Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

RENANG

Disusun oleh :
AMANDA TASYA SALSABILLA

X MIPA 5

SMAN 5 KOTA BENGKULU

I
RENANG

A. Pengertian Renang

Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam


berenang. Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya
punggung, dan gaya dada. Perenang yang memenangkan lomba renang adalah
perenang yang menyelesaikan jarak lintasan tercepat. Pemenang babak penyisihan
maju ke babak semifinal, dan pemenang semifinal maju ke babak final.
Bersama-sama dengan loncat indah, renang indah, renang perairan terbuka,
dan polo air, peraturan perlombaan renang ditetapkan oleh badan dunia bernama
Federasi Renang Internasional (FINA). Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI)
adalah induk organisasi cabang olahraga renang di Indonesia.

B. Sejarah Renang

Renang telah dikenal sejah zaman pra-sejarah. Dari gambar-gambar yang


berasal dari zaman batu diketahui adanya gua-gua bagi para perenang di dekat Wadi
Sora sebelah barat daya Mesir. Di Jepang, renang adalah kemampuan yang harus
dimiliki oleh para samurai. Sejarah mencatat, pertandingan renang pertama
diselenggarakan oleh Kaisar Suigui pada 36 sebelum Masehi.
Pertandingan renang yang memperebutkan gelar juara telah dimulai di Eropa
sekitar tahun 1800 dan sebagian besar menggunakan gaya dada. Renang gaya bebas
pertama kali dikenalkan oleh Arthur Trudgen. Gaya ini kemudian mulai
dikombinasikan dengan gaya kaki yang menendang oleh Richard Cavill pada 1902. Di
abad pertengahan, renang termasuk dalam tujuh kemahiran yang harus dimiliki oleh
para ksatria termasuk berenang dengan membawa senjata.
Olahraga renang pertama kali dipertandingkan dalam Olimpiade modern
1896 di Athena, Yunani. Pada Olimpiade ini, hanya empat nomor yang
dipertandingkan dari rencana semula enam nomor. Masing-masing adalah nomor 100
meter, 500 meter, 1.200 meter, nomor bebas, dan 100 meter bagi para pelaut.
Olimpiade kedua diselenggarakan di Paris, Prancis pada 1900 dan mempertandingkan
nomor 200 m, 1.000 m, 4.000 m, nomor bebas, 200 m gaya dada, dan 200 m nomor
beregu.
Persatuan Renang Internasional (Federation Internationale De Natation De
Amateur/FINA) dibentuk tahun 1908 semula menetapkan, gaya kupu-kupu adalah
variasi gaya dada. Gaya ini baru menjadi gaya terpisah di tahun 1952. Wanita baru
diperkenankan ikut pertandingan renang pada Olimpiade 1912 di Stockholm, Belanda.
Gaya bebas, yang kemudian disebut the trudgen, diperkenalkan pada tahun
1973 oleh John Arthur Trudgen, menirunya dari Orang Amerika asli. Renang menjadi
bagian dari pertandingan Olympiade modern yang pertama tahun 1896 di Atena. Pada
tahun 1902 the trudgen diperbaharui oleh Richard Cavill, menggunakan sentakan
mengibas. Pada tahun 1908, asosiasi renang sedunia, Federasi Renang Amatir

I
I
International (FINA/ Federation Internationale de Natation de Amateur) dibentuk.
Gaya kupu-kupu pertama kali merupakan variasi dari gaya dada, sampai akhirnya ia
diterima sebagai gaya yang terpisah pada tahun 1952.

Era Olimpiade modern setelah tahun 1896

Pertandingan Olimpiade dilangsungkan pada tahun 1896 di Athena. Kompetisi


khusus kaum pria (lihat juga renang pada olimpiade musim panas 1896). Enam
pertandingan telah direncanakan, namun hanya empat yang betul-betul
diselenggarakan: 100 m, 500 m, dan 1200 m gaya bebas dan 100 m untuk pelaut.
Medali emas pertama dimenangkan oleh Alfred Hajos dari Hungaria dengan catatan
waktu 1:22.20 untuk 100 m gaya bebas.
Hajos juga memenangkan pertandingan 1200 m, dan tidak mampu
memenangkannya pada 500 m, dimana dimenangkan oleh Paul Neumann dari
Australia. Kompetisi renang lainnya dari 100 m untuk para pelaut termasuk tiga pelaut
Yunani di Teluk Zea dekat Piraeus, dimulai dengan perahu dayung. Pemenangnya
adalah Ioannis Malokinis dengan catatan waktu dua menit dan 20 detik. Perlombaan
1500 m juga diadakan.
Pada tahun 1897 Kapten Henry Sheffield membuat kaleng penyelamat atau
silinder penyelamat, yang sekarang dikenal sebagai alat bantu penyelamat di
Baywatch. Bagian ujungnya membuatnya meluncur lebih cepat dipermukaan air,
meskipun itu dapat menyebabkan cidera. Pertandingan Olimpiade kedua dilaksanakan
di Paris tahun 1900 menampilkan 200 m, 1000 m, dan 4000 m gaya bebas, 200 m gaya
punggung, dan 200 m perlombaan beregu (lihat juga Renang pada Olimpiade musim
panas tahun 1900).
Ada dua tambahan pertandingan renang yang tidak biasa (meskipun cukup
umum pada waktu itu), hambatan pelaksanaan renang di sungai Seine (berenang
bersama arus), dan perlombaan renang didalam air. 4000 m gaya apa saja
dimenangkan oleh John Arthur Jarvis dengan catatan waktu dibawah satu jam,
perlombangan renang Olimpiade terpanjang yang pernah diadakan. Gaya punggung
juga diperkenalkan pada pertandingan Olimpiade di Paris, demikian juga halnya
dengan polo air. Klub Renang Osborne dari Manchester mengalahkan team klub dari
Belgia, Perancis dan Jerman dengan sangat mudah.
Gaya Trudgen dikembangkan oleh guru renang dan perenang Australia
keturunan Inggris bernama Richard (Fred, Frederick) Cabill. Seperti Trudgen, dia
memperhatikan penduduk asli dari kepulauan Solomon, menggunakan gaya bebas.
Namun berbeda dengan Trudgen, dia melihat tendangan mengibas, dan
mempelajarinya dengan seksama. Dia menggunakan sentakan mengibas yang baru ini
dari pada gaya dada atau tendangan menggunting dari Trudgen.
Dia menggunakan gerakan ini pada tahun 1902 di Kejuaraan Internasional di
Inggris untuk menciptakan rekor dunia yang baru dengan berenang di luar gaya yang
dilakukan oleh semua perenang Trudgen pada 100 yard dengan catatan waktu 0:58.4
(beberapa sumber mengatakan bahwa itu adalah anaknya dalam catatan waktu 0:58.8).

