Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Mata kuliah Metode Pengembangan Sosial Emosi Anak Usia Dini amat penting
peranannya dalam kaitannya mengambangkan sosial emosional anak. Selain itu, metode
pengembangan sosial emosionalanak sangat membantu mahasiswa sebagai calon guru
PGRA. Sebagaimana diketahui bahwa guru PGRA memegang peranan penting untuk
membantu tumbuh kembang anak, termasuk perkembangan sosial emosi.

Mata kuliah metode pengembangan sosial emosional merupakan ilmu yang


mempelajari metodemetode pengembangan tumbuhkembang anak berkaitan dengan
sosial emosional. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai calon guru PGRA wajib menguasai
konsep-konsep metode pengembangan sosial emosi anak.

Dengan demikian, apabila nanti terjun langsung sebagai guruPGRA tidak


mengalami banyak kesulitan dalam menumbuh kembangkan sosial emosional anak.
Berangkat dari pemikiran tersebut, selaku ketua Prodi PGRA STSI memberi apresiasi
positif dan penghargaan yang tinggi terhadap terwujudnya buku ajar berjudul Metode
Pengembangan Sosial Emosi Anak Usia Dini karya Nani Sumarni, M.Pd, dan kawan-
kawan. Harapan kami, semoga kehadiran buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca
PRAKATA

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatNya buku ajar yang sederhana ini dapat terwujud. Buku ini mengkaji hakikat
pengembangan sosial-emosi, teori-teori, keterkaitan aspek sosial-emosi dengan
perkembangan lainnya, faktor pendukung dan penghambat perkembangan sosial
emosional anak usia dini, serta model pendidikan dalam upaya mengembangkan
kemampuan sosial dan emosional anak pada kategori usia dini. Model pendidikan
dalam pengembangan aspek sosial dan emosional anak usia dini, khususnya di masa
PGRA, mencakup: penyusunan rencana pembelajaran, metode pembelajaran,
pengembangan media pembelajaran, bentuk pengayaan dan penyusunan instrumen
dalam rangka mengembangkan kemampuan sosial emosional anak di masa PGRA.
Sistematika materi yang disajikan dalam buku ini disesuaikan dengan deskripsi mata
kuliah metode pengembangan sosial emosional.

Buku ini merupakan hasil kerja keras dari banyak pihak, yang tidak dapat disebutkan
satu per satu. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini sekaligus dihaturkan rasa
terimakasih yang mendalam atas bantuan dan dukungan berbagai pihak dalam
penyelesaian penyusunan buku ini. Penulis mengucapkan terimakasih yang dalam-
dalamnya Ketua Prodi PGRA atas kepercayaan dan penugasan kepada penulis, sehingga
buku ini dapat terwujud.

Keterbatasan waktu dan terutama kemampuan penulis diyakini menjadi faktor utama
penyebab berbagai keterbatasan dari isi buku ini. Maka sebagai sarana pendukung
pembelajaran, suatu upaya penyempurnaan terhadap buku ini mutlak diperlukan.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, sangat diharapkan adanya kritik positif berupa saran
dan atau koreksi terhadap isi buku ini demi kesempurnaan penerbitan berikutnya.
Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca, para pendidik, dan
pemerhati anak.
BAB I
ASPEK SOSIAL EMOSI PADA ANAK USIA DINI

1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Emosi

Dalam pandangan tradisional, sebagaian manusia dilahirkan dengan sifat sosial


dan sebagaian lagi tidak. Sebagai mahluk yang memiliki sifat sosial, maka manusia
memiliki kemampuan bergaul dengan orang lain. Kemampuan sosial akan berkembang
seiring dengan pengalaman bergaul dengan lingkungan sekitar, baik dengan orang tua,
saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya.
Menurut Yusuf (2011:122) mengemukakan bahwa Perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral dan tradisi yang melaburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan bekerjasama,sedangkan menurut Ambron (dalam Yusuf, 2011:123)
menggantikansosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak kearah
perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang
bertanggungjawab dan efektif.
Adapun menurut Suyanto (2005:69-70), berpendapat bahwa Perkembangan
sosial anak dimulai dari sifat egosentris, individual ke arah,komunal. Pada mulanya
anak bersifat egosentris, yaitu hanya dapat memandang dari satu sisi yaitu dirinya
sendiri. Ia tidak mengerti bahawa orang lain bisa berpandangan beberapa
dengandirinya, Perkembangan sosial meliputi dua aspek penting yaitu kompetensi
sosial dan tanggungjawab sosial. Kompetensi sosial menggambarakan kemampuan anak
untuk beradaptasi dengan lingkungan secara afektif, sedangkan tanggung jawab sosial
antara lain ditunjukan oleh komitmen anak terhadap tugas-tugasnya.
Dalam Yusuf (2011:114-115) dikatakan bahawa emosi adalah suatu keadaaan
perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris,
sedangkan Sarlito Mirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan setiap
keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemag
(dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam). Dalam pengertian tersebut
dikemukakan bahwa emosi itu yang merupakan warna afektif yang menyertai setiap
keadaan atau perilaku individu. Yang dimaksud warna afektif ini adalah perasaan-
perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi (menghayati) suatu situasi
tertentu. Contohnya : gembira, bahagia, putus asa, terkejut, bemci (tidak senang ) dan
sebagainya.
Menurut Suyadi (2010: 108-109), perkembangan sosial adalah tingkat jalinan
interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tua, saudara , teman bermain, hingga
masyarakat secara luas. Sementara perkembangan emosional adalah luapan perasaan
ketika anak berinteraksi denga orang lain. Dengan demikian, perkembangan sosial-
emosional adalah kepekaan anak untuk memahami perasaan ketika berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan para pakar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
sosial emosi adalah mereka yang mampu bersosialisasi dengan yang lain, baik dengan
orang tua, teman sebaya dan masyarakat secara luas yang saling berkomunikasi
danbekerjasama. Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa perkembangan
sosial-emosional tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan kata lain, membahas
perkembangan emosi harus bersinggungan dengan perkembangan sosial anak.
Demikian sebaliknya membahas sosial harus melibatkan emosional sebab,
keduanya terinteragsi dalam bingkai kejiwaan yang utuh

