Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Asbabun Nuzul
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah

STUDI QUR’AN DAN TAFSIR TARBAWI


Dosen pembimbing :

Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag

Di susun oleh :

INDANA FARIHATUL LUTHFI : 204101010058

ALYA FORTUNA DEVI : 204101010059

ASIFA MAULIDA MAHARANI : 204101010045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt, sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Asbabun Nuzul.” Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Qur’an dan Tafsir Tarbawi. Dalam
makalah ini kami membahas tentang pengertian asbabun nuzul, macam-macam asbabun
nuzul, ungkapan atau redaksi asbabun nuzul, urgensi dan kegunaan mempelajari asbabun
nuzul.

Makalah ini dapat diselesaikan dengan kelebihan dan tak lepas dari kekurangan, baik
dari segi kalimat, bahasa dan materi. Dengan itu kami menerima segala saran kritik dari
pembaca dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan terhadap
pembaca.

Jember, 10 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................2
Bab II Pembahasan...........................................................................................................3
2.1 Pengertian Asbabun Nuzul.......................................................................................3
2.2 Macam-macam Asbabun Nuzul................................................................................4
2.3 Ungkapan/redaksi Asbabun Nuzul...........................................................................7
2.4 Urgensi dan Kegunaan mempelajari Asbabun Nuzul...............................................7
Bab III Penutup...............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Al-Qur’an bukan merupakan sebuah “buku” dalam pengertian umum, karena Al-
Qur’an diwahyukan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. Pewahyuan Al-
Qur’an yang diturunkan secara langsung keseluruhan adalah sesuatu yang tidak mungkin,
karena pada kenyataannya Al-Qur’an diturukan sebagai petunjuk bagi kaum muslim secara
berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang timbul.

Sebagian tugas untuk memahami pesan dari Al-Qur’an sebagai suatu kesatuan adalah
mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya. Latar belakang yang paling dekat adalah
kegiatan dan perjuangan Nabi yang berlangsung selama dua puluh tiga tahun di bawah
bimbingan Al-Qur’an. Terhadap perjuangan Nabi yang secara keseluruhan sudah terpapar
dalam sunnahnya, kita perlu memahaminya dalam konteks perspektif, karena aktivitas Nabi
berada di dalamnya, tanpa memahami masalah ini, pesan Al-Qur’an sebagai suatu kebutuhan
tidak akan dapat dipahami. Orang akan salah menangkap pesan-pesan Al-Qur’an secara utuh,
jika hanya memahami bahsanya saja, tanpa memahami konteks historisnya. Agar dipahami
secara utuh, Al-Qur’an harus dicerna dalam konteks perjuangan Nabi dan latar belakang
perjuangannya. Oleh sebab itu, hampir semua literatur yang berkenaan dengan Al-Qur’an
menekankan pentingnya asbabun nuzul.1

Mengungkapkan sebab turunnya ayat Al-Qur’an melalui kisah adalah suatu cara
menerangkan yang jelas mengenai sesuatu yang bernilai tinggi. Hal itu seolah-olah
merupakan puncak keindahan seni sastra di samping tujuan mulia agama. Asbabun nuzul
tidak lain adalah kisah nyata, baik penyajiannya dan pemecahannya, kerumitan dan
keruwetannya, maupun manusia-manusia, pelakunya, serta kejadian peristiwanya. Dengan
demikian ayat-ayat Al-Qur’an senantiasa dibaca orang pada setiap waktu dan tempat dengan
minat yang amat besar. Pembacanya sama sekali tidak merasa bosan, kendati berulang kali
menjumpai hikayat manusia terdahulu. Setiap saat dirasakan sebagai kisah kita sendiri.

Itulah sebabnya banyak orang tidak mengetahui asbabun nuzul terperosok kedalam
kebingungan dan keragu-raguan. Mereka mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an tidak
sebagaimana yang di maksud oleh ayat-ayat itu sendiri. Mereka tidak dapat memahami
dengan tepat hikmah Ilahi di dalam ayat yang diturunkan-Nya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian asbabun nuzul?


2. Apa saja macam-macam asbabun nuzul?
3. Apa saja ungkapan/redaksi asbabun nuzul?
4. Apa urgensi dan kegunaan mempelajari asbabun nuzul?

1.3 Tujuan
1
Rosihon Anwar, Ulumul Qur,an (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hlm 59.

1
1. Untuk mengetahu pengertian asbabun nuzul
2. Untuk mengetahui macam-macam asbabun nuzul
3. Untuk mengetahui ungkapan/redaksi asbabun nuzul
4. Untuk mengetahui urgensi dan kegunaan mempelajari asbabun nuzul

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asbabun Nuzul

Secara etimologis asbabun nuzul terdiri dari kata “ ُ‫( ” اَ ْسبَاب‬bentuk jama’dari kata
“ ُ‫ )“ال َسبَب‬yang mempunyai arti latar belakang, alasan atau sebab2. Sedangkan kata “ ‫“النُّ ُزوْ ُل‬
berasal dari kata “ ‫ “نَ َز َل‬yang berarti turun.3

Banyak pengertian terminologi yang dirumuskan para ulama’, diantaranya:

1. Az Zarqani
“Asbab An-Nuzul adalah suatu kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau
beberapa ayat, atau suatu peristiwa yang dapat dijadikan petunjuk hukum berkenaan
dengan turunnya satu ayat.4
2. As-Suyuthi
“Asbabun Nuzul” adalah peristiwa yang terjadi sebelum turun ayat, sedangkan
sesudah turunnya ayat tidaklah disebut asbab.5
3. As-Shabuni
“Asbb an-Nuzul” adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu
atau beberapa ayat mulia yang berhubungan denganperistiwa dan kejadian tersebut,
baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan
dengan urusan agama.
4. Subhi Shalih
“Asbab an-Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab tururnnya satu ata beberapa ayat
Al-Qur’an (ayat-ayat) yang terkadang menyiratkan peristiwa itu sebagai respon
atasnya atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum pada peristiwa itu terjadi.”6
5. Mana’ Al-Qthathan
“Asbab An-Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkanturunnya Al-Qur’an
berkenaan dengannya waktu peristiwa ituterjadi, baik berupa suatu kejadian atau
berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi.”7

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa asbab an-nuzul adalah
kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur’an. Bentuk-bentuk yang
melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an ini sangat beragam, diantaranya berupa: konflik sosial,
seperti ketegangan yang terjadi antara suku aus dan suku khawarij, kesalahan besar, seperti
kasus seorang sahabat yang mengimami sholat dalam keadaan mabuk dan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh sahabat kepada Nabi baik berkaitan dengan sesuatu yang telah

2
Ahmad warson munawwir, kamus arab Indonesia al-munawwir (Surabaya: Pustaka progresif, 1997), hlm 602
3
Ibid, hlm 1409
4
Muhammad Abdul Azhim az-Zarqani, Manahilul ‘Irfan fi Ulumil Qur’an (Beirut: Darul Hayat al-Kitab al-
Arabiyyah), hlm. 22
5
Jalaluddin as-Suyuthi, Al-liqan fi Ulumil Qur’an, (Beirut: Darul Fikr), hlm 29-30
6
Subhi as-Shalih, Mabahits fi Ulumil Qur’an, (Beirut: Darul Ilmi), hlm 132
7
Dede Rosyada, Al-Qur’an Hadits, (Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam, 1998), hlm. 69.

3
lewat, sedang atau yang akan terjadi. Dan setelah dikaji dengan cermat, sebab turunnya suatu
ayat itu berkisar pada dua hal:

 Jika terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Al-Qur’an mengenai peristiwa itu
 Bila Rasulullah SAW ditanya tentang suatu hal, maka turunlah ayat Al-Qur’an untuk
menerangkan hukumnya

2.2 Macam-macam Asbabun Nuzul

DR. Rosihon Anwar, M.Ag, menyebutkan dalam bukunya ulumul Qur’an, bahwa ada
dua hal yang menjadi sudut pandang dalam membagi macam-macam asbabun nuzul, yaitu:

1. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbab an-nuzul
a) Sarih (jelas)
Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbab an-nuzul dan
tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya. Redaksi yang digunakan
termasuk sharih bila perawi mengatakan :
.....‫َسبَبُ نُ ُزوْ ِل ه ِذ ِه االيَ ِة هذا‬
Artinya :
Sebab turun ayat ini adalah …
‫ فنزلت االية‬..... ‫َث هذا‬ َ ‫َحد‬
Artinya :
Telah terjadi … maka turunlah ayat …
‫ فنزلت االية‬. ..... ‫سُ ِء َل َرسُوْ ُل هللاِ ع َْن َك َذا‬
Artinya :
Rasulullah pernag ditanya tentang … maka turunlah ayat
b) Muhtamilah ( masih kemungkinan atau belum pasti)
Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-nuzul karena masih terdapat
keraguan.
‫…نزلت هذه االية في كذا‬
c) Artinya :
(ayat ini diturunkan berkenaan dengan )
‫… احسب هذه االية نزلت فكذا‬
Artinya :
(saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan …)
...‫ما احسب نزلت هذه االية اال فكذا‬
Artinya :
(saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan …)

2. Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau
terbilangnya ayat untuk satu sebab asbab an-nuzul.
a) Berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat (Ta’addud As-Sabab wa Nizil
Al-Wahid)

4
Untuk mengetahui variasi riwayat Asbab an-Nuzul dalam satu ayat dari sisi
redaksi, para ulama mengemukakan cara sebagai berikut:
 Tidak mempermasalahkannya
Cara ini ditempuh apabila menggunakan redaksi muhtamilah
 Mengambil versi riwayat Asbab an-Nuzul yang menggunakan redaksi
shorih
 Mengambil versi riwayat yang shahih (valid)8

b) Berbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul (Ta’addud Nazil wa As-Sabab


Al-Wahid)
Terkadang suatu kejadian dapat menjadi sebab bagi turunnya dua ayat atau
lebih.

3. Dilihat dari segi bentuk turunnya ayat, asbab an-nuzul dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Berbentuk peristiwa
 Peristiwa berupa pertengkaran atau persengketaan, seperti perselisihan
antar golongan suku Aus dan golongan suku Khawarij. Perselisihan itu
timbul karena hasil adu domba yang dilakukan oleh orang-orang
Yahudi. Peristiwa tersebut melatar belakangi turunnya beberapa ayat,
surat Ali Imron: 100.

َ ‫يا َ أَيُّها َ الَّ ِذيْن ا َمنُوا إِ ْن تُ ِط ْيعُوا فَ ِريْقا ً ِمنَ الَ ِذ ْينَ أُوتُوا ْال ِكت‬
َ‫َاب يَ ُر ُّدو ُك ْم بَ ْع َد إِ ْي َمانِ ُك ْم َكا فِ ِر ْين‬

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-
orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu
menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (Q.S. Ali Imran:100.)9

 Peristiwa berupa kesalahan yang serius, seperti peristiwa seorang


sahabat yang mengimami dalam keadaan mabuk, sehingga mengalami
kekeliruan dalam membaca surat setelah surat Al-Fatihah. Peristiwa itu
menyebabkan turunnya firman Allah surat An-Nisa’: 23.

‫ارى َحتَّى تَ ْعلَ ُموا َما تَقُوْ لُوْ نَ َوالَ ُجنُبًا اِالَّ عَابِ ِرىْ َسبِي ٍْل َحتَّى‬ َّ ‫يَاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ا َمنُوا الَتَ ْق َربُوا ال‬
َ ‫صلَوةَ َواَ ْنتُ ْم ُس َك‬
‫ضى اَوْ َعلَى َسفَ ٍر اَوْ َجا َء اَ َح ٌد ِّم ْن ُك ْم ِّمنَ ْالغَا ِء ِط اَوْ لَ َم ْستُ ُم النِّ َسا َء فَلَ ْم تَ ِج ُدوْ ا َمآ ًء‬ َ ْ‫تَ ْغتَ ِسلُوْ ا َواِ ْن ُك ْنتُم َّمر‬
‫ص ِع ْيدًا طَيِّبًا فَا ْم َسحُوْ ا بِ ُوجُوْ ِه ُك ْم َواَ ْي ِديَ ُك ْم اِ َّن هللا َكانَ َعفُ ًّوا َغفُوْ رًا‬َ ‫فَتَيَ َّم ُموْ ا‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan
pula menghampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali
sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang
dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh

8
Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an, hlm. 67.
9
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya. (Jakarta: CV Darus sunnah, 2002), hlm. 63

5
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu
dengan tanah yang baik (suci), sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya
Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (Q.S. An Nisa’: 43)10

 Peristiwa berupa hasrat, cita-cita atau keinginan-keinginan seperti


kesesuaian hasrat dan keinginan Umar bin Khattab dengan ketentuan-
ketentuan ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan Allah. Menurut
riwayat dari sahabat Anas ra. Ada beberapa harapan Umar yang
dikemukakan kepada Rasulullah, kemudian turunlah ayat-ayat yang
kandungannya seperti harapan tersebut. Seperti Umar pernah berkata
kepada Rasulullah SAW. “ Ya Rasulallah, bagaimana kalau sekiranya
kita jadikan maqam Ibrahim sebagai tempat shalat?” maka turunlah
ayat : Al Baqarah ayat 125.11

‫صلَّى َو َع ِه ْدنَآ اِلَى اِب َْر ِه ْي َم َواِ ْس َما ِعيْل اَ ْن‬


َ ‫اس َواَ ْمنًا َواتَّ ِخ ُذوْ ا ِم ْن َمقَ ِام اِ ْب َر ِه ْي َم ُم‬ِ َّ‫َواِ ْذ َج َع ْلنَا ْالبَيْتَ َمثَابَةً لِلن‬
‫طَهِّ َرا بَ ْيتِ َي لِلطَّآ ِءفِ ْينَ َو ْال َعا ِكفِ ْينَ َو الرُّ َّك ِع ال ُّسجُوْ ِد‬

“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat


berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian
maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim
dan Ismail: ‘bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang
i’tikaf, yang rukuk dan sujud.’” (Q.S. Al Baqarah: 125)12

b) Berbentuk Pertanyaan
Pertanyaan yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu, seperti kisah
Ashabul Kahfi dan Dzulkarnain. Pertanyaan yang berhubungan dengan
sesuatu yang yang masih berlangsung (pada saat itu). Seperti pertanyaan
orang-orang Yahudi mengenai ruh. Yang terdapat dalam firman Allah surat
Al-Isra’ ayat 85.
ً‫ح قُ ِل الرُّ وْ ُح ِم ْن اَ ْم ِر َربِّى َو َمآ اُوْ تِ ْيتُ ْم ِمنَ ْال ِع ْل ِم اِالَّ قَلِ ْيال‬
ِ ْ‫َويَسْ َءلُوْ نَكَ َع ِن الرُّ و‬

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, Katakanlah : “Ruh itu termasuk
urusan Tuhan-Ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuanmelainkan sedikit.”
(Q.S Al-Isra’ :85)

10
Ibid, hlm. 86.
11
Ramli Abdul Wahid, Ulumul Qur’an, (Jakarta: Rajawali Press, 1993), hlm. 30-31.
12
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, hlm. 20.

6
2.3 Ungkapan atau Redaksi Asbabun Nuzul

Para sahabat dalam menuturkan sebab nuzul menggunakan ungkapan yang berbeda
antara suatu peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lainnya. Perbedaan ungkapan tersebut
tentunya mengandung perbedaan makna yang memiliki implikasi pada status sebab nuzulnya.
Macam-macam ungkapan yang digunakan sahabat dalam mendeskripsikan asbab an-nuzul
antara lain :
a. Kata ‫ سبب‬contohnya seperti :
‫( سبب نزول هذه اال بة كذا‬sebab turun ayat ini demikian...)
Ungkapan (redaksi) disebut sebagai redaksi atau ungkapan yang sharih (jelas/tegas).
Maksudnya, sebab nuzul yang menggunakan redaksi seperti ini menunjukan betul-
betul sebagai latar belakang turunnya ayat, tidak mengandung makna lain.
b. Kata ‫ ف‬contohnya seperti :
‫( حدثت كذا و كذا‬telah terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah ayat...). Mendatangkan
lafal ‫ف‬  yang masuk kepada ayat dimaksud secara lansung, setelah pemaparan suatu
peristiwa atau kejadian. Ungkapan seperti ini juga menunjukkan bahwa peristiwa itu
adalah sebab bagi turunnya ayat tersebut.
c. Kata ‫( في‬mengenai/tentang) contohnnya seperti :
‫( نزلت هذه االية في كذا و كذا‬ayat ini mengenai ini dan itu...). Ungkapan seperti ini tidak
secara tegas (ghairu sharih) menunjukan sebab turunnya suatu ayat, masih
mengandung pengertian lain.13

2.3 Urgensi dan Kegunaan Mempelajari Asbabun Nuzul

Al-Zarqani menyebutkan tujuh macam kegunaan atau manfaat asbabun nuzul, yaitu
sebagai berikut :
1. Pengetahuan asbabun nuzul membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan
Allah swt. secara khusus, mensyariatkan agama-Nya melalui Al-Qur’an. Pengetahuan
yang demikian akan memberi manfaat bagi orang mukmin maupun non-mukmin.
Orang mukmin akan bertambah keimanannya dan mempunyai hasrat yang keras
untuk menetapkan hukum Allah dan mengutamakan kitabnya.
Sebagai contoh adalah syariat tentang pengharaman minuman keras.
2. Pengetahuan tentang asbabun nuzul, membantu dalam memahami ayat dan
menghindarkah kesulitan. Hal ini berkaitan dengan Ibnu Daqiq Al Id berkata
13
Ibid, hlm. 86.

7
“Keterangan sebab turunnya ayat merupakan jalan kuat untuk memahami makna-
makna Al-Qur’an.”
3. Pengetahuan asbabun nuzul dapat menolak dugaan adanya bashr (pembatasan) dalam
ayat menurut lahirnya mengandung bashr (pembatasan).
4. Pengetahuan tentang asbabun nuzul dapat mengkhususkan (takhsis) hukum pada
sebab menurut ulama yang memandang bahwa yang mesti diperhatikan adalah
kekhususan sebab bukan keumuman lafal. Sebagai contoh turunnya ayat-ayat dhihar
pada permulaan surah al-mujadalah.
5. Dengan mempelajari asbabun nuzul, diketahui pula bahwa sebab turunnya ayat tidak
pernah keluar dari hukum yang terkandung dalam ayat sekalipun datang mukashisnya
(yang paling mengkhususkannya)
6. Dengan mempelajari asbabun nuzul, diketahui orang yang ayat tertentu turun padanya
secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran.
7. Pengetahuan tentang asbabun nuzul akn memepermudah orang menghafal ayat-ayat
Al-Qur’an serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang
mendengarnya jika ia mengetahui sebab turunnya.
14

Adapun manfaat mengetahui asbabun nuzul menurut sebagian ulama, ada beberapa
manfaat. Diantara ulama yang berpendapat antara lain adalah :
1. Ibnu Al-Daqiq
Menyatakan bahwa mengetahui asbabun nuzul ayat, merupakan metode yang utama
dalam memahami pesan yang terkandung dalam Al-Qu’an.
2. Ibnu Taimiyah
Menyatakan bahwa mengetahui asbabun nuzul, akan membantu dalam memahami
ayat Al-Qur’an, karena mengetahui sebab maka mengetahui musabbab.
3. Al-Wahidi
Menyatakan sebagaimana dikutip oleh As-Sayuthi bahwa tidak mungkin seseorang
dapat menafsirkan suatu ayat tanpa mengetahui sejarah turunnya dan latar belakang
masalahnya.15

14
Ibid, hlm. 60-78
15
Anwa, Abu.r ulumul qu’ran, (Jakarta :Amzah) , 2005 hal 35

8
Selain yang disebutkan di atas, memahami asbabun nuzul dengan baik akan memberi
manfaat juga, diantaranya sebagai berikut :
1. Mengetahui hikmah dan rahasia diundangkannya sebuah hukum dan syariat, terhadap
kepentingan umum.
2. Mengetahui asbabun nuzul dapat membantu dalam mendapatkan tentang kejelasan
ayat.
3. Akan membantu seseorang untuk melakukan pengkhususan hukum terbatas pada
sebab-sebab tertentu.
4. Pemahaman asbabun nuzul dpat membantu seseorang lebih memahami apakah suatu
ayat berlaku umum atau berlaku khusus, serta dalam hal apa ayat itu harus
diterapkan16.

BAB 3
16
Izzan,Ahmad. ulumul qu’an, (Bandung : Tafakur, 2011) hal 97-99

9
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara etimologis asbab an-nuzul terdiri dari kata “ ُ‫( ” اَ ْسبَاب‬bentuk jama’dari kata
“ ُ‫ )“ال َسبَب‬yang mempunyai arti latar belakang, alasan atau sebab17. Sedangkan kata “ ‫“النُّ ُزوْ ُل‬
berasal dari kata “ ‫ “نَ َز َل‬yang berarti turun. Asbab an-nuzul adalah kejadian atau peristiwa
yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur’an.
Macam-macam asbab an-nuzul dapat dilihat dari sudut pandang redaksi yang
dipergunakan dalam riwayat asbab an-nuzul, seperti sarih (jelas), muhtamilah ( masih
kemungkinan atau belum pasti), dan dapat ilihat dari sudut pandangnya, seperti Berbilangnya
asbab an-nuzul untuk satu ayat (Ta’addud As-Sabab wa Nizil Al-Wahid), dan Berbilangnya
ayat untuk satu asbab an-nuzul (Ta’addud Nazil wa As-Sabab Al-Wahid). Dari segi bentuk
turunnya ayat, asbab an-nuzul dibagi menjadi dua yaitu, berbentuk peristiwa dan berbentuk
pertanyaan.
Macam-macam ungkapan yang digunakan sahabat dalam mendeskripsikan asbab an-
nuzul antara lain, kata ‫سبب‬, kata ‫ف‬, kata ‫ في‬. Urgensi mempelajari asbabun nuzul, antara lain
adalah untuk membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah swt. secara
khusus mensyariatkan agama-Nya melalui Al-Qur’an, membantu dalam memahami ayat dan
menghindarkan kesulitannya, dapat menolak dugaan adanya bashr (pembatasaan) dalam ayat,
dan lain sebagainya.
3.2 Saran

Makalah ini disusun dengan mencari relevansi antar buku satu dengan buku yang lain
hingga tersusun sedemikian rupa. Walaupun demikian, penyusun menyadari dalam makalah
ini tanpa di sadari masih banyak hal-hal yang kurang substansial, ditambah, diubah, bahkan
menghilangkan ataupun dikurangi. Untuk itu kritik serta saran tentunya kami harap dan kami
nantikan dari para pembaca. Selanjutnya, kritik dan saran tersebut diharapkan menjadi
perbaikan, baik untuk penyusun sendiri ataupun makalah selanjutnya. Demikian makalah ini
kami susun dengan harapan dapat di gunakan sebagai referensi ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

17
Ahmad warson munawwir, kamus arab Indonesia al-munawwir (Surabaya: Pustaka progresif, 1997), hlm 602

10
Anwar, Rosihon. 2010. Ulumul Qur,an. Bandung: CV Pustaka Setia.

As-Shalih, Subhi. Mabahits fi Ulumil Qur’an. Beirut: Darul Ilmi.

As-Suyuthi, Jalaluddin. Al-liqan fi Ulumil Qur’an. Beirut: Darul Fikr.

Az-Zarqani, Muhammad Abdul Azhim. Manahilul ‘Irfan fi Ulumil Qur’an. Beirut: Darul Hayat al-
Kitab al-Arabiyyah.

Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: CV Darus sunnah.

https://www.slideshare.net/rycmaamalia/makalah-asbabun-nuzul. Diakses terakhir tanggal


15 oktober 2020

Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Kamus Arab Indonesia al-munawwir. Surabaya: Pustaka
progresif.

Rosyada, Dede. 1998. Al-Qur’an Hadits. Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam.

Wahid, Ramli Abdul. 1993. Ulumul Qur’an. Jakarta: Rajawali Press.

Anwar, Abu. 2005. Ulumul Qu’ran, Jakarta : Amzah

Izzan,Ahmad. 2011. Ulumul Qu’an, Bandung : Tafakur

11

Anda mungkin juga menyukai