Anda di halaman 1dari 5

B.

JENIS LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR

Faktor penyebab kesulitan belajar sangat bervariasi, hal ini menyebabkan kesulitan antara
siswa satu berbeda dengan siswa yang lain sehingga menuntut jenis layanan bimbingan
belajar yang berbeda. Berikut ini adalah jenis bimbingan belajar, yaitu :

1. Layanan Bimbingan Belajar Non Psikologis


Layanan bimbingan belajar non psikologis adalah usaha meningkatkan prestasi belajar
dengan cara mengadakan perbaikan dalam komponen proses belajar mengajar, misalnya
:
a. Usaha perbaikan cara belajar siswa
Kesulitan belajar pada siswa tidak selalu disebabkan karena tingkat kecerdasannya
yang rendah, namun mungkin dikarenakan cara belajar yang keliru sehingga siswa
perlu bantuan untuk memperbaiki cara belajarnya. Usaha yang dapat dilakukan
antara lain :
1) Menanamkan kebiasaan belajar secara tertib, tidak hanya ketika ulangan saja.
2) Meningkatkan disiplin pribadi siswa dalam menyelesaikan tugas belajar serta
menepati waktu belajar.
3) Menanamkan pengertian bahwa belajar tidak hanya sekadar membaca tetapi
harus memahami apa yang dipelajari.
4) Mengenalkan macam-macam metode belajar untuk berbagai bidang studi sesuai
dengan karakteristik bidang studinya.
5) Menjelaskan lingkungan belajar yang menunjang keberhasilan belajar.
6) Menanamkan pengertian bahwa belajar memerlukan kondisi fisik yang sehat,
sehingga siswa berusaha menjaga kesehatan.

b. Usaha perbaikan cara mengajar guru


Apabila guru tidak dapat mengelola kelas atau menciptakan suasana kelas yang baik
maka bisa menjadi penyebab kesulitan belajar siswa. Menurut Suharsimi Arikunto
(1986), usaha yang dapat dilakukan oleh guru adalah :
1) Sebelum guru masuk kelas yang harus dipersiapkan guru antara lain :
 Merumuskan materi yang harus dimiliki siswa.
 Merancang bantuan yang akan diberikan kepada siswa, misalnya alat bantu
belajar, sumber belajar, dan lain-lain.
 Merancang waktu sesuai dengan topik yang disajikan agar tidak kurang atau
kelebihan waktu.
2) Pada waktu guru di kelas yang harus dilakukan guru adalah :
 Memperhatikan keragaman siswa dalam mengikuti pelajaran, kemudian
memberikan pelayanan sesuai dengan kondisi siswa.
 Mengadakan pengukuran terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Guru dalam mengajar harus kreatif, artinya harus selalu berusaha mencari cara-cara
mengajar yang tepat sesuai dengan kondisi kelas yang dihadapi.

c. Usaha perbaikan dalam metode mengajar


Metode mengajar ada bermacam-macam, masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan sehingga tidak ada metode yang terbaik. Penerapan metode mengajar
harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Sebelum mengajar guru harus
menentukan metode yang akan digunakan. Metode mengajar diusahakan bervariasi
agar siswa tidak jenuh dan dalam pembelajaran siswa turut aktif. Metode mengajar
juga dapat disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan.

d. Usaha perbaikan dalam penyajian materi pelajaran


Perbaikan penyajian materi pelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Menyederhanakan penyajian materi pelajaran.
 Memilihkan materi pelajaran yang bermakna.
 Menyajikan materi pelajaran disertai dengan contoh-contoh.
 Mengaitkan materi dengan lingkungan sekitar atau kehidupan sehari-hari.

2. Layanan Bimbingan Belajar Psikologis


Layanan bimbingan belajar bersifat psikologis berfungsi untuk merangsang siswa
meningkatkan usaha belajar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan yaitu tercapainya
prestasi belajar yang optimal. Bimbingan belajar bersifat psikologis dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu :
a. Bimbingan belajar melalui peningkatan motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti sesuatu yang terdapat dalam diri
manusia yang mendorong manusia untuk berbuat menuju ke suatu tujuan. Sedangkan
motivasi adalah pemberian dorongan kepada motif-motif untuk mencapai tujuan
tertentu. Jadi motivasi dalam belajar mengandung maksud membangkitkan dan
mengarahkan tingkah laku untuk meningkatkan usaha belajar agar tujuan belajar
dapat tercapai. Motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah bentuk motivasi yang berasal dari dalam diri individu
atau siswa. Motivasi ini mempunyai hubungan dengan tugas dan tujuan yang
akan dicapai. Dalam motivasi intrinsik terkandung dorongan untuk berprestasi,
sehingga individu yang bersangkutan akan merasa puas bila dapat mencapai apa
yang telah diusahakan sebaik-baiknya. Motivasi intrinsik sifatnya sangat kuat
dalam menentukan keberhasilan seseorang sehingga dalam kegiatan belajar,
semua siswa harus memiliki motivasi ini. Motivasi intrinsik pada siswa dapat
muncul akibat situasi persaingan yang sehat antarsiswa maupun situasi kerjasama
yang baik misalnya dalam kegiatan belajar kelompok. Motivasi ini juga dapat
muncul karena ada perasaan menyenangi materi pelajaran dan kebutuhan
terhadap materi tersebut.
2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri individu atau
siswa. Motivasi ekstrinsik merupakan suatu dorongan yang tidak secara esensial
berhubungan dengan aktivitas individu yang bersangkutan. Bentuk-bentuk
motivasi ekstrinsik dalam belajar antara lain :
 Ganjaran dan hukuman
Ganjaran adalah sesuatu yang menyenangkan yang mendorong seseorang
untuk bergembira, biasanya berupa kata-kata pujian atau hadiah. Ganjaran
dapat menumbuhkan motivasi belajar. Sebagai contoh adalah misalnya
seorang siswa dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan perintah kemudian
diberi pujian, pujian ini akan menambahkan kepercayaan diri siswa dan akan
termotivasi untuk berusaha lebih giat sehingga meningkatan prestasi belajar.
Hukuman adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, sehingga setiap orang
cenderung menghindarinya. Namun hukuman dapat menumbuhkan motivasi
belajar karena pada diri siswa ada kecenderungan untuk tidak mengulang
sesuatu yang tidak menyenangkan dan berusaha mengganti dengan tindakan
lain yang menimbulkan rasa senang atau puas. Misalnya sebelum ulangan atau
tes, ada perjanjian jika siswa yang nilainya dibawah KKM tidak boleh
mengikuti pentas seni yang diadakan sekolah karena harus mengerjakan tugas
tambahan. Hukuman ini akan dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat
dan memperoleh nilai yang baik.
 Persaingan atau kompetisi
Guru menciptakan situasi untuk saling bersaing secara sehat di antara para
siswa. Misalnya masing-masing siswa harus menentukan target yang akan
dicapai dalam belajar, apabila target tidak tercapai siswa tersebut kalah.
Kekalahan ini akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi.
 Pemberitahuan hasil tes
Secara wajar siswa yang mengikuti tes ingin segera mengetahui hasilnya,
maka guru harus memberitahukan hasil tes dalam kurun waktu yang tidak
lama. Hasil tes tersebut merupakan feedback bagi siswa karena siswa akan
tahu benar atau salah jawaban yang ia tulis. Jika benar maka ia akan puas dan
menambah motivasi belajar. Jika salah maka ia akan berusaha untuk tidak
mengulanginya dan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik.