I
I
dia mengajarkan gaya ini kepada keenam anaknya, masing-masing nantinya menjadi
perenang kejuaraan.
Teknik menjadi dikenal sebagai gaya bebas Australia hingga tahun 1950,
ketika ia diperpendek menjadi gaya bebas saja, secara teknik dikenal sebagai front
crawl. Olimpiade tahun 1904 di St. Louis meliputi perlombaan 50 yard, 100 yard, 220
yard, 440 yard, 880 yard dan satu mil gaya bebas, 100 yard gaya punggung dan 440
yard gaya dada, dan 4*50 yard gaya bebas beranting (lihat juga renang olimpiade
musim panas tahun 1904).
Perlombaan ini membedakan antara gaya dada dengan gaya bebas, sehingga
sekarang ada dua gaya yang ditetapkan (gaya dada dan gaya punggung) dan gaya
bebas, dimana sebagian besar orang berenang dengan gaya Trudgen. Perlombaan ini
juga menggambarkan kompetisi untuk lompat jauh, dimana jarak tanpa berenang,
setelah melompat kedalam kolam renang diukur.
Pada tahun 1907 perenang Annette Kellerman dari Australia mengunjungi
Amerika Serikat sebagai "penari balet dalam air", versi lain dari penyelarasan renang,
menyelam kedalam tangki gelas. Dia ditangkap karena mempertontonkan hal yang
tidak sopan, dimana baju renangnya menampakkan lengan, kaki dan leher.
Kellerman merubah baju renangnya menjadi berlengan panjang, celana yang
lebih panjang, serta kerah, namun tetap mempertahankan pakaian ketatnya yang
menampakkan bentuk tubuh di bawahnya. Dia kemudian membintangi beberapa film,
salah satunya tentang kehidupan pribadinya. Pada tahun 1908, asosiasi renang dunia
Federasi Renang Amatir Internasional (FINA/Federation Internationale de Natation de
Amateur) dibentuk.
Seiring dengan perkembangan olahraga renang, renang semakin popular.
Penggemar renang semakin bertambah. Bahkan, seringkali anak-anak diajarkan
renang pada usia sangat dini.

C. Macam-Macam Gaya Renang

Dalam renang untuk rekreasi, orang berenang dengan gaya dada, gaya punggung, gaya
bebas dan gaya kupu-kupu. Gaya renang yang dilombakan dalam perlombaan renang
adalah gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan gaya bebas. Dalam lomba
renang nomor gaya bebas, perenang dapat menggunakan berbagai macam gaya
renang, kecuali gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Tidak seperti halnya
gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu, Federasi Renang Internasional tidak
mengatur teknik yang digunakan dalam nomor renang gaya bebas. Walaupun
demikian, hampir semua perenang berenang dengan gaya krol, sehingga gaya krol
(front crawl) digunakan hampir secara universal oleh perenang dalam nomor renang
gaya bebas.

Gaya bebas

Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua
belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh,

I
V
sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke
bawah. Sewaktu berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air.
Pernapasan dilakukan saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi
miring dan kepala berpaling ke samping. Sewaktu mengambil napas, perenang bisa
memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan. Dibandingkan gaya berenang lainnya,
gaya bebas merupakan gaya berenang yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di
air.
Gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat dengan teknik-teknik dasar tertentu.
Gaya bebas dilakukan dengan beraneka ragam gerakan dalam berenang yang bisa
membuat perenang dapat melaju di dalam air. Sehingga gerakan dalam gaya bebas bisa
di gunakan oleh beberapa orang, baik yang sudah terlatih maupun para pemula.

Gaya dada

Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi. Posisi
tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Gaya dada
atau gaya katak (gaya kodok) adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke
permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan
tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan
diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah
air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang
berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di
permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan
tangan-kaki.[2].

Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas. Di
antara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang Internasional, perenang
gaya dada adalah perenang yang paling lambat.

Gaya punggung

Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi punggung


menghadap ke permukaan air. Posisi wajah berada di atas air sehingga orang mudah
mengambil napas. Namun perenang hanya dapat melihat atas dan tidak bisa melihat ke
depan. Sewaktu berlomba, perenang memperkirakan dinding tepi kolam dengan
menghitung jumlah gerakan.
Dalam gaya punggung, gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya bebas, namun
dengan posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian
digerakkan menuju pinggang seperti gerakan mengayuh. Mulut dan hidung berada di
luar air sehingga mudah mengambil atau membuang napas dengan mulut atau
hidung.[2]
Sewaktu berlomba, berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada, dan gaya
kupu-kupu yang semuanya dilakukan di atas balok start, perenang gaya punggung
melakukan start dari dalam kolam. Perenang menghadap ke dinding kolam dengan

V
kedua belah tangan memegang besi pegangan. Kedua lutut ditekuk di antara kedua
belah lengan, sementara kedua belah telapak kaki bertumpu di dinding kolam.
Gaya punggung adalah gaya berenang yang sudah dikenal sejak zaman kuno. Pertama
kali diperlombakan di Olimpiade Paris 1900, gaya punggung merupakan gaya renang
tertua yang diperlombakan setelah gaya bebas

Gaya kupu-kupu

Gaya kupu-kupu atau gaya lumba-lumba adalah salah satu gaya berenang dengan
posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan
ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara
kedua belah kaki secara bersamaan menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan
sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan
hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat mulut ketika kepala
berada di luar air.[2].
Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang paling baru.
Berbeda dari renang gaya lainnya, perenang pemula yang belajar gaya kupu-kupu
perlu waktu lebih lama untuk mempelajari koordinasi gerakan tangan dan kaki.
Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar dari perenang.
Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah tangan secara
bersamaan. Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang lebih cepat dari
perenang gaya bebas. Dibandingkan dalam gaya berenang lainnya, perenang gaya
kupu-kupu tidak dapat menutupi teknik gerakan yang buruk dengan mengeluarkan
tenaga yang lebih besar.

Keselamatan Dalam Berenang

Pendidikan keselamatan adalah suatu jenis pendidikan yang menelaah tentang


penanggulangan, pencegahan, dan penghindaran terhadap terjadinya kecelakaan dan
cedera. Hal ini bertujuan untuk keselamatan pribadi, orang lain, dan harta benda.
Selamat, artinya terhindar dari bencana, marabahaya, kecelakaan, atau tidak
mendapat hambatan dan gangguan fisik. Kecelakaan dapat terjadi di mana saja, seperti
di jalan raya, di tempat bermain, di tempat olahraga, di rumah, di tempat tamasya, di
pantai, di laut, di sungai, atau di kolam renang.
Oleh sebab itu, kita hendaknya mencegah atau menghindari kecelakaan. Hal ini
dilakukan karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Kecelakaan di dalam air
banyak penyebabnya.
Beberapa penyebab kecelakaan di air, khususnva di sungai atau di kolam
renang adalah faktor keteledoran manusia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, kehati-hatian, lalai atau lengah, ceroboh,
atau keadaan fisik dan mental yang kurang sehat.
Bahaya-bahaya yang sering terjadi di sungai atau kolam renang antara lain
disebabkan sebagai berikut.
a. Tidak melakukan pemanasan (warming up) sebelum latihan berenang.

V
I
b. Tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
c. Tidak menguasai teknik berenang yang baik.
d. Terlalu lelah atau terlalu lama berenang.
e. Belum sarapan (makan) sebelum latihan renang.
f. Terlalu dekat waktu makan dengan waktu berenang (sebaiknya 2 jam
sebelum berenang harus sudah makan).
g. Sarana dan prasarana kolam yang kurang memadai, dan lain sebagainya.

Berbagai macam kecelakaan atau cedera yang sering menimpa seorang siswa atau atlet
yang sedang berenang dikolam renang, antara lain sebagai berikut.
a. Kejang-kejang otot (kram), seperti otot tungkai/kaki, otot lengan, dan otot perut.
b. Keseleo persendian, pergelangan kaki (engkel joint), persendian dengkul (knee
joint), persendian bahu (solder joint), pergelangan tangan (wrist joint), dan tulang
belakang.
c. Luka, baik luka dalam maupun luka luar yang diakibatkan oleh benturan dengan
sesama perenang, alat pemisah kolam, dan sisi kolam (dinding) atau lantai kolam (jika
dangkal).
d. Pingsan akibat kelelahan.
e. Tidak dapat berenang sehingga terlalu banyak minum air kolam. Penyebab lainnya,
terutama penyakit yang diderita atau yang tidak terduga lainnva.

Hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari kecelakaan saat berada di kolam
renang, antara lain sebagai berikut.
a. Lakukan pemanasan yang cukup (waming up) sebelum latihan berenang.
b. Mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
c. Menguasai salah satu reknik berenang atau minimal teknik mengapung di air.
d. Melakukan sarapan atau makan minimal 2 jam sebelum latihan berenang.
e. Menggunakan peralatan berenang yang baik.
f. Berhati-hati jika memiliki kelainan fisik yang berbahaya. .
g. Menghindari latihan renang yang berlebihan atau terlalu lelah.
ada pun,,:

A. Keselamatan Di Air
Hal yang mendasar dalam kegiatan pembelajaran aktivitas air agar tidak terjadi
kecelakaan maka usaha-usaha pencegahan, kewaspadaan dan antisipasi perlu
ditekankan dalam kegiatan pembelajaran pada siswa. Hal ini harus ditekankan kepada
siswa, baik saat belum berada di air atau bahkan saat di dalam air. Kemampuan untuk
mengapung, meluncur, berputar haluan, terjun, menekuk tubuh, menyelam, timbul,
dan berputar di tempat dalam keadaan tanpa berat dapat membawa kesenangan
tersendiri untuk merasa nyaman di air bagaikan merasa di rumah sendiri. Kemampuan
itulah yang harus dikuasai sebelum belajar renang.

Pada umumnya, orang yang dapat mengatasi berbagai kondisi di air akan lebih
aman dari pada orang yang tidak dapat berenang. Namun demikian, bukan berarti

V
I
seoraang perenang tidak dapat tenggelam. Bahkan perenang terbaik sekalipun akan
menghadapi kesulitan dalam situsi dimana dirinya cidera atau sangat lelah sehingga
dapat tenggelam..

Keselamatan jiwa anak merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan oleh guru.
Untuk itu, sejak awal kepada siswa harus diajarkan tata cara memasuki daerah kolam
renang/danau/sungai/lingkungan yang dituju. Baik aturan oleh guru maupun peraturan
lingkungan kolam. Ketakutan yang berlebihan terhadap air tidak ada gunanya, tetapi
rasa segan terhadap hukum-hukum fisik yang mengatur air tersebut sangat diperlukan.
Hati-hati merupakan kunci dari keselamatan, berikut hal-hal yang harus diperhatikan
dalam aktivitas di air:
1.Jangan berenang sendirian. Aktivitas di air perlu di dampingi seseorang
untuk dimintai pertolongan dalam keadaan darurat.
2.Kenali daerah di mana akan melakukan aktivitas di air, seperti kedalaman air
karena bahaya-bahaya tersembunyi tidak terlihat dari atas permukaan air.
3.Jangan memasukkan sesuatu/makanan di mulut sewaktu berenang. Pola
pernafasan dalam renang memerlukan kerongkongan dan mulut yang kosong.
4.Hindari makan besar dalam rentang satu jam sebelumnya untuk melakukan
aktivitas renang.
5.Jangan berlari-larian, dorong-dorongan atau kuda-kudaan di tepi kolam.
Daerah pelataran kolam biasanya basah, licin, dan kecelakaan dapat dengan mudah
terjadi.
Untuk membantu berlatih akitivitas air khususnya pembelajaran renang
dibutuhkan alat-alat, seperti: papan pelampung (kickboard), sabuk pelampung (float
belt), pelampung kaki (pull buoy atau leg float), masker (Mask), snorkel, kacamata
renang (goggles), penjepit hidung (noseclip), sepatu katak (fins) dan kaos kaki,
stopwatch, dan sebagainya. Dari beberapa alat tersebut yang dominan dan
dipergunakan untuk berlatih yaitu; kacamata renang, papan pelampung, fins dan
pelampung kaki.

D. Manfaat Berenang

Berenang adalah salah satu jenis olahraga yang mampu meningkatkan kesehatan
seseorang yang juga merupakan olahraga tanpa gaya gravitasi bumi (non weight
barring). Berenang terbilang minim risiko cedera fisik karena saat berenang seluruh
berat badan ditahan oleh air atau mengapung. Selain itu berenang merupakan olahraga
yang paling dianjurkan bagi mereka yang kelebihan berat badan (obesitas), ibu hamil
dan penderita gangguan persendian tulang atau arthritis. Berenang memiliki banyak
manfaat yang dapat dirasakan apabila kita melakukannya secara benar dan rutin.
Manfaat tersebut antara lain :
1. Membentuk otot
Saat berenang, kita menggerakkan hampir keseluruhan otot-otot pada tubuh, mulai
dari kepala, leher, anggota gerak atas, dada, perut, punggung, pinggang, anggota gerak
bawah, dan telapak kaki. Saat bergerak di dalam air, tubuh mengeluarkan energi lebih

