Anda di halaman 1dari 8

Pasal Satu

SIAPAKAH ANDA?

Ketika kita mendapat pertanyaan “Siapakah Anda?” kita cenderung saling menilai dari
apa yang kita lihat atau apa yang kita lakukan. Tetapi sesungguhnya bahwa siapa anda, itulah
yang menentukan apa yang anda lakukan. Siapa Anda di dalam Yesus Kristus merupakan
identitas kita, yaitu Anak Allah. Hal ini merupakan dasar yang penting untuk keyakinan dan
pola tingkah laku kita sebagai orang Kristen.

Kekeliruan dalam Mencari Identitas

Manusia seringkali menampilkan topeng untuk menyembunyikan keadaan yang


sebenarnya. Kita memiliki keyakinan bahwa kalau kita tampil menarik atau memiliki status
tertentu maka keadaan batin otomatis menjadi baik. Tetapi hal itu tidak benar, penampilan luar,
keberhasilan dan pengakuan masyarakat tidak selalu mencerminkan hati yang damai atau
kedewasaan berpikir. Sekuat apapun kita berusaha, kita tidak dapat mencapai kepuasan dan
tidak dapat menjadi pribadi yang utuh. Raja Salomo yang memiliki segalanya (kekayaan,
kekuasaan, wanita) membuat Raja Salomo terlihat sebagai pribadi paling utuh di dunia ini.
Namun komentarnya dalam Pengkhotbah 1:2 adalah “segala sesuatu adalah kesia-siaan
belaka”. Segala harta benda dan status yang dicapai tidak menghasilkan keutuhan pribadi.

Di dalam kerajaan dunia, orang hidup hanya berdasarkan yang kelihatan. Orang yang
tidak “beruntung” dianggap tidak memiliki harapan. Tetapi dalam Kerajaan Allah hal itu tidak
berlaku, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengalami kehidupan yang utuh
dan berarti. Karena hal itu hanya oleh sebab identitas kita yaitu anak Allah. Tetapi kita masih
melihat orang yang percaya kepada Kristus masih mempunyai masalah nilai diri dan terhambat
pertumbuhan rohaninya. Hal itu karena iblis mengacaukan identitas mereka yang sebenarnya.
Mereka membiarkan tuduhan iblis atas tingkah lakunya mempengaruhi identitas dirinya,
bukannya membiarkan identitas sebagai Anak Allah mempengaruhi tingkah lakunya.

Warisan Kita yang Positif dari Penciptaan

Untuk dapat mengerti siapa kita sesungguhnya, kita perlu mengerti identitas yang
diwarisi dari Adam. Kita mempunyai tubuh yang berhubungan dengan dunia luar dan batin
yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Adam menjadi hidup
karena Allah menghembuskan nafas kepadanya. Warisan positif dari penciptaan adalah :
1. Hidup secara jasmani
Menjadi hidup secara jasmani berarti dipersatukan dengan tubuh. Dalam Perjanjian Baru
disebut bios yang melukiskan persatuan antara tubuh jasmani dan bagian non materiel (akal,
emosi, kehendak). Mati jasmani berarti terpisah dari tubuh dan bios berakhir. Rasul Paulus
mengartikan sebagai menetap bersama Tuhan (2 Korintus 5:8). Identitas orang Kristen lebih
dari sekadar ciri-ciri jasmani karena nantinya akan kita tinggalkan untuk bersama Tuhan,
namun di kehidupan sekarang kita ada karena memiliki tubuh jasmani.
2. Hidup secara rohani
Dalam Perjanjian Baru menjadi hidup secara rohani disebut zoe,berarti jiwa atau roh kita
berada dalam persatuan dengan Allah, seperti keadaan Adam ketika diciptakan. Tidak
seperti tubuh jasmani, kehidupan rohani Kristen tidak dapat menua. Namun hidup rohani
manusia mati ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, yang nantinya dapat pulih hanya
karena Yesus Kristus, inti dari identitas kita.
3. Mempunyai arti
Dalam penciptaan manusia mempunyai arti yang penting yaitu diberikan kuasa untuk
memerintah segala ciptaan lainnya (Kejadian 1:26-27). Adam berkuasa sampai iblis
merampasnya melalui tipu daya, sehingga iblis menjadi ilah dunia ini. Bagian dari warisan
Kristus adalah kekuasaan itu sudah dikembalikan kepada kita orang Kristen, sehingga iblis
tidak lagi berkuasa atas kita. Hal ini merupakan bagian dari identitas kita.
4. Aman dan terjamin
Ketika diciptakan manusia menikmati perasaan aman dan terjamin. Segala kebutuhannya
sudah tersedia (Kejadian 1:29-30). Hal ini juga merupakan warisan kita dalam Yesus
Kristus, seperti janji-Nya untuk memenuhi segala kebutuhan kita (Filipi 4:19)
5. Dimiliki
Di Taman Eden, Adam dan Hawa memiliki perasaan dimiliki oleh Allah melalui
persekutuan pribadi dengan Allah. Namun mereka juga merasa saling memiliki sebagai
sesama manusia. Di dalam Kristus kita mengalami perasaan dimiliki melalui persekutuan
akrab dengan Allah dan dengan sesama orang percaya.

