Disusun oleh:
1. AGUSTINA W (K1316005)
2. MUKHLIS K W (K1316041)
3. NURSITA S.N (K1316047)
SURAKARTA
2016
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang ilmu pendidikan.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Surakarta,3 Oktober
Penyusun
Latar balakang.
Tujuan
Gezag berasal dari kata zeggen yang berarti “berkata”. Siapa yang
“perkataannya” mempunyai kekuasaan mengikat terhadap orang lain, berarti
mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang itu.
Kewibawaan atau gezag adalah suatu daya pengaruh yang terdapat pada
seseorang,sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia secara sadar dan
sukarela menjadi tunduk dan patuh kepada yang mempunyai kewibawaan. Yang
mempunyai gezag adalah orang tua dan guru sebab mereka ditunjuk sebagai
pendidik, tetapi ada perbedaan dari keduanya.
1. Kewibawaan lahir
Adalah kewibawaan yang timbul karena kesan-kesan lahiriah
seseorang, seperti : bentuk tubuh yang tinggi besar, pakaian lengkap dan
rapi, tulisan yang bagus, suara yang keras dan jelas, akan menimbulkan
kewibawaan lahir.
2. Kewibawaan batin
Adalah kewibawaan yang timbul dari keadaan batin seseorang,
seperti :
a) Adanya rasa cinta
Kewibawaan itu dapat dimiliki seseorang, apabila hidupnya penuh
kecintaan dengan atau kepada orang lain.
b) Adanya rasa demi kamu
Demi kamu atau you attitude adalah sikap yang dapat dilukiskan
sebagai suatu tindakan, perintah, atau anjuran bukan untuk kepentingan
orang yang diperintah, tetapi untuk kepentingan orang yang diperintah,
menganjurkan demi orang yang menerima anjuran , melarang juga demi
orang yang dilarang.
c) Adanya kelebihan batin
Seorang guru yang menguasai bidang studi yang menjadi tanggung
jawabnya, bisa berlaku adil dan objektif, bijaksana, merupakan contoh-
contoh yang dapat menimbulkan kewibawaan batin.
d) Adanya ketaatan kepada norma
Menunjukkan bahwa dalam tingkah lakunya dia sebagai
pendukung norma yang sungguh-sungguh, selalu menepati janji yang
pernah dibuat, disiplin dalam hal-hal yang telah digariskan.
Orang tua (ayah dan ibu) adalah pendidik yang terutama dan sudah
semestinya. Merekalah pendidik asli yang menerima tugasnya dari Allah untuk
mendidik anaknya. Karena itu sudah semestinay mereka mempunyai kewibawaan
terhadap anaknya.
1. Kewibawaan Pendidikan
Ini berarti bahwa dengan kewibawaan itu orang tua bertujuan
memelihara keselamatan anaknya agar dapat hidup terus dan berkembang
jasmani dan rohaninya menjadi manusia dewasa. Perbawa pendidikan itu
berakhir jika anak itu sudah menjadi dewasa.
2. Orang tua merupakan kepala dari suatu keluarga
Tiap anggota keluarga harus patuh terhadap peraturan yang
berlaku dalam keluarga itu. Dan orang tua sebagai kepala keluarga dan
dalam hubungan kekeluargaannya mempunya perbawa terhadap anggota
keluarganya. Kewibawaan keluarga itu bertujuan untuk pemeliharaan dan
keselamatan keluarga.
Kewibawaan Guru menerima jabatannya sebagai pendidik bukan dari Allah tapi
dari pemerintah.
Kewibawaan Guru :
1. Kewibawaan Pendidikan
Kewibawaan pendidikan yang ada pada guru ini terbatas oleh banyaknya
anak-anak yang diserahkan kepadanya.
2. Kewibawaan Memerintah
Selain memiliki kewibawaan pendidikan,guru, atau pendidik karena
jabatan juga mempunyai kewibawaan memerintah. Mereka telah diberi
kekuasaan (gezag) oleh pemerintah atau instansi yang mengangkat
mereka. Kekuasaan tersebut meliputi pimpinan kelas, di sanalah anak-anak
telahdiserahkan kepadanya.
