Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Renang telah dikenal sejak masa prasejarah. Lukisan dari Jaman Batu telah ditemukan di dalam gua para perenang dekat Wadi Sora (atau Sura) dibagian barat-daya Mesir. Referensi tulisan yang berasal dari 2000 tahun sebelum masehi, termasuk Gilgamesh, Iliad, dan Odyssey, Injil (Ezekiel 47:5, Perjanjian 27:42, Isaiah 25:11, Beowulf, dan hikayat lainnya). Pada tahun 1538 Nicolas Wynman, Profesor bahasa berkebangsaan Jerman, menulis buku renang pertama kali, Colymbetes. Kompetisi renang di Eropa dimulai sekitar tahun 1800, sebagian besar menggunakan gaya dada. Gaya bebas, yang kemudian disebut the trudgen, diperkenalkan pada tahun 1973 oleh John Arthur Trudgen, menirunya dari Orang Amerika asli. Renang menjadi bagian dari pertandingan Olympiade modern yang pertama tahun 1896 di Atena. Pada tahun 1902 the trudgen diperbaharui oleh Richard Cavill, menggunakan sentakan mengibas. Pada tahun 1908, asosiasi renang sedunia, Federasi Renang Amatir International (FINA/ Federation Internationale de Natation de Amateur) dibentuk. Gaya kupu-kupu pertama kali merupakan variasi dari gaya dada, sampai akhirnya ia diterima sebagai gaya yang terpisah pada tahun 1952.

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Sejarah Dan Perkembangan Renang? 2. Bagaimana Dasar Belajar Renang? 3. Bagaimana Sejarah Dan Tekhnik Renang Gaya Kupu-Kupu? 1.3 Tujuan 1. Untuk Mengetahui Sejarah Dan Perkembangan Renang 2. Untuk Mengetahui Dasar Belajar Renang. 3. Untuk Mengetahui Bagaimana Berenang Dengan Gaya Kupu-Kupu

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana sejarah dan perkembangan Renang? 2.1.1 sejarah renang di dunia. Renang telah dikenal sejah zaman pra-sejarah. Dari gambar-gambar yang berasal dari zaman batu diketahui adanya gua-gua bagi para perenang di dekat Wadi Sora sebelah barat daya Mesir. Di Jepang, renang adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh para samurai. Sejarah mencatat, pertandingan renang pertama diselenggarakan oleh Kaisar Suigui pada 36 sebelum Masehi. Pertandingan renang yang memperebutkan gelar juara telah dimulai di Eropa sekitar tahun 1800 dan sebagian besar menggunakan gaya dada. Renang gaya bebas pertama kali dikenalkan oleh Arthur Trudgen. Gaya ini kemudian mulai dikombinasikan dengan gaya kaki yang menendang oleh Richard Cavill pada 1902. Di abad pertengahan, renang termasuk dalam tujuh kemahiran yang harus dimiliki oleh para ksatria termasuk berenang dengan membawa senjata. Olahraga renang pertama kali dipertandingkan dalam Olimpiade modern 1896 di Athena, Yunani. Pada Olimpiade ini, hanya empat nomor yang dipertandingkan dari rencana semula enam nomor. Masing-masing adalah nomor 100 meter, 500 meter, 1.200 meter, nomor bebas, dan 100 meter bagi para pelaut. Olimpiade kedua diselenggarakan di Paris, Prancis pada 1900 dan mempertandingkan nomor 200 m, 1.000 m, 4.000 m, nomor bebas, 200 m gaya dada, dan 200 m nomor beregu. Persatuan Renang Internasional (Federation Internationale De Natation De Amateur/FINA) dibentuk tahun 1908 semula menetapkan, gaya kupu-kupu adalah variasi gaya dada. Gaya ini baru menjadi gaya terpisah di tahun 1952. Wanita baru diperkenankan ikut pertandingan renang pada Olimpiade 1912 di Stockholm, Belanda. Gaya bebas, yang kemudian disebut the trudgen, diperkenalkan pada tahun 1973 oleh John Arthur Trudgen, menirunya dari Orang Amerika asli. Renang menjadi bagian dari pertandingan Olympiade modern yang pertama tahun 1896 di Atena. Pada tahun 1902 the trudgen diperbaharui oleh Richard Cavill, menggunakan sentakan mengibas. Pada tahun 1908, asosiasi renang sedunia, Federasi Renang Amatir International (FINA/ Federation Internationale de Natation de

Amateur) dibentuk. Gaya kupu-kupu pertama kali merupakan variasi dari gaya dada, sampai akhirnya ia diterima sebagai gaya yang terpisah pada tahun 1952.

