DALAM PENDIDIKAN
Disusun oleh:
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Realitas
Perbedaan Individu dan Aplikasinya dalam Pendidikan”.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan syarat untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Asesmen Pendidikan. Dalam penulisan makalah ini kami
merasa masih banya kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Simpulan .................................................................................... 16
B. Saran ........................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu yang terlahir di dunia berbeda satu sama lain, tidak
ada individu yang sama persis di dunia baik dalam fisik maupun psikis-
nya. Masing-masing individu memiliki fisik, sifat, perilaku, kebiasaan-
kebiasaan yang beragam. Bahkan perbedaan-perbedaan akan selalau ada
meskipun pada individu yang terlahir kembar identik sekalipun.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implikasi perbedaan individu dalam pendidikan?
2. Apa saja program-program pendidikan individual?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui implikasi perbedaan individu dalam pendidikan
2. Untuk mengetahui program-program pendidikan individual
2
BAB II
PEMBAHASAN
1) Faktor bawaan
Faktor Bawaan Faktor bawaan merupakan faktorfaktor biologis
yang diturunkan melalui pewarisan genetik oleh orangtua.
Pewarisan genetik ini dimulai pada saat terjadinya pembuahan.
Adanya perbedaan gen akibat pembuahan inilah yang
3
menyebabkan adanya perbedaan antar individu baik secara fisik,
psikologis, maupun perilaku.
2) faktor lingkungan
Lingkungan menunjuk pada segala sesuatu yang berada di luar
diri individu. Faktor ini meliputi banyak hal mulai dari status
sosial ekonomi orang tua, pola gizi, stimulasin atau rangsangan,
pola asuh orangtua, budaya, dan lain sebagainya. Penjelasan
mengenai beberapa hal berkaitan dengan faktor lingkungan
sebagai salah satu faktor penentu adanya perbedaan adalah
sebagai berikut.
a) Status sosial ekonomi orangtua, meliputi tingkat
pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, dan penghasilan
orangtua yang berbeda-beda. Perbedaan ini akan membawa
implikasi pada berbedanya aspirasi orangtua terhadap
pendidikan anak, aspirasi anak terhadap pendidikannya,
fasilitas yang diberikan pada anak, dan mungkin waktu
yang disediakan untuk mendidik anak.
b) Pola asuh orangtua adalah pola perilaku yang digunakan
untuk berhubungan dengan anak-anak. Tentu saja, pola
asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda dengan
keluarga lainnya yang menyebabkan adanya perbedaan
pula pada anak-anaknya.
c) Budaya Budaya merupakan pikiran, akal busi, hasil karya
manusia, atau dapat juga didefinisikan sebagai adat istiadat.
Kebudayaan di setiap daerah atau kelompok masyarakat
tentu saja berbeda. Oleh karena itu, perilaku yang muncul
darianggota masingmasing masyarakat berbeda satu sama
lain.
d) Urutan Kelahiran Urutan kelahiran seseorang di dalam
keluarganya juga dapat memicu adanya perbedaan.
Perbedaan ini disebabkan oleh perlakuan yang berbeda-
4
beda dari orangtua maupun anggota keluarga lainnya
berdasarkan urutan kelahirannya (anak sulung, anak tengah,
anak bungsu, maupun anak tunggal). Karakteristik Peserta
Didik Anak-anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik
yang berbeda dengan anakanak yang usianya lebih muda.
Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam
kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung.
5
181). Peserta didik berbakat pada umumnya lebih cepat berkembang
daripada peserta didik lain seusianya. Berikut merupakan tanda-tanda
peserta didik berbakat (Risnita, 2012).
1. Mempunyai ingatan yang kuat. Contoh: sanggup mengingat letak
benda-benda, tempat-tempat penyimpanan, lokasi-lokasi dsb.
2. Mempunyai logika dan keterampilan analitis yang kuat. Contoh:
sanggup menyimpulkan, menghubung-hubungkan satu kejadian
dengan kejadian lainnya.
3. Mampu berpikir abstrak. Contoh: membayangkan sesuatu yang
tidak tampak, kemampuan berimajinasi dan asosiasi.
4. Mampu membaca tata letak (ruang). Contoh: menguasai rute
jalan, kemana harus berbelok, menyebutkan bentuk ruang.
5. Mempunyai keterampilan mekanis. Contoh: pintar bongkar
pasang benda yang rumit.
