Anda di halaman 1dari 13

ASBABUN NUZUL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Al-Qur’an

Yang di ampu oleh Drs.H Zainul Hasan, M.Ag.

Kelempok II

MUKHTAR (22381011148)
SHOFRIYAN RENDIAJI (22380111149)
GILANG CATUR JANUAR (22381011151)
ZAINOR RAHMAN (22381011154)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena telah
melimpahkan Rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan dan juga pengetahuan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW. Yang akan kita ikuti sunnah risalahnya, kita teruskan perjuangannya, dan
kita nantikan syafa’atnya kelak di yaumul qiyamah, Amin Ya rabbal ‘alamin

Terima kasih untuk teman-teman dan dosen pengampu mata kuliah Ulumul Al-
Qur’an yang diampu oleh yang mulia Drs.H Zainul Hasan, M.Ag dengan sabar mengoreksi
makalah yang belum sempurna ini.

Saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadi tambahan ilmu
pengetahuan bagi para pembaca. Namun terlepas dari itu saya harap kritik serta saran yang
bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini yang sejatinya belum bisa dikatakan
sempurna dan untuk lebih baik menciptakan makalah-makalah selanjutnya.

Terimakasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pamekasan, 08 September 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

A. Pengertian Asbabun Nuzul.............................................................3


B. Macam-macam Asbabun Nuzul.....................................................4
C. Ungkapan Redaksi Asbabun Nuzul................................................7
D. Manfaat Mempelajari Asbabun Nuzul............................................11

BAB III PENUTUP.........................................................................................14

A. Kesimpulan ....................................................................................14
B. Saran...............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asbābun Nuzūl (bahasa Arab: ‫اسباب النزول‬, sebab-sebab turunnya (suatu ayat))


adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab
suatu atau beberapa ayat al-Qur'an diturunkan. Pada umumnya, Asbabun Nuzul
memudahkan para Mufassir untuk menemukan tafsir dan pemahaman suatu ayat dari
balik kisah diturunkannya ayat itu. Selain itu, ada juga yang memahami ilmu ini untuk
menetapkan hukum dari hikmah di balik kisah diturunkannya suatu ayat. [1] Ibnu
Taimiyyah mengemukakan bahwa mengetahui Asbabun Nuzul suatu ayat dapat
membantu Mufassir memahami makna ayat. Pengetahuan tentang Asbabun Nuzul
suatu ayat dapat memberikan dasar yang kukuh untuk menyelami makna suatu ayat
Al-Qur’an.
Al-Quran bukanlah merupakan sebuah "buku" dalam pengertian umum, karena
ia tidak pernah diformulasikan, tetapi diwahyukan secara berangsur-angsur kepada
Nabi Muhammad SAW sejauh situasi-situasi menuntutnya. Al-Quran pun sangat
menyadari kenyataan ini sebagai suatu yang akan menimbulkan keusilan di kalangan
pembantahnya (QS. Al-Furqan [251: 32). Seperti yang diyakini sampai sekarang,
pewahyuan Al-Quran secara total dalam sekali waktu secara sekaligus adalah sesuatu
yang tidak mungkin, karena pada kenyataannya AlQuran diturunkan sebagai petunjuk
bagi kaum muslimin secara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
yang timbul.
Sebagian tugas untuk memahami pesan dari Al-Quran sebagai suatu kesatuan
adalah mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya. Latar belakang yang paling
dekat adaiah kegiatan dan perjuangan Nabi yang berlangsung selama dua puluh tiga
tahun di bawah bimbingan terhadap perjuangan Nabi Yang secara keseluruhan sudah
terpapar dalam sunnahnya, kita perlu memahaminya dalam konteks perspektif Arab
pada masa awal penyebaran Islam, karena aktivitas Nabi berada di dalamnya. Oleh
karena itu, adat-istiadat, lembaga-lembaga serta pandangan hidup bangsa Arab pada
umumnya menjadi esensial diketahui dalam rangka memahami konteks aktivitas Nabi.
Secara khusus, situasi Makkah pra Islam perlu dipahami terlebih dahulu secara
mendalam. Tanpa memahami masalah ini, pesan Al-Quran sebagai suatu kebutuhan
tidak akan dapat dipahami. Orang akan salah menangkap pesan-pesan Al-Quran
secara utuh, jika hanya memahami bahasanya saja, tanpa memahami konteks
historisnya. Agar dipahami secara utuh, Al-Quran harus dicerna dalam konteks
perjuangan Nabi dan latar belakang perjuangannya. Oleh sebab itu, hampir semua
literatur yang berkenaan dengan Al-Quran menekankan pentingnya asbab annuzul
(alasan pewahyuan).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Asbabun Nuzul ?
2. Apa saja macam-macam Asbabun Nuzul ?
3. Apa saja ungkapan yang menunjukkan Asbabun Nuzul ?
4. Apa manfaat dari mempelajari Asbabun Nuzul ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Asbabun Nuzul.
2. Untuk mengetahui macam-macam Asbabun Nuzul.
3. Untuk mengetahui ungkapan yang menunjukkan Asbabun Nuzul.
4. Untuk mengetahui manfaat dari mempelajari Asbabun Nuzul.
BAB II
PEMBAHASAN

