Anda di halaman 1dari 22

Asbab An Nuzul Al Qur`an

Disusun guna memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Studi Al Qur`an
Dosen Pengampu : Dr. H. Fadlolan Musyafa`, Lc., M.A

Disusun Oleh
DIDIK HERIYANTO
MUTAQIN
IDA LAILA
SITI MARIYA ULFAH
ADIB MUHLISUN

: :: 788.18.1.15
: 792.18.1.15
:-

Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam (M.Pd.I)


Progam Pasca Sarjana UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo
Semester I Angkatan XVII Tahun 2015 / 2016

DAFTAR ISI
Halaman Judul

...

Kata Pengantar

...

ii

Daftar Isi

...

BAB I

BAB II

iii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Masalah

PEMBAHASAN
ASBAB AN-NUZUL
A. Pengertian Asbab An-nuzul ..

B. Macam macam Asbab An-nuzul.

C. Ungkapan ungkapan Asbab An-nuzul 10


D. Kaidah kaidah Asbab An-nuzul... 10
E. Kegunaan Asbab An-nuzul. 13
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan .. 17

DAFTAR PUSTAKA .....

19

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah


Al-Quran bukan merupakan sebuah buku dalam pengertian umum,
karena tidak pernah diformulasikan, tetapi diwahyukan secara berangsur angsur
kepada Nabi Muhammad SAW. Pewahyuan Al-Quran secara total dalam sekali
waktu secara sekaligus adalah sesuatu yang tidak mungkin, karena pada
kenyataannya Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi kaum muslimin secara
berangsur angsur sesuai dengan kebutuhan kebutuhan yang timbul.
Sebagian tugas untuk memahami pesan dari Al-Quran sebagai suatu
kesatuan adalah mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya. Latar belakang
yang paling dekat adalah kegiatan dan perjuangan Nabi yang berlangsung selama
dua puluh tiga tahun di bawah bimbingan Al-Quran. Terhadap perjuangan Nabi
yang secara keseluruhan sudah terpapar dalam sunnahnya, kita perlu
memahaminya dalam konteks perspektif, karena aktivitas Nabi berada di
dalamnya. Tanpa memahami masalah ini, pesan Al-Quran sebagai suatu
kebutuhan tidak akan dapat dipahami. Orang akan salah menangkap pesan pesan
Al-Quran secara utuh, jika hanya memahami bahasanya saja, tanpa memahami
konteks historisnya. Agar dipahami secara utuh, Al-Quran harus dicerna dalam
konteks perjuangan Nabi dan latar belakang perjuangannya. Oleh sebab itu,
hampir semua literatur yang berkenaan dengan Al-Quran menekankan
pentingnya asbab an-nuzul.1
Mengungkapkan sebab turunnya ayat Al Quran melalui kisah adalah suatu
cara menerangkan yang jelas mengenai sesuatu yang bernilai tinggi. Hal itu
seolah-olah merupakan puncak keindahan seni sastra disamping tujuan mulia
agama. Asbabun Nuzul tidak lain adalah kisah nyata, baik penyajiannya dan
pemecahannya, kerumitannya dan keruwetannya, maupun manusia-manusia,
1 Rosihon Anwar, Ulumul Quran (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hlm. 59.

pelakunya serta kejadian peristiwanya. Dengan demikian ayat-ayat Al Quran


senantiasa dibaca orang pada setiap waktu dan tempat dengan minat yang amat
besar. Pembacanya sama sekali tidak merasa bosan, kendati berulang kali
menjumpai hikayat manusia terdahulu. Setiap saat dirasakan sebagai kisah kita
sendiri.
Itulah sebabnya banyak orang

tidak mengutahui asbab an-nuzul

terperosok kedalam kebingungan dan keragu-raguan. Mereka mengartikan ayatayat Al Quran tidak sebagaimana yang dimaksud oleh ayat-ayat itu sendiri.
Mereka tidak dapat memahami dengan tepat hikmah illahi didalam ayat yang
diturunkan-Nya
B.

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apa pengertian asbab an-nuzul ?


