Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU AL-QUR’AN
(AZBABUN NUZUL)

DI SUSUN OLEH :
MUH. RAHMAT FIKRAH (20100121051)
UMMUL AMANAH (20100121054)
KHUSNUL DWITA (20100121074)
A.MUH TRI GUNAWAN (20100121087)

Jurusan Pendidikan Agama Islam


Fakultas Tarbiyah dan keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Dialah yang
menganugerahkan Al-Qur’an sebagai hudan wa rahmatan lil mu’minin
(petunjuk dan rahmat bagi orang-orang mukmin). Dialah yang telah
mengumpulkan Al-Qur’an dalam dada Nabi Muhammad SAW sehingga
kesuciannya dapat sampai kepada kita hari ini atas izin Allah SWT.
Sholawat bertangkaikan salam semoga tercurah limpahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW yang menjadi utusan dan manusia
pilihan-Nya sebagai penyampai, pengamal, hingga penafsir pertama Al-
Qur’an. Yang membawa kitab pusaka, yang menjadi penerang bagi
seluruh umat dan merupakan penyempurna kitab-kitab samawi
sebelumnya. Atas pertolongan dan hidayah-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang membahas mengenai Azbabun Nuzul yang
Diampu Oleh Munawir K, SH.,MA.,MH. tanpa ada halangan apapun dan
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi
orang lain. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami perlukan untuk
memperbaiki penyusunan makalah. Serta semoga makalah ini menjadi
motivator bagi penulis untuk menyusun makalah yang lebih baik dan
bermanfaat. Amin.

Makassar, 3 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………….iii

BAB I ………………………………………………………………………............................1

PENDAHULUAN ………………………………………………………….........................1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………….1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………….1
C. Tujuan ………………………………………………………………………………………1

BAB II …………………………………………………………………………………………………2

PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………2

A. Pengertian Azbabun Nuzul ……………………………………………………….2


B. Macam-Macam Azbabun Nuzul…………………………………………........3
C. Cara Mengetahui Azbabun Nuzul ……………………………………………..4

BAB III ………………………………………………………………………………………………..10

PENUTUP ………………………………………………………………………………..............10

A. Kesimpulan ………………………………………………………………...…………….10
B. Saran …………………………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………….11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan untuk member petunjuk kepada manusia
kearah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas
kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya.
Juga memberitahukanhal yang telahlalu, kejadian-kejadian yang sekarang
serta berita-berita yang akan datang.
Sebagian besar Qur’an pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum
ini, tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan
banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi diantara mereka peristiwa
khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah atau masih kabur bagi
mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui
hukum Islam mengenai hal itu. Maka Qur’an turun untuk peristiwa khusus
tadi atau untuk pertanyaan yang muncul itu. Hal itulah yang dinamakan
Asbabun Nuzul.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Asbabun Nuzul ?
2. Apa sajakah macam-macam Asbabun Nuzul ?
3. Bagaimana cara mengetahui Asbabun Nuzul ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Asbabun Nuzul.
2. Untuk mengetahui macam-macam AsbabunNuzul.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara Asbabun Nuzul

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbabun Nuzul


Menurut bahasa “Asbabun Nuzul” berarti turunnya ayat-ayat Al
Qur’an. Al Qur’an diturunkan Allah SWT kepada Muhammad SAW. Secara
berangsur-angsur dalam masa lebih kurang 23 tahun. Al-Qur’an diturunkan
untuk memperbaiki akidah, ibadah, akhlak, dan pergaulan manusia yang
sudah menyimpang dari kebenaran. Karena itu, dapat dikatakan bahwa
terjadinya penyimpangan dan kerusakan dalam tatanan kehidupan manusia
merupakan sebab turunnya Al-Qur’an. Definisi ini memberikan pengertian
bahwa sebab turun suatu ayat adakalanya berbentuk peristiwa dan
adakalanya berbentuk pertanyaan. Suatu ayat-ayat atau beberapa ayat
turun untuk menerangkan hal yang berhubungan dengan peristiwa
tertentu atau memberi jawaban terhadap pertanyaan tertentu.[1]
Para mufassir merumuskan definisi asbabun nuzul sebagai berikut:
a. Az-Zarqani
Pengertian Asbabun Nuzul adalah sesuatu bentuk telaah aau kajian
yang terjadi pada saat itu dan ada hubungan yang erat dengan diturunnya
ayat Al-Qur’an sebagai bentuk penjelasan hukum.
b. Ash-Shabuni
Definisi Asbabun Nuzul adalah peristiwa yang menjadikan
diturunkannya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan
peristiwa dan kejadian, baik hal tersebut berupa kejadian yang berkaiatan
dengan urusan Agama, ataupun pertanyaan yang diajukan kepada Nambi
Muhammad S.A.W.

