Anda di halaman 1dari 13

METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Andragogi
Dosen Pengampu: Dewi Khurun Aini, M.A.

Disusun Oleh:
1. Rahma Mustafida Husna (2107016083)

2. Nabilah Auradifa Aditya P. (2107016085)


3. Aldera Jean Pramudita (2107016102)

4. Muhammad Gusta Adi N. (2107016112)


5. Laeli Ambar Dwi Cahyani (2107016114)

6. Fajar Kamil Pasya (2107016115)


7. Dimas Wahyu Pratama (2107016118)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulisan makalah ini disusun guna
memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Andragogi mengenai Metode dan
Teknik Pembelajaran Orang Dewasa.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Khurun Aini, M.A.
selaku dosen mata kuliah Psikologi Andragogi yang telah memberikan banyak
bantuan, arahan, dan petunjuk yang sangat jelas sehingga mempermudah kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Terima kasih pada teman-teman seperjuangan
yang telah mendukung penulis selama proses penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagaimasukan dan
perbaikan di masa depan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Psikologi Andragogi,
terima kasih.

Semarang, 19 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2

C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

A. Metode dan Teknik Pembelajaran Orang Dewasa .............................. 3

B. Karakteristik Pembelajaran Orang Dewasa ........................................ 6

C. Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa ................................................. 7

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 9

A. Kesimpulan ....................................................................................... 9

B. Saran ................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran manusia tidak berlaku bagi orang yang berusia muda saja,
orang dewasa pun harus mendapat pendidikan baik secara informal maupun
nonformal. Orang dewasa memiliki kematangan konsep diri bergantung pada
apa yang terjadi pada masa kecilnya menuju pada arah kemandirian dirisendiri.
Kematangan psikologis orang dewasa bisa dilihat dalam mengarahkan
keinginannya sendiri tanpa diarahkan, dipaksa, maupun dimanipulasi oleh
orang lain. Jadi, apabila orang dewasa menghadapi situasi yang tidak
memungkinkan menjadi dirinya sendiri, dia akan merasa tertekan dan tidak
nyaman. Karena bukan anak kecil, orang dewasa dalam pembelajaran tidak
dapat disamakan dengan pembelajaran anak sekolah, orang dewasa perlu
memahami apa yang sedang dialaminya, apa yang diharapkannya, apa jalan
keluarnya. Menurut Lunandi (1987) yang terpenting dalam pendidikan orang
dewasa adalah apa yang dipelajari pelajar, bukan apa yang diajarkan pengajar.
Maksud yang ditulis oleh Lunandi (1987) hasil akhir merupakan apa yang
diperoleh orang dewasa dari suatu pembelajaran, bukan apa yang dilakukan
pengajar.
Dalam kegiatan belajar, orang dewasa bukan lagi objek sosialisasi yang
dapat dibentuk atau dipengaruhi untuk menyesuaikan dirinya dengankeinginan
memegang otoritas atas dirinya sendiri, akan tetapi tujuan kegiatan belajar
orang dewasa mengarah pada pencapaian atau pemantapan identitas dirinya
sendiri untuk menjadi diri sendiri. Kegiatan belajar bertujuan mengantarkan
individu untuk menjadi diri sendiri atau menemukan jati dirinya sendiri
(Rogers dalam Knowles, 1979).

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, diperoleh rumusan masalah yang


akan dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana metode dan teknik pembelajaran bagi orang dewasa?

2. Bagaimana karakteristik pembelajaran orang dewasa?

3. Apa saja prinsip dalam pembelajaran orang dewasa?

C. Tujuan

Setelah melihat rumusan masalah diatas, tujuan dari penulisan makalah


ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui metode dan teknik pembelajaran bagi orang dewasa

2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik orang dewasa dalam belajar

3. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip belajar orang dewasa

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode dan Teknik Pembelajaran Orang Dewasa

Proses pembelajaran pada orang dewasa membutuhkan strategi tersendiri


agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah satu strategi
pada proses pembelajaran yaitu dengan cara menerapkan metode dan teknik
pembelajaran. Metode dan teknik pembelajaran menurut Hamzah B. Uno
(2008) merupakan cara-cara yang digunakan oleh pengajar atau instruktur untuk
memberikan informasi atau pengalaman baru, menggali pengalaman peserta
didik, menampilkan atau mempresentasikan hasil kerja dalam proses belajar,
dan lain-lain. Metode yang diterapkan dalam pembelajaran orang dewasa
tentunya harus disesuaikan dengan faktor sarana dan prasarana yang tersedia
guna mencapai tujuan akhir pembelajaran, yaitu pengalaman belajar yang
bermutu bagi para peserta.

