m, 500 m, dan 1200 m gaya bebas dan
100 m untuk pelaut. Medali emas pertama dimenangkan oleh Alfred Hajos dari Hungaria dengan
catatan waktu 1:22.20 untuk 100 m gaya bebas.
Hajos juga memenangkan pertandingan 1200 m, dan tidak mampu memenangkannya pada
500 m, dimana dimenangkan oleh Paul Neumann dari Australia. Kompetisi renang lainnya dari
100 m untuk para pelaut termasuk tiga pelaut Yunani di Teluk Zea dekat Piraeus, dimulai dengan
perahu dayung. Pemenangnya adalah Ioannis Malokinis dengan catatan waktu dua menit dan 20
detik. Perlombaan 1500 m juga diadakan.
Pada tahun 1897 Kapten Henry Sheffield membuat kaleng penyelamat atau silinder
penyelamat, yang sekarang dikenal sebagai alat bantu penyelamat di Baywatch. Bagian ujungnya
membuatnya meluncur lebih cepat dipermukaan air, meskipun itu dapat menyebabkan cidera.
Pertandingan Olimpiade kedua dilaksanakan di Paris tahun 1900 menampilkan 200 m, 1000 m,
dan 4000 m gaya bebas, 200 m gaya punggung, dan 200 m perlombaan beregu (lihat juga Renang
pada Olimpiade musim panas tahun 1900).
Ada dua tambahan pertandingan renang yang tidak biasa (meskipun cukup umum pada
waktu itu), hambatan pelaksanaan renang di sungai Seine (berenang bersama arus), dan
perlombaan renang didalam air. 4000 m gaya apa saja dimenangkan oleh John Arthur Jarvis
dengan catatan waktu dibawah satu jam, perlombangan renang Olimpiade terpanjang yang pernah
diadakan. Gaya punggung juga diperkenalkan pada pertandingan Olimpiade di Paris, demikian
juga halnya dengan polo air. Klub Renang Osborne dari Manchester mengalahkan team klub dari
Belgia, Perancis dan Jerman dengan sangat mudah.
Gaya Trudgen dikembangkan oleh guru renang dan perenang Australia keturunan Inggris
bernama Richard (Fred, Frederick) Cabill. Seperti Trudgen, dia memperhatikan penduduk asli dari
kepulauan Solomon, menggunakan gaya bebas. Namun berbeda dengan Trudgen, dia melihat
tendangan mengibas, dan mempelajarinya dengan seksama. Dia menggunakan sentakan mengibas
yang baru ini dari pada gaya dada atau tendangan menggunting dari Trudgen.
Dia menggunakan gerakan ini pada tahun 1902 di Kejuaraan Internasional di Inggris untuk
menciptakan rekor dunia yang baru dengan berenang di luar gaya yang dilakukan oleh semua
perenang Trudgen pada 100 yard dengan catatan waktu 0:58.4 (beberapa sumber mengatakan
bahwa itu adalah anaknya dalam catatan waktu 0:58.8). dia mengajarkan gaya ini kepada keenam
anaknya, masing-masing nantinya menjadi perenang kejuaraan.
Teknik menjadi dikenal sebagai gaya bebas Australia hingga tahun 1950, ketika ia
diperpendek menjadi gaya bebas saja, secara teknik dikenal sebagai front crawl. Olimpiade tahun
1904 di St. Louis meliputi perlombaan 50 yard, 100 yard, 220 yard, 440 yard, 880 yard dan satu
mil gaya bebas, 100 yard gaya punggung dan 440 yard gaya dada, dan 4*50 yard gaya bebas
beranting (lihat juga renang olimpiade musim panas tahun 1904).
Perlombaan ini membedakan antara gaya dada dengan gaya bebas, sehingga sekarang ada
dua gaya yang ditetapkan (gaya dada dan gaya punggung) dan gaya bebas, dimana sebagian besar
orang berenang dengan gaya Trudgen. Perlombaan ini juga menggambarkan kompetisi untuk
lompat jauh, dimana jarak tanpa berenang, setelah melompat kedalam kolam renang diukur.
Pada tahun 1907 perenang Annette Kellerman dari Australia mengunjungi Amerika Serikat
sebagai "penari balet dalam air", versi lain dari penyelarasan renang, menyelam kedalam tangki
gelas. Dia ditangkap karena mempertontonkan hal yang tidak sopan, dimana baju renangnya
menampakkan lengan, kaki dan leher.
Kellerman merubah baju renangnya menjadi berlengan panjang, celana yang lebih panjang,
serta kerah, namun tetap mempertahankan pakaian ketatnya yang menampakkan bentuk tubuh di
bawahnya. Dia kemudian membintangi beberapa film, salah satunya tentang kehidupan
pribadinya. Pada tahun 1908, asosiasi renang dunia Federasi Renang Amatir Internasional
(FINA/Federation Internationale de Natation de Amateur) dibentuk.
Seiring dengan perkembangan olahraga renang, renang semakin popular. Penggemar renang
semakin bertambah. Bahkan, seringkali anak-anak diajarkan renang pada usia sangat dini.

Macam-macam Gaya Renang


1 Gaya Bebas
Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah
tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua
belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang
gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan saat lengan
digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping. Sewaktu
mengambil napas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan. Dibandingkan
gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang yang bisa membuat tubuh melaju
lebih cepat di air.
Gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat dengan teknik-teknik dasar tertentu. Gaya
bebas dilakukan dengan beraneka ragam gerakan dalam berenang yang bisa membuat perenang
dapat melaju di dalam air. Sehingga gerakan dalam gaya bebas bisa di gunakan oleh beberapa
orang, baik yang sudah terlatih maupun para pemula.
2. Gaya Dada / Gaya Katak
Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi. Posisi tubuh
stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Gaya dada atau gaya katak (gaya
kodok) adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari
gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar
sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti
gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak
sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di
permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.
Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas. Di antara
ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang Internasional, perenang gaya dada adalah
perenang yang paling lambat.
3. Gaya Punggung
Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi punggung menghadap ke
permukaan air. Posisi wajah berada di atas air sehingga orang mudah mengambil napas. Namun
perenang hanya dapat melihat atas dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu berlomba, perenang
memperkirakan dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan. Dalam gaya punggung,
gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya bebas, namun dengan posisi tubuh telentang di
permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan menuju pinggang seperti gerakan
mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah mengambil atau membuang napas
dengan mulut atau hidung.\
Sewaktu berlomba, berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada, dan gaya kupu-
kupu yang semuanya dilakukan di atas balok start, perenang gaya punggung melakukan start dari
dalam kolam. Perenang menghadap ke dinding kolam dengan kedua belah tangan memegang besi
pegangan. Kedua lutut ditekuk di antara kedua belah lengan, sementara kedua belah telapak kaki
bertumpu di dinding kolam.
Gaya punggung adalah gaya berenang yang sudah dikenal sejak zaman kuno. Pertama kali
diperlombakan di Olimpiade Paris 1900, gaya punggung merupakan gaya renang tertua yang
diperlombakan setelah gaya bebas
4.Gaya Kupu – Kupu
Gaya kupu-kupu atau gaya dolfin adalah salah satu gaya berenang dengan posisi dada
menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan
digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara
bersamaan menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba.
Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara
dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air.
Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang paling baru. Berbeda
dari renang gaya lainnya, perenang pemula yang belajar gaya kupu-kupu perlu waktu lebih lama
untuk mempelajari koordinasi gerakan tangan dan kaki. Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut
kekuatan yang lebih besar dari perenang. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan
kedua belah tangan secara bersamaan. Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang lebih
cepat dari perenang gaya bebas. Dibandingkan dalam gaya berenang lainnya, perenang gaya kupu-
kupu tidak dapat menutupi teknik gerakan yang buruk dengan mengeluarkan tenaga yang lebih
besar.
Keselamatan Dalam Berenang

Pendidikan keselamatan adalah suatu jenis pendidikan yang menelaah tentang


penanggulangan, pencegahan, dan penghindaran terhadap terjadinya kecelakaan dan cedera. Hal
ini bertujuan untuk keselamatan pribadi, orang lain, dan harta benda.
Selamat, artinya terhindar dari bencana, marabahaya, kecelakaan, atau tidak mendapat
hambatan dan gangguan fisik. Kecelakaan dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan raya, di
tempat bermain, di tempat olahraga, di rumah, di tempat tamasya, di pantai, di laut, di sungai, atau
di kolam renang.
Oleh sebab itu, kita hendaknya mencegah atau menghindari kecelakaan. Hal ini dilakukan
karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Kecelakaan di dalam air banyak penyebabnya.
