Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH OLAHRAGA DI TINJAU DALAM FILSAFAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Sport History And Philosophy

OLEH

ULFA SITI SAPUTRI


VIKY
LA HERDIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


OLAHRAGA DAN KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PELITA NUSANTARA BUTON BAUBAU
T.A.2021/2022 

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi 
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetah-uan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Baubau, 12 Oktober 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................... 2
C. TUJUAN.................................................................................................... 2
E. RUANG LINGKUP.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. FILOSOFIS.............................................................................................. 3
a. Filosofis Pendidikan Jasmani Dan Olahraga...................................... 3
b. Fungsi Filsafat Olahraga...................................................................... 6
B. HISTORIS................................................................................................ 8
a. Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga....................................... 8
b. Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga Di Indonesia................ 10
c. Kontribusi Sejarah Pendidikan Jasmani Dan Olahraga................... 11
BAB III PENUTUP......................................................................................... 13
A. KESIMPULAN......................................................................................... 13
B. SARAN....................................................................................................... 13

iv
DAFTAR PUSTAKA 14BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan
secara keseluruhan melalui berbagai aktivitas jasmani (fisik) yang
bertujuan untuk mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler,
intelektual, dan emosional (Syarifudin, 1997:3). Pendidikan Jasmani
sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu melalui aktivitas jasmani
(fisik). Pendidikan jasmani berbeda dengan mata pelajaran lain yang
membedakannya adalah alat yang digunakan yaitu gerak insani atau
manusia yang bergerak secara sadar.
Filsafat akan membantu berfikir secara kritis dan khusus untuk
menentukan apa yang harus dicapai dalam pendidikan dan menentukan
apa yang akan dilakukan siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani.
Filsafat adalah cinta kebenaran dan cinta kebijaksanaan, filsafat dipandang
sebagai usaha mencari fakta dan nilai dengan tanpa kekeliruan. “Filsafat
olahraga yaitu menyelidiki hakikat olahraga aktif yang berkenaan dengan
seluk beluk gerak yang dilakukan dalam olahraga dan hakikat olahraga
pasif atau penghayata terhadap pergelaran olahraga.
Pendidikan jasmani berkembang dengan sangat pesat di dunia
pendidikan dibandingkan dengan keadaan yg dulu, sekarang pendidikan
jasmani dan olahraga sudah dibilang menjadi bidang studi yag sangat
mapan dan pendidikan dianggap sebagai bagian pendidikan. Sejarah
merupakan salah satu hal yang harus dipelajari, dengan mengkaji masa
lalu (Historis) dapat mengembangkan dasar/acuan dalam menjalankan
program pendidikan jasmani dan olahraga.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
a. Jelasakan bagaimana landasan-landasan filosofis, historis, dalam
pendidikan dan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga.

C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahuan tentang landasan-landasan filosofis, historis,
dalam pendidikan dan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga.

D. RUANG LINGKUP
Dalam penulisan artikel ini kajian yang dibahas oleh penulis yaitu
1. Filosofis
a. Filsafat pendidikan jasmani dan olahraga.
b. Tujuan pendidikan jasmani dan olahraga.
1. Historis
a. Sejarah Pendidikan Jasmani dan olahraga.
b. Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga Di Indonesia
c. Kontribusi sejarah dalm pendidikan jasmani dan olahraga.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. FILOSOFIS
Filsafat adalah cinta kebenaran dan cinta kebijaksanaan, filsafat
dipandang sebagai usaha mencari fakta dan nilai dengan  tanpa kekeliruan.
Filsafat merupakan salah satu sumber kebenaran yang dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam berfikir, bersikap dan bertindak, baik untuk
menjalankan rutinitas kegiatan seharian maupun untuk memecahkan suatu
permasalah (Mu’arifin, 2009:10).
Plato (428 -348 SM) : berpendapat bahwa filsafat ialah ilmu
pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni, atau
penyelidikan tentang seba-sebab dan dan asas-asas yang paling akhir dari
segala sesuatu yang ada. Aristoteles(384 – 322 SM), mengatakan bahwa
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berusaha mencari
prinsip-prinsip dan penyebab - penyebab dari realitas yang ada. Ia juga
mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang berusaha mempelajari “peri
ada selaku peri ada” (being as being) atau “peri ada sebagaimana adanya”
(being as such).
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai  (ilmu dari
ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu
membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat
memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari
kebenaran dari seluruh kenyataan.Berikut ini akan dijelaskan mengenai
filsafat dalam pendidikan jasmani dan olahraga.
a. Filosofis Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
“Filsafat olahraga yaitu menyelidiki hakikat olahraga aktif yang
berkenaan dengan seluk beluk gerak yang dilakukan dalam olahraga
dan hakikat olahraga pasif atau penghayata terhadap pergelaran
olahraga” (Edward wiecrozek, (editor), Problem of sport, medicine,
and sport training an coaching). Dalam kegiatan pendidikan jasmani

3
dan olahraga yang dimaksud permasalah tersebut adalah yang
berkenaan dalam dunia pendidikan jasmani dan olahraga.
Penerapan filsafat pada pendidikan jasmani dan olahraga
merupkan suatu hal yang vital. “Dengan nilai filosofis yang diyakini
kebenarannya, fakta fakta disoroti untuk melahirkan dasar dasar
yang akan dipakai sebagai acuan atau pedoman dalam
mengembangkan dan menjalankan program pendidikan jasmani dan
olahraga” (Mu’arifin, 2009:10). Maksudnya dalam proses berfikir
(filosofis) dapat memunculkan pemikiran baru sebagai acuan atau
pedoman dalam menjalankan dan menyelesaikan masalah masalah
yang muncul dalam program pendidikan jasmani dan olahraga.
Berikut ini aliran aliran filsafat dan perbedaan filsafat modern
dengan filsafat tradisional dalam pendidikan jasmani dan olahraga;
1) Idealisme (pemikiran)
a) Penjas tidak hanya melibatkan fisik tapi pikiran
b) Aktivitas kesegaran jasmani memberi kontribusi terhadap
kepribadian
c) Penjas merupakan pusat berbagai gagasan
d) Guru harus menjadi model bagi siswa
e) Pendidikan ditujukan untuk kehidupan
2) Realisme (keadaan nyata):
a) Penjas ditujukan untuk kehidupan misal: mengajar basket
untuk melatih kerjasama, dsb
b) Pesegaran jasmani adalah hasil dari produktivitas
c) Pengulangan (drills) memegang peranan penting dalam
proses belajar
d) Pendalaman ilmu keolahragaan dapat menyebabkan
kehidupan sosial yang baik
e) Permain da rekreasi membantu beradaptasi (adjustment)

4
3) Naturalisme
a) Aktivitas fisik bersifat fisik semata
b) Hasil belajar diperoleh melalui aktivitas diri
c) Bermain merupakan bagian penting pendidikan
d) Penjas berkaitan pengembangan individu
4) Existensialisme (aliran modern)
a) Kebebasan memilih
b) Harus banyak variasi aktivitas
c) Permainan meningkatkan kreativitas
d) Siswa tahu diri nya (know themselves)
e) Guru adalah seorang konsultan
5) Humanisme (kemanusian)
a) Menempatkan nilai berdasarkan kemanusiaan dan individual
b) Menyesuaikan pembelajaran secara inovatif
c) Kreatif, independen, dan mendorong semua siswa secara
merata
Tabel 1.1 Perbedaan pandangan filsafat modern dan tradisional

Sumber: Susanto, Ermawan (Materi kuliah landasan filsafat penjas)

5
Filsafat Pendidikan jasmani dan olahraga sering kali berubah-ubah
karena dipengaruhi oleh beberapa aliran filsafat pendidikan seperti
filsafat idealisme, realisme, pragmatisme, naturalisme, dan
eksistensialisme, untuk itu hendaknya pengajar (calon pengajar)
fleksibel dalam memandang dan menanggapi aliran filsafat tersebut
manakala diterapkan di bidang pendidikan. Pelaksanaan Pedidikan
jasmani dan olahraga pada filsafat tradisional cenderung bersifat
“Teacher-Centered” sedangkan pelaksanaan Pendidikan jasmani dan
olahraga pada filsafat modern cenderung bersifat “Student-Centered’.
b. Fungsi Filsafat Olahraga
Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, tujuan, arah dan
menuntun pada jalan jalan baru. Filsafat tidak ada artinya sama sekali
jika tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya. Menurut Mu’arifin
(2009:16) Filsafat dalam pendidikan jasmani dan olahraga merupakan
hal yang sangat penting karenan bermanfaat dalam pengembangan
program dan akan mempengaruhi tindakan sehari hari. Berikut aplikasi
filsafat dalam pendidikan jasmani dan olahraga;
1) Dengan filsafat, makna hakikat pendidikan jasmani dan olahraga
dapat terjelaskan, hal ini memudahkan pelaku pendidikan jasmani
dan lahraga dapat merumuskan arti, fungsi, dan tujuan dari
pendidikan jasmani dan olahraga, sehingga dapat mengurangi
tindakan tindakan yang menyimpang dari makna hakikat tersebut.
2) Dengan filsafat, bidang kajian pendidikan jasmani dan olahraga
dapat terjelaskan Hal itu membantu guru dalam menyusun
serangkaian materi dan kegiatan pembelajaran/pelatihan yang
relevan, dan menghindari adanya tumpang tindih cakupan dengan
bidang ilmu lain.
3) Dengan filsafat, pelaku pendidikan jasmani dan olahraga memiliki
daya pikir, sikap, dan tindak yang tepat benar dalam menghadapi
suatu persoalan. Melalui filsafat maka seseorang akan mampu
pandangan hidup sebagai pedoman hidup memberikan semacam