Era Olimpiade modern setelah tahun 1896

Pertandingan Olimpiade dilangsungkan pada tahun 1896 di Athena. Kompetisi khusus kaum pria (lihat juga renang pada olimpiade musim panas 1896). Enam pertandingan telah direncanakan, namun hanya empat yang betul-betul diselenggarakan: 100 m, 500 m, dan 1200 m gaya bebas dan 100 m untuk pelaut. Medali emas pertama dimenangkan oleh Alfred Hajos dari Hungaria dengan catatan waktu 1:22.20 untuk 100 m gaya bebas. Hajos juga memenangkan pertandingan 1200 m, dan tidak mampu memenangkannya pada 500 m, dimana dimenangkan oleh Paul Neumann dari Australia. Kompetisi renang lainnya dari 100 m untuk para pelaut termasuk tiga pelaut Yunani di Teluk Zea dekat Piraeus, dimulai dengan perahu dayung. Pemenangnya adalah Ioannis Malokinis dengan catatan waktu dua menit dan 20 detik. Perlombaan 1500 m juga diadakan. Pada tahun 1897 Kapten Henry Sheffield membuat kaleng penyelamat atau silinder penyelamat, yang sekarang dikenal sebagai alat bantu penyelamat di Baywatch. Bagian ujungnya membuatnya meluncur lebih cepat dipermukaan air, meskipun itu dapat menyebabkan cidera. Pertandingan Olimpiade kedua dilaksanakan di Paris tahun 1900 menampilkan 200 m, 1000 m, dan 4000 m gaya bebas, 200 m gaya punggung, dan 200 m perlombaan beregu (lihat juga Renang pada Olimpiade musim panas tahun 1900).

Ada dua tambahan pertandingan renang yang tidak biasa (meskipun cukup umum pada waktu itu), hambatan pelaksanaan renang di sungai Seine (berenang bersama arus), dan perlombaan renang didalam air. 4000 m gaya apa saja dimenangkan oleh John Arthur Jarvis dengan catatan waktu dibawah satu jam, perlombangan renang Olimpiade terpanjang yang pernah diadakan. Gaya punggung juga diperkenalkan pada pertandingan Olimpiade di Paris, demikian juga halnya dengan polo air. Klub Renang Osborne dari Manchester mengalahkan team klub dari Belgia, Perancis dan Jerman dengan sangat mudah. Gaya Trudgen dikembangkan oleh guru renang dan perenang Australia keturunan Inggris bernama Richard (Fred, Frederick) Cabill. Seperti Trudgen, dia memperhatikan penduduk asli dari kepulauan Solomon, menggunakan gaya bebas. Namun berbeda dengan Trudgen, dia melihat tendangan mengibas, dan mempelajarinya dengan seksama. Dia menggunakan sentakan mengibas yang baru ini dari pada gaya dada atau tendangan menggunting dari Trudgen. Dia menggunakan
3

gerakan ini pada tahun 1902 di Kejuaraan Internasional di Inggris untuk menciptakan rekor dunia yang baru dengan berenang di luar gaya yang dilakukan oleh semua perenang Trudgen pada 100 yard dengan catatan waktu 0:58.4 (beberapa sumber mengatakan bahwa itu adalah anaknya dalam catatan waktu 0:58.8). dia mengajarkan gaya ini kepada keenam anaknya, masing-masing nantinya menjadi perenang kejuaraan.