 Pengertian Asbabun Nuzul


Sabab an-Nuzul secara bahasa berarti sebab turunnya surat/ ayat-ayat al-
Qur’an. Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada Muhammad SAW secara
berangsur-angsur dalam masa lebih kurang 23 tahun. Al-Qur’an di turunkan untuk
memperbaiki akhidah, ibadah, akhlak, dan pergaulan manusia yang sudah
menyimpang dari kebenaran. Karena itu, dapat di katakan bahwa terjadinya
penyimpangan dan kerusakan dalam tata susila kehidupan manusia merupkan sebab
turunnya al-Qur’an. Ini adalah sebab umum bagi turunnya Al-Qur’an. Shubhi Al-
Shalih memberikan defenisi sebab an-Nuzul yang artinya:

Sesuatu yang dengan sebabnya turun suatu ayat atau beberapa ayat yang
mengandung sebab itu, atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab
tersebut.

Defenisi ini memberikan pengertian bahwa sebab turunnya suatu ayat


adakalanya berbentuk peristiwa dan adakalanya ber bentuk pertanyaan. Suatu ayat
atau beberapa ayat turun untuk menerangkan hal yang berhubungan dengan peristiwa
tertentu atau memberi jawaban terhadap pernyataan tertentu.

Ahli Tafsir mengemukakan pendapat tentang Asbab an-Nuzul dalam tiga


definisi:

1. Suatu peristiwa yang terjadi menjadi menjelang turunnya ayat.


2. Peristiwa-peristiwa pada masa ayat Al-Qur’an itu di turunkan (yaitu dalam waktu
23 tahun), baik peristiwa itu terjadi sebelum atau sesudah ayat itu diturunkan.

3. Peristiwa yang dicakup oleh suatu ayat, baik pada waktu 23 tahun itu maupun yang
terjadi sebelumnya atau sesudahnya. Ini sesuai dengan defenisi yang di kemukakan
oleh Subhi al-Sholeh sebagaimana disebutkan di atas.

Pengertian ke tiga ini memberikan indikasi bahwa sebab turunnya suatu ayat
adakalanya berbentuk peristiwa dan adakalanya berbentuk pertanyaan.3 Bentuk-
bentuk peristiwa yang melatar belakangi turunnya al-Qur’an sangat beragam
diantaranya:

a. Konflik sosial, seperti ketegangan yang terjadi antara suku Aus dan suku Khazrah.

b. Kesalahan besar, seperti kasus salah seorang sahabat yang mengimami shalat dalam
keadaan mabuk yang menyebabkan kekeliruan di dalam membaca ayat.

a. Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang sahabat kepada Nabi,
baik berkaitan dengan sesuatu yang telah lewat, sedang, atau yang akan terjadi.

 Macam-macam Asbabun Nuzul


Macam-macam Asbabun Nuzul dan Contohnya :
Berdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dibagi menjadi 2
macam. Sebagai berikut:

1. Ta'addud Al-Ashbab Wa Al-Nazil Wahid


Ta'addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah beberapa sebab yang hanya
melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Dalam hal ini, turunnya wahyu
bertujuan untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab. Contohnya dalam
surat Al Ikhlas ayat 1-4:

َّ ‫ هّٰللَا ُ ال‬١ - ‫قُلْ هُ َو هّٰللا ُ اَ َح ۚ ٌد‬


٤ - ࣖ ‫ َولَ ْم يَ ُك ْن لَّهٗ ُكفُ ًوا اَ َح ٌد‬٣ - ‫ لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُوْ لَ ۙ ْد‬٢ - ‫ص َم ۚ ُد‬
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat
meminta segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan
tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
Ayat-ayat tersebut diturunkan sebagai tanggapan terhadap orang-orang musyrik
Mekkah sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah. Ayat tersebut juga
diturunkan kepada kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah Rasulullah
SAW hijrah.