Warisan Kita yang Negatif dari Peristiwa Jatuhnya Manusia dalam Dosa

Kejadian pasal 3 menceritakan peristiwa Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa yang
akibatnya sangat dramatik, terasa seketika dan meluas, mencemari setiap keturunannya.
Warisan negatifnya adalah :
1. Kematian rohani
Adam dan Hawa mati rohani ketika mereka jatuh dalam dosa, persatuan mereka dengan
Allah terputus sehingga mereka terpisah dari Allah. Hal ini juga kita warisi, setiap orang
yang lahir di dunia dalam keadaan hidup secara jasmani, namun mati secara rohani.
2. Hilangnya pengetahuan tentang Allah
Adam dan Hawa kehilangan persepsinya yang benar tentang realitas. Mereka mencoba
untuk menyembunyikan diri dari Allah (Kejadian 3:7-8) padahal hal itu sangat tidak
mungkin. Mereka kehilangan pengetahuan yang benar tentang Allah. Di dalam keadaan
yang belum lahir baru, kita mengetahui sesuatu tentang Allah, tetapi kita tidak mengenal
secara pribadi karena tidak ada hubungan pribadi dengan Allah. Hubungan pribadi dengan
Allah diwujudkan dalam Yesus Kristus. Di dalamNya kita mengenal Allah secara pribadi,
hal ini merupakan batu penjuru dari identitas kita.
3. Emosi negatif yang dominan
Akibat dari jatuh dalam dosa manusia merasakan ketakutan. Ketakutan merupakan emosi
paling dasar dalam hubungan dan kegiatan kita. Emosi yang lainnya adalah perasaan malu
dan bersalah. Adam dan Hawa malu dengan ketelanjangan mereka setelah jatuh dalam dosa
(Kejadian 3:7). Banyak orang memakai kedok supaya orang lain tidak mengetahui keadaan
mereka sebenarnya. Selain itu manusia juga merasa tertekan dan marah, seperti Kain dalam
Kejadian 4:5-7). Kain marah karena ia tidak melakukan apa yang benar. Prinsip dalam
Alkitab adalah kita harus bertingkah laku baik supaya perasaan kita enak, bukan sebaliknya.
4. Banyak sekali pilihan
Adam dan Hawa hanya memiliki satu kemungkinan hal yang buruk dan yang lain adalah
hal yang baik, namun mereka memilih hal yang buruk. Akibatnya kita setiap hari
diperhadapkan dengan banyak pilihan baik dan buruk. Dan akhirnya kita memilih hal yang
buruk karena tidak ada tuntunan Roh Kudus.
5. Kualitas yang tadinya sudah dimiliki menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi
Ciri-ciri yang mulia yang tadinya sudah dimiliki kini menjadi kebutuhan yang masih perlu
dipenuhi karena manusia berbuat dosa, yaitu :
 Penerimaan beralih menjadi penolakan itulah sebabnya kita mempunyai kebutuhan untuk
merasa diterima dan dimiliki oleh Allah juga sesama.
 Ketidakbersalahan beralih menjadi perasaan bersalah dan malu oleh karena itu nilai diri
kita perlu dipulihkan, caranya dengan mengetahui identitas kita sebagai Anak Allah.
 Otoritas beralih menjadi kelemahan dan ketidakberdayaan maka kita membutuhkan
kekuatan dan pengendalian diri, hal itu didapat jika kita mengerti identitas kita di dalam
Kristus.