6. Mempunyai bakat musik dan seni.
7. Luwes dalam atletik dan menari.
c. Kemampuan Peserta Didik
Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan suatu tindakan
sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan
bahwa suatu tindakan dapat dilakukan sekarang, sedangkan bakat
memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat
dilakukan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, kemampuan
peserta didik berarti segala bentuk daya untuk melakukan suatu
tindakan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.
d. Kapasitas Peserta Didik
Kapasitas (capacity) diartikan sebagai kemampuan yang dapat
dikembangkan sepenuhnya di masa mendatang apabila kondisi latihan
dikemukakan secara optimal. Dalam praktik, kapasitas seseorang
jarang tercapai (Alex, 2013: 181).
e. Gaya Belajar Peserta Didik
6
Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikologis yang
berlangsung dalam interaksi aktif antara subjek dengan lingkungan
dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang bersifat konstan/menetap. Belajar
merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar dapat dipandang
dari dua subyek yaitu peserta didik dan pengajar (Hasrul, 2009).
Selanjutnya, setiap peserta didik memiliki gaya belajar masing-
masing. Menurut Bobby DePorter & Mike Hernacki (2007: 110), gaya
belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi.
f. Kecerdasan Ganda Peserta Didik
Intelegensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau
intelektual dan merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada
tingkatan yang lebih tinggi. Secara umum intelegensi dapat dipahami
sebagai kemampuan untu beradaptasi dengan situasi yang baru secara
cepat dan efektif, kemampuan untuk menggunakan konsep yang
abstrak secara efektif, dan kemampuan untuk memahami hubungan
dan mempelajarinya dengan cepat (Desmita, 2011: 53), meliputi
unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa,
kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan
naturalis. Secara rinci masing-masing kecerdasan tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
1) Kecerdasan Matematika Logika Menunjukkan kemampuan
seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir
menurut aturan logika, memahami dan menganalisis pola
angkaangka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan
kemampuan berpikir.
2) Kecerdasan Bahasa Menunjukkan kemampan seeorang untuk
menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun
7
lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk
mengekspresikan gagasangagasannya.
3) Kecerdasan Musikal Menunjukkan kemampuan seeorang untuk
peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada disekelilingnya,
termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama.
4) Kecerdasan Visual-Spasial Menunjukkan kemampuan seseorang
untuk memahamai secara lebih mendalam hubungan antara objek
dan ruang.
5) Kecerdasan Kinestetik Menunjukkan kemampuan seseorang
untuksecara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh
tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai
masalah.
6) Kecerdasan Interpersonal Menunjukkan kemampuan seseorang
untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cendrung untuk
memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah
bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya.
7) Kecerdasan Intrapersonal Menunjukkan kemampuan seseorang
untuk peka terhadap dirinya sendiri. Ia cendrung mampu
mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada
dirinya.
8) Kecerdasan Naturalis Menunjukkan kemampuan seseorang untuk
peka terhadap lingkungan alam, misalnya yang berada di
lingkungan alam yang terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam,
atau hutan.
8
c) Memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang
menggabungkan pilihan cara belajar siswa, menggunakan
metode mangajar, insentif, alat, dan situasi yang direncanakan
sesuai dengan pilihan siswa.
d) Gunakan kombinasi cooperative learning, pembelajaran
individual, dan pembelajaran kelompok, atau antara aktifitas-
aktifitas belajar yang berpusat pada guru dengan pembelajaran
yang berpusat pada siswa.
e) Berikan waktu yang cukup untuk memproses dan memahami
informasi.
f) Gunakan alat-alat multi sensory untuk memproses,
mempraktekkan dan memperoleh informasi.
9
arah keberhasilan belajarnya (Desmita, 2011: 57-58). Dari uraian di
atas, jelas terlihat bahwa pemahaman tentang karakteristik peserta
didik merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
pendidik.
b. Implikasi Pemahaman Guru tentang Bakat, Kemampuan, dan
Kapaistas Peserta Didik terhadap Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran, guru tentu saja menjumpai peserta
didik dengan potensi yang beraneka ragam, baik berupa bakat,
kemampuan, maupun kapasitas. Oleh karena itu, pembelajaran perlu
diarahkan pada proses belajar kreatif dengan menggunakan proses
berpikir divergen (proses berpikir ke segala arah dan menghasilkan
banyak alternatif penyelesaian) ataupun konvergen (mencari
jawaban tunggal yang paling tepat). Untuk mewujudkan hal di atas,
salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah pendekatan
kompetensi. Dengan pendekatan ini, guru dapat:
1) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain
dan berkreativitas
2) memberikan suasana aman dan bebas secara psikologis
3) menerapkan disiplin yang tidak kaku, peserta didik boleh
mempunyai gagasan sendiri dan dapat berpartisipasi secara aktif
4) memberikan kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara
aktif.