Teknik menjadi dikenal sebagai gaya bebas Australia hingga tahun 1950, ketika ia diperpendek menjadi gaya bebas saja, secara teknik dikenal sebagai front crawl. Olimpiade tahun 1904 di St. Louis meliputi perlombaan 50 yard, 100 yard, 220 yard, 440 yard, 880 yard dan satu mil gaya bebas, 100 yard gaya punggung dan 440 yard gaya dada, dan 450 yard gaya bebas beranting (lihat juga renang olimpiade musim panas tahun 1904). Perlombaan ini membedakan antara gaya dada dengan gaya bebas, sehingga sekarang ada dua gaya yang ditetapkan (gaya dada dan gaya punggung) dan gaya bebas, dimana sebagian besar orang berenang dengan gaya Trudgen. Perlombaan ini juga menggambarkan kompetisi untuk lompat jauh, dimana jarak tanpa berenang, setelah melompat kedalam kolam renang diukur. Pada tahun 1907 perenang Annette Kellerman dari Australia mengunjungi Amerika Serikat sebagai "penari balet dalam air", versi lain dari penyelarasan renang, menyelam kedalam tangki gelas. Dia ditangkap karena mempertontonkan hal yang tidak sopan, dimana baju renangnya menampakkan lengan, kaki dan leher. Kellerman merubah baju renangnya menjadi berlengan panjang, celana yang lebih panjang, serta kerah, namun tetap mempertahankan pakaian ketatnya yang menampakkan bentuk tubuh di bawahnya. Dia kemudian membintangi beberapa film, salah satunya tentang kehidupan pribadinya. Pada tahun 1908, asosiasi renang dunia Federasi Renang Amatir Internasional (FINA/Federation Internationale de Natation de Amateur) dibentuk.

2.1.2 sejarah renang di Indonesia Renang perkembangannya di negeri kita rupanya mempunyai kisah tersendiri, itulah yang terekam oleh sejarah. Pendudukan kolonial Belanda telah memberi warna tersendiri bagi renang. Ulasan berikut saya kutip dari Organisasi Renang Indonesia (PB. PRSI). Sejak sebelum kemerdekaan, di negara kita telah ada beberapa kolom renang yang indah dan baik. Akan tetapi pada waktu itu, kesempatan bagi orang-orang Indonesia untuk belajar berenang tidak mungkin. Hal ini disebabkan setiap kolam renang yang dibangun hanyalah diperuntukkan bagi para bangsawan dan penjajah saja. Memang waktu itu ada juga kolam renang yang dibuka bagi masyarakat banyak, akan tetapi harga tiket masuk sedemikian
4

tingginya, sehinggara para pengunjung tertentu tidak bisa membayar tiket masuk untuk berenang. Salah satu dari sekian banyak kolam renang yang dibangun setelah tahun 1900 adalah kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun 1904. Sesuai dengan tempat kelahiran kolam renang Cihampelas, maka awal dari kegiatan olahraga renang di Indonesia dapat dikatakan mulai dari Bandung. Pertama-tama berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse Zwembond atau Perserikatan Berenang Bandung, didirikan pada tahun 1917, perserikatan ini membawahi 7 perkumpulan yang diantaranya adalah perkumpulan renang di lingkungan sekolah seperti halnya OSVIA, MULO dan KWEEKSCHOOL. Selain Bandung, Jakarta dan Surabaya juga mendirikan perkumpulan-perkumpulan berenang dalam tahun yang sama. Kemudian barulah di tahun 1918 berdiri West Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa barat dan pada tahun 1927 berdiri pula Oost Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa Timur yang beranggotakan kota-kota seperti : Malang, Surabaya, Pasuruan, Blitar dan Lumajang. Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar daerah. Bahkan kejuaraan-kejuaraan itu, rekor-rekornya juga menjadi rekor di negeri Belanda. Dalam tahun 1934, peloncat indah masing-masing Haasman dan Van de Groen, berhasil keluar sebagai juara pertama dan kedua dalam nomor-nomor papan 3 meter dan menara. Pada Far Eastern Games di Manila, Philipina (kini kegiatan itu berkembang menjadi Asian Games sejak tahun 1951). Kedua peloncat itu juga menjadi utusan Hindi Belanda. Di tahun 1936, Pet Stam seorang Hindia Belanda berdasarkan rekornya 0:59.9 untuk 100 meter gaya bebas yang dicatat di kolam renang Chiampelas Bandung, berhasil dikirim untuk ambil bagian dalam Olimpiade Berlin atas nama negeri Belanda. Dua orang peloncat indah masing-masing Haasman di bagian putera dan Kiki Heckle turut pula ambil bagian dalam Olimpiade Berlin, dimana peloncat putri menduduki urutan ke 8. Hingga tahun 1940, Nederlands Indishce Zwembond atau NIZB telah beranggotakan 12.00 perenang. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1943 1945, kesempatan untuk bisa berenang bagi bangsa Indonesia semakin besar. Oleh karena pemerintahan pendudukan Jepang, membuka seluruh kolam renang di tanah air untuk masyarakat umum. Periode tahun 1945, perkembangan olahraga renang di tanah air praktis menurun, karena saat itu bangsa Indonesia dalam kancah perjuangan melawan penjajah. Bandung ternyata merupakan awal kegiatan renang di Indonesia, dengan kolam renangnya Cihampelas. Walaupun terbuka untuk umum, dengan dikenai tiket warga pribumi
5