Sebutkan dan jelaskan macam macam Asbab an-Nuzul !
Bagaimana ungkapan-ungkapan asbab an-nuzul ?
Jelaskan kaidah-kaidah Asbab an-Nuzul!
Apa kegunaan asbab an-nuzul ?

C.

Tujuan Masalah

1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mengetahui pengertian asbab an-nuzul


Untuk mengetahui macam-macam asbab an-nuzul
Untuk mengetahui ungkapan-ungkapan asbab an-nuzul
Untuk mengetahui kaidah-kaidah asbab an-nuzul
Untuk mengetahui kegunaan asbab an-nuzul

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian asbab al-nuzul

Secara etimologis asbab al nuzul terdiri dari kata



( bentuk jama
2
dari kata

) yang mempunyai arti latar belakang, alasan atau sebab/illat .


yang berarti turun3.
Sedang kata
berasal dari kata
Banyak pengertian terminologi yang dirumuskan para ulama, diantaranya:
1. Az Zarqani
Asbab An-Nuzul adalah suatu kejadian yang menyebabkan turunya satu
atau beberapa ayat, atau suatu peristiwa yang dapat dijadikan petunjuk
hukum berkenaan dengan turunnya suatu ayat.4
2. As-Suyuthi
Asbabun Nuzul adalah peristiwa yang terjadi sebelum turun ayat,
sedangkan sesudah turunnya ayat tidaklah disebut asbab.5
3. Ash-Shabuni
Asbab an-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan
turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan
peristiwa dan kejadian tersebut,baik berupa pertanyaan yang diajukan
kepada nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.
4. Shubhi Shalih
Asbab an-Nuzul adalah Sesutu yang menjadi sebab turunnya satu atau
beberapa ayat Al Quran (ayat-ayat) terkadang menyiratkan peristiwa itu

2 Ahmad warson munawwir, kamus arab indonesia al-munawwir (Surabaya:


pustaka progressif, 1997), hlm. 602.
3 Ibid, hlm.1409.
4 Muhammad Abdul Azhim az-Zarqani, Manahilul Irfan fi Ulumil Quran
(Beirut: Darul Hayat al-Kitab al-Arabiyyah, t.th, ), hlm. 22.
5 Jalaluddin as-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumi Quran, (Beirut: Daul Fikr, t.th.), hlm
29-30.

sebagai respon atasnya atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum pada


saat peristiwa itu terjadi6
5. ManaAl-Qthathan

6 Subhi as-Shalih, Mabahits fi Uluail Quran, (Beirut: Darul Ilmi, t.th.), hlm. 132.

Asbab An-Nuzul adalah peristiwa-pwristiwa yang menyebabkan


turunnya Al-Quran berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik
berupa suatu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada
nabi.7
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa asbab an-nuzul
adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Quran.
Bentuk-bentuk yang melatarbelakangi turunnya Al-Quran ini sangat beragam, di
antaranya berupa: konflik sosial, seperti ketegangan yang terjadi antara suku aus
dan suku khazraj, kesalahan besar, seperti kasus seorang sahabat yang mengimami
sholat dalam keadaan mabuk,dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
sahabat kepada nabi baik berkaitan dengan sesuatu yang telah lewat,sedang atau
yang akan terjadi. Dan setelah dikaji dengan cermat, sebab turunnya suatu ayat itu
berikisar pada dua hal:
Jika terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Al-Quran mengenai peristiwa
itu.
Bila Rasulullah S.A.W ditanya tentang sesuatu hal, maka turunlah ayat AlQuran menerangkan hukumnya.
B. Macam-macam Asbab An-Nuzul
DR. Rosihon Anwar, M.Ag. menyebutkan dalam bukunya ulumul Quran,
bahwa ada dua hal yang menjadi sudut pandang dalam membagi macam-macam
asbabun nuzul, yaitu:
1.

Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat


asbab an-nuzul
a) Sarih (jelas)
Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbab annuzul, dan tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya. Redaksi
yang digunakan termasuk sharih bila perawi mengatakan :

7 Dede Rosyada, Al-Quran Hadis (Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam,1998), hlm. 69.

. . ...
Artinya:
Sebab turun ayat ini adalah ...