Identitas yang benar tidak didasarkan pada apa yang dilakukannya atau apa yang
dimilikinya, tetapi pada “siapa dia” di dalam Yesus Kristus.
Pasal Dua

SELAMANYA BERBEDA

Banyak orang Kristen tidak menikmati kedewasaan dan kemerdekaan rohani karena
persepsi mereka tentang diri sendiri salah. Mereka tidak melihat diri mereka sesungguhnya di
dalam Yesus Kristus yang sudah mereka percayai. Mereka belum memahami identitas mereka
sebenarnya, masih mempersamakan diri dengan Adam yang pertama.

Bedanya Adam yang Terakhir, yang Mengubah Kehidupan

Banyak orang Kristen mempersamakan diri mereka dengan Adam yang pertama.
Memang benar bahwa manusia mewarisi kehidupan jasmani dari Adam, tetapi sebagai orang
Kristen persamaannya hanya sampai disitu. Sekarang ini kita sudah beralih kepada Adam yang
terakhir, yaitu Yesus Kristus. Kita sekarang berada dalam hadirat Tuhan. Perbedaan Adam
yang terakhir adalah :

1. Kebergantungan yang tak putus-putusnya dengan Allah


Hal yang menonjol mengenai Yesus Kristus, Adam yang terakhir adalah kebergantungan-
Nya yang mutlak kepada Allah Bapa. Adam yang pertama bergantung kepada Allah sampai
batas tertentu, tetapi Yesus Kristus bergantung secara total kepada Allah. Yesus Kristus
menjadi teladan kita tentang artinya bergantung sepenuhnya kepada Allah.
2. Kehidupan rohani yang tak terpisahkan
Perbedaan yang vital antara Adam yang pertama dengan yang terakhir adalah kehidupan
rohani. Adam pada mulanya hidup secara jasmani dan rohani, namun kemudian rohaninya
mati ketika ia berbuat dosa. Tetapi Yesus Kristus tidak pernah berdosa, sehingga Ia tidak
pernah kehilangan kehidupan rohani-Nya, Kristus ‘hidup’ sampai selama-lamanya.

Yesus Kristus yang Berbeda Membuat Kita Berbeda Pula


Perbedaan antara Adam yang pertama dengan Adam yang terakhir menggambarkan
perbedaan antara hidup dan mati (1 Korintus 1:22). Faktanya orang-orang percaya berada di
dalam Kristus. Hal ini berdasarkan pada tema yang mewarnai Perjanjian Baru. Berada di dalam
Kristus merupakan unsur terpenting yang menentukan identitas kita. Fakta tentang kehidupan
baru di dalam Kristus adalah :
a. Kehidupan baru didahului kelahiran baru
Manusia hanya dilahirkan secara jasmani di dalam dosa. Kehidupan rohani hanya dapat
diperoleh melalui kelahiran baru. Pada saat manusia dilahirkan secara rohani, rohnya
dipersatukan dengan Allah. Hal ini sifatnya kekal karena diwujudkan oleh Yesus Kristus.
Kehidupan kekal berarti hidup secara rohani di dalam Kristus sehingga kehidupan kekal
sudah diperoleh sekarang bukan saat manusia meninggal.
b. Kehidupan baru mendatangkan identitas baru
Menjadi orang Kristen berarti menjadi orang yang mempunyai identitas baru. Kita harus
memandang diri kita dengan identitas baru supaya kita dapat menjalani kehidupan yang
merdeka dan berkemenangan di dalam Kristus. Ingatlah bahwa tidak seorangpun, bahkan
iblis, yang dapat merusak identitas kita di dalam Kristus
c. Kehidupan baru menghasilkan sebutan baru
Sebutan yang sering digunakan di Perjanjian Baru untuk orang Kristen adalah ‘orang kudus’
yang secara harafiah berarti orang suci. Para rasul melukiskan orang Kristen yang biasa
seperti kita sebagai orang kudus. Kita menjadi orang kudus bukan karena usaha kita
melainkan karena panggilan Allah dan karena ikut ambil bagian dalam Yesus Kristus yang
kudus. Allah tidak menyebut kita sebagai orang berdosa lagi tetapi kita disebut orang suci,
sehingga hidup kita tidak terikat dibawah kuasa dosa.

Apa yang Berlaku bagi Kristus Berlaku Juga bagi Anda


Apa yang berlaku bagi Kristus juga berlaku bagi kita karena kita berada di dalam Kristus.
Berikut ini beberapa ciri-ciri yang sudah dijamin menjadi milik kita karena iman kita kepada
Kristus : Siapakah Saya?
 Saya adalah anak Allah (Yohanes 1:12)
 Saya ini di dalam kebenaran dan kekudusan (Efesus 2:19)
 Saya ini warga surga; sekarang ini saya sudah mendapat tempat di surga (Fil. 3:20,Efe. 2:6)
 Saya ini pilihan Allah, kudus dan sangat dikasihi (Kol. 3:12 , 1 Tes. 5:5)
 Saya dilahirkan dari Allah; si jahat tidak dapat menyentuh saya ( 1 Yoh. 5:18), dll.
Setiap ciri-ciri di atas sepenuhnya berlaku untuk kita. Salah satu cara terbaik untuk bertumbuh
menjadi dewasa dalam Kristus adalah senantiasa mengingat siapa kita di dalam Kristus, maka
tingkah laku kita akan mencerminkan identitas kita yang sesungguhnya.

Harapan yang Cerah karena Menjadi Anak Allah


Kita tidak mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan di hadapan Allah, tetapi kasih
Allah sudah mengalahkan keburukan kita melalui Kristus. Kita adalah anak Allah yang
menerima kodrat ilahi dan kekayaan Allah. Hal ini bukan karena pekerjaan kita namun karena
pekerjaan Allah. Sehingga kita mempunyai hak untuk menikmati relasi dengan Allah. Setelah
memandang diri kita sebagai anak Allah, maka kita hidup seperti anak Allah.
Pasal Tiga
PANDANGLAH DIRI ANDA SEBAGAIMANA KEADAAN ANDA DI DALAM
KRISTUS

Teologia Sebelum Praktik


Kita harus betul-betul memahami teologia Kristen sebelum kita dapat berhasil dengan
baik menjalani kehidupan Kristen. Masalahnya adalah kita kurang menyediakan waktu untuk
memahami dan menghayati bagian Alkitab yang bersifat doktrin. Contohnya adalah
kebanyakan dari surat-surat Rasul Paulus terbagi atas dua bagian besar. Bagian pertama berisi
doktrin yang mengungkapkan apa yang perlu kita ketahui tentang Allah, tentang diri sendiri,
tentang dosa dan keselamatan. Bagian kedua merupakan bagian praktis yang perlu kita lakukan
untuk mewujudkan iman kita dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya kita langsung melompat
pada instruksi praktis untuk memperbaiki masalah dalam kehidupan. Kita harus mengerti
doktrin tentang kedudukan kita di dalam Yesus Kristus sebagai dasar yang memungkinkan kita
berhasil dalam arena kehidupan praktis.