2
c. Shubhi Shalih
Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab-musabab
diturunnya satu atau beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang terkadang
mampu mengisyaratkan peristiwa, seperti respons atasannya. Atau sebagai
penjelas terhadap adanya hukum-hukum peristiwa yang dialami.

d. Mana’ Al-Qthathan
Pengertian Asbabun Nuzul adalah perisitiwa-peristiwa yang
menjadikan atau menyebabkan diturunnya Al-Qur’an berkenaaan dengan
waktu peritiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa
pertanyaan yang diajukan kepada Nabi Muhammad S.A.W.
e. Siti Raihan
Pengertian Asbabun Nuzul Menurut Ahli ini mengetakan bahwa,
Asbabun Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang melatar belakangi
turunnya Ayat Al-Qur’an. Ayat Al-Qur’an tersebut dalam rangka menjawab,
menjelasakan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang tibul .

B. Macam-macam Asbabun Nuzul


Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun sebab an-nuzul dibagi
menjadi dua yaitu: Ta’addud Asbab Al-Nazil (Sebab turunnya lebih dari satu
dan ini persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok ayat yang
turun satu) dan Ta’addud Al-Nazil Asbab Wahid (ini persoalan yang
terkandung dalam ayat atau sekelompok ayat yang turun lebih dari satu
sedang sebab turunnya satu). Sebab turunnya ayat itu disebut Ta’addud
bila ditemukan dua riwayat yang berbeda atau lebih tentang sebab turun
suatu ayat atau sekelompok ayat tertentu. Dan sebaliknya, sebab turunnya

3
Ayat itu disebut wahid atau tunggal bila riwayatnya hanya satu.
Suatu ayat atau sekelompok ayat yang turun disebutTa’addud Al-Nazil, bila
inti persoalan yang terkandung dalam ayat yang turun sehubungan dengan
sebab tertentu lebih dari satu persoalan.

C. Cara mengetahui Asbabun Nuzul


Salah satu cara untuk mengetahui asbabun nuzul dengan mengetahui
secara periwayatannya dan mendengar dari generasi yang menyaksikan
langsung turunnya Al Qur’an yang mengetahui asbabun nuzul dan dapat
menjelaskan maksud-maksudnya.[5]
Pedoman dasar para ‘Ulama’ dalam mengetahui asbabun nuzul ialah
riwayat shahih yang berasal dari Rasulullah Saw, atau dari sahabat. Maka
sebab itu pemberitahuan dari seorang sahabat mengenai hal seperti ini bila
jelas, maka hal itu bukan sekedar pendapat (ra’y), tetapi ia mempunyai
hukum marfu’ (berdasarkan Rasulullah Saw).[6]
Bentuk redaksi yang menerangkan sebab nuzul itu terkadang berupa
pernyataan tegas mengenai sebab dan terkadang pula berupa pernyataan
yang hanya mengandung kemungkinan mengenainya. Bentuk pertama
adalah jika perawi mengatakan: “Sebab nuzul ayat ini adalah begini”, atau
menggunakan fa ta’ qibiyah (kira-kira seperti: maka, yang menunjukkan
urutan peristiwa), yang dirangkaikan dengan kata “Turunnya ayat”, sesudah
ia menyebutkan peristiwa atau pertanyaan. Bentuk kedua, yaitu redaksi
yang boleh jadi menerangkan sebab nuzul atau hanya sekedar menjelaskan
dengan hukum ayat adalah bila perawi mengatakan: nazalat hadzihil
aayaatu fii kadza: Ayat ini turun mengenai ”Yang dimaksud dengan
ungkapan (redaksi) ini terkadang sebab nuzul ayat dan terkadang pula
kandungan hukum ayat tersebut.

