DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Fiqram Yordan (06061381924062)
Riska Rahmania Putri (06061381924063)
DOSEN PENGAMPUH:
Drs. Giartama, M. Pd.
Destriana, M. Pd.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Allhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T Karena berkat karunia-
NYA kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami. Dan kami ucapkan
terimakasih kepada bapak/ibu dosen yang telah memberikan tugas. Dalam penulisan makalah ini,
kami menyadari masih banyak kekurangan, baik yang berkenan dengan materi pembahasan
maupun dengan teknk pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para
penulis usahakan. Serta makalah ini saya persembahkan untuk semua pembaca. semoga makalah
ini bisa bermanfaat untuk kita semua sebagai penambah wawasan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
i. Latar Belakang..................................................................................................................4
ii. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
iii. Tujuan Masalah..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
I. Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani.......................................................................6
II. Standar Prasarana............................................................................................................7
III. Kelemahan Pembelajaran Jasmani Menggunakan Sarana Prasarana............................7
IV. Keterbatasan Penggunaan Sarana Dan Prasarana Dalam pendidikan Jasmani.............8
KESIMPULAN..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
i. Latar Belakang
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1227), mengartikan bahwa sarana adalah “segala
sesuatu yang didapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan, syarat, upaya”.
Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4), sarana atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan mudah dipindah bahkan dibawa oleh
pelakunya atau siswa. Contohnya; bola, raket, pemukul, tongkat, balok, selendang, gada, bet,
shuttle cock, dll. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi peserta didik untuk
bergerak aktif, sehingga siswa sanggup melakukan aktivitas dengan sungguh-sungguh yang
akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 tahun 2007 yang berisi tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs) dan
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana pendidikan jasmani
merupakan peralatan atau benda yang digunakan untuk membantu dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah dan peralatan itu dapat dipindah atau dibawa oleh siswa.
Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4) prasarana atau perkakas adalah segala sesuatu
yang diperlukan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan sifatnya mudah dipindah
(bisa semi permanen) akan tetapi berat atau sulit. Contohnya seperti matras, peti lompat, kuda-
kuda, palang tunggal, palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis meja, trampolin, dll.
Sedangkan prasarana atau fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah- pindahkan.
Contohnya seperti lapangan (sepakbola, bola voli, bola basket, bola tangan, bola keranjang, tenis
lapangan, bulu tangkis, softball, kasti, kippers, rounders, salgball, hoki), aula (hall), kolam
renang, dll. Selanjutnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1099) mengartikan bahwa
prasarana merupakan “segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses (usaha, pembangunan, proyek, dsb)”. Proses yang dimaksud disini adalah proses
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
Istilah sarana mengandung arti suatu yang dapat digunakan atau dapat dimanfaatkan
sarana pendidikan jasmani ialah segala sesuatu yang dapat digunakan atau dimanfaatkan di
dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Termasuk di dalamnya peralatan
(apparatus). Yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh siswa untuk
melakukan kegiatan diatasnya, didalam / diantaranya atau dibawahnya misalnya: peti lompat
(bertumpuh diatasnya), bangku swedia (untuk merangkak, meneliti, melompati, dan (sebaginya),
gelang gelang, tiang dan matras lompat tinggi dan sebagainya. Demikian juga perlengkapan
(device), yaitu segala sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana. Misalnya : tanda bendera,
garis batas pembatas, atau segala sesuatu yang dapat dimanipulasi dengan tangan atau kaki
misalnya rakek, bola, pemukul dan sebagainya. Seperti halnya prasarana pendidikan jasmani,
maka sarana penjas juga bisa mewarnai pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani disekolah
sekolah
Sebenarnya untuk pembelajaran pendidikan jasmani, seorang guru dapat berbuat banyak
dan lebih lelusa dalam menggunakan, memanfaatkan, mengembangkan atau bahkan
memodifikasi sarana yang akan digunakan. Dalam situasi dan kondisi sekolah-sekolah dewasa
ini, dimana ruang gerak para siswa untuk beraktivitas fisik semakin berkurang, apalagi untuk
melakukan kegiatan olahraga kecabangan dengan pendekatan konvensional, kiranya pemberian
gerak dasar umum maupun gerak dasar dominan harus banyak dilakukan
Dengan upaya tersebut diharapkan siswa peserta didik akan memiliki pengalaman gerak
yang banyak serta beragam, sehingga ia pun akan menjadi anak yang kaya gerak dan bisa
membina serta menumbuhkan konsep-konsep gerak yang variatif. Pengembangan sarana
pendidikan jasmani artinya melengkapi yang sudah ada dengan cara mengadakan,
memperbanyak dan membuat alat-alat yang sederhana atau memodifikasi. Tujuannya adalah
untuk memberdayakan anak, agar bisa lebih banyak bergerak dalam situasi yang menarik dan
gembira tanpa kehilangan esensi pendidikan jasmani itu sendiri.