. ....
Artinya:
Telah terjadi maka turunlah ayat....

. .... .
Artinya:
Rasulullah pernah ditanya tentang maka turunlah ayat.
b) Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)
Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-nuzul karena masih
terdapat keraguan.

. . ...
Artinya:
(ayat ini diturunkan berkenaan dengan)

. . ....
Artinya:
(saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan )

. . . . ...
Artinya:
(saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan )
2.

Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat
atau terbilangnya ayat untuk satu sebab asbab an-nuzul.
a) Berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat (Taadud As-Sabab
wa Nizil Al-Wahid)
Untuk mengetahui variasi riwayat Asbab an-Nuzul dalam satu ayat
dari sisi redaksi, para ulama mengemukakan cara sebagai berikut:
Tidak mempermasalahkannya

Cara ini ditempuh apabila menggtunakan redaksi muhtamilah.


Mengambil versi riwayat Asbab an-Nuzul yang menggunakan
redaksi shorih.
Mengambil versi riwayat yang shohih (valid)8
b) Berbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul (Taadud Nazil wa
As-Sabab Al-Wahid)
Terkadang suatu kejadian dapat menjadi sebab bagi turunnya dua
ayat atau lebih.
contoh satu kejadian yang membuat dua ayat diturunkan sedang
antara satu dengan yang lainnya berselang lama adalah riwayat
asbab annuzul yang yang diriwayatkan Ibn Jarir Ath-Thabari , dan
Ibn Mrdawiyah dari Ibn Abbas :

. : , .. .
. . . .
. .. . . .
.
. . .

.




: .

Ketika rasulullah duduk dibawah naungan pohon kayu beliau


bersabda akan datang kamu seorang manusia yang memandang
dengan mu dengan dua mata setan janganlah kalian ajak bicara jika
ia datang menemuimu, tidak lama sesudah itu datanglah seorang
lelaki yang bermata biru rasulullah kemudian memanggilnya dan
bertanya mengapa engkau dan teman-temanmu memakiku,? Orang
tersebut pergi dan datang kembali beserta teman-temannya mereka
bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka tidak menghina nabi,
terus menerus mereka mengatakan demikian sampai nabi
memaafkannya maka turunlah surat at taubah [9] ayat 74 :
8Rosihon Anwar, Ulumul Quran, hlm. 67.

Mereka orang-orang munafik bersumpah dengan nama Allah


bahwa mereka tidak mengatakan sesuatu yang menyakitimu
sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan
telah mejadi kafir sesudah islam dan mengimani apa yang tida
dapat meraka tidak dapat mencapainya dan mereka tidak mencela
kepada allah dan rasulnya kecuali karena allah dan rasulnya te;ah
melimpahkan karunia- Nya kepada mereka maka jika mereka
bertaubat maka itu lebih baik bagi nereka jika meraka berpaling
maka allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di
dunia dan di akhirat dan mereka sekali kali tidak mempunyai
pelindung dan penolong di muka bumi.9
Demikin pula riwayat al hakim dengan redaksi yang sama dan
mengatakan maka Allah menurunkan surat al mujadalah [58] ayat
18-19.







( 18














(19)



(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu
mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang
musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka
menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu
(manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orangorang pendusta. Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan
mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan
yang merugi.(QS Al Mujadalah : 18-19) 10
3.

Dilihat dari segi bentuk turunnya ayat, asbab an-nuzul dibagi menjadi 2
yaitu:

9 Santri kuliah, Ulumul Quran dalam http://jendelaakhirat.blogspot.com// diakses pada Selasa


18 Maret 2014 pukul 09.20 WIB

10 Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya (Jakarta: CV Darus


Sunnah, 2002), hlm. 545.

1) Berbentuk peristiwa
a) Peristiwa berupa pertengkaran atau persengketaan, seperti
perselisihan antar golongan suku Aus dan golongan suku
Khazraj. Perselisihan itu timbul karena hasil adu domba yang
dilakukan oleh orang-orang yahudi. Peristiwa tersebut melatar
belakangi turunnya beberapa ayat, surat Ali Imran: 100.