Beberapa penyebab kecelakaan di air, khususnva di sungai atau di kolam renang adalah
faktor keteledoran manusia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman,
keterampilan, kehati-hatian, lalai atau lengah, ceroboh, atau keadaan fisik dan mental yang kurang
sehat.
Bahaya-bahaya yang sering terjadi di sungai atau kolam renang antara lain disebabkan
sebagai berikut.
a. Tidak melakukan pemanasan (warming up) sebelum latihan berenang.
b. Tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
c. Tidak menguasai teknik berenang yang baik.
d. Terlalu lelah atau terlalu lama berenang.
e. Belum sarapan (makan) sebelum latihan renang.
f. Terlalu dekat waktu makan dengan waktu berenang (sebaiknya 2 jam sebelum berenang
harus sudah makan).
g. Sarana dan prasarana kolam yang kurang memadai, dan lain sebagainya.
Berbagai macam kecelakaan atau cedera yang sering menimpa seorang siswa atau atlet yang
sedang berenang dikolam renang, antara lain sebagai berikut.
a. Kejang-kejang otot (kram), seperti otot tungkai/kaki, otot lengan, dan otot perut.
b. Keseleo persendian, pergelangan kaki (engkel joint), persendian dengkul (knee joint)
persendian bahu (solder joint), pergelangan tangan (wrist joint), dan tulang belakang.
c. Luka, baik luka dalam maupun luka luar yang diakibatkan oleh benturan dengan sesama
perenang, alat pemisah kolam, dan sisi kolam (dinding) atau lantai kolam (jika dangkal).
d. Pingsan akibat kelelahan.
e. Tidak dapat berenang sehingga terlalu banyak minum air kolam. Penyebab lainnya,
terutama penyakit yang diderita atau yang tidak terduga lainnva.
Hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari kecelakaan saat berada di kolam renang,
antara lain sebagai berikut.
a. Lakukan pemanasan yang cukup (waming up) sebelum latihan berenang.
b. Mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
c. Menguasai salah satu reknik berenang atau minimal teknik mengapung di air.
d. Melakukan sarapan atau makan minimal 2 jam sebelum latihan berenang.
e. Menggunakan peralatan berenang yang baik.
f. Berhati-hati jika memiliki kelainan fisik yang berbahaya.
g. Menghindari latihan renang yang berlebihan atau terlalu lelah.ada pun.
Keselamatan Di Air
Hal yang mendasar dalam kegiatan pembelajaran aktivitas air agar tidak terjadi kecelakaan
maka usaha-usaha pencegahan, kewaspadaan dan antisipasi perlu ditekankan dalam kegiatan
pembelajaran pada siswa. Hal ini harus ditekankan kepada siswa, baik saat belum berada di air
atau bahkan saat di dalam air. Kemampuan untuk mengapung, meluncur, berputar haluan, terjun,
menekuk tubuh, menyelam, timbul, dan berputar di tempat dalam keadaan tanpa berat dapat
membawa kesenangan tersendiri untuk merasa nyaman di air bagaikan merasa di rumah sendiri.
Kemampuan itulah yang harus dikuasai sebelum belajar renang.
Pada umumnya, orang yang dapat mengatasi berbagai kondisi di air akan lebih aman dari
pada orang yang tidak dapat berenang. Namun demikian, bukan berarti seoraang perenang tidak
dapat tenggelam. Bahkan perenang terbaik sekalipun akan menghadapi kesulitan dalam situsi
dimana dirinya cidera atau sangat lelah sehingga dapat tenggelam..
Keselamatan jiwa anak merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan oleh guru. Untuk
itu, sejak awal kepada siswa harus diajarkan tata cara memasuki daerah kolam
renang/danau/sungai/lingkungan yang dituju. Baik aturan oleh guru maupun peraturan lingkungan
kolam. Ketakutan yang berlebihan terhadap air tidak ada gunanya, tetapi rasa segan terhadap
hukum-hukum fisik yang mengatur air tersebut sangat diperlukan. Hati-hat merupakan kunci dari
keselamatan, berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas di air:
1. Jangan berenang sendirian. Aktivitas di air perlu di dampingi seseorang untuk dimintai
pertolongan dalam keadaan darurat.
2. Kenali daerah di mana akan melakukan aktivitas di air, seperti kedalaman air karena
bahaya-bahaya tersembunyi tidak terlihat dari atas permukaan air.
