Asbabun Nuzul
Disusun Oleh :
Alamat : Jl. Perjuangan, Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat. 45132
i. KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat,
Taufik dan Hinayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul "ASBABUN NUZUL AL-QUR'AN" dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.
Shalawat dan salam tak lupa kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam hingga sampai kepada kita.
Oleh karena itu dengan segala hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini
Orang tua, teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian
makalah,Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo'a dan
memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata
Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan,
maka dari itu kami mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan MASALAH........................................ 2
C. Tujuan Masalah.........................................2
BAB II
PEMBAHASAN
Asbab AN-NUZUL
BAB III
PENUTUP........................................................................................6
Kesimpulan.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian tugas untuk memahami pesan dari Al-Qur'an sebagai suatu kesatuan adalah
mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya. Latar belakang yang paling dekat adalah
kegiatan dan perjuangan Nabi yang berlangsung selama dua puluh tiga tahun di bawah
bimbingan Al-Qur'an. Terhadap perjuangan Nabi yang secara keseluruhan sudah terpapar dalam
sunnahnya, kita perlu memahaminya dalam konteks perspektif, karena aktivitas Nabi berada di
dalamnya. Tanpa memahami masalah ini, pesan Al-Qur'an sebagai suatu kebutuhan tidak akan
dapat dipahami. Orang akan salah menangkap pesan-pesan Al-Qur'an secara utuh, jika hanya
memahami bahasanya saja, tanpa memahami konteks historisnya. Agar dipahami secara utuh,
Al-Qur'an harus dicerna dalam konteks perjuangan Nabi dan latar belakang perjuangannya. Oleh
sebab itu, hampir semua literatur yang berkenaan dengan Al-Qur'an menekankan pentingnya
asbab an-nuzul' Mengungkapkan sebab turunnya ayat Al Quran melalui kisah adalah suatu cara
menerangkan yang jelas mengenai sesuatu yang bernilai tinggi. Hal itu
agama. Asbabun Nuzul tidak lain adalah kisah nyata, baik penyajiannya dan
pelakunya serta kejadian peristiwanya. Dengan demikian ayat-ayat Al Quran senantiasa dibaca orang
pada setiap waktu dan tempat dengan minat yang amat besar. Pembacanya sama sekali tidak merasa
bosan, kendati berulang kali menjumpai hikayat manusia terdahulu. Setiap saat dirasakan sebagai kisah
kita sendiri.
Itulah sebabnya banyak orang tidak mengutahui asbab an-nuzul terperosok kedalam kebingungan dan
keragu-raguan. Mereka mengartikan ayat- ayat Al Quran tidak sebagaimana yang dimaksud oleh ayat-
ayat itu sendiri. Mereka tidak dapat memahami dengan tepat hikmah illahi didalam ayat yang
diturunkan-Nya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis asbab al nuzul terdiri dari kata "asbab " (bentuk jama' dari kata "Asbabun") yang
mempunyai arti latar belakang, alasan atau sebab illat. Sedang kata "An-Nuzul"berasal dari kata "Nuzul"
yang berarti turun. Banyak pengertian terminologi yang dirumuskan para ulama', diantaranya:
1. Az Zarqani
"Asbab An-Nuzul adalah suatu kejadian yang menyebabkan turunya satu atau beberapa ayat, atau suatu
peristiwa yang dapat dijadikan petunjuk hukum berkenaan dengan turunnya suatu ayat."
2. As-Suyuthi
"Asbabun Nuzul adalah peristiwa yang terjadi sebelum turun ayat. sedangkan sesudah turunnya ayat
tidakkah disebut asbab".
3. Ash-Shabuni
"Asbab an-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat
mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut,baik berupa pertanyaan yang diajukan
kepada nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama."