b. Bimbingan belajar dengan menanamkan prinsip-prinsip belajar


Belajar merupakan kegiatan yang kompleks karena banyak factor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar. Supaya kegiatan belajar mencapai hasil yang
optimal maka siswa harus memahami prinsip-prinsip belajar, yaitu :
1) Belajar membutuhkan partisipasi aktif dari siswa. Hal ini berarti siswa harus
berusaha melakukan kegiatan di dalam belajar supaya materi pelajaran bisa
dipahami benar oleh siswa. Partisipasi aktif dapat berupa mendalami berbagai
buku di perpustakaan, praktikum, mengerjakan tugas, dan sebagainya.
2) Belajar adalah proses kontinyu yang artinya berlangsung terus menerus, tidak
hanya berlangsung di dalam sekolah namun juga di luar sekolah. Kontinuitas
belajar akan terganggu bila ada hambatan, maka agar berjalan dengan lancar
setiap hambatan harus segera diatasi.
3) Belajar akan berkembang pada lingkungan yang menantang. Lingkungan yang
menantang akan mendorong siswa melakukan kegiatan penyelidikan,
berkesplorasi, bertukar pendapat, dan sebagainya.
4) Belajar harus didorong motivasi yang kuat terutama motivasi intrinsik, maka
usaha untuk menambah motivasi harus diutamakan.
5) Belajar membutuhkan sarana yang cukup, dapat berupa perlengkapan belajar,
kurikulum, kejelasan program, dan sebagainya.
6) Teknikbelajar antara individu satu dengan yang yang lain tidak sama, sehingga
metodebelajar yang baik untuktiap orang berbeda-beda.
7) Belajar harus dilakukan secara rutin dan diulang-ulang seperti Hukum Jost yang
mengatakan belajar dengan 4 x 30 menit akan lebih baik daripada 2 x 60 menit
walaupun jumlah keseluruhan waktu sama yaitu 120 menit.
Guru harus mampu menyampaikan bimbingan belajar yang berisi prinsip-prinsip di
atas dengan jelas karena tidak setiap siswa memahami permasalahan belajar.

c. Konseling perorangan
Konseling adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan dengan
wawancara langsung bertatap muka antara konselor dengan konseli. Kegiatan
konseling diperuntukkan kepada siswa yang mengalami kesulitan bersifat individual
dan sangat pribadi. Kegiatan konseling merupakan kegiatan layanan yang bersifat
profesional, sehingga tidak semua orang boleh melaksanakan konseling, hanya orang
yang memiliki persyaratan profesional saja. Orang yang melaksanakan konseling
disekolah adalah petugas yang telah dipersiapkan oleh sekolah yang disebut konselor
sekolah. Konselor sekolah bertugas membantu siswa yang mengalami kesulitan
terutama yang bersifat psikis dengan cara berkonsultasi atau bertanya jawab secara
pribadi dalam suasana yang penuh penerimaan, kehangatan, saling mempercayai
sehingga kesulitan siswa bisa terpecahkan.
Dalam konseling usaha pemecahan masalah dilakukan dengan mengungkap latar
belakang kehidupan siswa secara rinci sehingga diperoleh gambaran tentang
kehidupan atau situasi kejiwaan yang menghambat proses belajarnya. Kemudian
siswa diajak untuk memahami kondisi yang ada pada dirinya dan diarahkan untuk
mengubah pandangan dan perilaku secara positif yang dapat menunjang kegiatan
belajar, sehingga prestasi belajar dapat dicapai secara optimal sesuai dengan potensi
yang dimiliki.
Jika guru bidang studi menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan
latar belakang masalah pribadi dan tidak mampu membantu mengatasinya, maka
sebaiknya siswa diserahkan kepada konselor sekolah untuk memperoleh layanan
konseling dan masalah yang dialami dapat teratasi dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai