Anda di halaman 1dari 14

ASBAB AL-NUZUL QUR'AN

DOSEN PENGAMPU:

ANI MARLINA, M. Pd

KELOMPOK 3

DISUSUN OLEH:

1. RICKO SUKANDI (2220202168)


2. ALFIYA HASANA (2220202181)
3. UMMUL PADLAH (2220202171)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan
makalah mata kuliah Ulumul Quran ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan menuju jalan terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini. Dan semoga
kita semua senantiasa selalu menjadi pengikut-Nya setia hingga akhir zaman kelak.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Asbab Al-Nuzul
Qur'an. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan
pengetahuan kita jadi lebih luas lagi mengenai Asbab Al-Nuzul Qur'an. Kami
menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Ani Marlia, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Quran. Atas perhatian
serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................................ iii

BAB I....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

1. Definisi Asbabun Nuzul ...................................................................................... 3

2. Ungkapkan-Ungkapan yang Digunakan Asbab Al-Nuzul .................................. 5

3. Proses Turunnya Al-Quran .................................................................................. 6

4. Urgensi dan Kegunaan Asbab Al-Nuzul ............................................................. 8

BAB III ................................................................................................................. 10

PENUTUP ............................................................................................................ 10

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang Allah SWT mukjizatkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Al-Quran ini terdiri atas 30 juz, 114 surat dan 6666 ayat.
Menurut Al-Ja’bari Al-Quran itu di turunkan dalam dua cara: Pertama, diturunkan
sebagai permulaan tanpa didahului suatu peristiwa atau pertanyaan. Kedua,
diturunkannya seiring terjadinya suatu peristiwa atau munculnya sebuah pertanyaan
(Asbabun Nuzul). Bagaimanapun juga sangat penting mempelajari Asbabun Nuzul
karena dengan mempelajari dan memahaminya, kita akan lebih mudah memahami
sekaligus menempatkan pemahamannya kepada posisi yang benar serta lebih
memperkuat iman dan taqwa kepada Allah SWT.

Al Wahidi berkata: “Tidak mungkin mengetahui penafsiran ayat Al-Quar’an tanpa


mengetahui kisahnya dan sebab turunnya”. Ibnu Daqiq al-‘Id mengatakan:” penjelasan
Asbabun Nuzul merupakan jalan yang kuat dalam memahami makna Al-Quran”.

Dalam tulisan singkat ini akan sedikit membahas tentang hal-hal yang berkaitan
dengan asbab-an-nuzul, mulai dari pengertian, . Namun, kesempurnaan makalah ini
kami sadari masih sangatlah jauh, sehingga mungkin bagi kita untuk terus belajar dan
mendalaminya di lain waktu.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian asbabun nuzul baik menurut bahasa, istilah serta para ulama?

2. Bagaimana ungkapkan-ungkapan yang digunakan asbab al-nuzul?

3. Bagaimana proses turunnya al-quran?

4. Bagaimana urgensi dan kegunaan asbab al-nuzul?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian asbabun nuzul baik menurut bahasa, istilah serta para
ulama

2. Untuk mengetahui ungkapkan-ungkapan yang digunakan asbab al-nuzul

3. Untuk mengetahui proses turunnya al-quran

4. Untuk mengetahui urgensi dan kegunaan asbab al-nuzul

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Asbabun Nuzul

Ungkapan "Asbabun Nuzul" merupakan bentuk idhofah dari kata “asbab" dan
"nuzul". Secara bahasa "asbab" merupakan bentuk plural dari "sabab" yang secara
etimologis berarti sebab, alasan, illat (dasar logis), perantaraan, wasilah, pendorong
(motivasi), tali kehidupan, persahabatan, hubungan kekeluargaan, kerabat, asal, sumber
dan jalan. Yang dimaksud "nuzul" di isini ialah penurunan Alquran dari Allah swt.
kepada Nabi saw. melalui perantaraan Malaikat Jibril as. Maka, bisa diambil
kesimpulan bahwa asbabun Nuzul menurut etimologi ialah sebab-sebab penurunan
1
Alquran.

Secara bahasa, asbab al-nuzûl dapat diartikan sebagai sebab-sebab turunnya suatu
ayat. Shubhi al-Shâlih mendefinisikan asbab al-nuzûl sebagai sesuatu yang menjadi
sebab turunnya suatu ayat atau beberapa ayat, atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab
turunnya ayat sebagai jawaban, atau sebagai penjelasan yang diturunkan pada waktu
terjadi- nya suatu peristiwa.

Adapun Qaththân mendefinisikan asbab al-nuzûl sebagai "sesuatu hal yang


karenanya Al-Qur'an diturunkan untuk menerangkan status hukum, pada masa hal
terjadi, baik berupa peristiwa atau suatu pertanyaan. "Jadi, latar belakang yang
melingkungi dan menjadi penyebab Allah SWT menurunkan suatu wahyu kepada Nabi
2
Muhammad SAW.

1
Muhammad Amin Suma, Ulumul Quran, (cet. I; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), hal. 204.
2
Shubhi al-Shalih, Mabahits Fi 'Ulum Al- Qur'an, (Beirut: Dar al-'Ilm al-Malayin, 1985), hal. 160.

3
Asbabun Nuzul secara istilah memiliki banyak pengertian seperti yang
dikemukakan oleh beberapa ulama, diantaranya:

1. Menurut Az Zarqani:

"Asbabun Nuzul" adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada hubungannya
dengan turunnya ayat Alquran sebagai penjelas hukum pada saat peristuwa itu terjadi."

2. Menurut Ash Shabuni:

"Asbabun Nuzul" adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau
beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik
berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi saw. atau kejadian yang berkaitan dengan
urusan agama."

3. Menurut Subhi Shalih:

"Asbabun Nuzul" adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat
Alquran terkadang menyiratkan peristiwa itu, sebagai respons atasnya. Atau sebagai
penjelas terhadap hukum-hukum di saat peristiwa itu terjadi."

4. Menurut Manna Al Qaththan:

"Asbabun Nuzul" adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Alquran


berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa
pertanyaan yang diajukan kepada Nabi saw." Dari beberapa pendapat tentang Asbabun
Nuzul di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa, Asbabun Nuzul menurut terminologi
ialah suatu kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya sebuah ayat atau
3
beberapa ayat Alquran.

3
Rosihon Anwar, Ulum Alquran, (Cet.v; Bandung: Pustaka Setia, 2013), hal. 60.

4
2. Ungkapan-ungkapan yang Digunakan Asbab al-Nuzul

Terdapat beberapa bentuk redaksi dari asbáb al-nuzul. Bentuk redaksi yang
menerangkan sebab nuzul itu terkadang berupa pernyataan tegas mengenai sebab, dan
terkadang pula berupa pernyataan yang mengandung kemungkinan mengenainya.
Bentuk redaksi yang tegas, umpamanya, seorang perawi mengatakan "sebab nuzul ayat
ini adalah begini," atau menggunakan fa ta'qibiyah yang kira-kira bermakna "maka"
yang menunjukkan urutan peristiwa yang dirangkaikan dengan turunnya ayat, sesudah
ia menyebutkan peristiwa atau pertanyaan. Atau, misalnya, Rasulullah ditanya tentang
suatu masalah, begini, maka turunlah ayat ini. Dengan demikian, kedua bentuk contoh
di atas merupakan pernyataan yang jelas dan tegas.

Contoh pernyataan tegas berkaitan dengan turunnya suatu ayat ialah apa yang
diriwayatkan oleh Ibn 'Umar, berkata:

‫انزلت(نساءكم حرث لكم) اﻻية في اتيان انساء‬

“Turunnya ayat (istri-istri kamu adalah ibarat tanah tempat kamu bercocok tanam),
berkaitan dengan masalah menggauli istri dari belakang.”

Bentuk kedua yaitu redaksi yang boleh jadi menerangkan sebab nuzul atau hanya
sekadar menjelaskan kandungan hukum ayat, yaitu apabila perawi mengatakan ‫في كذا‬
‫( نزلت ھذه اﻻية‬ayat ini turun mengenai ini). Yang dimaksud dengan ungkapan ini
terkadang sebab nuzul ayat dan terkadang pula kandungan hukum ayat tersebut.
Demikian pula apabila seorang aku ‫كذا‬ ‫ احسب ھذه اﻻية نزلت في‬sebagai perawi
mengatakan mengira ayat ini turun mengenai soal ini dan itu." atau aku tidak mengira
ayat ini turun kecuali mengenal hal begini." Dengan demikian, sang perawi tidak
merasa pasti benar, dan tidak memastikan asbab al-Nuzul ayat.

Contohnya, apa yang diriwayatkan oleh 'Abd Allah bin Zubair, bahwa Zubair
mengajukan gugatan kepada seorang laki-laki dari kaum Anshar-yang pernah ikut
dalam Perang Badar di hadapan Rasulullah SAW tentang saluran air yang mengalir dari
tempat tinggi. Keduanya mengairi kebun kurma masing-masing. Lalu Rasulullah

5
berkata, "Airkanlah kebunmu Zubair, kemudian biarkan air itu mengalir ke kebun
tetangga mu." Orang Anshar itu marah kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai
Rasulullah, apa sudah waktunya anak bibimu itu berbuat demikian?" Wajah Rasulullah
menjadi merah. Kemudian ia berkata, "airi kebunmu Zubair, kemudian tahan- lah air itu
hingga memenuhi pematang, lalu biarkan ia meng- alir ke kebun tetanggamu.

Rasulullah SAW dengan keputusan ini telah memenuhi hak-hak Zubair. Padahal,
sebelum itu ia mengisyaratkan kepu- tusan yang memberikan kelonggaran kepadanya
dan kepada orang Anshar. Sebenarnya, ia telah memberikan hak kepada Zubair
sewajarnya. Lalu Zubair berkata, "Aku tidak mengira ayat berikut ini turun mengenai
persoalan di atas; "maka demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan.

Ibn Taymiyah mengatakan, "ucapan mereka bahwa ayat ini turun mengenai urusan
ini, terkadang dimaksudkan se- bagai penjelas mengenai sebab nuzul, dan terkadang
dimak- sudkan bahwa urusan itu termasuk ke dalam cakupan ayat walaupun tidak ada
4
sebab nuzul-nya.

3. Proses Turunnya Al-Quran

Perbedaan kitab Al-Quran dipandang dari aspek proses penurunannya sangat jauh
berbeda dengan kitab-kitab wahyu lainnya. Sehingga karena alasan perbedaan tersebut,
sikap meragukan sumber munculnya teks wajar ketika dipertanyakan oleh orang-orang
kafir. Dalam Al-Quran Allah mengabadikan pertanyaan mereka;

ً ‫ان ُج ْملَ ًة َٰ َو ِح َد ة ً ۚ كَ َٰذَ ِلكَ ِلنُث َ ِبتَ ِبِۦه فُ َؤا َدكَ ۖ َو ََتَّلْ َٰنَهُ ت َ ْر ِت‬
ً‫ي‬ ُ ‫علَيْ ِه ٱلْقُ ْر َء‬ ۟ ‫َوقَا َل ٱلَّ ِذينَ كَفَ ُر‬
َ ‫وا لَ ْو َﻻ نُ ِز َل‬

4
Manna Al Qaththan, Mabahits Fii Ulum Al-Qur'an (2000), hal. 120-122.

6
Terjemahnya:

“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan


kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan
kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).” (QS. Al-Furqan: 32)

Menurut Manna’ al-Qaththan, terdapat dua mazhab pokok di kalangan para ulama di
seputar pemahaman tentang proses turunnya Al-Quran, yaitu:
1.) Pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah ulama, bahwa yang dimaksud dengan turunnya
Al-Quran ialah turunnya Al-Quran secara sekaligus ke Baitul ’Izzah di langit dunia
untuk menunjukkan kepada para malaikatnya bahwa betapa besar masalah ini,
selanjutnya Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. secara bertahap
selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang mengiringinya
sejak beliau diutus sampai wafatnya. Pendapat ini didasarkan pada riwayat-riwayat dari
Ibnu Abbas. Antara lain:

"Al-Quran diturunkan sekaligus ke langit dunia pada lailah al-qadr. Kemudian setelah
itu, ia diturunkan selama dua puluh tahun"

"Al-Quran itu dipisahkan dari al-zikr, lalu diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia.
Maka Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi SAW."

"Al-Quran diturunkan pada lailah al-qadr pada bulan Ramadhan ke langit dunia
sekaligus, lalu ia diturunkan secara berangsur-angsur."