4
Contoh asbabun Nuzul
Asbab nuzul yang berupa perselisihan adalah peristiwa perselisihan
atau permusuhan yang terjadi antara kelompok sekelompok orang dari
Kabilah Aus dengan beberapa orang dari Kabilah khazraj, yang dipicu oleh
provokasi yang dilakukan orang Yahudi, sehingga mereka semua
mengucapkan kata-kata “perang! Perang!”. Kemudian turunlah ayat yang
berkaitan dengan peristiwa ini,
‫يا يها الذين ءامنوا ان تطيعوا فريقا من الذين اوتواالكتب يردوكم بعد ايمنكم كفرين‬
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-
orang yang diberi Alkitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu
menjadi menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 100).
Asbab nuzul yang berupa teguran Allah kepada Nabi. Seperti dalam
sebuah riwayat yang menceritakan beberapa orang Quraisy yang bertanya
kepada Nabi Muhammad Saw. Tentang roh, kisah Ashhab Al-kahfi (para
penghuni gua) dan kisah Dzu Al-Qarnain. Lalu Beliau menjawab: “Datanglah
besok pagi kepadaku. Aku akan ceritakan.” Beliau tidak mengucapkan ‘insya
Allah’ (jika Allah manghendaki). Keesokan harinya, wahyu terlambat datang
untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi Muhammad Saw. Tidak
dapat menjawabnya. Setelah sekian lama menunggu penjelasan dari Allah
Swt. Melalui wahyu, turunya ayat:
‫والتقولن لشاىء انى فا عل ذالك غدا االان يشاءاللهج وذكرربك اذانسيت وق ل عس ى ان يه دين ربي الق رب‬
‫من هىذارشدا‬
“Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu:
‘sesungguhnya aku akan mengerjakan Ini besok pagi, kecuali (dengan
menyebut): “insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa
dan katakanlah: “mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk
kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.” (QS. Al-Kahfi: 23-24)
[7]

5
Lafal permulaan ayat pertama surat al-Anfāl menunjukkan dengan
jelas bahwa firman itu diturunkan kepada Nabi untuk memberi petunjuk
kepada beliau mengenai perkara yang ditanyakan orang tentang bagaimana
membagi harta rampasan perang.
Contoh Asbabun Nuzul di Surat Al-Masad (Tabbat), adalah jelas turun
dalam kaitannya dengan pengalaman Nabi yang menyangkut seorang tokoh
kafir Quraisy, paman Nabi sendiri, yang bernama atau dipanggil Abu Lahab,
beserta istrinya. Demikian juga, dari lafal dan konteksnya masing-masing
dapat diketahui dengan jelas sebab-sebab turunnya surat ‘Abasa al-Tahim,
ayat tentang perubahan bentuk rembulan (al-ahillah) dalam surat al-
Baqarah/2:189, dan lain sebagainya.
Contoh asbabun nuzul dalam bentuk peristiwa yaitu berupa
pertengkaran. Peristiwa berupa pertengkaran, seperti adanya perselisihan
dari suku Aus dan segolongan dari suku Khasraj. Adanya peristiwa tersebut
menyebabkan turunnya ayat Alquran surat Ali-imran ayat 100. Ada pun arti
dari surat Ali-imran ayat 100 yaitu:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari
orang-orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan
kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman”.(QS.Ali’Imran: 100).
Contoh asbabun nuzul dalam bentuk peristiwa selanjutnya yaitu
berupa kesalahan yang serius. Peristiwa berupa kesalahan, seperti peristiwa
seseorang yang mengimami sholat sedang dalam keadaan mabuk sehingga
salah membaca surah Al Kafirun. Dari peristiwa tersebut maka
menyebabkan turunnya ayat Alquran surat An-Nisa’ ayat 43.
Ada pun arti dari surat An-Nisa’ ayat 43, yaitu:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghampiri sholat
sedang kamu dalam keadaan mabuk sehingga kamu mengerti apa yang
kamu ucapkan…” (QS.An-Nisa’: 43).