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti


sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya
mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah
kamu beriman. (Q.S. Ali Imran: 100 ).11
b) Peristiwa berupa kesalahan yang serius, seperti peristiwa
seorang sahabat yang mengimami dalam keadaan mabuk,
sehingga mengalami kekeliruan dalam membaca surat setelah
surat Al Fatihah. Peristiwa itu menyebabkan turunnya firman
Allah surat An Nisa: 43.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang


kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang
kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu
dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga
kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir
atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi
Maha Pengampun. (QS : An Nisa: 43 )12
11 Ibid, hlm. 63.

c) Peristiwa berupa hasrat, cita-cita atau keinginan-keinginan


seperti kesesuaian (muafqat) hasrat dan keinginan Umar bin
Khattab dengan ketentuan ketentuan ayat-ayat Al Quran yang
diturunkan Allah. Menurut riwayat dari sahabat Anas ra. Ada
beberapa harapan Umar yang dikemukakan kepada Rasulullah,
kemudian turunlah ayat-ayat yang kandungannya seperti
harapan tersebut. Seperti Umar pernah berkata kepada
Rasulullah saw. ya, Rasulullah, bagaimana kalau sekiranya kita
jadikan maqam Ibrahim sebagai tempat shalat? maka turunlah
ayat : Al Baqarah ayat 125.13

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah)


tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan
jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah
Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah
rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang
rukuk dan yang sujud".(QS. Al Baqarah ayat 125)14
2) Berbentuk pertanyaan
Pertanyaan yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu,
seperti kisah Ashabul kahfi dan Dzulkarnain. Pertanyaan yang
berhubungan dengan sesuatu yang masih berlansung (pada saaat
itu). Seperti pertanyaan orang-orang yahudi mengenai ruh. Yang
terdapat dalam firman Allah surat Al- Isra ayat 85.
12 Ibid, hlm. 86.
13 Ramli Abdul Wahid, Ulumul Quran, (Jakarta: Rajawali Press 1993), hlm.3031.
14 Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya, hlm. 20.

10





Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: "Ruh
itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit".( Q.S Al-Isra : 85 )15
Pertanyaan berhungan dengan masa yang akan datang. Seperti
pertanyaan orang-orang kafir Quraisy tentang hari kiamat yang
diabadikan dalam firman Allah surat An-Naziat ayat 42-43.






( 42)

(43)



(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang


hari berbangkit, kapankah terjadinya?. Siapakah kamu
(sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)?. (Q.S An-Naziat:
42-43)16
C. Ungkapan-ungkapan Asbab An-Nuzul
Para sahabat dalam menuturkan sebab nuzul menggunakan ungkapan yang
berbeda antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Perbedaan ungkapan
tersebut tentunya mengandung perbedaan makna yang memiliki implikasi pada
status sebab nuzulnya.
Macam-macam

ungkapan

yang

digunakan

sahabat

dalam

mendeskribsikan asbab an-nuzul antara lain:


1. kata ( sebab). Contohnya seperti:
.( sebab turunnya ayat ini demikian )
Ungkapan (redaksi) ini disebut sebagai redaksi atau ungkapan yang sharih
(jelas/tegas). Maksudnya, sebab nuzul yang menggunakan redaksi seperti ini
menunjukkan betul-betul sebagai latar belakang turunnya ayat, tidak
mengandung makna lain.
2. kata ( maka). Contohnya seperti:

15 Ibid, hlm. 291.


16Ibid, hlm 585.

11

. ( telah terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah


ayat). Ungkapan ini mengandung pengertian yang sama dengan penggunaan
kata sababu, yakni sama-sama sharih (jelas/tegas).
3. kata ( mengenai/tentang). Contohnya seperti:
( ayat ini turun mengenai ini dan itu).
Ungkapan seperti ini tidak secara tegas (ghairu sharih) menunjukkan sebab
turunnya suatu ayat. Akan tetapi masih dimungkinkan mengandung pengertian
lain.17
D. Kaidah-kaidah Asbab An-Nuzul.
Dalam memahami makna ayat Alquran yang mengandung lafal umum dan
dikaitkan dengan sebab turunnya, para ulama berbeda pendapat dalam
menetapkan dasar pemahaman.Karena itu, berkaitan dengan masalah ini ada dua
kaedah yang bertolak belakang.
Kaedah pertama menyatakan:

.
. .

