MAKALAH
Jl. Raya Sagaranten Km. 26, Rindu Alam Buniayu Nyalindung,Puncak Manggis Sagaranten, Kab
Sukabumi, Jawa Barat 43196
Tahun 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kelancaran k
epada kami, sehingga kami bisa menyusun penelitian yang berjudul “ILMU ASBABUN NUZUM” den
gan lancar dan tidak mendapatkan hambatan apapun.
Dan tak lupa pula sholawat beserta salam kepada Nabi mulia Muhammad SAW. yang mu
dah-mudahan kita semua termasuk kedalam golongan umat yang kelak akan mendapatkan syafa’
atul uzmah dari beliau pada hari perhitungan nanti.
Dan tidak lupa kami juga berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu da
lam kelancaran penyusunan penelitian ini, yang mana tanpa adanya dukungan tentunya penelitia
n ini tidak akan selesai tepat pada waktunya.
Kami Selaku penulis sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini di
karenakan berbagai faktor terutama karena iiketidak mampuan penulis dalam segi keilmuan. Ole
h karena itu, penulis berharap adanya masukan dari berbagai pihak kepada penulis agar penelitia
n ini dapat lebih baik lagi dikemudian hari. Akhir kata, penulis berharap dengan adanya penelitia
n ini, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri serta umumnya bagi para pembac
a.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
Latar Belakang.................................................................................1
Rumusan Masalah............................................................................1
Tujuan .............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................2
A. Pengertian Asbabun Nuzum…………………………………………………….2
B. Fungsi Asababun Nuzum dalam memahami Al-qur’an…………………………..3
C. klasifikasi Asababun Nuzum Ayat dan Contohnya………………………………4
D. Saja Aneka Riwayat Tentang Sebab Turunnya Satu Ayat……………………….5
BAB III PENUTUPAN.......................................................................7
Kesimpulan......................................................................................7
Kritik dan Saran...............................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian agama sudah dilakukan sejak beberapa abad yang lalu, namun hasil penelitian
tersebut belum dijadikan sebagai ilmu. Semakin bertambah gejala-gejala agama yang berbau
dengan masalah sosial dan budaya, ternyata penelitian dijadikan sebagai ilmu khusus untuk
menyelidiki gejala agama tersebut.
Perkembangan dalam penelitian agama sangat pesat yang disebabkan oleh tuntutan-
tuntutan kehidupan social yang selalu mengalami perubahan dan memerlukan upaya untuk
mengatasi hal tersebut. Kajian-kajian agama memerlukan relevansi dari kehidupan social
yang sedang berlangsung. Permasalahan inilah yang mendasari perkembangan penelitian-
penelitian agama guna untuk mencari relevansi kehidupan social dan agama.
Penelitian atau riset berasal dari Bahasa inggris research, gabungan dari kata rer
(kembali) dan to search (mencari). Agama adalah kepercayaan-kepercayaan yang dianut para
penganutnya. Kepercayaan-kepercayaan seperti mototeisme (percaya adanya hanya ada satu
Tuhan) sampai kepada politeisme (percaya adanya Tuhan yang banyak jumlahnya).
B. RUMUSAN PERMASALAHAN
1. Apa Pengertian Asbabun nuzum?
2. Apa Fungsi Asbabun Nuzum dalam memahami Al-qur’an ?
3. Apa klasifikasi Asbabun Nuzum Ayat dan Contohnya ?
4. Apa Saja Aneka Riwayat Tentang Sebab Turunnya Satu Ayat?
C. TUJUAN
1. Mengetahui Pengertian Asbabun nuzum.
2. Mengetahui Fungsi Asbabun Nuzum dalam memahami Al-qur’an
3. Mengetahui klasifikasi Asbabun Nuzum Ayat dan Contohnya
4. Mengetahui Saja Aneka Riwayat Tentang Sebab Turunnya Satu Ayat
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menurut Az-zarqoni: Asbab an-nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang
terjadi serta hubungan dengan turunnya ayat al-qur’an yang berfungsi
sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi”.
3. Subhi shalih: asbab an-nuzul adalah suatu yang menjadi sebab turunnya
satu atau beberapa ayat al-qur’an yang terkadang menyiratkan suatu
peristiwa, sebagai respon atasnya atau penjelas terhadap hukum-hukum
ketika peristiwa itu terjadi”.