3. Jangan memasukkan sesuatu/makanan di mulut sewaktu berenang. Pola pernafasan dalam
renang memerlukan kerongkongan dan mulut yang kosong.
4. Hindari makan besar dalam rentang satu jam sebelumnya untuk melakukan aktivitas
renang.
5. Jangan berlari-larian, dorong-dorongan atau kuda-kudaan di tepi kolam. Daerah pelataran
kolam biasanya basah, licin, dan kecelakaan dapat dengan mudah terjadi.
Untuk membantu berlatih akitivitas air khususnya pembelajaran renang dibutuhkan alat-alat,
seperti: papan pelampung (kickboard), sabuk pelampung (float belt), pelampung kaki (pull buoy
atau leg float), masker (Mask), snorkel, kacamata renang (goggles), penjepit hidung (noseclip),
sepatu katak (fins) dan kaos kaki, stopwatch, dan sebagainya. Dari beberapa alat tersebut yang
dominan dan dipergunakan untuk berlatih yaitu; kacamata renang, papan pelampung, fins dan
pelampung kaki.

Manfaat renang Bagi Kesehatan.

Olahraga Renang adalah salah satu olahraga yang menyenangkan sekaligus sangat efektif
dan optimal untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun sayangnya, olahraga ini biasanya
dilakukan hanya pada waktu berlibur atau waktu senggang saja. Padahal, banyak manfaat yang
akan dirasakan jika melakukannya dengan rutin.
Albert M. Hutapea dalam bukunya “Menuju Gaya Hidup Sehat” mengungkapkan, penelitian
selama 16 tahun terhadap 17.000 alumnus Universitas Harvard menunjukkan, mereka yang tidak
aktif berolahraga (yang membakar tidak lebih dari 500 kalori per minggu dalam kegiatan olahraga)
lebih cenderung mengidap penyakit jantung.
Karena itu, olahraga adalah sebuah keharusan dalam hidup kita. Olah raga mesti dijadikan
bagian dari gaya hidup. Apalagi renang, hampir semua otot tubuh terlibat di saat melakukan
renang. Kelompok otot-otot besar akan digunakan, seperti otot perut, otot lengan, pinggul, pantat
dan paha.
Olahraga Renang juga baik untuk mereka yang kelebihan berat badan, hamil, orang lanjut
usia atau mereka yang menderita arthritis. Karena, ketika berenang seluruh berat badan ditahan air
(mengapung); sehingga, sendi-sendi tubuh tak terlalu berat menopang badan. Dengan renang akan
terlatih menggunakan pernapasan secara efisien. Perkenalkan renang sejak awal pada anak-anak
agar mereka menyukai karena sifatnya yang seperti “main air”.
Berenang adalah salah satu jenis olahraga yang mampu meningkatkan kesehatan seseorang
yang jg merupakan olahraga tanpa gaya gravitasi bumi (non weight barring). Berenang terbilang
minim risiko cedera fisik karena saat berenang seluruh berat badan ditahan oleh air atau
mengapung. Selain itu berenang merupakan olahraga yang paling dianjurkan bagi mereka yang
kelebihan berat badan (obesitas), ibu hamil dan penderita gangguan persendian tulang atau
arthritis. Berenang memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan apabila kita melakukannya
secara benar dan rutin, manfaat tersebut antara lain :
1. Membentuk otot
Saat berenang, kita menggerakkan hampir keseluruhan otot-otot pada tubuh, mulai dari
kepala, leher, anggota gerak atas, dada, perut, punggung, pinggang, anggota gerak bawah, dan
telapak kaki. Saat bergerak di dalam air, tubuh mengeluarkan energi lebih besar karena harus
‘melawan’ massa air yang mampu menguatkan dan melenturkan otot-otot tubuh.
2. Meningkatkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru
Gerakan mendorong dan menendang air dengan anggota tubuh terutama tangan dan kaki,
dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Artinya, berenang dapat
dikategorikan sebagai latihan aerobik dalam air.
3. Menambah tinggi badan
Berenang secara baik dan benar akan membuat tubuh tumbuh lebih tinggi (bagi yang masih
dalam pertumbuhan tentunya).