(penetapan makna suatu ayat didasarkan pada bentuk umumnya lafazh (bunyi
lafazh), bukan sebabnya yang khusus).
Kaedah kedua menyatakan sebaliknya:

. .
.

(penetapan makna suatu ayat didasarkan pada penyebabnya yang khusus (sebab
nuzul), bukan pada bentuk lafazhnya yang umum).
Contoh Penerapan Kaedah Pertama.
Firman Allah, Surat An-Nur ayat 6 :

Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak


mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah
empat kali bersumpah dengan nama Allah, bahwa sesungguhnya dia adalah
termasuk orang-orang yang benar. [Q.S. An-Nur: 6]18.
17 Danang, Ulumul Quran dalam
(http://danankphoenix.wordpress.com/2010/03/30/asbabun-nuzul// diakses pada
Selasa 18 Maret 2014 pukul 09.20 WIB
18 Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya, hlm. 351.

12

Jika dilakukan pemahaman berdasarkan bentuk umumnya lafal terhadap


surat An-Nur ayat 6 di atas, maka keharusan mengucapkan sumpah dengan nama
Allah sebanyak empat kali bahwa tuduhannya adalah benar, berlaku bagi siapa
saja (suami) yang menuduh isterinya berzina. Pemahaman yang demikian ini
(berdasarkan umumnya lafal) tidak bertentangan dengan ayat lain atau hadits atau
ketentuan hukum yang lainnya.
Contoh Penerapan Kaedah Kedua,
Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 115 :

Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke mana pun kamu menghadap
di situ-lah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas Rahmat-Nya, lagi Maha
Mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah: 115)19.
Jika dalam memahami ayat 115 ini kita terapkan kaedah pertama, maka
dapat disimpulkan, bahwa shalat dapat dilakukan dengan menghadap ke arah
mana saja, tanpa dibatasi oleh situasi dan kondisi di mana dan dalam keadaan
bagaimana kita shalat. Kesimpulan demikian ini bertentangan dengan dalil lain
(ayat) yang menyatakan, bahwa dalam melaksanakan shalat harus menghadap ke
arah Masjidil-Haram. Sebagaimana ditegaskan dalam firman Alllah :










Dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka palingkanlah wajahmu ke arah
Masjidil Haram, Sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari
Tuhanmu. dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (Q.S.
Al-Baqarah: 149)20.

19 Ibid, hlm. 19.


20 Ibid, hlm. 24.

13

Akan tetapi, jika dalam memahami Surat Al-Baqarah ayat 115 di atas
dikaitkan dengan sebab nuzulnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah,
bahwa menghadap ke arah mana saja dalam shalat adalah sah jika shalatnya
dilakukan di atas kendaraan yang sedang berjalan, atau dalam kondisi tidak
mengetahui arah kiblat (Masjidil-Haram). Dalam kasus ayat yang demikian ini
pemahamannya harus didasarkan pada sebab turunnya ayat yang bersifat khusus
dan tidak boleh berpatokan pada bunyi lafazh yang bersifat umum.
E.

Kegunaan Asbab An-Nuzul


Adapun kegunaan yang diperoleh dalam mengetahui Asbabun Nuzul
dalam kaitannya dengan memahami makna daripada ayat-ayat suci Al-Quran
secara rinci Al-Zarqani menyebutkan tujuh macam manfaat atau faidah, sebagai
berikut :
1. Pengetahuan tentang asbab nuzul membawa kepada pengetahuan tentang
rahasia dan tujuan Allah secara khusus mensyariatkan agama-Nya melalui
Al-Quran. Pengetahuan yang demikian akan memberi manfaat baik bagi
orang mukmin atau non mukmin. Orang mukmin akan bertambah
keimanannya dan mempunyai hasrat yang keras untuk menerapkan hukum
Allah dan mengamalkan kitabnya.
Sebagai contoh adalah syariat tentang pengharaman minuman keras.
Menurut Muhammad Ali Al-Shabuni pengharaman minuman keras
berlangsung melalui empat tahap ,tahap pertama Allah mengharamkan
minuan keras secara tidak langsung,tahap kedua memalingkan secara
langsung