saat itu jelas akan memilih untuk berenang di sungaisaat ini hampir di semua kota / kabupaten mungkin telah memiliki kolam renang sendiri baik itu bertujuan sebagai tempat rekreasi mapun prestasi, untuk tiket masukpun relatif dapat terjangkau.

2.2

Tekhnik Dasar Belajar Renang 2.2.1. Pengenalan Air pengenalan air sangat perlu bagi mereka yang baru pertama kali belajar renang.

Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa takut terhadap air dan mengenal sifat sifat air seperti basah, dingin, dan sebagainya. Latihan pengenalan air dapat dilakukan dalam bentuk permainan atau yang lain, misalnya: Berkejar kejaran di kolam yang dangkal Saling mencipratkan air ke muka teman Memasukkan kepala dan badan ke dalam air Menyelam melalui rintangan yang dibuat teman Main tebak tebakan di dalam air Berjalan mengelilingi kolam Bermain kereta keretaan di air.

2.2.2. Meluncur setelah mengetahu sifat sifat air, maka dilanjutkan dengan latihan meluncur dan mengapun, caranya adalah : Berdiri dengan kedua tanganlurus, bungkukkan badan ke depan.

Letakkan kedua kaki pada lantai kolam, hingga badan terdorong ke depan dalam sikap mengembang dan meluncur. Atau bisa juga dilakukan dengan cara : Berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki satu yang lain ditekuk dengan telapak kaki menempel pada dinding kolam. Kedua tangan lurus dan bungkukkan badan ke depan, kemudian tolakkan kaki yang menempel pada dinding sehingga badan terdorong ke dalam sikap mengapung dan meluncur. Bagi orang yang masih takut, sebelum berlatih meluncur mereka terlebih dahulu menggerakkan kaki sambil duduk di pinggir kolam atau dengan memegang parit kolam dan menggerak gerakkan kaki. 2.2.3. Latihan Pernafasan 1. Teknik gerakan pernafasan a. Sikap Permulaan Berdiri kongkang di kolam dasar Membungkukkan tubuh rata dengan air Muka menghadap ke depan di antara kedua lengan yang dilurukjan ke depan. b. Gerakan Pernafasan dilakukan dengan memutar kepala ke kiri atau ke kokan, sehingga mulut mengambil nafas. Gerakan tersebut bersamaan lengan searah dengan putaran kepala berada di belakang samping tubuh. Latihan pernafasan ini dikombinasikan dengan gerakan lengan agar dapat mengatur irama pengambilan nafas. Pada prinsipnya mengambil udara lewat mulut dengan menghembuskan di dalam air.

2. Cara melakukan gerak dasar mengambil nafas Lakukan dengan posisi telungkup terapung, dan kedua tanmgan memegang dinding kolam. Ambillah nafas melalui mulut dan masukkan muka ke dalam air, mata melihat ke depan sedikit. Permukaan air di dahi, buang nafas melalui hidung. Setelah itu, putarkan kepala ke samping kanan / kiri berporos leher. Sehingga mulut dan mulut di atas permukaan air. Buka mulut lalu ambil nafas melalui mulut dengan cepat, lalu masukkan muka ke dalam air dan buang nafas di dalam air.