Dalam sebuah penelitian , kurang lebih umur 3 tahun pada anak terdapat
permulaan menentukan kepribadian (pembentukan “jati diri” ) terdapat suatu
kemungkinan untuk menurut , karena anak itu sendiri yang menghendakinya.
Tenta saja hal ini tidak segera ada dalam hentaknya yang sempurna. Itu harus
dicapai pada masa dewasa, jadi harus mengalami perkembangan.
Maka oleh karena itu, penggunaan kewibawaan pada oendidik harus berdasar
faktor berikut :
1. Dalam menggunakan kewibawaan itu hendaklah didasarkan atas
perkembangan anak itu sendiri sebagai pribadi. Pendidik hendaklah
mengabdi kepada pertumbuhan anak yang belum selesai
perkembangannya.
2. Pendidik hendaklah member kesempatan kepada anak untuk bertindak atas
inisiatif sendri. Kesempatan itu makin lama makin diperluas sesuai dengan
perkembangan dan bertambah umur anak.
3. Pendidik hendaknya menjalankan kewibawaannya atas dasar cinta kepada
si anak. Maksudnya hendak berbuat sesuatu untuk kepentingan anak,
bukannya malah memerintah atau melarang untuk kepentingan sendri.
Cinta itu perlu bagi pekerjaan mendidik. Sebab dari cinta dan kasih saying
untuk sang anak selalu memperhatikan kebahagiaan anak yang sejati.
Perbandingan perbawa dalam pendidikan dengan perbawa dalam masyarakat
orang dewasa, yaitu :
1. Dalam masyarakat orang dewasa anggota-anggotanya telah tahu norma-
norma hidup, dan kewibawaan itu untuk membuat orang hormat akan
perbawa masyarakat tersebut. Sedangkan dalam perbawa pendidikan
dengan norma-norma itu agar pendidik dapat membawa si anak agar
mengetahui, memiliki, dan hidup sesuai dengan norma itu.
2. Si pendidik memberi contoh dengan jalan menyesuaikan dirinya dengan
norma-norma itu sendiri. Dalam masyarakat orang dewasa hal tersebut
tidaklah menjadi syarat (walaupun tentunya lebih utama )
3. Perbawa dan pelaksanaan perbawa dalam masyarakat tetap, akan tetapi
dalam pendidikan akan selalu menjadi berkurang, dan akhirnya selesai bila
telah tercapai tingkat kedewasaan. Tugas seseorang pendidik ialah
berusaha agar dirinya tidak diperlukan lagi tetapi si pendidik hendak
berusaha membawa anak itu kearah kedewasaannya. Ini berarti, secara
berangsur-angsur anak dapat mengenal nilai-nilai hidup atau norma-norma
( sperti kesusilaan, keindahan, ketuhanan) dan menyesuaikan diri dengan
norma-norma tersebut dalam hidupnya.
Identifikasi pada diri seorang anak kecil mula-mula tertuju kepada diri
pribadi pendidiknya, dan kemudian tertuju ke pada nilai-nilai dan norma-
normanya,setelah itu dia akan belajar mandiri dan lebih lagi menunjukkan dirinya
kepada nilai-nilai dan norma-norma itu.Jelaslah bahwa fungsi kewibawaan dalam
pendidikan ialah membuat si anak mendapatkan nilai-nilai dan norma-norma
hidup.
Kesimpulan dari materi Kewibawaan
Kewibawaan atau gezag adalah suatu daya pengaruh yang terdapat pada
seseorang,sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia secara sadar dan
sukarela menjadi tunduk dan patuh kepada yang mempunyai kewibawaan.Yang
mempunyai kewibawaan adalah guru dan orang tua,mereka pada awalnya
memberi contoh tapi lambat laun mereka mengupayakan agar si anak dapat
mengambil keputusan tanpa bantuan mereka yang mana tujuan dari keduanya
adalah memberikan contoh norma norma dan nlai nilai kehidupan agar si anak
dapat mandiri.