4. Melatih pernafasan
Sangat dianjurkan bagi orang yg terkena penyakit asma untuk berenang karena sistem
crdiovaskular dan pernafasan dapat menjadi kuat. Penapasan kita menjadi lebih sehat, lancar,dan
bisa pernafasan menjadi lebih panjang.
5. Membakar kalori lebih banyak Saat berenang,
Tubuh akan terasa lebih berat bergerak di dalam air. Otomatis energi yang dibutuhkan pun
menjadi lebih tinggi, sehingga dapat secara efektif membakar sekitar 24% kalori tubuh.
6. Self safet
Dengan berenang kita tidak perlu khawatir apabila suatu saat mengalami hal-hal yang tidak
diinginkan khususnya yang berhubungan dengan air (jatuh ke laut dll).
7. Menghilangkan stres.
Secara psikologis, berenang juga dapat membuat hati dan pikiran lebih relaks. Gerakan
berenang yang dilakukan dengan santai dan perlahan, mampu meningkatkan hormon endorfin
dalam otak. Suasana hati jadi sejuk, pikiran lebih adem, badan pun bebas gerah. Sebelum berenang,
ag tubuh tidak ‘kaget’, dianjurkan melakukan gerakan pemanasan untuk mencegah kram otot
sekaligus juga berfungsi untuk meningkatkan suhu tubuh dan detak jantung secara bertahap dan
juga lakukan pendinginan setelah selesai berenang agar suhu tubuh dan detak jantung tidak
menurun secara drastis dengan cara berenang perlahan-lahan selama 5 menit.

A. Perkembangan renang di Indonesia


Sejak sebelum kemerdekaan, di negara kita telah ada beberapa kolam renang yang indah dan
baik. Akan tetapi pada waktu itu, kesempatan bagi orang-orang Indonesia untuk belajar berenang
tidak mungkin. Hal ini disebabkan setiap kolam renang yang dibangun hanyalah diperuntukkan
bagi para bangsawan dan penjajah saja.
Memang waktu itu ada juga kolam renang yang dibuka bagi masyarakat banyak, akan tetapi
harga tiket masuk sedemikian tingginya, sehinggara para pengunjung tertentu tidak bisa membayar
tiket masuk untuk berenang.
Salah satu dari sekian banyak kolam renang yang dibangun setelah tahun 1900 adalah kolam
renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun 1904. Sesuai dengan tempat kelahiran
kolam renang Cihampelas, maka awal dari kegiatan olahraga renang di Indonesia dapat dikatakan
mulai dari Bandung.
Pertama-tama berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse Zwembond atau
Perserikatan Berenang Bandung, didirikan pada tahun 1917, perserikatan ini membawahi 7
perkumpulan yang diantaranya adalah perkumpulan renang di lingkungan sekolah seperti halnya
OSVIA, MULO dan KWEEKSCHOOL.
Selain Bandung, Jakarta dan Surabaya juga mendirikan perkumpulan-perkumpulan
berenang dalam tahun yang sama. Kemudian barulah di tahun 1918 berdiri West Java Zwembond
atau Perserikatan Berenang Jawa barat dan pada tahun 1927 berdiri pula Oost Java Zwembond
atau Perserikatan Berenang Jawa Timur yang beranggotakan kota-kota seperti : Malang, Surabaya,
Pasuruan, Blitar dan Lumajang. Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar
daerah. Bahkan kejuaraan-kejuaraan itu, rekor-rekornya juga menjadi rekor di negeri Belanda.
Dalam tahun 1934, peloncat indah masing-masing Haasman dan Van de Groen, berhasil
keluar sebagai juara pertama dan kedua dalam nomor-nomor papan 3 meter dan menara. Pada Far
Eastern Games di Manila, Philipina (kini kegiatan itu berkembang menjadi Asian Games sejak
tahun 1951). Kedua peloncat itu juga menjadi utusan Hindi Belanda.
Di tahun 1936, Pet Stam seorang Hindia Belanda berdasarkan rekornya 0:59.9 untuk 100
meter gaya bebas yang dicatat di kolam renang Chiampelas Bandung, berhasil dikirim untuk ambil
bagian dalam Olimpiade Berlin atas nama negeri Belanda. Dua orang peloncat indah masing-
masing Haasman di bagian putera dan Kiki Heckle turut pula ambil bagian dalam Olimpiade
Berlin, dimana peloncat putri menduduki urutan ke 8.
Hingga tahun 1940, Nederlands Indishce Zwembond atau NIZB telah beranggotakan 12.00
perenang. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1943 - 1945, kesempatan untuk bisa berenang
bagi bangsa Indonesia semakin besar. Oleh karena pemerintahan pendudukan Jepang, membuka
seluruh kolam renang di tanah air untuk masyarakat umum. Periode tahun 1945, perkembangan
olahraga renang di tanah air praktis menurun, karena saat itu bangsa Indonesia dalam kancah
perjuangan melawan penjajah.
Hingga tanggal 20 Maret 1951, dunia renang Indonesia praktis berada di bawah pimpinan
Zwembond Voor Indonesia (ZBVI) dan kemudian sejak tanggal 21 Maret 1951 lahirlah Persatuan
Berenang Seluruh Indonesia yang kemudian disingkat PBSI. Kongresnya yang pertama di Jakarta,
berhasil mengukuhkan Ketua yang pertama, Prof. dr. Poerwo Soedarmo, dibantu oleh wakil ketua,
sekretaris, bendahara dan komisi teknik.
Sejak saat itu, olahraga renang Indonesia setahap demi setahap maju dan berkembang serta
selanjutnya dalam tahun 1952, PBSI menjadi anggota resmi dari Federasi Renang Dunia - FINA
(singkatan dari Federation Internationale de Nation). dan International Olympic
Hingga tahun 1952 telah terdaftar sebanyak 29 perkumpulan, tergabung dalam PBSI. Oleh
karena itu kemudian didirikan top-top organisasi olahraga berenang di tingkat daerah.
Perkembangan olahraga berenang di Indonesia kian hari kian berkembang, hal ini ditandai dengan
penyelenggaraan perlombaan renang hampir setiap tahun di tingkat nasional. Begitu pula halnya
dalam setiap pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON), cabang olahraga renang menjadi
nomor-nomor utama.
Dengan makin berkembangnya prestasi olahraga renang di Indonesia pada tahun 1952,
Indonesia mengirimkan duta-duta renangnya ke arena Olympiade di Helsinki, kemudian tahun
1953 kembali Indonesia ambil bagian dalam Youth Festival di Bukarest. Pada tahun 1954 regu
polo air Indonesia dikirim untuk mengikuti Asian Games ke II di Manila, Philipina.
Pada tahun 1954, berlangsung kongres PBSI ke II, diselenggarakan di Bandung dengan
menghasilkan susunan pengurus yang diketuai oleh D. Seoprajogi, ditambah satu sekretaris,
bendahara dan 3 komisi teknik. Kongres PBSI yang ke III diselenggarakan di Cirebon, dimana
dalam kongres ini memilih kembali kepengurusan baru yang ketuanya masih tetap di jabat D.
Soeprajogi, ditambah 3 pengurus lainnya.
Untuk ke IV kalinya PBSI menyelenggarakan kongres pada tahun 1957 di Makasar
(sekarang Ujung Pandang) Kongres ini menghasilkan beberapa keputusan, diantaranya memilih
susunan kepengurusan yang baru dengan ketua D. Soeprajogi. Kemudian atas permintaan peserta
kongres istilah persatuan dalam singkatan PBSI, diganti menjadi Perserikatan. Dengan demikian
PBSI dalam hal ini menjadi singkatan dari Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia.
Di tahun 1959 diadakan Kejuaraan Nasional Renang. Kejuaraan ini untuk pertama kalinya
mengadakan pemisahan antara Senior dan Junior di Malang, Jawa Timur. Berlangsung pula
kongres PBSI ke V, dimana pada kongres itu disamping memilih kepengurusan baru yang
ketuanya masih tetap dipercayakan kepada D. Soeprajogi, juga kongres ini merubah nama
Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) menjadi Perserikatan Renang Seluruh Indonesia
(PRSI).
Perubahan ini timbul dengan pertimbangan bahwa terdapatnya dua induk organisasi
olahraga yang mempunyai singkatan sama PBSI. Selain cabang olahraga renang, singkatan ini
juga digunakan oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. Pada Kongres di Malang Jawa
Timur Ketua PRSI, D. Soeprajogi di dampingi oleh 2 wakil ketua, dua sekretaris, bendahara,
pembantu umum ditambah komisi teknik dengan 2 orang anggota.