Manakala mereka sadari bahwa anak didik kita perlu dibekali dengan berbagai gerak
dasar umum maupun gerak dasar dominan dari setiap kecabangan olahraga, maka alat apapun
bisa dimanfaatkan yang terpenting adalah kegiatan tersebut pada akhirnya tidak akan
menghilangkan makna serta esensi pendidikan jasmani antara lain :
Guru pendidikan jasmani seringkali mengeluh tidak dapat mengajar dengan baik karena
tidak memiliki peralatan olahraga yang cukup. Keluhan demikian biasanya dilakukan oleh guru
yang masih mengajar secara tradisional, dan peralatan yang dimaksud adalah peralatan olahraga
standar yang biasa dipakai bermain oleh orang-orang dewasa. Misalnya basket yang semua
prasarana dan sarananya serba standar. Mengajar secara tradisional yang dimaksud adalah
mengajar pendidikan jasmani dengan materi yang mirip dengan pendidikan olahraga. Murid
diperkenalkan kepada teknik dasar standar untuk meningkatkan cabang olahraga tertentu.
Dengan pengajaran secara tradisional ini, banyak murid yang tidak mampu melaksanakan tugas
gerak yang diberikan oleh guru. Sebab di samping gerakannya sulit, biasanya digunakan
peralatan olahraga untuk orang dewasa. Dari uraian di atas dapat dibayangkan berbagai kesulitan
mengajar mengajar pendidikan jasmani di SD dengan sarana dan prasaran olahraga ukuran
standar. Misalnya mengajar menembak bola basket saja jika digunakan tinggi ring dan bola
sesuai dengan ukurannya maka pasti banyak murid terutama murid putri yang iak mampu
melakukannya. beberapa kelemahan lain yaitu
1. banyak sekolah yang tidak mernpunyai lapangan,
2. kurang memberi kebebasan murid
3. tidak semua murid mampu menggunakan dengan baik,
Kegiatan olahraga memerlukan ruang untuk bergerak. Kebutuhan ruang untuk bergerak
itu ditentukan dengan standar ruang perorangan. Sarana prasarana olahraga paling sedikit atau
minimal disesuaikan dengan kondisi siswa berolahraga itu sendiri. Sehingga kunci dan tujuan
sarana prasaran adalah media olahraga yang di harapkan dengan adanya sarana penunjang
kegiatan olahraga berjalan baik. Sehingga siswa dapa menikmati olahraga dengan baik dan
optimal
Pengunaan prasarana olahraga selalu dikaitkan dengan kegiatan olahraga memiliki sifat :
1. Horizontal
Dalam artian bersifat menyebar atau meluas
2. Vertikal
Dalam arti bersifat mengarah ke atas dengan tujuan mencapai prestasi tinggi dalam
cabang olahraga tertentu baik tingkat daerah maupun nasional.
Pengunaan prasarana olahraga perluu menyertakan 3 faktor untuk dapat memenuhi kedua arah
tersebut :
1. Kuantitas
Guna menampung kegiatan olahraga yang jumlahnya mencukupi sesuai dengan apa
yang ditentukan dalam pedoman prasarana.
2. Kualitas
Guna menampung kegiatan olahraga yang disiapkan memenuhi standart internasional
dan kualitas bahan atau material memenuhi syarat internasional
KESIMPULAN
sarana mengandung arti suatu yang dapat digunakan atau dapat dimanfaatkan sarana
pendidikan jasmani. Sarana dan prasarana olahraga ialah segala sesuatu yang dapat digunakan
atau dimanfaatkan di dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. diharapkan siswa
peserta didik akan memiliki pengalaman gerak yang banyak serta beragam, sehingga ia pun akan
menjadi anak yang kaya gerak dan bisa membina serta menumbuhkan konsep-konsep gerak yang
variatif.
DAFTAR PUSTAKA
Agus S. Suryobroto. (2004). Diktat Mata Kuliah Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani:
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.