2.3 Renang gaya kupu-kupu 2.3.1 Sejarah renang gaya kupu-kupu Pada akhir tahun 1933, perenang Amerika Serikat bernama Henry Myers berenang gaya kupu-kupu di perlombaan renang Brooklyn Central YMCA. Gaya kupu-kupu merupakan hasil pengembangan gaya dada. Pelatih renang David Armbruster dari Universitas Iowa meneliti masalah hambatan air sewaktu berenang gaya dada. Pada tahun 1934, Armbruster diduga telah memperbaiki metode mengayunkan lengan ke depan sewaktu berenang gaya dada. Armbruster menyebut gaya "baru" tersebut sebagai gaya "kupu-kupu". Walaupun gaya kupu-kupu sulit dipelajari, perenang gaya kupu-kupu bisa berenang lebih cepat. Pada tahun berikutnya (1935), perenang Jack Sieg dari Universitas Iowa

mengembangkan teknik menendang seperti sirip ekor ikan, Sieg berenang dengan tubuh dimiringkan ke salah satu sisi. Ia menyebut tendangannya sebagai "tendangan sirip ekor lumba-lumba". Armbruster dan Sieg lalu bersama-sama mengembangkan kedua teknik ini menjadi gaya renang yang sangat cepat. Satu ayunan lengan kupu-kupu dipadu dengan dua tendangan lumba-lumba. Richard Rhodes mengklaim bahwa Volney Wilson adalah orang yang menciptakan "tendangan lumba-lumba" setelah mempelajari gerakan ikan. Volney Wilson mencoba gerakan barunya di penyaringan wakil Amerika Serikat untuk Olimpiade 1938. Hasilnya, Wilson terkena diskualifikasi. Tidak semua perenang dapat menguasai gaya kupu-kupu dengan sempurna. Renang gaya kupu-kupu menjadi salah satu gaya yang sulit untuk diperagakan. Para perenang membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menguasai gaya renang yang satu ini. Tapi jika
8

sudah dikuasai, pasti memberikan kebanggaan tersendiri bagi Si Perenang. Jika dilihat dari atas, Si Perenang seolah-olah terbang dengan kedua tangannya sebagai sayap di permukaan air.Renang gaya kupu-kupu merupakan salah satu gaya renang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Gaya ini sering disebut juga butterfly stroke. Untuk berenang dengan gaya ini, perenang membutuhkan kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan kekuatan gaya-gaya renang lainnya.

2.3.2 Tekhnik Renang Gaya Kupu-Kupu

Untuk pemula, renang gaya kupu-kupu memang sulit dipelajari. Butuh kesabaran dan waktu ekstra untuk menguasainya. Tentu saja dalam mempelajari gaya ini, perenang membutuhkan teknik-teknik untuk mempercepat pembelajaran. Berikut ini adalah teknik renang gaya kupu-kupu yang harus diperhatikan. 1. Gerakan kaki Gerakan kaki yang dipakai pada gaya ini adalah gerakan kaki lumba-lumba yang biasa disebut dolphin kick. Untuk memperagakan gaya ini, posisi awal kedua kaki diluruskan, dirapatkan, lalu diayunkan secara bersamaan. Jangan menekuk lutut terlalu dalam karena akan membuat tubuh bagian bawah perenang tenggelam. Kedua telapak kaki diposisikan agak berdekatan atau agak dirapatkan. Perenang menggerakkan kedua kaki secara bersamaan sedikit ke atas permukaan air. Selanjutnya, perenang menjatuhkan kedua kaki secara bersamaan ke bawah sehingga menciptakan dorongan ke depan.

2. Gerakan tangan Gerakan tangan perenang pada gaya ini terdiri atas dua macam, yaitu gerakan tangan di bawah air dan gerakan tangan di atas air. Gerakan tangan di bawah air adalah menarik, lalu langsung dilanjutkan dengan mendorong. Gerakan menarik dan mendorong ini diharapkan membentuk lubang kunci. Tujuannya adalah untuk memperbesar gaya dorong ke depan karena air yang berada di sekeliling perenang selalu dalam volume air yang baru. Gerakan menarik membentuk setengah lingkaran dari luar, lalu ke dalam. Setelah itu, langsung melakukan gerakan dorong sampai pinggang atau pangkal paha perenang. Gerakan dorong ini harus dilakukan dengan sangat cepat dan arahnya lurus ke belakang. Setelah melakukan gerakan dorong, perenang dilarang menghentikan gerakan tangan di bawah air dan harus langsung melakukan gerakan tangan di atas air. Jika tangan berhenti pada akhir dorongan, tubuh perenang bagian atas akan tenggelam sehingga akan sulit dan berat melakukan gerakan tangan di atas air. Untuk melakukan gerakan tangan di atas air atau disebut juga recovery, perenang harus mengeluarkan energi sekecil mungkin sehingga akan benar-benar menjadi recovery bagi perenang. Hal ini dikarenakan tangan perenang akan mengerjakan tugas berat, yaitu mengayuh tangan di bawah air. Cara melakukan gerakan recovery ini adalah memaksimalkan akselerasi pada akhir gerakan dorong sehingga sisa tenaga perenang cukup untuk melakukan gerakan recovery. Posisi tangan ketika melakukan gerakan recovery adalah jempol di bawah dan kelingking di atas. Telapak tangan menghadap ke arah luar. Posisi ini harus terus dipertahankan sampai kedua tangan kembali masuk ke dalam air. Ketika kedua tangan masuk ke dalam air, perenang dapat menikmati posisi terbang dan harus langsung menggerakkan kedua tangan ke arah luar.

