Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEWIBAWAAN DALAM PENDIDIKAN

Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu : Darnoto, M.Pd.I

Di Susun Oleh :

1. M. Nor Roikhan Faqih : 201310004414

2. Khamidatul Khamalah : 201310004439

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

SEMESTER IV FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Alamat: Jln. Taman Siswa, No. 09, Pekeng, Tahunan, Jepara, 59427
2020
KATA PENGANTAR

Dengan Mengucap Rasa Syukur Alkhamdulillah Atas Kehadirat Allah


SWT, Yang Telah Memberikan Rahmat Dan Karunia-Nya Kepada Penulis,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini selesai pada waktunya.
Sholawat salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi
muhammad saw, keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umat islam yang
mengikuti sunahnya.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua
yang selalu mendorong dan memberi masukan serta mendoakan, sahabat dan
teman yang selalu senantiasa mendukung penulis dalam menyelesaikan
makalah ini. Dan kepada semua pihak yang turut membantu dan mendukung
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan
di sana sini. Untuk itu segala kritik dan saran demi perbaikan makalah ini
sangat penulis nantikan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua
pembaca.

Jepara, 11 Nov 2020


Penulis

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................iii
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................iii
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................iii
C. TUJUAN PENELITIAN..........................................................................................iii
BAB II..........................................................................................................................1
1.   Pengertian Kewibawaan...............................................................................1
1. Macam-macam kewibawaan dalam kehidupan.........................................2
2. Tingkat pengakuan terhadap kewibawaan ada dua tingkat, yaitu :.........2
3. Adapun dalam menggunakan kewibawaan perlu memperhatikan hal-hal
berikut :..........................................................................................................3
4. Macam-macam kewibawaan ditinjau dari daya yang mempengaruhi:.......3
2. FUNGSI KEWIBAWAAN DALAM PENDIDIKAN.................................................4
3. Bagaimana Pendidik Seharusnya Menggunakan Kewibawaannya.................5
BAB III.........................................................................................................................6
PENUTUP....................................................................................................................6
A. KESIMPULAN..................................................................................................6
B.  Saran..............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. Rumusan Dalam pendidikan bukan sekedar mengajarkan atau menerangkan
pengetahuan namun harus juga mengembangkan akhlak yang baik.
Kewibawaan dalam keluarga akan membawa anak menjadi pribadi yang
dewasa, bila tidak anak tidak akan mencapai kewibawaannya. 
Jadi, kewibawaan dalam pendidikan untuk membawa anak agar mengetahui
dan hidup sesuai norma-norma, maka kewibawaan adalah syarat untuk
pendidik agar menjadi contoh yang baik untuk anak didik. 
MASALAH
Adapun rumusalan masalah yang akan dibahas oleh makalah ini, sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud kewibawaan atau Gezag ?

2. Apa itu Fungsi Kewibawaan dalam Pendidikan ?

3. Bagaimana seharusnya pendidik menggunakan keiwbawannya ?

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan masalah yang dibahas dalam makalah ini sesuai dengan
rumusan masalah yang di paparkan, sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian kewibawaan atau Gezag
2. Mengetahui fungsi kewibawaan atau Gezag dalam pendidikan
3. Mengetahui cara pendidik menggunakan kewibawaannya

iii
BAB II
PEMBAHASAN

1.   Pengertian Kewibawaan

Konsep kewibawaan diadopsi dari bahasa Belanda yaitu ”gezaq” yang


berasal dari kata “zeggen” yang  berarti “berkata”. Siapa yang perkataannya
mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai
kewibawaan  atau gezaq terhadap orang itu.  Kewibawaan itu ada pada orang
dewasa, terutama orang tua. Kewibawaan yang ada pada orang tua (ayah dan
ibu) adalah asli. Orang tua dengan langsung mendapat tugas secara natural
dari Tuhan untuk mendidik anak-anaknya, suatu hak yang tidak dapat
dicabut, karena terikat oleh kewajiban.
Wibawa adalah sifat yang memperlihatkan kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung
kepemimpinan dan daya tarik1. Guru yang berwibawa berarti guru yang dapat
membuat siswanya terpengaruhi oleh tutur katanya, penga-jarannya, patuh
kepada nasihatnya, dan mampu menjadi magnet bagi siswanya sehingga
siswanya akan terkesima dan tekun menyimak pengajarannya.

Gezag dikatakan sebagai syarat mutlak dalam pelaksanaan pendidikan


karena gezag merupakan syarat yang tidak boleh ditawar-tawar lagi, syarat
yang tidak boleh tidak ada. Oleh karena apabila pengakuan dan penerimaan
anjuran-anjuran dari pendidik itu tidak berdasarkan adanya kewibawaan
dalam pendidikan, jadi anak menuruti anjuran-anjuran itu hanya berdasarkan
rasa takut akan sesuatu, berdasarkan akan rasa terpaksa, sehingga akhirnya
anak tidak menyadari akan makna dan pentingnya anjuran-anjuran itu, maka
sulitlah baginya untuk dapat berdiri sendiri, untuk mencapai tingkat.
Kewibawaan mendidik hanya dimiliki oleh mereka yang sudah dewasa.2

1
M.Yunus, Firdaus, Pendidikan Berbasis Realita. (Yogyakarta:   Lagung Pustaka, 2004), hlm. 33

2
Umar, Tirtarahardja dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2015), hlm.
54

1
Seorang guru merupakan contoh perilaku bagi masyarakat dan
lingkungannya. oleh karenanya, dia harus menunjukkan sikap yang baik bagi
setiap orang. Pengenalan dan pengakuan terhadap wibawa membutuhkan
bahasa, sehingga pengenalan dan pengakuan wibawa itu berjalan sejajar
dengan tumbuhnya bahasa pada anak-anak,3 atau bahasa yang mudah
dipahami oleh murid-muridnya. Bahkan murid tersebut akan mengaplika

Dalam situasi dan kondisi masyarakat sekarang kewibawaan sering


diartikan sebagai suatu kelebihan yang dimiliki seseorang. Dengan kelebihan
itu ia dihargai, dihormati, disegani, bahkan ditakuti oleh orang lain atau
kelompok masyarakat tertentu. Kelebihan tersebut bisa dari segi ilmu,
kepintarannya, kekayaannya, kekuatannya, kecakapannya, sifatnya, dan
prilakunya (kepribadiannya).
1. Macam-macam kewibawaan dalam kehidupan.
a. Kewibawaan pemimpin/ kepala.
Seperti kewibawaan pemimpin organisasi, baik oganisasi politik atau
organisasi masa, kewibawaan kepala kantor atau kepala sekolah.
Kewibawaan tersebut karena jabatan atau kekuasaan.
b. Kewibawaan keistimewaan.
Seperti kewibawaan seseorang mempunyai kelebihan atau keunggulan
dibidang tertentu.
2. Tingkat pengakuan terhadap kewibawaan ada dua tingkat, yaitu :
a. Pengakuan kewibawaan yang pasif
Seperti anak yang mengikuti anjuran pada saat ada sipengajar. Anak
memandang norma-norma yang disampaikan menyatu dengan yang
menyampaikan. Norma-norma itu dianggap berlaku apabila pribadi yang
menyampaikan ada dan berwibawa, sedangkan apabila pribadi yang
menyampaikan itu tidak ada atau tidak berwibawa maka norma itu
dianggap tidak berlaku lagi.
b. Pengakuan kewibawaan yang aktif
Seperti anak mengikuti anjuran sipenganjur karena kesadaran, baik ada
maupun tidak ada sipenganjur karena adanya kesadaran, anak memandang
norma itu memang patut dan wajib dipatuhi dan ditaati. Seorang pendidik
harus berusaha menimbulkan kewibawaan yang aktif pada diri anak,
karena kewibawaan yang aktif inilah yang merupakan kewibawaan yang
sebenarnya, sedang kewibawaan yang pasif adalah kewibawaan yang
semu.