Kemajuan olahraga renang secara keseluruhan berkembang kian pesat dan dalam tahun
1962, berhasil menampilkan nama-nama besar seperti Achmad Dimyati, Mohamad Sukri di bagian
putera, sementara Iris, Tobing, Lie Lan Hoa, Eny Nuraeni serta banyak lagi di bagian puteri. Dalam
tahun 1963 di Jakarta, kembali PRSI menyelenggarakan kongres dan berhasil menyusun
kepengurusan baru dengan ketua umum D. Soeprajogi. Selanjutnya di dampingi 3 orang ketua, 2
orang renang, loncat indah dan polo air. Keputusan lain yang diperoleh dalam kongres PRSI ke VI
itu adalah merubah kembali istilah \"Persatuan\". Hingga sekarang PRSI
merupakan singkatan dari Persatuan Renang Seluruh Indonesia. Meskipun dalam
falsafahnya bahwa olahraga itu tidak bisa dikaitkan dengan politik. Namun dalam kenyatannya
perkembangan politik di dalam negeri pada waktu itu membawa pengaruh besar terhadap
perkembangan olahraga.
Pada tahun 1963 Indonesia harus mengundurkan diri dari pesta olahraga GANEFO, dimana
pesertanya ada beberapa negara yang memang belum menjadi anggota FINA. Untuk
menghindarkan kemungkinan adanya skorsing, Indonesia dalam hal ini PRSI mengambil langkah
pengunduran diri sebagai anggota FINA. Pada tahun 1966, Indonesia kembali menjadi anggota
FINA. Pada tahun itu Indonesia mengambil bagian dalam Asian Games ke V di Bangkok.
Musyawarah PRSI ke VII berlangsung kembali di Jakarta pada tanggal 24 - 27 April 1968.
Salah satu keputusannya mengukuhkan kepengurusan baru PRSI dengan ketua umum tetap
dipercayakan kepada D. Soeprayogi, di tambah dengan 2 orang ketua, 2 sekretaris, bendahara dan
panitia teknik yang terdiri atas 3 orang masing-masing untuk renang, loncat indah dan polo air.
B. Prestasi Renang Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Internasional

Prestasi peneran Indonesia baik di tingkat Nasional maupung di tingkat Internasional sangat
kurang. Menurut pengamat olahraga nasional mengenai penyebab menurunnya prestasi renang,
wartawan tabloid olahraga “Bola”, Ignatius Sunito dan para pengamat olah raga lainnya
mengatakan kalau masalah dana adalah penyebab utamanya. Terbatasnya dana membuat PRSI
kesulitan untuk melaksanakan kompetisi renang tingkat nasional seperti dulu lagi, kurangnya rasa
nasionalisme pemain, kurangnya manajemen dalam Official, kurangnya disiplin
.(http://www.indomedia.com.au). Atlet renang Indonesia pernah mencapai prestasi yang
membawa nama bangsa harum di dunia Internasional. Pada tahun 1977 sampai tahun 2003, renang
Indonesia mampu mengharumkan nama bangsa, baik itu di tingkat Asean maupun Asia. Setelah
itu, tidak ada satupun medali dan juga prestasi yang diperoleh dari olahraga air ini.
Sebenarnya ada banyak atlet renang Indonesia yang sudah berpengalaman di ajang
pertadingan nasional, provinsi, maupun kabupaten. Seperti : Glenn Victor, Priadi Fauzi, Guntur
Pratama Putra, dan Nicko yang berhasil meraih medali emas dengan catatan waktu 3 menit 47
detik. Pada Kejuaraan Renang Hongkong Open, Indonesia meraih tiga medali emas dan dua perak.
Medali emas selain dari nomor 4 x 100 meter gaya ganti juga dari GlennVictor untuk nomor 50
meter gaya kupu, dan Siman Sudartawan untuk nomor 50 meter gaya punggung. Medali perak
diraih oleh Guntur Pratama Putra nomor 59 meter gaya kupu dan Glenn Victor untuk nomor 100
meter gaya punggung.
Tim renang Indonesia kembali akan mengikuti kejuaraan dunia di Singapura pada
pertengahan Oktober 2010, sebelum tampil pada pesta olahraga multievent antarnegara Asia di
China mendatang.
Pada Asian Games mendatang, Indonesia menargetkan dua medali perunggu, yaitu dari
nomor 4 x 100 meter gaya ganti dan 50 meter gaya dada atas nama Indra Gunawan.

Anda mungkin juga menyukai