10
Gaya belajar berhubungan dengan cara abak belajar, serta cara
belajar yang disukai. Oleh karena itu jika gaya mengajar guru tidak
memperhatikan kebutuhan khusus peserta didik, maka belajar tidak
akan terjadi. Sebaliknya, ketika guru mengajar sesuai dengan gaya
belajar peserta didik, guru sama dengan memberitahu pada peserta
didik bahwa dia mengetahui mereka adalah individu yang mungkin
belajar dengan cara berbeda dengan siswa lain (Sugihartono, 2013:
53). Dalam menentukan model dan metode pembelajaran, guru
dapat mempertimbangkan berbagai hal yang berkaitan dengan ciri-
ciri gaya belajar pada peserta didik, baik peserta didik dengan gaya
belajar visual, auditorial, maupun kinestetik.
d. Implikasi Pemahaman Guru tentang Kecerdasan Peserta
Didik terhadap Pembelajaran
Beberapa bentuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
kecerdasan ganda seperti telah dijelaskan sebelumnya adalah
sebagai berikut (Sugihartono dkk, 2013: 59).
1) Kecerdasan Matematika Logika Menggunakan aktivitas yang
meliputi simbol atau formula abstrak, bagan, grafik, urutan
angka, menghitung, menguraikan kode-kode dan
memecahkan masalah.
2) Kecerdasan Bahasa Menggunakan aktivitas yang meliputi
mendengarkan, berbicara, bersilat lidah, humor, membaca
keras maupun membaca dalam hati, dokumentasi, menulis
kreatif, mengeja, menulis puisi, dan membuat jurnal.
3) Kecerdasan Musikal Menggunakan aktivitas yang meliputi
tape audio, resital musik, menyanyi, bersiul, bersenandung,
suara-suara lingkungan, vibrasi perkusi, pola irama,
komposisi musik, dan pola nada.
4) Kecerdasan Visual-Spasial Menggunakan aktivitas seperti
seni, gambar, patung, lukisan, peta pikiran, pola/desain,
skema warna, imajinasi aktif, dan tamsil.
11
5) Kecerdasan Kinestetik Menggunakan aktivitas seperti
bermain peran, bahasa tubuh, drama, berpura-pura,
menangkap bola, permainan olahraga, latihan fisik, gerak
tubuh, dan menari.
6) Kecerdasan Interpersonal Menggunakan aktivitas seperti
proyek kelompok, merasakan kebutuhan orang lain,
menerima atau memberian umpan balik, serta keterampilan-
keterampilan bekerjasama.
7) Kecerdasan Intrapersonal Menggunakan aktivitas yang
meliputi pemrosesan emosi, refleksi diri, strategi berpikir,
keterampilan konsentrasi, praktek pemusatan, dan teknik-
teknik meta kognitif.
8) Kecerdasan Naturalis Menggunakan aktivitas seperti keluar
dari kelas, berhubungan dengan dunia alam, pemetaan, dan
mengamati kehiduapn hutan. Dari berbagai bentuk kegiatan
yang ditawarkan, guru dapat melakukan kombinasi kegiatan
sehingga mengakomodasi semua bentuk kecerdasan yang ada
di dalam sebuah kelas. Dengan demikian, pembelajaran dapat
berjalan secara optimal.
12
pelajaran dan atau tugas tambahan secara individual sehingga mereka
dapat mengikuti pemvbelajaran secara klasikal dan mneyelesaikan
program sesuai dengan waktu yang ditentukan serta mencapai hasil
belajar secara optimal.
2. Program pengayaan.
Program pengayaan (enrichment) adalah pemberian pelayanan
pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang
dimiliki peserta didik dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas
belajar tambahan yang bersifat perluasan/pendalaman,setelah yang
bersangkutan menyelesaikan tugastugas yang diprogramkan untuk
peserta didik lainnya.
3. Program percepatan.
Program percepatan (acceleration) adalah pemberian pelayanan
pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang
dimiliki oleh peserta didik dengan memberi kesempatan kepada
merekauntuk dapat menyelesaikan program reguler dalam jangka
waktu yang lebih singkat dibandung teman-temannya.