1.2 Mekanisme dan Fungsi Emosi


Menurut lewis and Rosenblum (Stewartm at al. 1985) mengutarakan proses
terjadinya emosi melalui lima tahapan sbb :

1. Elicitor
Yaitu adanya dorongan berupa situasi / peristiwa.
Misalnya kebakaran. Karena kebakarn sebagai stimulus munculny Emosi.
2. Receptor
Yaitu aktifitas dipusatkan system saraf awalnya mata melihat peristiwa
kebakaran untuk mata berfungsi sebagai indra penerima stimulus / reseptor
awal setelah itu mata melanjtkan rangsangan tersebut ke otak sebagai pusat
system syaraf
3. Stac
Yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi. Setelah rangsangan
sampai ke otak, lalu otak menerjemahkan dan mengolah stimulus tersebut dan
menyebarkan kembali stimulus itu ke berbagai tubuh yang lain yang terkait
sehingga terjadi pembahasan fisiologis. Seperti : jantung berdetak keras, tekanan
darah naik, badan tegang atau terjadi peruabah hormon lainnya.
4. Expression
Yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang di amanati seperti wajah, tubuh
suara / tindakan yang terdorong oleh perubahan fisiologis.
Contohnya : otot wajah mengencang, tubuh tegang, mulut terbuka, suara keras
berteriak / bahkan.
5. Experience
Yaitu persepsi dan interprestasi individual pada kondisi emosionalnya.
- Menurut syamsudin kelima komponen tadi di gambarkan dalam tiga varialble
sbb :
a. Variable stimulus
Yaitu rangsangan yang menimbulkan emosi
b. Variable organismik
Yaitu perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi saat mengalami emosi
c. Variable respons
Yaitu pola sambutan expnesif atas terjadinya pengalaman emosi.
FUNGSI EMOSI

Fungsi dan peranan emosi pada perkembangan anak yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1. Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan
dan perasaanya pada orang lain.
Contohnya : anak mengekspresikan dirinya dengan menangis, dalam bentuk bahasa
verbal, kalau ekspresi tertawa terbahak-bahak/memeluk ibunya dengan erat adalah
contoh komunikasi yang bermuatan emosional.
2. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan
lingkungan sosial terhadap dirinya.
a. Tingkah laku emosi anak yang di tampilkan merupakan sumber penilaian
lingkungan sosial terhadap dirinya
b. Emosi menyenangkan/tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial
anak melalui reaksi-reaksi yang ditampilkan lingkungannya.
c. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
d. Tingkah laku yang sama dan tampilkan secara berulang dapat menjadi satu
kebiasaan
e. Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat / mengganggu aktifitas
motorik dan mental anak.
1.3. Tugas Perkembangan Sosial-Emosi Anak

BAB II KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI ANAK USIA DINI (AUD)


2.1 Ciri Utama Reaksi Sosial Emosi pada Anak Usia Dini
2.2 Bentuk Reaksi Emosi pada Anak Usia Dini
2.3 Ciri-ciri Tingkah Laku Sosial pada Anak Usia Dini
2.4 Perkembangan Sosial Emosional dalam Kaitannya dengan Aspek Fisik dan Mental Lainnya.
Rangkuman

BAB III FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN


SOSIAL EMOSI ANAK USIA DINI 17
3.1 Pentingnya Kecerdasan Sosial Emosi dalam Perkembangan Anak
3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosi Anak

BAB IV PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN


KECERDASAN SOSIAL EMOSI ANAK USIA DINI 23
4.1 Pendekatan Developmentally Appropriate Practices (DAP)
4.2 Pendekatan Menyeluruh / Holistic
4.3 Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema
4.4 Pengembangan Program Kegiatan Rutin
4.5 Pengembangan Kegiatan Terprogram
4.6 Pengembangan Program Kegiatan Spontan
4.7 Pengembangan Program Kegiatan Keteladanan
Rangkuman 3

BAB V STRATEGI PENGEMBANGAN KECERDASAN SOSIAL


EMOSI ANAK USIA DINI 41
5.1 Sasaran Pengembangan Sosial Emosional
5.2 Strategi Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosi
5.3 Program Kerjasama dengan Melibatkan Orangtua
Rangkuman

BAB VI ASESMEN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI 55


6.1 Pentingnya Asesmen dan Evaluasi dalam Pembelajaran AUD
6.2 Teknik-Teknik dalam Asesmen dan Evaluasi Kemampuan Sosial Emosional AUD
Rangkuman

BAB VII PERMASALAHAN-PERMASALAHAN SOSIAL EMOSIONAL


PADA ANAK USIA DINI 61
7.1 Permasalahan-Permasalahan Sosial Emosi pada Anak Usia Dini
7.2 Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Permasalahan Sosial Emosi
7.3 Permasalahan-Permasalahan Perilaku Sosial pada AUD
7.4 Faktor Penyebab dan Penanganan Perilaku Sosial Bermasalah
Rangkuman

Anda mungkin juga menyukai