2. Ta'adud An-Nazil Wa Al-Asbab Wahid


Ta'adud an-nazil wa al-asbab wahid adalah satu sebab yang melatarbelakangi
beberapa ayat. Contohnya terdapat pada surat Ad-Dukhan ayat 10,15, dan 16.
Allah SWT berfirman:

١٠ - ‫فَارْ تَقِبْ يَوْ َم تَْأتِى ال َّس َم ۤا ُء بِ ُدخَا ٍن ُّمبِ ْي ٍن‬


Artinya: "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak
jelas," (QS. Ad-Dukhan: 10).

١٥ - َ‫ب قَلِ ْياًل اِنَّ ُك ْم ع َۤا ِٕى ُدوْ ۘن‬


ِ ‫اِنَّا َكا ِشفُوا ْال َع َذا‬
Artinya: "Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu
akan kembali (ingkar)." (QS. Ad-Dukhan: 15).

ْ َ‫يَوْ َم نَب ِْطشُ ْالب‬


١٦ - َ‫ط َشةَ ْال ُكب ْٰر ۚى اِنَّا ُم ْنتَقِ ُموْ ن‬
Artinya: "(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras.
Kami pasti memberi balasan." (QS. Ad-Dukhan: 16).

 Ungkapan Redaksi Asbabun Nuzul

Adapun ungkapan yang menunjukkan Asbabun Nuzul. Ada tiga ungkapan


yang menunjukkan asbabun nuzul. Dua diantaranya dapat digunakan sebagai asbabun
nuzul. Dan satu lainnya tidak secara pasti menunjukkan kepada asbabun nuzul,
mungkin asbabun nuzul dan mungkin juga tidak. Ungkapan-ungkapan itu sebagai
berikut:

a. (Sebab turunnya ayat ini adalah ...). Apabila suatu peristiwa


didahului oleh ungkapan ini, maka tidak diragukan lagi bahwa peristiwa itu
merupakan asbabun nuzul ayat yang disebut sebelumnya.
b. Tidak menggunakan kata seperti di atas. Akan tetapi, menggunakan ungkapan

atau , yang dimulai dengan Fa’ setelah peristiwa dijelaskan. Hal


ini tidak diragukan lagi bahwa peristiwa itu juga merupakan asbabun nuzul ayat
bersangkutan, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang diterima dari
Jabir, ia berkata, orang yahudi berkata: Siapa saja yang mempergauli istrinya dari
arah belakang maka anaknya akan lahir dalam keadaan cacat (maka Allah
menurunkan)

c. Ungkapan yang tidak menggunakan kata dan juga tidak menggunakan ‫ ف‬setelah
peristiwa. Akan tetapi, ia menggunakan kata sebelum menjelaskan peristiwa. Hal
ini tidak dapat dikatakan asbabun nuzul secara pasti, tetapi ada dua kemungkinan,
mungkin asbabun nuzul dan mungkin juga tidak, seperti .....

Untuk menentukan peristiwa yang menjadi asbabun nuzul suatu ayat,


ungkapan-ungkapan di atas perlu menjadi pertimbangan dan perhatian seorang
mufassir.