V
I
besar karena harus ‘melawan’ massa air yang mampu menguatkan dan melenturkan
otot-otot tubuh.
2. Meningkatkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru
Gerakan mendorong dan menendang air dengan anggota tubuh terutama tangan dan
kaki, dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Artinya,
berenang dapat dikategorikan sebagai latihan aerobik dalam air.
3. Menambah tinggi badan
Berenang secara baik dan benar akan membuat tubuh tumbuh lebih tinggi (bagi yang
masih dalam pertumbuhan tentunya).
4. Melatih pernafasan
Sangat dianjurkan bagi orang yg terkena penyakit asma untuk berenang karena sistem
crdiovaskular dan pernafasan dapat menjadi kuat. Penapasan kita menjadi lebih sehat,
lancar, dan bisa pernafasan menjadi lebih panjang.
5. Membakar kalori lebih banyak
Saat berenang, tubuh akan terasa lebih berat bergerak di dalam air. Otomatis energi
yang dibutuhkan pun menjadi lebih tinggi, sehingga dapat secara efektif membakar
sekitar 24% kalori tubuh.
6. Self safety
Dengan berenang kita tidak perlu khawatir apabila suatu saat mengalami hal-hal yang
tidak diinginkan khususnya yang berhubungan dengan air (jatuh ke laut dll).
7. Menghilangkan stres.
Secara psikologis, berenang juga dapat membuat hati dan pikiran lebih relaks. Gerakan
berenang yang dilakukan dengan santai dan perlahan, mampu meningkatkan hormon
endorfin dalam otak. Suasana hati jadi sejuk, pikiran lebih adem, badan pun bebas
gerah.
Sebelum berenang, ag tubuh tidak ‘kaget’, dianjurkan melakukan gerakan pemanasan
untuk mencegah kram otot sekaligus juga berfungsi untuk meningkatkan suhu tubuh
dan detak jantung secara bertahap dan juga lakukan pendinginan setelah selesai
berenang agar suhu tubuh dan detak jantung tidak menurun secara drastis dengan cara
berenang perlahan-lahan selama 5 menit.
Untuk pemanasan dapat dimulai dengan melakukan gerakan-gerakan ringan, seperti
mengayunkan tangan dan kaki atau berjalan-jalan di sekitar kolam renang selama
10-15 menit. Lalu secara bertahap mulailah dengan satu putaran menyeberangi kolam,
lalu istirahatlah selama 30 detik beberapa kali dan puncaknya berenang selama 20-40
menit tanpa henti. Setelah beberapa minggu, latihan bisa ditingkatkan. Sebaiknya,
berganti-ganti gaya renang supaya semua otot terlatih.
Satu-satunya ‘kekurangan’ dari jenis olahraga ini adalah ternyata kurang
menguntungkan bagi kesehatan tulang. Ketiadaan gaya gravitasi bumi saat berenang
justru berpengaruh buruk pada massa tulang. Untuk mengatasinya, Anda dapat
menyelinginya dengan olahraga lain, seperti joging, berjalan kaki, atau bersepeda.

E. Fasilitas dan Peralatan

1. Kolam Renang

I
X
1. Panjang kolam renag 50 meter dan lebarnya 21 meter.
2. Dinding harus vertical dan sejajar.
3. Banyaknya lintasan adalah 8 dan masing-masing lintasan lebarnya 2,5 meter.
4. Kedalaman air minimum 1,80 meter untuk perlombaan. Suhu air berkisar antara
(23-25)o Celsius.
5. Tempat Start tidak boleh licin dan kemiringannya tidak boleh lebih darih 10 derajat.
6. Garis-garis tanda lintasan dapat di buat di dasar kolam untuk memberi petunjuk pada
perenang.

2. Lintasan

Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar lintasan
pertama dan lintasan terakhir.Masing-masing lintasan dipisahkan dengan tali lintasan
yang sama panjang dengan panjang lintasan.
Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung berukuran kecil pada seutas tali yang
panjangnya sama dengan panjang lintasan. Pelampung pada tali lintasan dapat
berputar-putar bila terkena gelombang air. Tali lintasan dibedakan menurut warna:
hijau untuk lintasan 1 dan 8, biru untuk lintasan 2, 3, 6, dan 7, dan kuning untuk
lintasan 4 dan 5.
Perenang diletakkan di lintasan berdasarkan catatan waktu dalam babak penyisihan
(heat). Di kolam berlintasan ganjil, perenang tercepat diunggulkan di lintasan paling
tengah. Di kolam 8 lintasan, perenang tercepat ditempatkan di lintasan 4 (di lintasan 3
untuk kolam 6 lintasan). Perenang-perenang dengan catatan waktu di bawahnya secara
berurutan menempati lintasan 5, 3, 6, 2, 7, 1, dan 8.

3. Pengukur waktu

Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh


pengukur waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan sentuh ini
hanya 1 cm. Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan
dan finis. Papan sentuh pengukur waktu produksi Omega mulai dipakai di
Pan-American Games 1967 di Winnipeg, Kanada.

4. Balok start

Di setiap balok start terdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan pistol start
dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika perenang meloncat
dari balok start.
Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok start
adalah 0,5 x 0,5 m, dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan balok start tidak
melebihi 10°.

X
F. Peraturan

Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang melakukan
posisi start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air dengan lutut sedikit
ditekuk.
Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan badan
menghadap ke dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada balok
start, sementara kaki bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk di antara
kedua lengan. Posisi start gaya punggung juga dipakai oleh perenang pertama dalam
gaya ganti estafet.
Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik ke atas
balok start (bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti estafet).
Perenang berada dalam posisi start setelah aba-aba Siap ((Take your marks dalam
bahasa Inggris) diteriakkan oleh wasit start. Start dinyatakan tidak sah bila perenang
meloncat dari balok start sebelum ada aba-aba. Hingga tembakan pistol start dimulai,
tubuh perenang harus dalam keadaan diam.

G. Nomor Perlombaan

Perlombaan renang terdiri dari nomor-nomor perlombaan menurut jarak tempuh, jenis
kelamin, dan empat gaya renang (gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan
gaya dada). Nomor-nomor renang putra dan putri yang diperlombakan dalam
Olimpiade:

 Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), 1500 m (putra)


 Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m
 Gaya punggung: 100 m, 200 m
 Gaya dada: 100 m, 200 m.
 Gaya ganti perorangan: 200 m dan 400 m
 Gaya ganti estafet: 4 x 100 m
 Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x 200 m
 Marathon 10 km.