4. Shubhi Shalih
"Asbab an-Nuzul adalah Sesutu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat Al Qur'an (ayat-
ayat) terkadang menyiratkan peristiwa itu sebagai respon atasnya atau sebagai penjelas terhadap
hukum-hukum pada saat peristiwa itu terjadi
5. Mana Al-Qthathan
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa asbab an-nuzul adalah kejadian atau peristiwa
yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur'an. Bentuk-bentuk yang melatarbelakangi turunnya Al-
Qur'an ini sangat beragam, di antaranya berupa: konflik sosial, seperti ketegangan yang terjadi antara
suku aus dan suku khazraj, kesalahan besar, seperti kasus seorang sahabat yang mengimami sholat
dalam keadaan mabuk,dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sahabat kepada nabi baik
berkaitan dengan sesuatu yang telah lewat,sedang atau yang akan terjadi. Dan setelah dikaji dengan
cermat, sebab turunnya suatu ayat itu berikisar pada dua hal
Jika terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Al-Qur'an mengenai peristiwa . itu.
Bila Rasulullah SAW ditanya tentang sesuatu hal, maka turunlah ayat Al- Qur'an menerangkan
hukumnya.
DR. Rosihon Anwar, M.Ag menyebutkan dalam bukunya ulumul Qur'an, bahwa ada dua hal yang
menjadi sudut pandang dalam membagi macam-macam asbabun nuzul, yaitu:
1. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbab an-nuzul
a) Sarih (jelas)
Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbab an-nual, dan tidak mungkin pula
menunjukkan yang lainnya. Redaksi yang digunakan termasuk sharih bila perawi mengatakan:
Artinya:(saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan ...)
2. Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk
satu sebab asbab an-nuzul
a) Berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat (Ta'adud As-Sabab wa Nizil Al-Wahid)
Untuk mengetahui variasi riwayat Asbab an-Nuzul dalam satu ayat dari sisi redaksi, para ulama
mengemukakan cara sebagai berikut:
Tidak mempermasalahkannya
contoh satu kejadian yang membuat dua ayat diturunkan sedang antara satu dengan yang lainnya
berselang lama adalah riwayat asbab annuzul yang yang diriwayatkan Ibn Jarir Ath-Thabari, dan Ibn
Mrdawiyah dari Ibn Abbas :
ِإَّنُه َسَيْأِتْيُك ْم ِإْنَساَن َينُظُر ِبَع ْيِني الَّش ْيَطاِن َفِإَذ ا َج اَء َفاَل َتَك َّلُم وُه َفَلْم َيْلِبْت َأْن اَّطَلَع َر ُجٌل َأْز َرَق: َفَقاَل، َج اِلًسا في ظلى شخَر ة.م.َك اَن َر ُسوُل هللا ص
عالم تشتموني أنَت وَأْص َح اِئَك َفاْنَطَلَق الَر ُجوُل َفَج اَء َأِلْص َح اِبِه َفَخ َلُفوا يا ِهللا َم ا َقاُلوا َح َّتى َتجا وزعنهم َفَأْنَز َل. م. اْلَع ْيَنْيِن َفَداًعا رُسوُل هللا ص
َيْح ِلُفوَن ِباِهَّلل َم ا َقاُلوا َو َلَقْد َقاُلوا َك ِلَم َة اْلُك ْفِر َو َكَفُروا َبْع َد ِإْساَل ِم ِهْم َو َهموا بما لم َيَناُلوا َوَم ا َنَقُم وا ِإاَّل َأْن َأْغ َناُهُم ُهَّللا َو َر ُسوُلُه ِم ن َفْض ِلِه َفِإن: ُهللا
َيُتوُبوا َيُك َخ ْيًرا َلُهْم َوِإن َيَتَو َّلْو ا ُيَع ِّذ ْبُهُم ُهَّللا َع َذ اًبا َأِليًم ا في
dengan mu dengan dua mata setan janganlah kalian ajak bicara jika1
lelaki yang bermata biru rasulullah kemudian memanggilnya danbertanya mengapa engkau dan teman-
temanmu memakiku,? Orangtersebut pergi dan datang kembali beserta teman-temannya mereka
bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak menghina nabi, terus menerus mereka mengatakan
demikian sampai nabi memaafkannya maka turunlah surat at taubah [9] ayat 74: "Mereka orang-orang
munafik bersumpah dengan nama Allah
bahwa mereka tidak mengatakan sesuatu yang menyakitimu sesungguhnya mereka telah mengucapkan
perkataan kekafiran, dan telah mejadi kafir sesudah islam dan mengimani apa yang tida dapat meraka
tidak dapat mencapainya dan mereka tidak mencela kepada allah dan rasulnya kecuali karena allah dan
rasulnya te:ah melimpahkan karunia- Nya kepada mereka maka jika mereka bertaubat maka itu lebih
baik bagi nereka jika meraka berpaling maka allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di
dunia dan di akhirat dan mereka sekali kali tidak mempunyai pelindung dan penolong di muka bumi."