3
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2003), hlm. 57

2
Sesudah ada pengakuan kewibawaan dari anak terhadap pendidik, maka
kewajibanpendidik adalah menggunakan kewibawaan itu untuk membawa
anak didik kearah cita-cita pendidikan.Kewajiban selanjutnya bagi pendidik
yang mempunyai wibawa adalah menjaga atau memelihara adalah pengakuan
kewibawaan sianak didik terhadap pendidik tersebut
3. Adapun dalam menggunakan kewibawaan perlu memperhatikan hal-hal
berikut :
a. Dalam menggunakan kewibawaan, hendaklah didasarkan atas
perkembangan anak didik.
b. Penerapan kewibawaan hendaknya didasarkan rasa cinta kasih sayang
kepada anak didik.
c. Hendaknya kewibawaan digunakan untuk kepentingan anak didik.
d. Hendaknya kewibawaan digunakan dalam suasana pergaulan antara
pendidik dan anak didik, karena dengan pergaulan maka proses
pendidikan bisa berjalan lancar.
4. Macam-macam kewibawaan ditinjau dari daya yang mempengaruhi:
A. Kewibawaan lahir
Kewibawaan lahir adalah kewibawaan yang timbul karena kesan-kesan
lahiriah seseorang, seperti : bentuk tubuh yang tinggi besar, pakaian
lengkap dan rapi, tulisan yang bagus, suara yang keras dan jelas, akan
menimbulkan kewibawaan lahir.
B. Kewibawaan batin
Adalah kewibawaan yang didukung oleh keadaan batin seseorang
seperti :
a) Adanya rasa cinta : Kewibawaan itu dapat dimiliki oleh seseorang,
apabila hidupnya penuh kecintaan dengan atau kepada orang lain.
b) Adanya rasa demi kamu : Demi kamu atau you attitude yaitu sikap
yang dapat dilukiskan sebagai suatu tindakan, perintah atau anjuran
bukan untuk kepentingan orang yang memerintah, tetapi untuk
kepentingan orang yang diperintah, menganjurkan demi orang yang
menerima anjuran, melarang juga demi orang yang dilarang.
c) Adanya kelebihan batin : Seorang guru yang menguasai bidang studi
yang menjadi tanggung jawabnya, bisa berlaku adil dan obyektif,
bijaksana, merupakan contoh-contoh yang dapat menimbulkan
kewibawaan batin.
d) Adanya ketaatan terhadap norma : Menunjukan bahwa dalam tingkah
lakunya dia sebagai pendukung norma yang sungguh-sungguh, selalu
menepati janji yang pernah dibuat, disiplin dalam hal-hal yang telah
digariskan

3
2. FUNGSI KEWIBAWAAN DALAM PENDIDIKAN
Berbicara tentang fungsi-fungsi kewibawaan dalam pendidikan berarti
kita akan berbicara tentang perbawa pendidikan. Selain perbawa pendidikan,
ada lagi macam perbawa yang lain seperti perbawa seorang saudara yang
lebih tua, atau perbawa perkumpulan anak-anak muda diluar kehidupan
lingkungan keluarga.4
Pergaulan antara anak-anak dan anak-anak biarpun sering seorang anak
menguasai dan dituruti oleh anak lainnya, tetapi kekuasaan atau Gezag yang
terdapat pada anak itu tidak bersifat gezag pendidikan karena kekuasaan itu
tidak tertuju pada tujuan pendidikan.5

Berikut ini beberapa fungsi-fungsi kewibawaan dalam pendidikan adalah


sebagai berikut:

1. Mempengaruhi anak untuk menuju kekedewasaan


2. Membantu anak menjadi orang yang kelak dapat dan sanggup memenuhi
tugas hidupnya dengan berdiri sendiri
3. Membawa anak kearah pertumbuhan yang kemudian dengan sendirinya
mengakui wibawa orang lain dan mau menjalankannya juga
4. Anak akan mengerti bahasa untuk menerima petunjuk-petunjuk tentang
apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak diperbolehkan oleh pendidik
5. Membuat sianak mendapatkan nilai-nilai dan norma-norma hidup.
6. Pendidik dapat menjalankan kewajibannya atas dasar cinta.
7. Perputaran masyarakat menjadi baik
8. Anak-anak akan berkembang jasmani dan rohaninya.
9. Keluarga dapat terpelihara dan selamat

3. Bagaimana Pendidik Seharusnya Menggunakan Kewibawaannya


Kewibawaan pendidikan yang dimaksud adalah menolong dan memimpin
anak ke arah kedewasaan. Oleh karena itu, penggunaan kewibawaan pada
pendidikan harus berdasarkan faktor-faktor berikut :
4
Purwanto, M. Ngalim, “Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis”, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 50
5
Purwanto, M. Ngalim, Ibid. Hlm. 51

4
1. Dalam menggunakan kewibawaan hendaklah didasarkan atas
perkembangan anak itu sendiri. sebagai pendidik. Pendidik hendaklah
mengabdi kepada pertumbuhan anak yang belum selesai
perkembangannya. Dengan kewijaksanaan pendidik, hendaklah anak
dibawa ke arah kesanggupan memakai tenaganya dan pembawaannya yang
tepat jadi wibawa pendidikan itu bukan bertugas pemerintah melainkan
mengamati serta memperhatikan dan menyesuaikannya pada
perkembangan dan kepribadian masing – masing anak.
2. Pendidik hendaknya memberikan kesempatan kepada anak untuk
bertindak atau berinisyatif sendiri. Kesempatan dan keleluasaan itu
hendaknya makin lama makin di perluas, sesuai dengan perkembangan dan
bertambahnya umur anak. Anak harus diberi kesempatan cukup untuk
melatih diri bersifat patuh, karena anak dapat bersikap tidak patuh. Jadi
dengan wibawa itu hendaklah pendidik berangsur – angsur mengundurkan
diri sehingga akhirnya tidak di perlukan lagi. Mendidik anak berarti
mendidik untuk dapat berdiri sendiri.
3. Pendidik hendaknya menjalankan kewajibannya itu atas dasar cinta
kepada si anak. Ini berarti bermaksud hendak berbuat sesuatu untuk
kepentingan si anak. Jadi, bukannya memerintah atau melarang untuk
kepentinganya sendiri. Cinta itu perlu bagi pekerjaan mendidik. Sebab,
dari cinta atau kasih sayang itulah timbul kesanggupan selalu bersedia
berkorban untuk sang anak, selalu memperlihatkan kebahagiaan anak yang
sejati.6

6
Purwanto, M. Ngalim, Ibid. Hlm. 53

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kewibawaan (Gezag) dalam pendidikan merupakan pengakuan dan
penerimaan secara sukarela terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari
orang lain, jadi pengakuan dan penerimaan pengaruh atau anjuran itu adalah
atas dasar keikhlasan, atas dasar kepercayaan yang penuh, bukan didasarkan
rasa terpaksa serta rasa takut akan sesuatu
Pengakuan terhadap kewibawaan terdapat dua tingkat yakni tingkat
kewibawaan yang pasif dan aktif. Di dalam melalukan suatu kewibawaan
juga memiliki fungsi yang baik dalam pendidikan.
Faktor faktor yang harus diperhatikan pendidik untuk mengunakan
kewibawaannnya adalah:
1. Dalam menggunakan kewibawaan hendaklah didasarkan atas
perkembangan anak itu sendiri.
2. Pendidik hendaknya memberikan kesempatan kepada anak untuk bertindak
atau berinisyatif sendiri.
3. Pendidik hendaknya menjalankan kewajibannya itu atas dasar cinta kepada
si anak.

B.  Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu bagi teman-teman yang ingin lebih memahami
tentang kewibawaan dalam pendidikan Islam kami sarankan untuk mencari
sumber-sumber lain sebagai tambahan.

DAFTAR PUSTAKA
Umar, Tirtarahardja dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2015)
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003)
Purwanto, M. Ngalim, “Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis”, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Beasr Bahasa Indonesia. 2000
Arifin, M. 1999. Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III.  Jakarta: Bumi Aksara

6
M.Yunus, Firdaus, Pendidikan Berbasis Realita. (Yogyakarta:   Lagung
Pustaka, 2004)
Muslim Usa dan Aden Wijdan SZ. Pemikiran Islam dalam Peradaban
Industrial. Yogyakarta: Aditya Media, 1997.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003.

Anda mungkin juga menyukai