6
Contoh Asbabun Nuzul dalam Bentuk Pertanyaan
Pertanyaan yang berhubungan dengan masa lalu. Salah satu pertanyaannya
yaitu tentang Zulkarnain. Dari pertanyaan tersebut, maka turunlah ayat
Alquran surat Al Kahfi ayat 83. Ada pun arti dari surat Al Kahfi ayat 83 yaitu:
“Mereka akan bertanya kepadamu Muhammad tentang Zulkarnain,
Katakanlah: “Aku akan bacakan cerita tentangnya”. (QS. Al Kahfi:83)
Pertanyaan selanjutnya yaitu hal yang berhubungan dengan kejadian pada
saat itu. Salah satu pertanyaannya yaitu tentang ruh. Dari pertanyaan
tersebut, maka turunlah ayat Alquran surat Al Isra’ ayat 85. Ada pun arti
dari surat Al Isra’ ayat 85 yaitu:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, Katakanlah "Ruh itu
termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberikan pengetahuan
melainkan sedikit”. (QS. Al-Isra’:85)
Lafal permulaan ayat pertama surat al-Anfāl menunjukkan dengan
jelas bahwa firman itu diturunkan kepada Nabi untuk memberi petunjuk
kepada beliau mengenai perkara yang ditanyakan orang tentang bagaimana
membagi harta rampasan perang.
Contoh Asbabun Nuzul di Surat Al-Masad (Tabbat), adalah jelas turun
dalam kaitannya dengan pengalaman Nabi yang menyangkut seorang tokoh
kafir Quraisy, paman Nabi sendiri, yang bernama atau dipanggil Abu Lahab,
beserta istrinya. Demikian juga, dari lafal dan konteksnya masing-masing
dapat diketahui dengan jelas sebab-sebab turunnya surat ‘Abasa al-Tahim,
ayat tentang perubahan bentuk rembulan (al-ahillah) dalam surat al-
Baqarah/2:189, dan lain sebagainya.
Terdapat berbagai arti dan contoh asbabun nuzul, di antara seperti
ayat yang telah disebutkan di atas. Asbabun nuzul tentu bisa memberikan
banyak manfaat bagi umat Muslim. Salah satu manfaat mengetahui
asbabun nuzul yaitu dapat mengetahui hikmah rahasia yang terkandung
dalam pengsyari’atan hukum dalam ayat Alquran.

7
Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul
Ibnu Taimiyah mengatakan, mengetahui sebab-sebab turunnya ayat
Alquran dapat menolong seseorang dalam memahami makna ayat
tersebut. Seperti diketahui, dulu banyak ulama yang kesulitan dalam
menafsirkan ayat Alquran karena mereka tidak mengetahui latar
belakangnya. Namun, setelah mendapatkan keterangan mengenai latar
belakang turunnya ayat itu, mereka pun semakin mudah menjelaskan dan
memahaminya.
Menurut Syekh Muhammad Husain Ath-Thabathaba'i dalam kitabnya
Al-Qur'an fi Al-Islam, mempelajari ilmu-ilmu sebab turunnya ayat (Asbab
An-Nuzul) itu sangat penting dalam mempermudah seseorang dalam
mengetahui ayat dan memahami makna serta kandungan yang ada di
dalam Alquran, serta rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya.
Menurut Ibnu Abbas RA—salah seorang sahabat dan mufasir hebat
awal permulaan Islam—mengetahui sebab-sebab turunnya ayat-ayat
Alquran itu, memudahkan seseorang dalam menelusuri riwayat peristiwa
dan sejarah terdahulu yang terjadi di zaman Rasul SAW.
Ibnu Daqiqi al-Ied (w 702 H) menjelaskan, mengetahui sebab
turunnya suatu ayat merupakan jalan yang paling tepat dalam memahami
makna-makna (maksud) Alquran.
Dari keterangan tersebut di atas, para ulama menjelaskan, sedikitnya
ada empat hal yang menjadi faedah atau manfaat mempelajari Asbab an-
Nuzul itu. Pertama, membantu seseorang dalam memahami kandungan
ayat dan menghindarkan kesulitan yang ada di dalam ayat. Kedua,
memberikan pemahaman yang tepat bahwa hukum yang dibawa oleh ayat
itu adalah khusus untuk memberi penyelesaian peristiwa atau pertanyaan
yang menjadi sebab turunnya ayat tersebut. Ketiga, membantu
memudahkan penghafalan dan pemahaman serta melekatkan ayat-ayat
yang bersangkutan dalam hati orang-orang yang mendengarnya, bila ayat-
ayat itu dibacakan. Keempat, dapat mengetahui hikmah (ilmu) Allah dengan
yakin
8
mengenai segala hal yang disyariatkan melalui ayat-ayat yang
diturunkannya. (RS Abdul Aziz, Tafsir Ilmu Tafsir, 1991).
Dapat membantu dalam memahami ayat-ayat Alquran, dan
menghilangkan keraguan tentangnya. Asbabun Nuzul sangat bermanfaat
bagi orang mukmin dan yang bukan mukmin. Adapun bagi orang mukmin
akan semakin kuat keimanannya dan jelas baginya hikmah disyari’atkannya
suatu hukum oleh Allah SWT. Sedangkan bagi yang bukan mukmin dapat
mengetahui lewat Asbabun Nuzul ini, bahwa syari’at Islam itu
sesungguhnya mendatangkan manfaat dan menolak kemudharatan bagi
pemeluknya.
Dapat memudahkan dalam memahami Alquran serta menguatkan
ingatan terhadap hukum dari suatu ayat, dengan karena mengetahui sebab
dan akibatnya, kapan dan kepada siapa ayat tersebut diturunkan, dan
sebagainya.