Demikin pula riwayat al hakim dengan redaksi yang sama dan mengatakan maka Allah menurunkan
surat al mujadalah [58] ayat 18-19."
) اْسَتْح َو َذ َع َلْيِهُم الَّش ْيَطاُن َفَأْنَس اُهْم ِذ ْك َر18( َيْو َم َيْبَع ُثُهُم ُهَّللا َج ِم يًعا َفَيْح ِلُفوَن َلُه َك َم ا َيْح ِلُفوَن َلُك ْم َو َيْح َسُبوَن َأَّنُهْم َع َلى َش ْي ٍء َأاَل ِإَّنُهْم ُهُم اْلَكاِذ ُبوَن
)19( ِهَّللا ُأوَلِئَك ِح ْز ُب الَّش ْيَطاِن َأال ِإَّن حزب الَّش ْيَطاِن ُهُم الَخ اِس ُروَن
Dilihat dari segi bentuk turunnya ayat, asbab an-nuzul dibagi menjadi 2
yaitu:
1) Berbentuk peristiwa
a) Peristiwa berupa pertengkaran atau persengketaan, seperti perselisihan antar golongan suku Aus dan
golongan suku Khazraj. Perselisihan itu timbul karena hasil adu domba yang dilakukan oleh orang-orang
yahudi. Peristiwa tersebut melatar belakangi turunnya beberapa ayat, surat Ali Imran: 100.
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإن ُتِط يُعوا َفِريًقا ِم َن اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِكَتاَب َيُر ُّد وُك ْم َبْع َد ِإيَم اِنُك ْم
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab,
niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman." (QS. Ali Imran:
100),11
b) Peristiwa berupa kesalahan yang serius, seperti peristiwa seorang sahabat yang mengimami dalam
keadaan mabuk, sehingga mengalami kekeliruan dalam membaca surat setelah surat Al Fatihah.
Peristiwa itu menyebabkan turunnya firman Allah surat An Nisa': 43.
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ال َتْقَر ُبوا الَّصالَة َو َأنُتْم ُسَكاَر ى َح َّتى َتْع َلُم وا َم ا َتُقوُلوَن َو اَل جنبا إاَّل َعابري َس ِبيِل َح َّتى َتْغ َتِس ُلوا َوِإن ُك نُتْم َم ْر َض ى َأْو َع َلى
َس َفٍر َأْو َج اَء َأَح ٌد ِم ْنُك ْم ِم َن اْلَغاِئِط َأْو اَل َم ْس ُتُم الِّنَس اَء َفَلْم ُتِح ُدوا َم اًء َفَتَيَّمُم وا َصِع يًدا َطِّيًبا
َفاْمَس ُحوا ِبُو ُجوِهُك ْم َو َأْيِد يُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن َع ُفوا َغ ُفوًرا
kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir
atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh
وإْذ َج َع ْلَنا البيت َم َثاَبًة ِللَّناِس َو َأْم نا واَّتِخ ُذ وا ِم ْن َم َقاِم ِإْبَر اِهيَم ُمَص َّلى َو َع ِهْد َنا ِإَلى
إْبَر اِهيَم َوِإْس َم اِع يَل َأن َطِّهَر ا َبْيِتَي ِللَّطاِئِفيَن َو اْلَع اِكِفيَن َو الُّر َّك ِع الُّسُحوِد
"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan
tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf yang
iktikaf yang rukuk dan yang sujud". (QS. Al Baqarah ayat 125)¹4
2) Berbentuk pertanyaan
Pertanyaan yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu. seperti kisah Ashabul kahfi dan Dzulkarnain.
Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang masih berlansung (pada saaat itu). Seperti
pertanyaan orang-orang yahudi mengenai ruh. Yang
وَيْس َأُلوَنَك َع ِن الُّر وح ُقِل الُّر وُع ِم ْن َأْم ر َر ِّبي َوَم ا ُأوِتيُتْم ِم َن اْلِع ْلِم ِإاَّل َقِلياًل
)43( ) فيم أنَت ِم ْن ِذ كَر اَها42( َيْس َأُلوَنَك َع ِن الَّساَع ِة َأَّياَن ُم ْر َس اَها
"(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?.
Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)?" (Q.S An-Nazi'at: 42-43)16
Kesimpulan
Asbab An-Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur'an.
a. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbab an-nuzul
1. Sarih (jelas)
Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbab An- Nuzul, dan tidak mungkin pula
menunjukkan yang lainnya
Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-nuzul karena masih terdapat keraguan.
b Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk
satu sebab asbab an-nuzul
1.Berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat (Ta'adud As-Sabab wa Nizil Al-Wahid)
2. Berbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul (Ta'adud Nazil wa As- Sabab Al-Wahid)
c. Dilihat dari segi bentuk turunnya ayat, asbab an-nuzul dibagi menjadi 2 yaitu:
1.Berbentuk peristiwa
2.Berbentuk pertanyaan
(sebab turninya ayat ini demikan) ... سبب نزول هذه اآلية كذا
teah terjadi peristina ini dan iu, muka) َح َّد َثَت َك َذ ا َو َك َذ ا َفَنَز َلت اآليةturunlah ayat).
c. kata (فيmengenai/tentang). Contohnya seperti; (ayat ini turn mengenai ini dan iu) ... َنَز َلْت َهِذِه اآلَيَة في كذا
وكذا
"penetapan makna suatu ayat didasarkan pada bentuk umumnya lafazh (bunyi lafazh), bukan sebabnya
yang khusus".
Kaedah kedua menyatakan sebaliknya: العبرة بخصوص الَّس َبِب اَل ِبُع ُم وِم الَّلْفِظ
"penetapan makna suatu ayat didasarkan pada penyebabnya yang khusus (sebab nuzul), bukan pada
bentuk lafazhnya yang umum".
a. Pengetahuan tentang asbab nuzul membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah
secara khusus mensyariatkan agama-Nya melalui Al-Quran.
b. Pengetahuan tentang asbab nuzul membantu dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitan.
e. Pengetahuan asbab nuzul dapat menolak dugaan adanya hasr atau pembatasan dalam ayat yang
menurut lahirnya mengandung hast atau pembatasan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi'i 1997. Ulumul Quran I. Bandung: CV.PustakabSetia.
As-Shalih, Subhi. T.th. Mabahits fi Ulumil Qur'an. Beirut: Darul Ilmi As-Suyuthi Jalaluddin. T.th. Al-Itgan fi
Ulumi Qur'an. Beirut; Darul Fikr.
Ihya Indonesia.
http://danankphoenix.wordpress.com/2010/03/30/asbabun-nuzul// diakses
Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur'an dan terjemahnya, Jakarta; CV Darus Sunnah.
kuliah, Santri Ulumul Qur'an, dalam http://jendelaakhirat.blogspot.com/ diakses pada Selasa 18 Maret
2014 pukul 09.00 WIB
Munawwir, Ahmad warson. 1997, kamus arab indonesia al-munawwir. Surabaya: pustaka progressif.
Rosyada, Dede. 1998. Al-Quran Hadist. Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam.