Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

CIRI-CIRI KEMATANGAN DALAM BELAJAR


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

Ilmu Jiwa Belajar

Dosen Pengampu : H. Rahmat. S, S.Ag

Disusun Oleh :

Nova Ulviani : PAI2131572223018

Neneng Latifah : PAI2131572223036

Deno Subakti : PAI2131572223014

Hena : PAI2131572223013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MAS’UDIYAH

SUKABUMI
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayahnya. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah dan
terlimpahkan kepada panutan kita yakni Nabi Muhammad SAW. Alhamdulilah
dengan segala karunia dan nikmat dari Allah swt, kami dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Ilmu Jiwa Belajar dengan judul CIRI-CIRI KEMATANGAN DALAM
BELAJAR.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak H. RAHMAT. S, S.Ag selaku Dosen dari
mata kuliah Ilmu Jiwa Belajar yang telah membimbing kami, tak lupa kami ucapkan
terima kasih juga kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Sehingga makalah ini dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
serta kesalahannya dan sangat jauh dari kata sempurna, segala kesalahan akan kami
jadikan sebagai pembelajaran, semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi
kami, dan umumnya bagi para pembaca.

Sukabumi,November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2

A. Apa Itu Kematangan Belajar ................................................................ 2


B. Definisi Kematangan Belajar ............................................................... 4
C. Ciri-Ciri Kematangan Belajar .............................................................. 5

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 8

A. Kesimpulan .......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematangan disebabkan karena perubahan “genes” yang menentukan


perkembangan struktur fisiologis dalam system saraf, otak dan indra sehingga
semua itu memungkinkan individu matang mengadakan reaksi-reaksi terhadap
setiap stimulus lingkungan.

Kematangan adalah keadaan atau kondisi, bentuk, struktur, dan fungsi yang
lengkap atau dewasa pada suatu organisme, baik terhadap satu sifat, bahkan
seringkali semua sifat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu kematangan belajar?


2. Apa Definisi kematangan dan belajar
3. Apa saja ciri-ciri Kematangan dalam belajar

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu kematangan belajar


2. Untuk memahami definisi kematangan dan belajar
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri Kematangan dalam belajar

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa Itu Kematangan Belajar?

kematangan dalam belajar merupakan hasil dari pengalaman-pengalaman


yang diperoleh anak didik setelah mereka mengalami proses belajar.
Perkembangan yang dialami peserta didik membawa mereka kearah
kematangan. Kematangan ini akan tercapai jika mereka sudah menemukan
pegangan atau nilai-nilai yang mereka cari, yaitu menjelang berakhirnya masa
remaja atau mulainya masa dewasa. Kematangan dapat mencakup antara lain
kematangan fisik atau jasmani, sosial, emosional serta kematangan cara berfikir
dan bersikap.

Kematangan fisik atau jasmani terjadi setelah berhentinya pertumbuhan


yang terjadi dengan pesat, sehingga anak laki-laki akan kelihatan berjalan
dengan tegap karena dada dan bahunya semakin bidang sedangkan anak
perempuan berjalan melenggang karena pinggulnya yang besar. Kematangan
sosial ditandai oleh sikap sosial yang mantap sebagai anggota masyarakat dan
anggota keluarga yang mulai merasakan adanya tanggung jawab baik sebagai
pribadi ataupun sebagai anggota masyarakat kita sering melihat peserta didik
yang bersikap matang atau dewasa, yang selalu berusaha melindungi adik-
adiknya atau teman-temanlnya. Kematangan emosional ditandai oleh stabilnya
emosi sehingga ledakan yang sering terjadi semakin berkurang dan bahkan
berhenti sama sekali. Peserta didik mulai dapat menerima suatu peristiwa dengan
tenang, tanpa menunjukan emosinya yang meledak-ledak. Akhirnya kematangan
dalam berfikir dan bersikap sangat erat hubungannya dengan kematangan sosial
dan emosional. Peserta didik mulai mampu berfikir dan bersikap dewasa dalam
berbagai masalah.

Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda, ada yang


berkemampuan tinggi, ada yang berkemampuan sedang dan yang
berkemampuan rendah. Sebagai seorang guru, kita tentu dapat mengenal

2
3

perbedaan kemampuan tersebut. Perbedaan kemampuan tersebut terletak


dalam berbagai aspek yang membentuk atau berperan dalam aktifitas belajar
yaitu:

1. Perhatian, setiap individu mempunyai kemampuan yang khas dalam


memperhatikan sesuatu.
2. Pengamatan, pengamatan yang kita lakukan baik melalui penglihatan,
pendengaran, perubahan, penciuman. Sehubungan dengan pengamatan,
individu mempunyai kemampuan indra untuk mengamati sesuatu.
3. Ingatan, ingatan sangat penting dalam belajar, dengan memahami
perbedaan kemampuan siswa dalam mengingat, guru dapat mengatur
strategi dalam belajar sehingga potensi siswa dapat dikembangkan secara
optimal.
4. Bakat khusus, seorang guru harus memahami bakat yang dimiliki anak
didiknya sehingga dalam proses belajar akan dapat membimbing dan
mengarahkan mereka kepada hal-hal yang positif.

Pentingnya bagi pendidik untuk mengetahui ciri-ciri dari setiap tahap


perkembangan kognitif Piage. Model pendidikan yang aktif adalah model yang
tidak menunggu sampai peserta didik siap sendiri. Tetapi sekolahlah yang
mengatur lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
kemungkinan maksimal kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan
lingkungan penuh rangsangan untuk belajar tersebut, proses pembelajaran yang
aktif akan terjadi sehingga mampu membawa peserta didik untuk maju ketaraf
atau tahap berikutnya.

Sekolah sebagai lembaga formal diberi tanggung jawab untuk


meningkatkan perkembangan (peserta didik), temasuk perkembangan
intelektual. Dalam hal ini pendidik hendaknya menyadari benar-benar bahwa
perkembangan intelektual anak terletak ditangannya. Beberapa cara dapat
dilakukan antara lain:

• Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.


Dengan hubungan yang akrab tersebut secara psikologi peserta didik akan
4

merasa aman, sehingga segala masalah yang dialaminya secara bebas dapat
dikonsultasikan dengan guru.
• Member kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog dengan orang-
orang yang ahli dan berpengalaman dalam bidang ilmu pengetahuan akan
sangat menunjang perkembangan intelektual anak. Membawa peserta didik
ke objek-objek tertentu seperti objek budaya, ilmu pengetahuan dan yang
sejenis lebih menunjang perkembangan intelektual peserta didik.
• Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik peserta didik baik melalui
kegiatan olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup, sangat penting
bagi perkembangan berfikir bagi peserta didik. Sebab jika peserta didik
terganggu secara fisik maka perkembangan intelektualnya juga akan
terganggu.
• Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik yang baik melalui
media masa maupun cetak, menyedikan situasi yang memungkinkan peserta
didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya sangat besar
pengaruhnya bagi perkembangan intelektual peserta didik.

Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang disertai tugas


untuk mendidik tidak kecil peranannya dalam rangka mengembangkan
hubungan sosial peserta didik. Untuk itu rambu-rambu berikut ini dapat
digunakan sebagai titik tolak ukur untuk pengembangan hubungan sosial peserta
didik.

1. Sekolah merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian peserta didik.


2. Saling menghargai merupakan kunci yang dapoat digunakan untuk
menanggulangi masalah-masalah yang timbul dalam hubungan dengan
peserta didik yang bertabiat apapun.
3. Pola pengajaran yang demokratis merupakan alternatif yang sangat
bermanfaat bagi guru.

B. Definisi Kematangan Dan Belajar

Menurut para ahli kematangan itu didefinisikan sebagai berikut:


5

1. Menurut David C. Edward :kematangan adalah merupakan suatu keadaan


tahap pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan.
2. Menurut Garret : kematangan dapat berarti matanganya suatu sifat atau
potensi fisik yang terjadi secara kodrat akibat proses pertumbuhan dan
hanya tergantung pada waktu belaka.
3. Menurut Elizabet B. Hurlock : kematangan juga dapat berarti suatu fungsi
atau potensial mental psikologis akibat proses perkembangan karena
pengalaman dan latihan.
4. Menurut Diana E. Papalia & Sally Wendkos Olds : kematangan potensi fisik
dan mental psikologis itu merupakan suatu keadaan yang akan berfungsi
sebagai prerequiaite (prasyarat) dalam proses perkembangan kearah
pematangan fungsi / potensi tersebut selanjutnya.

Dengan demikian, kematangan yang dimaksud adalah kematangan potensi


fisik dan potensi mental psikologis yang telah dicapai dalam sutau tahap
pertumbuhan atau perkembangan. Tetapi secara ringkasnya pengertian belajar
dapat dikemukakan dari penjelasan Elizabeth B. Horluck yaitu: “Learning is
development that comes from exercise and effot; through learning children
acquire competence in using their hereditary resources”. Jadi belajar ialah
perubahan yang terjadi melalui latihan atau usaha dengan belajar itulah anak
memiliki berbagai kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Atau dengan kata
lain, semua aspek perkembangan yang diperoleh sianak itu terjadi karena belajar,
tanpa belajar anak tidak mungkin tahu apa-apa dan tidak akan bisa apa-apa.

C. Ciri-ciri Kematangan Belajar

Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sifat sangat penting artinya


bagi seorang pendidik atau pengasuh, karena pada tingkat itulah si anak akan
memberikan reaksi yang sebaik-baiknya terahadap semua usaha bimbingan atau
pendidikan yang sesuai bagi mereka.