Penetapan pemilihan metode seharusnya guru mempertimbangkan aspek


tujuan yang ingin dicapai, yang dalam hal ini mengacu pada garis besar
program pengajaran yang dibagi dalam dua jenis:

1. Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan


mengisi pengalaman baru dengan mempedomani masa lampau yang pernah
dialami, misalnya dengan latihan keterampilan, melalui tanya jawab,
wawancara, dan lain-lain, sehingga mampu memberi wawasan baru pada
masing-masing individu untuk dapat memanfaatkan apa yang sudah
diketahuinya.

2. Proses pembelajaran yang dirancang untuk tujuan meningkatkan transfer


pengetahuan baru, pengalaman baru, keterampilan baru, untuk mendorong
masing-masing individu orang dewasa dapat meraih semaksimal mungkin
ilmu pengetahuan yang diinginkannya, apa yang menjadi kebutuhannya,
keterampilan yang diperlukannya, misalnya belajar menggunakan program
komputer yang dibutuhkan di tempat ia bekerja.

3
Beberapa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran orang
dewasa, diantaranya yaitu:
1. Ceramah dan Tanya Jawab

Metode ceramah tanya jawab adalah penerangan dan penuturan secara


lisan oleh guru terhadap peserta, lalu peserta mendengarkan dengan teliti
dan mencatat hal-hal pokok dengan menggunakan alat bantu mengajar
(media) oleh guru, setelah itu guru menggunakan/memberi pernyataan
kepada peserta dan peserta menjawab, atau sebaliknya peserta bertanya
pada guru dan guru menjawab pertanyaan peserta itu (J.J.Hasibuan &
Moedjiono, 2010:150).
2. Demonstrasi atau Praktikum

Metode demonstrasi menurut Syaiful (2008: 210) adalah proses


memberikan contoh kepada peserta didik berkaitan dengan materi yang
akan disampaikan agar peserta didik dapat meniru, memeragakan ulang
segala sesuatu yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan
kepada peserta didik, melalui cara kerja yang bersistem. Praktikum adalah
kegiatan yang menuntut peserta untuk melakukan pengamatan, percobaan,
atau pengujian suatu konsep atau prinsip materi pembelajaran.
3. Studi Banding

Menurut Barnadib, studi banding adalah perbandingan mempelajari


secara nyata kesamaan dan perbedaan sistem dan masalah-masalah
pendidikan. Studi banding adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
menambah wawasan dan pengetahuan yang akan diterapkan ke depannya
untuk menjadi lebih baik.
4. Diskusi Kasus dan Presentasi

Menurut Creswell (2014), studi kasus merupakan strategi penelitian


untuk menyelidiki secara cermat suatu hal dengan pengumpulan informasi
lengkap menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data. Sedangkan
presentasi adalah kegiatan untuk menjelaskan dan berbagai topik atau
pengetahuan dengan bertujuan menyampaikan informasi atau materi dan
membuat suatu ide ataupun gagasan untuk meyakinkan para audience.
5. Simulasi

4
Simulasi adalah merupakan proses perencanaan model dari sistem
nyata yang dilanjutkan dengan pelaksanaan eksperimen terhadap model
untuk mempelajari perilaku sistem atau evaluasi strategi (Shannon, 1975).
Dalam metode pembelajaran simulasi ranah yang diutamakan adalah ranah
keterampilan dalam mempraktekkan teori yang dipelajari, sehingga sesuai
dengan tujuan pembelajaran, bukan hanya sebatas kemampuan dalam
memahami konsep sehingga dalam proses pembelajaran peserta harus
dibiasakan untuk menghadapi kondisi yang akan dihadapi di dunia nyata.
Metode yang mampu menciptakan kondisi nyata ke dalam kondisi yang
bukan sebenarnya adalah metode simulasi. Dengan menerapkan metode
simulasi, diharapkan peserta akan memperoleh manfaat seperti,
menyampaikan informasi, meyakinkan pendengar, menghibur pendengar,
membuat suatu ide atau gagasan, menyentuh emosi pendengar ataupun
dapat memperkenalkan diri dengan cara yang menarik.
6. Seminar atau Simposium atau Lokakarya

