Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Andragogi
Dosen Pengampu: Dewi Khurun Aini, M.A.
Disusun Oleh:
1. Rahma Mustafida Husna (2107016083)
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulisan makalah ini disusun guna
memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Andragogi mengenai Metode dan
Teknik Pembelajaran Orang Dewasa.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Khurun Aini, M.A.
selaku dosen mata kuliah Psikologi Andragogi yang telah memberikan banyak
bantuan, arahan, dan petunjuk yang sangat jelas sehingga mempermudah kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Terima kasih pada teman-teman seperjuangan
yang telah mendukung penulis selama proses penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagaimasukan dan
perbaikan di masa depan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Psikologi Andragogi,
terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................... 2
A. Kesimpulan ....................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran manusia tidak berlaku bagi orang yang berusia muda saja,
orang dewasa pun harus mendapat pendidikan baik secara informal maupun
nonformal. Orang dewasa memiliki kematangan konsep diri bergantung pada
apa yang terjadi pada masa kecilnya menuju pada arah kemandirian dirisendiri.
Kematangan psikologis orang dewasa bisa dilihat dalam mengarahkan
keinginannya sendiri tanpa diarahkan, dipaksa, maupun dimanipulasi oleh
orang lain. Jadi, apabila orang dewasa menghadapi situasi yang tidak
memungkinkan menjadi dirinya sendiri, dia akan merasa tertekan dan tidak
nyaman. Karena bukan anak kecil, orang dewasa dalam pembelajaran tidak
dapat disamakan dengan pembelajaran anak sekolah, orang dewasa perlu
memahami apa yang sedang dialaminya, apa yang diharapkannya, apa jalan
keluarnya. Menurut Lunandi (1987) yang terpenting dalam pendidikan orang
dewasa adalah apa yang dipelajari pelajar, bukan apa yang diajarkan pengajar.
Maksud yang ditulis oleh Lunandi (1987) hasil akhir merupakan apa yang
diperoleh orang dewasa dari suatu pembelajaran, bukan apa yang dilakukan
pengajar.
Dalam kegiatan belajar, orang dewasa bukan lagi objek sosialisasi yang
dapat dibentuk atau dipengaruhi untuk menyesuaikan dirinya dengankeinginan
memegang otoritas atas dirinya sendiri, akan tetapi tujuan kegiatan belajar
orang dewasa mengarah pada pencapaian atau pemantapan identitas dirinya
sendiri untuk menjadi diri sendiri. Kegiatan belajar bertujuan mengantarkan
individu untuk menjadi diri sendiri atau menemukan jati dirinya sendiri
(Rogers dalam Knowles, 1979).
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Beberapa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran orang
dewasa, diantaranya yaitu:
1. Ceramah dan Tanya Jawab
4
Simulasi adalah merupakan proses perencanaan model dari sistem
nyata yang dilanjutkan dengan pelaksanaan eksperimen terhadap model
untuk mempelajari perilaku sistem atau evaluasi strategi (Shannon, 1975).
Dalam metode pembelajaran simulasi ranah yang diutamakan adalah ranah
keterampilan dalam mempraktekkan teori yang dipelajari, sehingga sesuai
dengan tujuan pembelajaran, bukan hanya sebatas kemampuan dalam
memahami konsep sehingga dalam proses pembelajaran peserta harus
dibiasakan untuk menghadapi kondisi yang akan dihadapi di dunia nyata.
Metode yang mampu menciptakan kondisi nyata ke dalam kondisi yang
bukan sebenarnya adalah metode simulasi. Dengan menerapkan metode
simulasi, diharapkan peserta akan memperoleh manfaat seperti,
menyampaikan informasi, meyakinkan pendengar, menghibur pendengar,
membuat suatu ide atau gagasan, menyentuh emosi pendengar ataupun
dapat memperkenalkan diri dengan cara yang menarik.
6. Seminar atau Simposium atau Lokakarya
5
mendorong peserta didik untuk mengemukakan pendapat berdasarkan
pengalaman pribadi, menumbuhkan kerja sama dengan baik antara sesama
peserta, dan dalam proses pembelajaran orang dewasa lebih mengutamakan
pemberian pengalaman dibanding penyerapan materi. Dari beberapa pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa metode dan teknik yang dapat diterapkan pada
pembelajaran orang dewasa adalah pembelajaran partisipatif, yaitu upaya
pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
6
Keempat, Orang dewasa memiliki kecenderungan orientasi belajar pada
pemecahan masalah kehidupan (problem centered orientation). Dikarenakan
belajar bagi orang dewasa seolah-olah merupakan kebutuhan untuk menghadapi
masalah hidupnya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Asmin, A., & Medan, S. P. U. (2011). Konsep dan Metode Pembelajaran untuk
Orang Dewasa (Andragogi). Jurnal Unimed Medan, 1(1), 1-18.
Kartono, Kartini. (1992). Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis: Apakah Pendidikan
Masih Diperlukan?. Bandung: Mandar Maju.
Knowless, Malcom, (1977). The Modern Practice of Adult Education Association
Press New York.
Sujarwo, S. (2007). Strategi Pembelajaran Partisipatif Bagi Belajar Orang Dewasa
(Pendekatan Andragogi). Majalah Ilmiah Pembelajaran, 3(2).
Sunhaji. (2013). Konsep Pendidikan Orang Dewasa. Purwokerto: STAIN
Purwokerto.
Yusri, Y. (2017). Strategi Pembelajaran Andragogi. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah
Keislaman, 12(1), 25-52.
10