13
5. menggunakan metode mengajar, insentif, alat, dan situasi yang
direncanakan sesuai dengan pilihan peserta didik,
6. Meminta peserta didik untuk mengenali gaya belajar mereka dan
memberi hadiah untuk kelebihan mereka. Bantu mereka memahami
mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan dalam situasi
belajar,
7. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memilih bagaimana
menerima pelajaran dan bagaimana menunjukkan pengetahuannya.
Dalam mengerjakan tugas, tawarkan pilihan jenis, waktu, dan tanggal
penyelesaian tugas
8. Menggunakan semua tipe pertanyaan dan cara eksplorasi untuk
menstimulasi berbagai tingkatan cara berpikir, mulai dari mengingat
informasi faktual sampai menggambarkan implikasi dan melakukan
analisis
9. Menjelaskan maksud dan keterkaitan semua pengalaman pembelajaran
dengan apa yang akan dipelajari agar peserta didik dapat memahami
hubungan antara pengalamannya dengan ide-ide baru
10. Menggunakan kombinasi cooperative learning, pembelajaran
individual,dan pembelajaran kelompok, atau antara aktivitasaktivitas
belajar yang berpusat pada guru dengan pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik
11. Memberikan waktu yang cukup untuk memproses dan memahami
informasi menggunakan alat-alat multi sendori untuk memperoleh,
memproses, dan mempraktekkan informasi
12. Mengulangi tugas-tugas belajar yang nampaknya sulit dengan
menggunakan metode pembelajaran yang berbeda
13. Menggunakan strategi review dan refleksi yang bervariasi untuk
mengakhiri belajar
14. Memberikan uumpan balik dengan segera, konsisten, dan jelas
14
15. Mengevaluasi pengalaman pembelajaran berdasarkan tujuan atau syarat-
syarat pencapaian yang telah ditentukan, observasi perilaku dan
keterlibatan peserta didik dalam belajar
16. Melanjutkan pengalamanpengalaman belajar yang familier dan nyaman
bagi peserta didik, dan secara bertahap kenalkan pada peserta didik cara-
cara belajar yang lain
17. Memahami peserta didik melalui berbagai cara dan aktivitas
18. Menggunakan penilaian yang sesuai dengan pembelajaran.
15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Salah Satu Karakteristik penting dalam pembelajaran yang efektif
adalah ketika proses pembelajaran tersebut mampu merespon kebutuhan
individual siswa. Memang terlalu banyak perbedaan yang ada diantara
siswa sementara guru dituntut untuk dapat mengajar suatu materi dalam
waktu yang sama. Banyak program pendidikan yang dapat dipilih guru
sebagai implikasi dari adanya perbedaan individu diantara siswa,
khususnya perbedaan kemampuan.
Perbedaan Individual Perbedaan individual berkaitan dengan
“psikologi pribadi” yang menjelaskan perbedaan psikologis antara orang-
orang serta berbagai persamaannya. Psikologi perbedaan individual
menguji dan menjelaskan bagaimana orang-orang berbeda dalam berpikir,
berperasaan, dan bertindak. Adapun, latar belakang adanya perbedaan
individual yaitu (Sugihartono dkk, 2013: 29-34).
Program Pendidikan untuk Memfasilitasi Perbedaan Individual
Peserta Didik Dalam dunia pendidikan, terdapat banyak program yang
dapat dipilih oleh seorang guru untuk mewujudkan pembelajaran yang
bermakna sebagai implikasi dari adanya perbedaan individual peserta
didik.
B. Saran
Dalam melakukan pembelajaran hendaknya guru harus memperhatikan
karakteristik siswa, guru harus mengetahui karakteristik siswa terlebih
dahulu. Sehingga guru dapat menggunakan pendekatan, model ataupun
media yang cocok untuk karakteristik setiap siswa dalam pembelajaran
sehingga pembelajaran berjalan dengan lancer.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ariesta K. S.(2014). Analisis Karakteristik Gaya Belajar VAK (Visual,
Auditorial, Kinestetik) Mahasiswa Pendidikan Informatika Angkatan
2014.Ilmiah Edutic, I (1). http://download.portalgaruda.org
17
Utami, K. dan Mustadi, A. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Tematik dalam Peningkatan Karakter, Motivasi, dan Prestasi Belajar
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Karakter, VII (1), 14-25. doi:
10.21831/jpk.v7i1.15492. https://journal.uny.ac.id/index.php/j
pka/article/view/15492
18