2
untuk memberikan keterangan terhadap turunnya ayat Al-qur’an dan
memberinya konteks dalam memahami perintah-perintahnya. Sudah tentu
bahan-bahan ini hanya melingkupi peristiwa pada masa al-qur’an masih
turun (ashr at-tanzil).2 Bentuk-bentuk peristiwa yang melatarbelakangi
turunnya al-qur’an itu sangat beragam, diantaranya berupa konflik sosial,
seperti ketegangan yang terjadi diantara suku Aus dan suku khazraj ;
kesalahan besar, seperti kasus seorang sahabat yang mengimani shalat
dalam keadaan mabuk; dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh salah
seorang sahabat kepada nabi, baik berkaitan dengan sesuatu yang telah
lewat, sedang, atau yang akan rerjadi. Persoalan mengenai apakah seluruh
ayat al-qur’an memiliki asbab annuzul atau tidak, ternyata telah menjadi
bahan kontroversi diantara para ulama. Sebagian ulama berpendapat bahwa
tidak semua ayat al-qur’an memiliki asbab an-nuzul. Oleh sebab itu, ada ayat
al-qur’an yang diturunkan tanpa ada yang melatarbelakanginya (ibtida’), dan
sebagian lainnuya diturunkan dengan dilatarbelakamgi oleh sesuatu
peristiwa (ghair ibtida’). Pendapat tersebut hampir menjadi kesepakatan para
ulama. Akan tetapi sebagian berpendapat bahwa kesejarahan arabia pra-
qur’an pada masa turunnya al-qur’an merupakan latar belakang makro al-
qur’an, sedangkan riwayat-riwayat asbab an-nuzul merupakan latarbelakang
mikronya.pendapat ini berarti mengaggap bahwa semua ayat Alquran
memiliki sebab-sebab yang melatarbelakanginya.
Asbabun Nuzul memiliki kedudukan atau fungsi yang penting dalam memahami al-
Qur'an, sekurang-kurangnya untuk sejumlah ayat tertentu. Terdapat banyak
kegunaan untuk mengetahui sebab turunnya ayat, di antaranya adalah:
3
5. Kenyataan menunjukkan bahwa adakalanya lafal dalam ayat al-Qur'an itu bersifat
umum, dan terkadang memerlukan pengkhususan yang pengkhususan itu sendiri
justru terletak pada pengetahuan tentang sebab turun ayat itu. Abual-Fathal-Qusairi
berkata:penjelasan sebab-sebab turunnya ayat adalah metode yang ampuh untuk
memahami makna-makna kitab Al-Qur'an. Ibnu Taimiyyah mengatakan:
pengetahuan tentang sebab turunnya ayat membantu pemahaman terhadap ayat,
karena akan mengerti terhadap sebab. Oleh karenanya, benar sekali perkataan
Fuqaha, bahwa apabila tidak diketahui apa yang dimaksudkan (di niatkan) oleh yang
bersumpah hendaknya di kembalikan kepada sebab sumpahnya dan apa yang
membangkitkan serta pengaruh-pengaruhnya.
Berdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dibagi
menjadi 2 macam. Sebagai berikut:
ْأ
١٠ - ْن ٍ َفارْ َتقِبْ َي ْو َم َت تِى ال َّس َم ۤا ُء ِب ُد َخ
ٍ ان م ُِّبي
Artinya: "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang
tampak jelas," (QS. Ad-Dukhan: 10).
4
ب َقلِ ْياًل ِا َّن ُك ْم َع ۤا ِٕى ُد ْو ۘ َن ١٥ -
ِا َّنا َكاشِ فُوا ْال َع َذا ِ
4
Artinya: "Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu
kamu akan kembali (ingkar)." (QS. Ad-Dukhan: 15).
١٦ - َي ْو َم َنبْطِ شُ ْال َب ْط َش َة ْال ُكب ْٰر ۚى ِا َّنا ُم ْن َتقِم ُْو َن
Asbabun nuzul ketiga ayat tersebut terjadi pada saat kaum Quraisy durhaka
kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau berdoa agar mereka (kaum Quraisy)
mendapatkan kelaparan sebagaimana pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf
AS. Maka, Allah SWT menurunkan penderitaan kepada kaum Quraisy
sehingga turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 10.
Imam As- Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ilmu asbabun
nuzul merupakan rangkaian peristiwa berdasarkan riwayat para sahabat dan
tabi'in serta penukilan Al Quran dan as-sunnah. Tidak ada ruang bagi akal di
dalamnya kecuali dengan melakukan tarjih antara berbagai dalil atau
menghimpun berbagai dalil yang kerap bertentangan.