6
panduan jalan yang harus dilalui oleh seseorang sehingga ia dapat
melihat hidup itu menjadi bermakna.
4) Dengan berpikir secara filsafat maka pelaku pendidikan jasmani
dan olahraga dapat memecahkan persoalan-persoalan hidup yang
dihadapi. Filsafat sebagai pandangan hidup dapat digunakan oleh
guru/pelatih untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang
ada di sekitar dirinya.
5) Dengan berpikir secara filsafat, guru dan pelatih dengan bantuan
logika tidak mudah untuk tertipu dengan pernyataan-pernyataan
retoris yang bersifat menyesatkan,
6) Dengan berpikir secara filsafat maka guru dan pelatih mampu
menghargai pendapat dan pemikiran orang lain, baik yang
memiliki persamaan maupun perbedaan dengan dirinya. Berpikir
filsafat berarti berpikir demokratis. Ini berarti bahwa dalam
berpikir filsafat, orang dilatih untuk menghargai pendapat atau
pemikiran orang yang berbeda dari dirinya. Orang yang memiliki
kemampuan berfilsafat yang tinggi akan menghargai kebenaran
berpikir yang diyakini oleh orang lain seperti juga ia menghargai
kebenaran berpikir yang diyakini oleh dirinya. Dalam hal ini
perbedaan pendapat dan perbedaan pemikiran dianggap sebagai
suatu eksistensi wacana berpikir yang bersifat dialektika sebagai
upaya manusia sebagai makhluk berpikir untuk mencari kebenaran

Sehingga proses berfikir (filosofis) dapat memunculkan pemikiran


baru sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan dan
menyelesaikan masalah masalah yang muncul dalam program
pendidikan jasmani dan olahraga.

7
B. HISTORIS
Pada awalnya kehadiran pendidikan jasmani dikembangkan untuk
membangun manusia seutuhnya dengan menitikberatkan pada keutuhan
jasmani dan rohani yang berkembang selaras seimbang sesuai dengan cita
cita bangsa (Abduljabar, 2012:i). Pendidikan jasmani juga berkembang
menjadi aktivitas jasmani sebagai alat pendidikan, yaitu perancangan
aktivitas jasmani sebagai media pencapaian tujuan pendidikan. Pada tahun
1960an pendidikan jasmani dianggap sebagai program yang bertugas
membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan di setiap sekolah.
Pada tahun 1970an pendidikan jasmani berkembang sebagai “gerak
badan” untuk membentuk kesehatan dan kebugaran jasmani. Kemudian
tahun 1980 pendidikan jasmani dipengaruhi oleh gerakan sport education
di negara amerika, pendidikan jasmani terkesan terkalahkan oleh istilah
pendidikan olahraga. Sehingga memunculkan upaya upaya sosialisasi
siswa kedalam olahraga dengan membentuk SGO dan SMOA.
Berkembang pada era tahun 2000an bahkan sampai tahun 2012,
pendidikan jasmani dianggap sebagai proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani, dan permainan olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan.

a. Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga


1) Zaman Primatif
Aktivitas fisik rupanya merupakan bagian kehidupan semua.
Evolusi manusia diawali dengan gerakan dan perkembangan -homo
sapiens. Makhluk yang berpikir, sebagaimana terbesar tergantung pada
aktivitas otot-otot. Diduga bahwa aktivitas fisik manusia primitif berkaitan
dengan mempertahankan hidup, mencari makan sedang, tempat berteduh
dan perlindungan dari keganasan lingkungan serta kelanjutan
perkembangan suku. Pengkajian manusia pra-sejarah dilakukan melalui
arkeologi dan antropologi dengan meneropong dengan meneropong
masyarakat primitif.
2) Zaman Kuno