 Manfaat Mempelajari Asbabun Nuzul

Manfaat atau faedah yang diperoleh dari mempelajari ilmu Asbab an-Nuzul ini
telah dikemukakan banyak ulama. Salah satunya, Ibnu Taimiyah. Ia mengatakan,
mengetahui sebab-sebab turunnya ayat Alquran dapat menolong seseorang dalam
memahami makna ayat tersebut.
Seperti diketahui, dulu banyak ulama yang kesulitan dalam menafsirkan ayat
Alquran karena mereka tidak mengetahui latar belakangnya. Namun, setelah
mendapatkan keterangan mengenai latar belakang turunnya ayat itu, mereka pun
semakin mudah menjelaskan dan memahaminya.
Menurut Syekh Muhammad Husain Ath-Thabathaba'i dalam kitabnya Al-
Qur'an fi Al-Islam, mempelajari ilmu-ilmu sebab turunnya ayat (Asbab An-Nuzul) itu
sangat penting dalam mempermudah seseorang dalam mengetahui ayat dan
memahami makna serta kandungan yang ada di dalam Alquran, serta rahasia-rahasia
yang terkandung di dalamnya.
Menurut Ibnu Abbas RA—salah seorang sahabat dan mufasir hebat awal
permulaan Islam—mengetahui sebab-sebab turunnya ayat-ayat Alquran itu,
memudahkan seseorang dalam menelusuri riwayat peristiwa dan sejarah terdahulu
yang terjadi di zaman Rasul SAW.
Al-Wahidie (w 472 H) menjelaskan, “Tidaklah mungkin mengetahui tafsir
suatu ayat, tanpa bersandar pada riwayat dan penjelasan turunnya ayat Alquran.” Ibnu
Daqiqi al-Ied (w 702 H) menjelaskan, mengetahui sebab turunnya suatu ayat
merupakan jalan yang paling tepat dalam memahami makna-makna (maksud)
Alquran.
Dari keterangan tersebut di atas, para ulama menjelaskan, sedikitnya ada
empat hal yang menjadi faedah atau manfaat mempelajari Asbab an-Nuzul itu.
Pertama, membantu seseorang dalam memahami kandungan ayat dan menghindarkan
kesulitan yang ada di dalam ayat.
Kedua, memberikan pemahaman yang tepat bahwa hukum yang dibawa oleh
ayat itu adalah khusus untuk memberi penyelesaian peristiwa atau pertanyaan yang
menjadi sebab turunnya ayat tersebut.
Ketiga, membantu memudahkan penghafalan dan pemahaman serta
melekatkan ayat-ayat yang bersangkutan dalam hati orang-orang yang mendengarnya,
bila ayat-ayat itu dibacakan.
Keempat, dapat mengetahui hikmah (ilmu) Allah dengan yakin mengenai
segala hal yang disyariatkan melalui ayat-ayat yang diturunkannya. (RS Abdul Aziz,
Tafsir Ilmu Tafsir, 1991).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan-pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan:
1. Asbab an-Nuzul adalah sebab dan akibat dari turunnya ayat al-Qur’an yang
menerangkan tentang sejarah-sejarah dan peristiwa-peristiwa pada masa
itu, dan tentunya ada faktor-faktor pendorong kenapa ayat itu diturunkan.
2. Adapun macam-macam Asbab an- Nuzul, yaitu: dilihat dari Sudut
Pandang Redaksi-Redaksi yang di Pergunakan dalam Riwayat Asbab An-
Nuzul, Ada yang bersifat sharih (jelas), Sedangkan ada redaksi yang
meriwayatkan secara tidak pasti, dilihat dari sudut pandang berbilangnya
Asbab An-Nuzul untuk satu ayat atau berbilangnya ayat untuk satu sebab.
3. Sedangkan ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam Asbab An-Nuzul di
sini telah dikatakan oleh para ahli tafsir yang menyebutkan sebab-sebab
yang beraneka ragam atas turunnya suatu ayat, jika seperti ini keadaannya,
maka yang dijadikan patokan adalah ibarat atau ungkapan yang dikatakan
para mufassir tadi. Maka dari itu wajib bagi kita untuk memahami sebab-
sebab ayat itu turun, agar tidak salah dalam menafsirkan.
4. Adapun manfaat dari Asbab an-Nuzul dan menentukan hukum (takhsis)
dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa suatu ibarat
dinyatakan berdasarkan khususnya sebab.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah Ulumul Qur’an tentang Asbabun Nuzul ini,
penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian Ulumul Qur’an, untuk
mengetahui lebih jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap tentang pembahasan Asbabun
Nuzul, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai
pengarang, karena penulisanya membahas garis besarnya saja tentang ulumul quran
dan hanya membahas lebih dalam tentang asbabun nuzul.

Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, sehingga keritik dan saran yang membangun untuk penulisan makalah-
makalah selanjutnya sangat diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hasni, Muhammad bin Alawi A, 1999, Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Bandung:  Pustaka Setia.


Hasbi, ash-Shiddieqiy M, 1987, Ilmu-ilmu Al-Qu’an, Semarang: Pustaka Rizki Putra.
___________, 2002, Ilmu Al-Qur’an Tafsir, Semarang:  Pustaka Rizki Putra.
Setiyawan, Andik, 2010, Tafsir, Mojokerto: Mutiara Ilmu.
Syadali, Ahmad,  2000, Ulumul Qur’an, Bandung:  Pustaka Setia.
Qathan,  Khalil M, 2013,  Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.
[1]Ahmad Syadali, Ulumul Quran (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 89.
[2]Andik Setiyawan, TAFSIR (Mojokerto: CV. Mutiara Ilmu Mojosari, 2010), 60.
[3]Muhammad bin Alwii Al Maliki Al Hasni, Ilmu-ilmu Al-Qur’an (Bandung:
CV.Pustaka Setia, 1999), 30.
[4]Ahmad Syadali, Ulumul Quran (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 91.

Anda mungkin juga menyukai