dari

padanya,mengharamkan

secara

parsial,

keempat

pengharaman secara total.21


2. Pengetahuan tentang asbab nuzul membantu dalam memahami ayat dan
menghindarkan kesulitan. Hal ini senada dengan pernyataan Ibnu Daqiq Al
Id ia berkata Keterangan tentang sebab turunnya ayat merupakan jalan
kuat untuk memahami makna-makna Al-Quran.22

21 Ahmad Syadali dan. Ahmad Rofii, Ulumul Quran I (Bandung: CV.Pustaka


Setia, 1997), hlm. 116-119.

14

Diantara contohnya ialah ayat ke 158 dari Surah Al-Baqarah kalau


tidak dibantu dengan pelacakan asbab nuzulnya, pemahaman dan
penafsiaran ayat tersebut bisa keliru. Ayat tersebut berbunyi :

Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah


Maka Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka
tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan Barangsiapa
yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka
Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha mengetahui.
(Q.S.Al-Baqarah : 158)23
Dengan kata Fala Junaha, dapat diartikan bahwa rukun sai ibadah
( boleh) dan tidak mengikat. Oleh sebab itu Urwah salah seorang sahabat
Nabi pernah berpendapat bahwa sai itu ibadah, dan tidak mengikat. Akan
tetapi, kemudian dikritik oleh Aisyah, karena menurutnya, ayat tersebut

diturunkan sehubungan dengan pertanyaan orang-orang Ansar pada


Rasulullah, tentang sai antara safa dan marwa,karena mereka sebelumnya
tidak punya tradisi sai saat melakukan ritus, pada zaman islamnya.
Sehubungan dengan pernyataan mereka inilah ayat tersebut diturunkan,
dan Rasulullah mewajibkan melakukan sai antara kedua bukit tersebut.
3. Pengetahuan asbab nuzul dapat menolak dugaan adanya hasr atau
pembatasan dalam ayat yang menurut lahirnya mengandung hasr atau
pembatasan, Seperti firman Allah:

22 Jalaluddin As-Suyuti, Lubabun Nukul Fi Asbabun Nuzul (Rembang: Darul Ihya


Indonesia , t. th), hlm 6.
23 Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya, hlm. 25.

15

Katakanlah:"Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan


kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang
mengalir atau daging babi (karena Sesungguhnya semua itu kotor) atau
binatang yang disembelih atas nama selain Allah." (Q.S. Al-Anam: 145)24
Imam Syafii berpendapat bahwa hasr (pembatasan) dalam ayat ini
tidak termasuk dalam maksud itu sendiri. Untuk menolak adanya hasr
(pembatasan) dalam ayat ini, ia mengemukakan alasan bahwa sehubungan
dengan sikap orang-orang kafir yang suka mengharamkan kecuali apa
yang di halalkan oleh Allah dan meng halalkan Apa yang di haramkan
oleh-Nya. Hal ini karena penentangan mereka terhadap Allah dan RasulNya.25
4. Pengetahuan tentang asbab nuzul dapat meng hususkan (takhsis) hukum
pada sebab menurut ulama yang memandang bahwa yang mesti
diperhatikan adalah kehususan sebab dan bukan keumuman lafal.26
5. Dengan mempelajari asbab nuzul diketahui pula bahwa sebab turun ayat
ini tidak pernah dari hukum yang terkandung dalam ayat tersebut
sekalipun datang mukhasisnya ( yang mengkhususkan ).27
6. Dengan asbab nuzul, di ketahui orang yang ayat tertentu turun padanya
secara tepat sehinga tidak terjadi kesamaran bisa membawa penuduhan
terhadap orang yang tidak bersalah dan pembebasan orang yang salah. 28
7. Pengetahuan tentang asbab nuzul akan mempermudah orang yang meng
hafal Al-Quran serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang
yang mendengarnya jika mengetahui sebab turunya.29
24 Ibid, hlm. 148.
25 Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofii, Ulumul Quran 1 , hlm. 127.
26 Ibid, hlm. 128.
27 Ibid, hlm. 129.
28 Ibid, hlm. 131.
29 Ibid, hlm. 132.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

a. Asbab An-Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi


turunnya ayat Al-Quran.
b. Macam-macam Asbab An-Nuzul
a. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat
asbab an-nuzul
1. Sarih (jelas)
Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbab AnNuzul, dan tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya
2. Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)
Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-nuzul karena masih
terdapat keraguan.
b .Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat
atau terbilangnya ayat untuk satu sebab asbab an-nuzul.
1.Berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat (Taadud As-Sabab wa
Nizil Al-Wahid)
2.Berbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul (Taadud Nazil wa AsSabab Al-Wahid)
c. Dilihat dari segi bentuk turunnya ayat, asbab an-nuzul dibagi menjadi 2
yaitu:

17

1.Berbentuk peristiwa
2.Berbentuk pertanyaan
3. Ungkapan-ungkapan Asbab An-Nuzul
a. kata ( sebab). Contohnya seperti:

( sebab turunnya ayat ini demikian)

17

18

b. kata ( maka). Contohnya seperti:

( telah terjadi peristiwa ini dan itu, maka


turunlah ayat).
c.

kata ( mengenai/tentang). Contohnya seperti:

.( ayat ini turun mengenai ini dan itu).


4. Kaidah-kaidah Asbab An-Nuzul



penetapan makna suatu ayat didasarkan pada bentuk umumnya lafazh (bunyi
lafazh), bukan sebabnya yang khusus.
Kaedah kedua menyatakan sebaliknya:



penetapan makna suatu ayat didasarkan pada penyebabnya yang khusus
(sebab nuzul), bukan pada bentuk lafazhnya yang umum.
5. kegunaan Asbab An-Nuzul
a.

Pengetahuan tentang asbab nuzul membawa kepada


pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara khusus mensyariatkan
agama-Nya melalui Al-Quran.

b.

Pengetahuan tentang asbab nuzul membantu dalam


memahami ayat dan menghindarkan kesulitan.

c.

Pengetahuan asbab nuzul dapat menolak dugaan adanya


hasr atau pembatasan dalam ayat yang menurut lahirnya mengandung hasr
atau pembatasan

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahid, Ramli. 1993. Ulumul Quran. Jakarta; Rajawali Press.
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofii. 1997. Ulumul Quran I. Bandung;
CV.Pustaka Setia.
Anwar, Rosihon. 2010. Ulumul Quran. Bandung; CV Pustaka Setia.
As-Shalih, Subhi. T.th. Mabahits fi Ulumil Quran. Beirut; Darul Ilmi.
As-Suyuthi, Jalaluddin. T.th. Al-Itqan fi Ulumi Quran. Beirut; Darul Fikr.
As-Suyuti, Jalaluddin. T.th. Lubabun Nukul Fi Asbabun Nuzul. Rembang;
Darul Ihya Indonesia.
Az-Zarqani, Muhammad Abdul Azhim. T.th. Manahilul Irfan fi Ulumil
Quran. Beirut; Darul Hayat al-Kitab al-Arabiyyah.
Danang. 2010. Ulumul Quran, dalam
http://danankphoenix.wordpress.com/2010/03/30/asbabun-nuzul// diakses
pada Selasa 18 Maret 2014 pukul 09.00 WIB
Departemen Agama RI. 2002. Al-Quran dan terjemahnya. Jakarta; CV Darus
Sunnah.
kuliah, Santri. Ulumul Quran, dalam http://jendelaakhirat.blogspot.com// diakses pada
Selasa 18 Maret 2014 pukul 09.00 WIB

Munawwir,Ahmad warson. 1997. kamus arab indonesia al-munawwir.


Surabaya; pustaka progressif.
Rosyada, Dede. 1998. Al-Quran Hadist. Jakarta; Dirjen Bimbaga Islam.

19

Anda mungkin juga menyukai