Sabab nuzul dan sabab wurud memiliki banyak bentuk. Ada dalam
bentuk riwayat yang sangat tegas berhubungan dengan sebuah atau
kelompok ayat dan hadis dan ada berupa peristiwa yang menjadi background
turun dan lahirnya sebuah atau kelompok ayat atau hadis. Kedua-duanya
amat penting dipahami untuk menentukan kadar dan kualitas penerapan ayat
dan hadis di dalam konteks kehidupan masyarakat.
Ayat-ayat Al-Quran diturunkan selama 23 tahun dan demikian pula
Muhammad menjadi Nabi dan Rasul dalam kurun waktu yang sama. Proses
turun dan lahirnya ayat atau hadis ada dalam bentuk merespons sebuah
5
kasus atau menjawab pertanyaan yang muncul di dalam masyarakat dan ada
kelihatannya turun tanpa sebab musabbab secara langsung, namun kalangan
5
ulama tafsir dan ulama hadis menyimpulkan sesungguhnya tidak ada
satu ayat atau hadis lahir tanpa background tertentu.
Seolah-olah kurun waktu turunnya ayat dan hadis selama 23 tahun
merupakan miniatur perjalan zaman yang akan ditempuh oleh Al-Quran dan
hadis. Karena itu pula, ketergantungan kita terhadap sabab nuzul dan sabab
wurud sangat tergantung pula oleh intensitas dan kualitas sebuah sabab
nuzul dan sabab wurud, namun dalam hal ini para ulama tafsir dan ulama
hadis sudah memiliki metodologi yang disusun dengan amat disiplin untuk
menerapkan nilai-nilai dan norma-norma ayat dan hadis di dalam masyarakat.
Setelah bulan haram lewat maka turun ayat ini mengizinkan umat
Islam untuk berperang jika mereka dikhianati. Yang dimaksud al-musyrikin
dalam ayat tersebut ialah suatu komunitas pelanggar perjanjian damai saat
itu. Sedangkan bagi yang tidak khianat dan tetap mematuhi perjanjian damai
dalam tenggang waktu tertentu di antara mereka, walaupun juga kaum
musyrikin, tidak boleh diganggu. (Muhammad Sayyid Thanthawi, al-Tafsir al-
Wasith, Vol VI, h. 206).
Adapun perintah faqtuluhu (maka bunuhlah) dalam ayat itu bukanlah
perintah wajib, tetapi hanya izin untuk membunuh. Hal ini sama dengan
perintah menangkap dan menawan mereka. Perintah tersebut bertujuan
membebaskan wilayah Mekah dan sekitarnya atau paling tidak Jazirah Arabia
dari pengaruh kemusyrikan. (Quraish Shihab, Tafsir al-Mishabah, Vol. V, h.
504).
Wahbah az-Zuhaili menjelaskan bahwa ayat tersebut di atas khusus
pada kaum musyrikin Arab, bukan selainnya. (Wahbah az-Zuhaili, al-Tafsir al-
Munir, Juz X, h. 111). Jadi bukan berarti begitu ketemu orang-orang non-
muslim langsung menjadi halal darahnya untuk dibunuh, seperti selintas
pemahaman kita sebelum memahami riwayat sabab nuzul-nya.
Demikian pula dalam hadis. Suatu ketika Nabi mau memimpin salat
Magrib, tiba-tiba salah seorang sahabatnya kentut dan baunya sangat
mengganggu hidung. Nabi memerintahkan siapa yang batal wudhunya
segera keluar mengambil air wudhu. Namun tidak ada satu pun sahabatnya
yang keluar karena mungkin malu. Akhirnya Nabi mengubah redaksi
perintahnya: Siapa yang baru saja makan daging unta maka silakan keluar
berwudhu.
6
Lalu beramai-ramailah sahabat yang baru pulang menghadiri pesta
dengan suguhan daging unta keluar mengambil air wudhu. Hadis ini bukan
berarti unta membatalkan wudhu, karena malapetaka bagi orang-orang yang
hidup di padang pasir jika unta najis dan membatalkan wudhu. Nabi
mengucapkan kata-kata itu agar tidak menyinggung dan mempermalukan
salah seorang sahabatnya yang kentut saat itu. Inilah manfaat memahami
sabab nuzul ayat dan sabab wurud hadis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
7
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/berita/d-5659091/asbabun-nuzul-pengertian-macam-
dan-contohnya