2.) Pendapat yang disandarkan pada al-Sya'bi bahwa permulaan turunnya Al-Quran
dimulai pada lailah al-qadr di bulan Ramadhan, malam yang diberkahi. Sesudah itu
turun secara bertahap sesuai dengan peristiwa yang mengiringinya selama kurang lebih

7
dua puluh tiga tahun. Dengan demikian, Al-Quran hanya memiliki satu macam cara
5
turun, yaitu turun secara bertahap kepada Rasulullah SAW.

4. Urgensi dan Kegunaan Asbáb al-Nuzul

Mengetahui latar belakang suatu masalah sangat penting dalam memahami


sesuatu. Sering kali orang terjebak pada suatu kesalahan fatal hanya karena tidak
mengetahui apa latar belakang yang mendasari suatu kejadian. Terlebih lagi bag seorang
mufasir yang ingin memahami suatu ayat dari Al Qur'an. Karenanya, mengetahui asbáb
al-nuzul adalah suatu keharusan bagi siapa saja yang hendak mengerti isi kandung an
suatu ayat. Ada beberapa hikmah dan kegunaan mengeta- hui asbab al-nuzûl suatu ayat.
Qaththân, misalnya, merangkumkan pentingnya mengetahui asbab al-nuzûl di
antaranya:

1. Mengetahui hikmah diundangkannya suatu hukum dan perhatian syara' terhadap


kepentingan umum dalam menghadapi suatu peristiwa.

2. Dapat membatasi hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi, apabila
hukum itu dinyatakan dalam bentuk pernyataan umum. Ini bagi mereka yang
berpedoman bahwa yang menjadi pegangan adalah sebab yang khusus dan bukannya
lafaz umum.

3. Apabila lafaz yang diturunkan berbentuk umum dan terdapat dalil atas
pengkhususannya, maka pengetahuan mengenai asbab al-nuzûl membatasi
pengkhususan itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab.

5
Rifat Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan, Pengantar Ilmu Tafsir (Cet. II Jakarta: PT Bulan Bintang,
1992), hal. 65-67.

8
4. Mengetahui asbab al-nuzûl adalah cara terbaik untuk memahami makna Al-
Qur'an dan menyingkap makna yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak dapat
ditafsirkan tanpa mengetahui asbab al-nuzul-nya.

5. Sebab nuzul menerangkan kepada siapa ayat itu ditujukan sehingga tidak serta-
merta dapat ditujukan kepada orang lain.

Di samping kegunaan seperti yang disebutkan, manfaat lain dari sebab nuzul ayat
sangat besar bagi dunia pendidikan. Misalnya, sebagai pengantar dalam memulai
pelajaran, siswa pada umumnya senang pada suatu cerita atau kisah suatu peristiwa.
Dengan demikian, pelajaran akan mudah ditangkap dan lebih berkesan. Dengan kisah
yang menarik, akan dapat menimbulkan minat di hati siswa, dan pada gilirannya me-
6
nimbulkan minat mempelajari ayat-ayat Al-Qur'an.

6
Amroeni Drajat, Ulumul Qur'an (Cet. II; Prenadamedia Group, 2018), hal. 52-53.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Asbab An-Nuzul
adalah sebab turunnya Al-Qur'an dalam rangka memperjelas dan memahami isinya. Jadi
kita sebagai muslim yang meyakini keberadaan Al-Qur'an sebgai pedoman hidup kita
dan sekaligus kitab suci kita, hendaknya dalam memahami belajar Al-Qur'an tidak
hanya segi bahasa saja tapi harus segi historisnya agar tidak terjadi misunderstanding
atau kesalahpahaman yang dapat merusak kesucian atau kebenaran pesan-pesan Al-
Qur'an itu sendiri. Itulah gunanya mempelajari Asbab na-Nuzul ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Suwa, Muhammad Amin. 2013. Ulumul Quran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Al-Salih, Shubhi. 1985. Mabahits Fi 'Ulum Al- Qur'an: Beirut: Dar al-'Ilm al-Malayin.

Anwar, Rosihon. 2013. Ulum Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia.

Al Qaththan, Manna Khalil. 2000. Mabahits Fii Ulum Al-Qur'an.

Nawawi Rifat Syauqi, Hasan M. Ali. 1992. Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta: PT Bulan

Bintang.

Drajat, Amroeni. 2018. Ulumul Qur'an. Prenadamedia Group. (dp)

11

Anda mungkin juga menyukai