Federasi Renang Internasional mengakui rekor dunia putra/putri untuk nomor-nomor


renang:

 Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m


 Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya ganti perorangan: 100 m (hanya lintasan pendek), 200 m, 400 m
 Gaya bebas estafet: 4×100 m, 4×200 m
 Gaya ganti estafet: 4×100 m.

X
I
Pada nomor gaya ganti perorangan, seorang perenang memakai keempat gaya secara
bergantian untuk satu putaran, dengan urutan: gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya
dada, dan gaya bebas. Pada nomor renang gaya ganti perorangan 100 m, perlombaan
diadakan di kolam renang lintasan pendek 25 m.
Pada nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet, satu regu diwakili empat orang
perenang yang masing-masing berenang 100 m. Perenang pertama memulai dengan
renang gaya punggung, dilanjutkan perenang gaya dada, perenang gaya kupu-kupu,
dan diakhiri oleh perenang gaya bebas.

H. Pakaian

Federasi Renang Internasional memiliki daftar merek dan tipe pakaian renang
yang disetujui dalam perlombaan renang.[10] Perenang dibolehkan memakai topi
renang dan kacamata renang. Perenang berkacamata dapat memilih untuk mengenakan
kacamata renang minus, atau mengenakan lensa kontak bersama kacamata renang
normal.
Perenang tidak dibolehkan memakai alat atau pakaian renang yang dapat
memengaruhi kecepatan, daya apung, atau ketahanan selama berlomba, misalnya
sarung tangan berselaput, kaki katak, sirip, dan sebagainya.

I. Perkembangan renang di Indonesia

Sejak sebelum kemerdekaan, di negara kita telah ada beberapa kolam renang yang
indah dan baik. Akan tetapi pada waktu itu, kesempatan bagi orang-orang Indonesia
untuk belajar berenang tidak mungkin. Hal ini disebabkan setiap kolam renang yang
dibangun hanyalah diperuntukkan bagi para bangsawan dan penjajah saja.
Memang waktu itu ada juga kolam renang yang dibuka bagi masyarakat banyak,
akan tetapi harga tiket masuk sedemikian tingginya, sehinggara para pengunjung
tertentu tidak bisa membayar tiket masuk untuk berenang.
Salah satu dari sekian banyak kolam renang yang dibangun setelah tahun 1900
adalah kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun 1904. Sesuai
dengan tempat kelahiran kolam renang Cihampelas, maka awal dari kegiatan olahraga
renang di Indonesia dapat dikatakan mulai dari Bandung.
Pertama-tama berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse Zwembond
atau Perserikatan Berenang Bandung, didirikan pada tahun 1917, perserikatan ini
membawahi 7 perkumpulan yang diantaranya adalah perkumpulan renang di
lingkungan sekolah seperti halnya OSVIA, MULO dan KWEEKSCHOOL.
Selain Bandung, Jakarta dan Surabaya juga mendirikan
perkumpulan-perkumpulan berenang dalam tahun yang sama. Kemudian barulah di
tahun 1918 berdiri West Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa barat dan
pada tahun 1927 berdiri pula Oost Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa
Timur yang beranggotakan kota-kota seperti : Malang, Surabaya, Pasuruan, Blitar dan
Lumajang. Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar daerah.
Bahkan kejuaraan-kejuaraan itu, rekor-rekornya juga menjadi rekor di negeri Belanda.