Urgensi Asbabun Nuzul


a. Mengetahui hikmah diundangkanya suatu hukum dan
perhatian syara’ terhadap kepentingan umum dalam menghadapi segala
peristiwa, karena sayangnya kepada umat.
b. Mengkhususkan (membatasi) hukum yang diturunkan dengan
sebab yang terjadi, bila hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum.
c. Apabila lafal yang diturunkan itu lafal yang umum dan terdapat
dalil atas pengkhususannya, maka pengetahuan mengenai asbabun nuzul
membatasi pengkhususan itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab.
d. Mengetahui sebab nuzul adalah cara terbaik untuk memahami
makna Qur’an dan menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-
ayat yang tidak dapat ditafsirkan tanpa mengetahui sebab nuzulnya.
9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asbabun nuzul adalah sesuatu hal yang dikarenanya Qur’an
diturunkan untuk menerangkan status (hukum)nya, pada masa hal itu
terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan. Ilmu asbabun nuzul
yang sangat besar pengarunya dalam memahami makna ayat-ayat Al-
Qur’an yang mulia. Selain itu, dengan adanya asbabun nuzul dapat
mempermudah kaidah hukum yang belum jelas dalam Al-Qur’an sehingga
mudah untuk dipahami.
B. SARAN
Dengan disusunnya makalah Ulumul Qur’an tentang Asbabun Nuzul
ini, penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian Ulumul
Qur’an, untuk mengetahui lebih jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap
tentang pembahasan Asbabun Nuzul, pembaca dapat membaca dan
mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang, karena penulisanya
membahas garis besarnya saja tentang ulumul quran dan hanya membahas
lebih dalam tentang asbabun nuzul.
Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari sempurna, sehingga keritik dan saran yang membangun untuk
penulisan makalah-makalah selanjutnya sangat diharapkan.
10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hasni, Muhammad bin Alawi A, 1999, Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Bandung: Pustaka


Setia.
Hasbi, ash-Shiddieqiy M, 1987, Ilmu-ilmu Al-Qu’an, Semarang: Pustaka Rizki Putra.
___________, 2002, Ilmu Al-Qur’an Tafsir, Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Setiyawan, Andik, 2010, Tafsir, Mojokerto: Mutiara Ilmu.
Syadali, Ahmad, 2000, Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia.
Qathan, Khalil M, 2013, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa.
[1]Ahmad Syadali, Ulumul Quran (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 89.
[2]Andik Setiyawan, TAFSIR (Mojokerto: CV. Mutiara Ilmu Mojosari, 2010), 60.
[3]Muhammad bin Alwii Al Maliki Al Hasni, Ilmu-ilmu Al-Qur’an (Bandung:
CV.Pustaka Setia, 1999), 30.
[4]Ahmad Syadali, Ulumul Quran (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 91.
[5]Ibid., 101.
[6]Mana’ Khalil Al-Qathan, Study Ilmu-ilmu Al Qur’an (Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa, 2013), 107.
[7]Forum Karya Ilmiah Purna Raden, Al-Qur’an Kita, (Kediri: Lirboyo Press, 2011),
113.
11

Anda mungkin juga menyukai