Oleh karena itu kalau ingin mengajar atau melatih dengan berhasil,
tunggulah saatnya yang tepat yaitu timbulnya kematangan yang bagi siterdidik
merupakan masa peka atau masa yang tepat untuk dikembangkan/ dilatih.
6

Adanya ciri-ciri kematangan tersebut pada diri si anak adalah di tandai


dengan adanya :

1. Perhatian si anak.
2. Lamanya perhatian berlangsung
3. Kemajuan jika diajar atau dilatih.

Dan bila ditinjau dari aspek umum maka ciri-ciri dari kematangan ditandai
dengan beberapa hal yaitu terdiri dari:

1. Terbentuknya Readinees (Kemampuan)

Kematangan disebabkan karena perubahan “genes” yang


menentukan perkembangan struktur fisiologis dalam system saraf, otak dan
indra sehingga semua itu memungkinkan individu matang mengadakan
reaksi-reaksi terhadap setiap stimulus lingkungan.Memang, anak megalami
pertumbuhan dan perkembangan fisiknya merupakan penyumbang
terpenting bagi pembentukan readines, akan tetapi kita tidak boleh
melupakan bahwa perkembangan mereka tergantung pada pengaruh
lingkungan dan kultur disamping akibat tumbuhnya pola-pola jasmaniah.
Stimulasi lingkungan serta hambatan-hambatan mental individu
mempengaruhi perkembangan mental, kebutuhan dan lain
sebagainya.Seseorang baru dapat belajar tentang sesuatu apabila dalam
dirinya sudah terdapat “readiness”(kemampuan) untuk mempelajari sesuatu
itu. Sesuai dengan kenyataan, bahwa masing-masing individu mempunyai
perbedaan individual, maka masing-masing individu mempunyai sejarah
atau latar belakang perkembangan yang berbeda-beda.Hal ini menyebabkan
adanya pola pembentukan readiness yang berbeda-beda pula di dalam diri
masing-masing individu.Individu mengalami pertumbuhan material
jasmaniahnya. Kecepatan pertumbuhan pada masing-masing individu tidak
sama. Perbedaan itu dapat disebabkan oleh karena pengaruh fisiologis,
psikologis, bahkan sosial.

2. Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya emosional


7

Emosi yang kita ketahui adalah sebuah perasaan yang dapat dibagi
menjadi beberapa perasaan lagi. Yaitu di antaranya:

• Perasaan atau emosi marah


• Perasaan atau emosi kasih sayang
• Perasaan dan emosi takut
3. Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya intelektual

Kematangan Intelektual adalah orang yang mampu menghadapi


segala persoalan dengan mempergunakan Nalar--Logika, melakukan
pertimbangan-pertimbangan yang logis, sistimatis dan efisien berdasarkan
ilmu pengetahuan seluas-luasnya.

Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan


suatu fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan
dengan kemampuan intelektual.

Kesiapan belajar secara umum adalah kemampuan seseorang untuk


mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang ia temukan. Sementara itu
kesiapan kognisi bertallian dengan pengetahuan, pikiran, dan kualitas
berfikir seseorang dalam menghadapi situasi belajar yang baru. Kemapuan-
kemampuan itu bergantung pada tingkat kematangan intelektual, Latar
belakang, pengalaman, dan cara-cara pengetahuan sebelumnya distruktur
(Connell, 1974).

4. Kematangan belajar di tandai dengan terbentuknya spiritual

Perkembangan spiritualitas merupakan proses yang bersifat


kontinum dan dinamis, spiritualitas dalam konteks perkembangan anak
merupakan proses perkembangan kesadaran mengenai hakikat dan
keberadaan diri, orang lain dan lingkungan, serta alam semesta
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kematangan dalam


belajar adalah hasil dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh anak didik
setelah mereka mengalamu proses belajar. Dan yang dialami peserta didik
membawa pada arah kematangan belajar. Dan ini diharuskan terdapat nilai-nilai
yang mereka cari, dan kematangan dapat mencakup antara lain kematangan fisik,
jasmani dan sosial. Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pada diri si
anak adalah di tandai dengan adanya :

1. Perhatian si anak
2. Lamanya perhatian berlangsung
3. Kemajuan jika diajar atau dilatih.

Dan bila ditinjau dari aspek umum maka irri-ciri dari kematangan ditandai
dengan beberapa hal yaitu terdiri dari:

1. Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya readinees (kemampuan)


2. Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya emosional
3. Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya intelektual
4. Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya spiritual

8
DAFTAR PUSTAKA

Annur, Saipul. 2019. Psikologi Pendidikan.. CV Amanah: Palembang.


http://makalahpbastainparepare.blogspot.com/2015/06/ciri-ciri-kematangan-
belajar.html
http://jurnal.unismabekasi.ac.id.mengembangkan-kesejahteraan-spiritual.

Anda mungkin juga menyukai