8
Dua kebudayaan kuno yang masih tetap bertahan dan masih tetap hidup
adalah Cina dan India sukar sekali melukiskan sejarah kedua kebudayaan
tersebut karena harus menjangkau waktu yang jauh ke masa lampau. Cina
mewariskan jenis aktivitas fisik dan permainan. Wen-Chang Wu, seorang
ahli menunjukkan bahwa pada abad-abad permulaan di Cina, hidup
diwarnai oleh tari-tarian, gulat, penahan, pemeliharaan dan berbagai
aktivitas fisik.
3) Zaman Grik
Jika Sumeria merupakan tempat kelahiran, maka Grik mencapai
kedewasaannya. Tak ada bangsa lain, sebelum maupun seudah zaman
Garik yang meletakkan tekanan yang kuat, tidak hanya pada intelek pada
perkembangan dan kesempurnaan jasmani
4) Zaman Feodolisme dan Ksatria
Feodotisme sebagai cara hidup terdapat dalam abad pertengahan yang
timbul dari kekacauan setelah jatuhnya Romawi. Semua kehidupan politik,
ekonomi, sosial, terpusat pada feodolisme. Hanya ada dua macam profesi
yang terbuka bagi anak muda kelas sosial tinggi, yakni jadi pejabat gereja
atau jadi ksatria. Keduanya tumbuh pada zaman gelap sebagai reaksi atau
kompensasi jumlahnya pemerintahan pusat. Gereja membutuhkan pejabat
yang taat beragama dan intelektual cakap.
5) Zaman Renesan atau kelahiran Kembali
Abad pertengahan berakhir dengan datangnya zaman renesans atau
zaman kelahiran kembali. Zaman ini timbul sekitar abad 14-17.. Zaman
renesan adalah zaman ketika rakyat dalam alam dekadensi Roma dengan
pengulasan Barbarisme, muncul kembali melepaskan diri dari kedalaman
lubuk abad gelap dan abad pertengahan dan mencapai tingkat budaya yang
mengasimilasikan dan menghatai kembali budatya Grik dan Roamawi
Kuno.

6) Zaman Pendidikan Jasmani Modern di Eropa

9
Sementara renesans tumbuh bersamaan dengan reformasi Protestan,
budaya Eropa memasuki periode nasionalisme. Timbulnya nasionalisme
menandai tumbuhnya masyarakat modern. Negara-negara nasional yang
kuat mulai terbentuk dibawah kekuasaan monarki. Pertumbuhan ini
sebenarnya telah beriangsung lama
7) Zaman Nasionalisme
Gerakan nasionalisme membawa asas pendidikan universal.
Nasionalisme telah berhasil membuat warga negara taat pada negara.
Pendidikan dibuat untuk mencapai tujuan itu. Dalam periode ini
pendidikan jasmani maju pesat seperti pada zaman Grik. Sistem pendidik
jasmani, mencakup olahraga, permintaan dan gimnastik, menjadi bagian
integral dari program pendidikan formal, pendidikan yang sengaja
diprogram di lembaga-lembaga pendidikan seperti di sekolah-sekolah

b. Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga Di Indonesia


Catatan - catatan tentang latihan jasmani dan olahraga pada zaman
ini masih perlu digali. Dapat dipastikan bahwa olahraga atau latihan
jasmani sudah berbeda sifatnya dengan zaman purba atau atau zaman
primitif. Bukan hanya untuk mempertahankan diri atau ketangkasan
berburu untuk memenuhi kebutuhan hidup tapi juga mulai adanya
kegiatan-kegiatan untuk rekreasi dan secara terencana dalam usaha
pembinaan fisik untuk tujuan tertentu seperti melatih keprajuritan.
1) Zaman Pendudukan Jepang
Kekuasaan Belanda Berakhir dengan datangnya Jepang pada perang
dunia ke 2. Jepang mencoba menarik simpati rakyat untuk bersama-sama
mendirikan Asia Timur Raya yang bebas dari penjajahan bangsa barat.
Rakyat diajak ikut serta mendukung tentara Jepang dalam perangnya
melawan sekutu. Kesempatan ini dipergunakan oleh para pemimpin
bangsa Indonesia menanamkan kesadaran kemampuan bangsa Indonesia
untuk jadi bangsa merdeka.
2) Zaman Kemerdekaan

