Nama : Eliv Kurniawan Pengantar I lmu Pendidikan Rombel 34
NIM : 5302413008 Universitas Negeri Semarang
ANALISIS FILM Monsieur Lazhar
A. Tentang Film
Monsieur Lazhar adalah film Kanada berbahasa Perancis yang berhasil menembus menjadi nominasi Oscars sebagai Best Foreign Language Film pada awal tahun 2012. Monsieur Lazhar mengangkat kissah seorang guru yang harus mengatasi anak-anak didiknya paska trauma disamping traumanya sendiri di masa lalu.
Director Film : Philippe Falardeau Tanggal Rilis : 8 Agustus 2011 (Locarno Film Festival) Durasi : 94 menit Negara : Canada Language : Perancis (French)
Starring :
1. Mohamed Fellag sebagai Bachir Lazhar 2. Sophie Nlisse sebagai Alice L'cuyer 3. milien Nron sebagai Simon 4. Marie-ve Beauregard sebagai Marie-Frdrique 5. Vincent Millard sebagai Victor 6. Seddik Benslimane sebagai Abdelmalek 7. Louis-David Leblanc sebagai Boris 8. Gabriel Verdier sebagai Jordan 9. Marianne Soucy Lord sebagai Shanel 10. Danielle Proulx sebagai Mme Vaillancourt 11. Brigitte Poupart sebagai Claire 12. Jules Philip sebagai Gaston 13. Louis Champagne sebagai Concierge 14. Daniel Gadouas sebagai Me Gilbert Danis 15. Francine Ruel sebagai Mme Dumas
B. Sinopsis
Cerita berawal ketika seorang guru yang menjadi idola para siswa, Martine Lachance tiba-tiba ditemukan gantung diri di ruang kelas dan terlihat oleh muridnya, yaitu Simon dan Alice. Trauma dan kesedihan mendalam dirasakan oleh para murid dan juga pihak sekolah, terutama para guru yang stress untuk menghilangkan trauma anak didiknya dan mengembalikan suasana kelas yang ditinggalkan oleh Ibu Martin. Bachir Lazhar, seorang imigran asal Aljazair mencalonkan dirinya untuk menggantikan sang guru idola. Pihak sekolah tidak ada yang tahu bahwa Bachir Lazhar adalah seorang pendatang dan bukan merupakan warga tetap Canada. Diapun sebenarnya bukan merupakan guru, namun dia mengaku telah menjadi guru selama belasan tahun di negaranaya. Bachir Lazhar datang untuk mencari perlindungan di negara Canada karena mendapat ancaman dan terror di negaranya karena sebuah buku yang di tulis oleh istrinya tentang kritik kekuasaan politik. Dalam perjalanan ke negara Canada, istri dan kedua anak Bachir meninggal dan hanya Bachir yang selamat sampai Canada. Hari-hari yang berat pun terjadi karena cara mengajar Lazhar yang terkesan kaku dan selalu dibanding-bandingkan dengan guru sebelumnya. Lazhar adalah seorang yang memiliki cara mengajar yang old-fashion, seperti menata tempat duduk muridnya per baris (berbeda dengan cara guru yang sebelumnya, menjadi setengah lingkaran agar murid lebih interaktif) atau memilih untuk memberi tugas mendikte sebuah paragraf ketimbang membuat tugas group project. Selain itu masalah yang timbul adalah karena perbedaan budaya di keduannya, seperti tidak boleh mengeplak siswanya yang bandel ataupun memeluk siswanya. Menurut UU di Canada, seorang guru tidak diperbolehkan kontak fisik dengan siswanya. Dan itu termasuk memukul, mencubit, mengeplak, mencium, dan tentu saja memeluk. Namun seiring berjalannya waktu siswa pun dapat menerima Bachir dengan kesederhanaannya dan trauma mereka pun sudah mulai hilang, terutama Alice dan Simon yang melihat sendiri bagaimana Ibu Martine tergantung. Dalam film ini tokoh Simon dan Alice lebih di tonjolkan daripada murid yang lainnya. Dimana Alice yang berpikiran seperti orang dewasa dalam menanggapi kematian ibu Martin, apa yang menyebakan dia bunuh diri dan kenapa harus diruang kelas. Selain itu juga Simon yang merasa bersalah, yang waktu dulu karena bersedih dan menangis mendapat pelukan dari Ibu Martin sehingga ibu Martin mendapat protes keras dari berbagai pihak dan mengakibatkannya stress. Simon pun beranggapan bahwa apa yang dibicarakan Alice adalah tentang menyindir dirinya, bahwa dirinyalah yang membuat Ibu Martin bunuh diri karena stress tadi. Namun disinilah Lazhar yang menggantikan peran sang guru tersebut, mempunyai andil dan tanggung jawab yang besar mengobati trauma para anak didiknya dan mengembalikan suasana kelas ceria seperti dahulu lagi. Pada akhirnya, kepala sekolah tahu siapa sebenarnya Bachir Lazhar, dia pun langsung memecat Bachir dan menyuruhnya pergi, Bachir pun menerimanya, namun ia mempunyai satu permintaan yaitu untuk mengajar muridnya di hari itu dan berpamitan pada muridnya, dia tidak mau trauma itu terulang lagi, karena ketika itu Ibu Martin juga pergi tanpa berpamitan.
C. Tanggapan tentang Film Film pendidikan ini menurut saya berbeda dengan film pendidikan yang lainnya. Biasanya film-film bertema pendidikan seperti ini mayoritas memiliki cerita dimana guru yang kreatif dan inovatif berhadapan dengan sebuah murid-murid di sekolah yang konvensional. Dalam film ini, hal yang terjadi malah sebaliknya. Lazhar adalah seorang yang memiliki cara mengajar yang old-fashion, menata tempat duduk muridnya per baris (berbeda dengan cara guru yang sebelumnya, menjadi setengah lingkaran agar murid lebih interaktif) atau memilih untuk memberi tugas mendikte sebuah paragraf ketimbang membuat tugas group project. Film ini juga menunjukkan sekilas bagaimana lebih maju dan berpikiran lebih dewasanya murid-murid generasi sekarang. Bahkan Lazhar berkomentar bahwa mereka sudah belajar bahasa Inggris, ketika bahasa formal (French) mereka saja belum sempurna. Di film ini juga menarik melihat Lazhar yang juga ikut belajar bersama mereka, menjadi pribadi yang lebih dapat diterima dan kemudian menjadi seorang yang cukup respek di mata murid- muridnya. Masalah perbedaan generasi juga dibahas dalam bagaimana berbicara atau berdiskusi dengan anak-anak tentang hal-hal sensitif seperti kematian dan peristiwa bunuh diri yang misterius tersebut. Ini menunjukan bahwa murid Bachir disini lebih dibebaskan untuk menanggapi suatu masalah dan menuangkan serta mengeksplorasi pemikiran pemikiran mereka.
D. Nilai Pendidikan dan Moral Film Nilai pendidikan dalam film Monsieur Lazar ini menjadi pesan yang sangat berharga. Bagaimana anak-anak harus selalu diperhatikan dalam setiap aspek, termasuk psikologisnya. Diperlihatkan pula bahwa guru pun bukan makhluk sempurna yang bebas dari masalah dan selalu berbuat baik, bagaimanapun seorang guru adalah manusia biasa yang bisa mengalami stress dan memiliki banyak masalah. Pada film ini kita juga dapat belajar bagaimana hubungan guru dan murid yang seharusnya terjalin. Saling mendukung dan memahami, memberi dorongan dan semagat pada muridnya yang memiliki masalah, karena guru disekolah juga berperan sebagai orang tua muridnya. Guru juga juga tidak seharusnya memperlakukan muridnya seperti masih kecil, artinya tanggapilah dan perlakukanlah murid kita secara dewasa, meskipun itu masih disekolah dasar (seperti pada film ini), agar kelak cara berpikirnya pun bisa lebih dewasa dan mampu menanggapi masalh secara dewasa pula. Sebagai guru kita juga harus memberikan contoh yang baik, tidak sepantasnya keburukan kita, kita tampakkan kepada anak didik kita, apalagi bunuh diri diruang kelas yang ada kemungkinan murid kita dapat melihatnya sperti kasus pada film ini.