Bereskan Hubungan Anda dengan Allah


Membereskan hubungan dengan Allah dimulai dengan memastikan, sekali untuk
selamanya, bahwa Allah adalah Bapa kita yang penuh kasih, dan kita adalah anak-Nya yang
diterima sebagaimana adanya. Selama kita percaya akan hal itu dan hidup sesuai dengan
identitas kita maka pengalaman rohani dalam kehidupan Kristen akan bertumbuh. Tetapi jika
kita tidak percaya, kita akan terus berusaha untuk diterima oleh Allah, padahal kita sudah
diterima oleh Allah oleh karena iman kita. Inti dari kehidupan Kristen yang berkemenangan
adalah memercayai kebenaran tentang siapa kita di dalam Yesus yang nyata berlaku bagi kita.
Berikut ini adalah beberapa pernyataan-pernyataan yang melukiskan identitas kita di
dalam Kristus, yaitu : Karena saya berada di dalam Yesus Kristus, dan oleh karena kasih
karunia Allah
 Saya dibenarkan – sepenuhnya diampuni dan dijadikan orang benar (Roma 5:1)
 Saya dibebaskan untuk selamanya dari kutuk dosa (Roma 8:1)
 Saya sudah diberkati dengan segala berkat rohani (Efesus 1:3)
 Saya sudah dibangkitkan dan diberi tempat bersama-sama dengan Kristus di surga
(Efesus 2:5)
 Kristus ada di dalam saya (Kolose 1:27)
 Saya sudah dikaruniai kekuatan, kasih, dan ketertiban ( 2 Timotius 1:7), dll.
Ada Perbedaan antara Hubungan dan Persekutuan
Ketika kita dilahirkan kembali secara rohani, kita menjadi anak Allah. Kita berasa dalam
persatuan rohani dengan Dia oleh kasih karunia-Nya yang kita terima dengan iman. Hubungan
dengan Allah sudah terwujud untuk selamanya tidak ada sesuatu yang dapat mengubahnya.
Tetapi persekutuan yang harmonis dengan Allah bergantung pada ketaatan kita. Jika ingin
mempunyai persekutuan yang harmonis dengan Allah maka kita harus berusaha menaati dan
mematuhi Dia, tetapi hubungan kita dengan Allah tidak berubah.

Percayalah Apa yang Anda lihat di dalam Diri Orang Lain


Sepenting kita memercayai identitas kita sebagai anak Allah, sepenting itu juga kita harus
memandang orang Kristen lainnya sebagai anak Allah. Perlakukan sesuai dengan keadaan
mereka sebagai anak Allah. Sikap kita bergantung pada pandangan kita, ekspresikan
pandangan kita terhadap orang lain melalui perkataan kita. Perkataan kita harus membangun
orang lain. Maka dari itu kita termasuk orang yang dipakai Allah untuk membangun di dalam
gereja, bukan orang yang dipakai iblis untuk menghancurkan.

Mempercayai Siapa Anda di dalam Yesus Kristus


Identitas rohani kita bukan hanya soal bersikap positif, namun soal percaya atau tidak
pada kebenaran ini. Kita harus memercayai dan memandang diri kita sebagai anak Allah, maka
tingkah laku kita sesuai dengan kebenaran tentang identitas rohani. Identitas kita di dalam
Yesus Kristus merupakan kebenaran Alkitab yang kokoh, tidak dapat diganggu gugat.
Pandang diri kita sebagaimana identitas kita. Percayai setiap pernyataan tentang identitas
kita. Hiduplah di dalamnya, berjalanlah dengan iman, maka tingkah laku kita sebagai orang
Kristen akan menjadi sesuai dengan yang kita percayai.

Anda mungkin juga menyukai