10

Usahakan agar kepala dan tubuh bagian atas tidak tenggelam terlalu dalam. Hal ini dapat dilakukan dengan menahan gaya jatuh dengan kedua tangan perenang. Jarak kedua tangan ketika masuk ke dalam air adalah selebar bahu. 3. Pinggul Untuk melakukan renang gaya kupu-kupu ini, pinggul perenang harus ikut bergerak naik dan turun. Gaya ini tidak hanya dilakukan oleh kaki, tapi oleh seluruh tubuh yang menghasilkan gerakan bergelombang secara dinamis dan harmonis. Perenang mengangkat pinggul sampai ke permukaan air ketika kedua tangan masuk ke dalam air. Perenang jangan mengangkat tubuh terlalu tinggi, cukup sebatas dagu. Jika mengangkat tubuh terlalu tinggi, kecepatan perenang ke arah depan akan berkurang. Hal terpenting yang harus diperhatikan oleh perenang adalah selalu posisikan tubuh di permukaan air. 4. Tendangan Pada setiap siklus, terjadi dua kali tendangan. Tendangan pertama dilakukan ketika kedua tangan masuk ke dalam air. Tendangan kedua dilakukan di tengah-tengah kayuhan tangan dengan tenaga yang sedikit lebih kuat. Tendangan kedua ini mempermudah perenang untuk melakukan gerakan recovery. 5. Posisi wajah Posisi wajah perenang ketika di dalam air harus dihadapkan ke bawah. Perenang harus mendekatkan dagunya ke dada. Posisi ini dapat membantu perenang untuk meluncur dengan cepat dan lurus. Wajah perenang baru menghadap ke depan ketika mengambil napas. 6. Napas Perenang hanya mempunyai sedikit waktu untuk menghirup udara, yaitu ketika perenang mengangkat tubuhnya dan mendongakkan kepala ke arah depan. Perenang dilarang melakukan gerakan ini terlalu lama karena akan mengganggu kesempurnaan gerakan recovery. Perenang tidak harus mengambil napas pada setiap siklus. Ketika perenang tidak ingin mengambil napas, wajahnya harus tetap dihadapkan ke bawah.

11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Renang di dunia telah dikenal sejah zaman pra-sejarah. Di Indonesia renang di kenal sejak kedudukan kolonial belanda, saat itu belanda telah memberi warna tersendiri bagi renang. 3.2 Saran Dengan di buatnnya makalah ini di harapkan pembaca dapat lebih mengerti tentang manfaat berenang bagi kesehatan dan risiko berenang.

12

DAFTAR RUJUKAN

Fadlan, alfi. 11 Februari 2009. Sejarah olahraga renang di dunia.(online), (http://pandri16.blogspot.com/2010/11/sejarah-olahraga-renang-di-dunia.htmldi akses tanggal 16 Januari 2013). Hadi. 16 Januari 2013. Sejarah renang di indonesia. (online), (http://hadiprayz.wordpress.com/2009/12/04/sejarah-renang-di-indonesia/ di akses tanggal 29 Maret 2012). http://hadiprayz.wordpress.com/2009/12/04/sejarah-renang-di-indonesia/ http://www.iniunik.web.id/2011/06/11-manfaat-12-tips-berenang-yang-benar.html http://www.gudangmateri.com/2010/10/sejarah-pengertian-dan-gaya-renang.html http://ginageh.wordpress.com/2009/08/18/manfaat-olahraga-berenang/ http://id.wikipedia.org/wiki/Berenang http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_kupu-kupu

13

Anda mungkin juga menyukai