X
I
Dalam tahun 1934, peloncat indah masing-masing Haasman dan Van de Groen,
berhasil keluar sebagai juara pertama dan kedua dalam nomor-nomor papan 3 meter
dan menara. Pada Far Eastern Games di Manila, Philipina (kini kegiatan itu
berkembang menjadi Asian Games sejak tahun 1951). Kedua peloncat itu juga menjadi
utusan Hindi Belanda.
Di tahun 1936, Pet Stam seorang Hindia Belanda berdasarkan rekornya 0:59.9
untuk 100 meter gaya bebas yang dicatat di kolam renang Chiampelas Bandung,
berhasil dikirim untuk ambil bagian dalam Olimpiade Berlin atas nama negeri
Belanda. Dua orang peloncat indah masing-masing Haasman di bagian putera dan Kiki
Heckle turut pula ambil bagian dalam Olimpiade Berlin, dimana peloncat putri
menduduki urutan ke 8.
Hingga tahun 1940, Nederlands Indishce Zwembond atau NIZB telah
beranggotakan 12.00 perenang. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1943 - 1945,
kesempatan untuk bisa berenang bagi bangsa Indonesia semakin besar. Oleh karena
pemerintahan pendudukan Jepang, membuka seluruh kolam renang di tanah air untuk
masyarakat umum. Periode tahun 1945, perkembangan olahraga renang di tanah air
praktis menurun, karena saat itu bangsa Indonesia dalam kancah perjuangan melawan
penjajah.
Hingga tanggal 20 Maret 1951, dunia renang Indonesia praktis berada di bawah
pimpinan Zwembond Voor Indonesia (ZBVI) dan kemudian sejak tanggal 21 Maret
1951 lahirlah Persatuan Berenang Seluruh Indonesia yang kemudian disingkat PBSI.
Kongresnya yang pertama di Jakarta, berhasil mengukuhkan Ketua yang pertama,
Prof. dr. Poerwo Soedarmo, dibantu oleh wakil ketua, sekretaris, bendahara dan komisi
teknik.
Sejak saat itu, olahraga renang Indonesia setahap demi setahap maju dan
berkembang serta selanjutnya dalam tahun 1952, PBSI menjadi anggota resmi dari
Federasi Renang Dunia - FINA (singkatan dari Federation Internationale de Nation).
dan International Olympic
Hingga tahun 1952 telah terdaftar sebanyak 29 perkumpulan, tergabung dalam
PBSI. Oleh karena itu kemudian didirikan top-top organisasi olahraga berenang di
tingkat daerah. Perkembangan olahraga berenang di Indonesia kian hari kian
berkembang, hal ini ditandai dengan penyelenggaraan perlombaan renang hampir
setiap tahun di tingkat nasional. Begitu pula halnya dalam setiap pelaksanaan Pekan
Olahraga Nasional (PON), cabang olahraga renang menjadi nomor-nomor utama.
Dengan makin berkembangnya prestasi olahraga renang di Indonesia pada tahun
1952, Indonesia mengirimkan duta-duta renangnya ke arena Olympiade di Helsinki,
kemudian tahun 1953 kembali Indonesia ambil bagian dalam Youth Festival di
Bukarest. Pada tahun 1954 regu polo air Indonesia dikirim untuk mengikuti Asian
Games ke II di Manila, Philipina.
Pada tahun 1954, berlangsung kongres PBSI ke II, diselenggarakan di Bandung
dengan menghasilkan susunan pengurus yang diketuai oleh D. Seoprajogi, ditambah
satu sekretaris, bendahara dan 3 komisi teknik. Kongres PBSI yang ke III
diselenggarakan di Cirebon, dimana dalam kongres ini memilih kembali kepengurusan
baru yang ketuanya masih tetap di jabat D. Soeprajogi, ditambah 3 pengurus lainnya.

X
I
Untuk ke IV kalinya PBSI menyelenggarakan kongres pada tahun 1957 di
Makasar (sekarang Ujung Pandang) Kongres ini menghasilkan beberapa keputusan,
diantaranya memilih susunan kepengurusan yang baru dengan ketua D. Soeprajogi.
Kemudian atas permintaan peserta kongres istilah persatuan dalam singkatan PBSI,
diganti menjadi Perserikatan. Dengan demikian PBSI dalam hal ini menjadi singkatan
dari Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia.
Di tahun 1959 diadakan Kejuaraan Nasional Renang. Kejuaraan ini untuk pertama
kalinya mengadakan pemisahan antara Senior dan Junior di Malang, Jawa Timur.
Berlangsung pula kongres PBSI ke V, dimana pada kongres itu disamping memilih
kepengurusan baru yang ketuanya masih tetap dipercayakan kepada D. Soeprajogi,
juga kongres ini merubah nama Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI)
menjadi Perserikatan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).
Perubahan ini timbul dengan pertimbangan bahwa terdapatnya dua induk
organisasi olahraga yang mempunyai singkatan sama PBSI. Selain cabang olahraga
renang, singkatan ini juga digunakan oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia.
Pada Kongres di Malang Jawa Timur Ketua PRSI, D. Soeprajogi di dampingi oleh 2
wakil ketua, dua sekretaris, bendahara, pembantu umum ditambah komisi teknik
dengan 2 orang anggota.
emajuan olahraga renang secara keseluruhan berkembang kian pesat dan dalam
tahun 1962, berhasil menampilkan nama-nama besar seperti Achmad Dimyati,
Mohamad Sukri di bagian putera, sementara Iris, Tobing, Lie Lan Hoa, Eny Nuraeni
serta banyak lagi di bagian puteri. Dalam tahun 1963 di Jakarta, kembali PRSI
menyelenggarakan kongres dan berhasil menyusun kepengurusan baru dengan ketua
umum D. Soeprajogi. Selanjutnya di dampingi 3 orang ketua, 2 orang renang, loncat
indah dan polo air.
Keputusan lain yang diperoleh dalam kongres PRSI ke VI itu adalah merubah
kembali istilah \"Persatuan\". Hingga sekarang PRSI merupakan singkatan dari
Persatuan Renang Seluruh Indonesia. Meskipun dalam falsafahnya bahwa olahraga itu
tidak bisa dikaitkan dengan politik. Namun dalam kenyatannya perkembangan politik
di dalam negeri pada waktu itu membawa pengaruh besar terhadap perkembangan
olahraga.
Pada tahun 1963 Indonesia harus mengundurkan diri dari pesta olahraga
GANEFO, dimana pesertanya ada beberapa negara yang memang belum menjadi
anggota FINA. Untuk menghindarkan kemungkinan adanya skorsing, Indonesia dalam
hal ini PRSI mengambil langkah pengunduran diri sebagai anggota FINA. Pada tahun
1966, Indonesia kembali menjadi anggota FINA. Pada tahun itu Indonesia mengambil
bagian dalam Asian Games ke V di Bangkok.
Musyawarah PRSI ke VII berlangsung kembali di Jakarta pada tanggal 24 - 27
April 1968. Salah satu keputusannya mengukuhkan kepengurusan baru PRSI dengan
ketua umum tetap dipercayakan kepada D. Soeprayogi, di tambah dengan 2 orang
ketua, 2 sekretaris, bendahara dan panitia teknik yang terdiri atas 3 orang
masing-masing untuk renang, loncat indah dan polo air.

X
I
J. Prestasi Renang Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Internasional

Prestasi peneran Indonesia baik di tingkat Nasional maupung di tingkat


Internasional sangat kurang. Menurut pengamat olahraga nasional mengenai penyebab
menurunnya prestasi renang, wartawan tabloid olahraga “Bola”, Ignatius Sunito dan
para pengamat olah raga lainnya mengatakan kalau masalah dana adalah penyebab
utamanya. Terbatasnya dana membuat PRSI kesulitan untuk melaksanakan kompetisi
renang tingkat nasional seperti dulu lagi, kurangnya rasa nasionalisme pemain,
kurangnya manajemen dalam Official, kurangnya disiplin .
Atlet renang Indonesia pernah mencapai prestasi yang membawa nama bangsa
harum di dunia Internasional. Pada tahun 1977 sampai tahun 2003, renang Indonesia
mampu mengharumkan nama bangsa, baik itu di tingkat Asean maupun Asia. Setelah
itu, tidak ada satupun medali dan juga prestasi yang diperoleh dari olahraga air ini.
Sebenarnya ada banyak atlet renang Indonesia yang sudah berpengalaman di
ajang pertadingan nasional, provinsi, maupun kabupaten. Seperti : Glenn Victor, Priadi
Fauzi, Guntur Pratama Putra, dan Nicko yang berhasil meraih medali emas dengan
catatan waktu 3 menit 47 detik. Pada Kejuaraan Renang Hongkong Open, Indonesia
meraih tiga medali emas dan dua perak. Medali emas selain dari nomor 4 x 100 meter
gaya ganti juga dari GlennVictor untuk nomor 50 meter gaya kupu, dan Siman
Sudartawan untuk nomor 50 meter gaya punggung. Medali perak diraih oleh Guntur
Pratama Putra nomor 59 meter gaya kupu dan Glenn Victor untuk nomor 100 meter
gaya punggung.
Tim renang Indonesia kembali akan mengikuti kejuaraan dunia di Singapura
pada pertengahan Oktober 2010, sebelum tampil pada pesta olahraga multievent
antarnegara Asia di China mendatang.
Pada Asian Games mendatang, Indonesia menargetkan dua medali perunggu,
yaitu dari nomor 4 x 100 meter gaya ganti dan 50 meter gaya dada atas nama Indra
Gunawan.

X
V
JUKLAK JUKNIS LOMBA HARI PAHLAWAN ( HEROES DAY) 2019

KETENTUAN UMUM

a. Heroes day adalah salah satu kegiatan untuk memperingati Hari Pahlawan yang
diselenggarakan oleh Departemen 2 OSIS SMAN 5 Bengkulu.
b. Lomba yang terdapat di acara ini adalah lomba SANG JUARA
c. Peserta adalah siswa siswi yang mendaftarkan diri, dan tercatat sebagai peserta oleh
panitia.
d. Kegiatan akan dilaksanakan pada tanggal 19 November 2019
e. Biaya pendaftaran tiap kelas adalah Rp40.000,00

KETENTUAN LOMBA SANG JUARA

a. Dari tiap kelas wajib memberikan 4 orang perwakilan peseta


b. Peserta akan mengambil undian tepat duduk, 2 buah dari sesi 1 dan 2 buah dari sesi 2
disaat TM.
c. Pelaksanaan di aula SMAN 5
d. Peserta harus hadir 15 menit sebelum acara dimualai dan meregistrasi ulang ke panitia
e. ATK akan di sediakan oleh panitia
f. Peserta duduk di nomor sesuai undian
g. Peserta akan dibacakan soal pengetahuan tentang sejarah pahlawan dan
kewarganagaraan
h. Waktu menjawab 10 detik
i. Perlombaan akan dilkasanakan dengan sistem gugur, peserta yang tiadak bisa
menjawab dan tidak menuliskan jawaban ketika waktu habis akan gugur
j. Akan tersisa maksimal 10 peserta yang nantinya akan lanjut ke babak final.
k. Akan diambil 5 orang sang juara.

PERATURAN LOMBA SANG JUARA

a. Peserta wajib duduk di posisi sesuai dengan nomor undian yang didapat.
b. Peseta dilarang besuara
c. Peserta harus fokus ke depan ( tidak boleh menoleh ke peserta lain)
d. Perseta dilarang melakuakan gerakan kode.
e. Saat waktu habis seluruh peserta mangangkat papan ke atas kepala
f. Saat jababan di atas kepala tidak ada yang boleh menurunkan dan mengganti jawaban
g. Ketika semua pesrta gagal menjawab pertanyaan maka akan dibacakan ulang soal yang
berbeda sampai menyisakan peserta, dan permaiana berlanjut sampai sersisa maksimal
10 orang peserta kemudian lanjut ke babak final
h. Peserta akan di gugurkan jika melanggar aturan di atas
i. Keputusan panitia mutlak oleh karena itu bermainlah dengan sportif

X
V

Anda mungkin juga menyukai