Seminar merupakan suatu bentuk pembelajaran di sekolah atau


universitas yang dilakukan dengan cara mengkaji permasalahan dan
mendiskusikan nya dengan seorang profesor atau orang yang ahli di
bidangnya. Seminar adalah suatu pertemuan yang bersifat ilmiah untuk
membahas suatu masalah tertentu dengan prasarana serta tanggapan
melalui suatu diskusi untuk mendapatkan suatu keputusan bersama
mengenai masalah yang diperbincangkan. Untuk dapat memahamitentang
ilmu pengetahuan terdapat dua perbedaan yaitu bersifat objektif dan
bersifat perasaan (common sense), namun dalam seminar yang bersifat
ilmiah, dalam mengemukakan pendapat baik secara lisan maupuntulisan,
sebaiknya disertai dengan argumentasi yang bersifat objektif.
Menurut Lunandi (1987), proses belajar terdiri dari proses penataan
pengalaman dan proses perluasan pengalaman. Penggunaan metode
pembelajaran pada pendidikan orang dewasa dapat diaplikasikan melalui
beberapa teknik pembelajaran yang dipandang cocok untuk digunakan dalam
proses pembelajaran orang dewasa. Menurut Anonim (2006) metode dan teknik
pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar haruslah berpusat
pada masalah, menuntut dan mendorong peserta didik untuk berperan aktif,

5
mendorong peserta didik untuk mengemukakan pendapat berdasarkan
pengalaman pribadi, menumbuhkan kerja sama dengan baik antara sesama
peserta, dan dalam proses pembelajaran orang dewasa lebih mengutamakan
pemberian pengalaman dibanding penyerapan materi. Dari beberapa pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa metode dan teknik yang dapat diterapkan pada
pembelajaran orang dewasa adalah pembelajaran partisipatif, yaitu upaya
pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran.

B. Karakteristik Pembelajaran Orang Dewasa

Knowles (1970) mengembangkan konsep andragogi atas empat asumsi


pokok yaitu sebagai berikut:
Pertama, seseorang tumbuh dan matang konsep dirinya bergerak dari
ketergantungan total menuju pengarahan diri sendiri. Atau dapat dikatakan
bahwa anak-anak konsep dirinya masih tergantung, sedang pada orang dewasa
konsep dirinya sudah mandiri, karena konsep dirinya inilah orang dewasa
membutuhkan penghargaan orang lain sebagai manusia yang dapat
mengarahkan diri sendiri, apabila dia menghadapi situasi dimana dia tidak
memungkinkan dirinya menjadi self directing, maka akan timbul reaksi tidak
senang atau menolak.
Kedua, karena sudah matang akan mengumpulkan sejumlah besar
pengalaman, maka dirinya menjadi sumber belajar yang kaya, yang padawaktu
yang sama akan memberikan dia dasar yang luas untuk belajar sesuatu yang
baru. Oleh karena itu dalam andragogi mengurangi metode ceramah, belajar
harus banyak berbuat, tidak cukup hanya dengan mendengarkan dan menyerap.
Hal ini selaras dengan prinsip belajar umum yang meyakini bahwa belajar
dengan berbuat lebih efektif bila dibandingkan dengan belajar hanya dengan
melihat atau mendengarkan.
Ketiga, Kesiapan belajar mereka bukan semata-mata karena paksaan
akademik, tetapi karena kebutuhan hidup dan untuk melaksanakan tugas peran
sosialnya, oleh karena itu orang dewasa belajar karena membutuhkan tingkatan
perkembangan mereka yang harus menghadapi peranannya apakah sebagai
pekerja, orang tua, pemimpin suatu organisasi dan lain-lain.

6
Keempat, Orang dewasa memiliki kecenderungan orientasi belajar pada
pemecahan masalah kehidupan (problem centered orientation). Dikarenakan
belajar bagi orang dewasa seolah-olah merupakan kebutuhan untuk menghadapi
masalah hidupnya.

C. Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa

Prinsip-prinsip mengajar orang dewasa merupakan bagian pokok dalam


pendidikan orang dewasa adalah sebagai berikut:

1. Recency, hukum ini menunjukkan bahwa sesuatu yang dipelajari atau


diterima pada saat terakhir adalah yang paling banyak diingat peserta, maka
berkaitan dengan materi perlu adanya ringkasan atau kata kunci dan
memberikan review di awal sesi di hari atau waktu lain.
2. Appropriateness (kesesuaian), prinsip ini menunjukkan perlunya materi-
materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta, termasuk materi-materi baru
harus ada keterkaitan nya dengan materi atau pengalaman peserta didik .
3. Motivation, prinsip ini peserta hendaknya memiliki rasa keinginan yang
dalam, jika fasilitator tidak menggunakan prinsip ini dan mengabaikan
untuk membuat materi yang relevan, maka akan secara pasti akan
kehilangan motivasi.
4. Primacy (menarik perhatian di awal sesi), hal-hal yang pertama bagi peserta
didik biasanya dipelajari dengan baik, demikian juga dengan kesanpertama
atau serangkaian informasi yang diperoleh dari pelatih betul-betul sangat
penting.
5. Two Way Communication (komunikasi dua arah), prinsip ini menghendaki
proses belajar yang timbal balik, sehingga pembelajaran bukan otoritas
fasilitator.
6. Feedback, prinsip ini menghendaki fasilitator perlu mengetahui bahwa
peserta mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada apa yang disampaikan,
dan juga sebaliknya peserta juga membutuhkan umpan balik sesuai dengan
penampilan atau kinerja mereka.
7. Active Learning (belajar aktif), prinsip ini menghendaki peserta akan giat
belajar jika mereka secara aktif terlibat dalam proses pelatihan,
sebagaimana kata John Dewey, Learning by doing.
7
8. Multiple –Sense Learning, prinsip ini menyatakan bahwa belajar akan jauh
lebih efektif jika partisipan menggunakan lebih dari kelima inderanya.
9. Exercise (latihan), prinsip ini menghendaki perlunya diulang-ulang dalam
pelatihan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode dan


teknik pembelajaran tidak dilakukan secara asal-asalan, melainkan harus
disesuaikan dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik yang diajar.
Proses pembelajaran pada orang dewasa membutuhkan strategi tersendiri agar
peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Beberapa metode yang
dapat diimplementasikan dalam pembelajaran bagi orang dewasa yaitu dengan
ceramah dan tanya jawab, demonstrasi atau praktikum, studi banding, diskusi
kasus dan presentasi, simulasi, serta seminar atau simposium atau lokakarya.
Pembelajaran pada orang dewasa juga memiliki karakteristik yang dapat dilihat
dari kematangan konsep diri, pengalaman, kesiapan belajar, dan
kecenderungan pemecahan masalah dalam kehidupan. Terdapat juga prinsip-
prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran orang dewasa, yaitu
resensi, Appropriateness (kesesuaian), Motivasi, Primacy (menarik perhatian
di awal sesi), Two Way Communication (komunikasi dua arah), feedback,
Active Learning (belajar aktif), Multiple –Sense Learning, dan exercise
(latihan).

B. Saran

Dalam penyusunan makalah selanjutnya, diharapkan untuk mencari dan


menggunakan sumber-sumber relevan atau literatur terkait topik permasalahan
yang lebih luas dan lengkap. Juga untuk lebih fokus dan mendalami materi
yang akan disampaikan. Semoga makalah ini dapat dijadikan referensi dan
dapat menambah wawasan bagi pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asmin, A., & Medan, S. P. U. (2011). Konsep dan Metode Pembelajaran untuk
Orang Dewasa (Andragogi). Jurnal Unimed Medan, 1(1), 1-18.
Kartono, Kartini. (1992). Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis: Apakah Pendidikan
Masih Diperlukan?. Bandung: Mandar Maju.
Knowless, Malcom, (1977). The Modern Practice of Adult Education Association
Press New York.
Sujarwo, S. (2007). Strategi Pembelajaran Partisipatif Bagi Belajar Orang Dewasa
(Pendekatan Andragogi). Majalah Ilmiah Pembelajaran, 3(2).
Sunhaji. (2013). Konsep Pendidikan Orang Dewasa. Purwokerto: STAIN
Purwokerto.
Yusri, Y. (2017). Strategi Pembelajaran Andragogi. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah
Keislaman, 12(1), 25-52.

10

Anda mungkin juga menyukai