10
Di zaman Jepang kemerdekaan, pemerintah Repubtik Indonesia
sempat menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional PON, di Surakarta
Tahun 1948 yang disebut sebagai PON ke 1. PON ini berlanjut terus
sampai sekarang setiap 4 tahun sekali dengan jumlah cabang olahraga
yang semakin bertambah. Tahun 1947 dalam Kementerian Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan dibentuk bagian yang diserahi tugas
melaksanakan pendidikan jasmani di sekolah-sekolah.
Di tambah dengan sejarah istilah pendidikan jasmani di Amerika
Serikat berawal dari istilah gymnastics, hygiene, dan physical culture
Siedentop (1972). Di tanah air, istilah pendidikan jasmani berawal dari
istilah gerak badan atau aktivitas jasmani. Dalam perjalanan sejarah juga
pernah mengalami istilah pendidikan olahraga, pendidikan jasmani
kesehatan rekreasi, pendidikan jasmani kesehatan, sebelum kembali pada
istilah pendidikan jasmani sekarang ini. Perjalanan ini menunjukkan
ketidak-konsistenan misi dan visi pendidikan jasmani yang diemban di
tanah air, terombang-ambing pengaruh zaman dan budaya serta nilai
orientasi yang diyakini masyarakat. Hingga saat ini pun, di sekolah dikenal
istilah matapelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, tetapi
seolah sepakat semua orang menyebutnya sebagai matapelajaran olahraga.
Bahkan diantara para guru-nya pun lebih senang dipanggil sebagai guru
olahraga daripada guru pendidikan jasmani. Inilah bukti ketidak-
konsistenan arah dan tujuan pendidikan jasmani di tanah air.

c. Kontribusi Sejarah Pendidikan Jasmani Dan Olahraga


Belajar sejarah berarti mengambil makna dari peristiwa masa lalu
untuk digunakan memperbaiki masa sekarang dan memprediksi serta
mengkondisikan masa yang akan datang. Banyak peristiwa olahraga yang
terjadi di masa lalu memberi makna positif bagi perkembangan
keolahragaan masa kini. Karena pemahaman yang baik dari masa lalu serta
kejelasan masa sekarang ada kecenderungan hidup akan lebih efektif dan
lebih siap menghadapi permasalahan masa datang. Menurut Mu’arifin

11
(2010:82) Sejarah pendidikan jasmani, olahraga dan rekreasi tidak terlepas
dari sejarah pada umumnya. Ia mempunyai arti dan nilai karena ada dalam
konteks semua aspek kehidupan sosial seperti politik, ekonomi, agama,
sosial, pendidikan dan budaya. Perkembangan pendidikan jasmani dan
kesehatan juga dipengaruhi oleh sejarah dan peleburan antara bidang
umum yang lain, sehingga pendidikan jasmani dan kesehatan menjadi
bidang ilmu yang mapan sampai sekarang.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Proses berfikir (filosofis) dapat memunculkan dan mengembangkan
pemikiran baru sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan dan
menyelesaikan masalah masalah yang muncul dalam program pendidikan
jasmani dan olahraga.
Pendidikan jasmani dan olahraga dipengaruhi oleh beberapa aliran
filsafat pendidikan seperti filsafat idealisme, realisme, naturalisme,
eksistensialisme dan humanisme. Pelaksanaan Pedidikan jasmani dan
olahraga pada filsafat tradisional cenderung bersifat “Teacher-Centered”
sedangkan pelaksanaan Pendidikan jasmani dan olahraga pada filsafat
modern cenderung bersifat “Student-Centered’.
Perkembangan pendidikan jasmani dan kesehatan juga dipengaruhi
oleh sejarah dan peleburan antara bidang umum yang lain, sehingga
pendidikan jasmani dan kesehatan menjadi bidang ilmu yang mapan
sampai sekarang.

B. SARAN\
Filsafat sangat penting dipelajari dalam pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan. Lahirnya ppendidikn jasmani olahraga dan kesehatan tidak lari
dari peran filsafat itu sendiri. Maka dari itu ketika kita mempelajari sejarah
dan filosofi olahraga kita memerlukan fokus tersendiri karna ilmu
PENJASKES sudah menjadi bidang ilmu yang mapan.

13
DAFTAR PUSTAKA
LANDASAN HISTORIS, FILOSOFIS PENDIDIKAN JASMANI 
& OLAHRAGA, Mohammad Syamsul Anam Jurusan Pendidikan
Olahraga, Progam Pascasarjana Universitas Negeri MalangEmail:
Syamsulanam42@gmail.com
https://www.academia.edu/31932377/LANDASAN_HISTORIS_FILOSOFIS_PE
NDIDIKAN_JASMANI_and_OLAHRAGA
https://www.academia.edu/

14

Anda mungkin juga menyukai